Anda di halaman 1dari 9

Nama : ANDINI DWI INSYAH

Npm :21105889

Mata kuliah :PPKN

Jurusan :MANAJEMEN SORE A

TUGAS INDIVIDU PPKN PERTEMUAN 4

PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA

1.apakah subjek dan objek dari proses berbangsa dan bernegara

Jawab:

Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk
kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam. Jadi
mereka diikat oleh satu kekuasaan politik yaitu negara. Ada dua proses pembentukan bangsa
negara yaitu model ortodoks dan model mutakhir. Pertama, model ortodoks bermula dari
adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara
tersendiri. Kedua, model mutakhir yang berawal dari adanya negara terlebih dahulu, yang
terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan suku
bangsa dan ras.
Kedua model ini berbeda dalam empat hal. Pertama, ada tidaknya perubahan unsur
dalam masyarakat. Kedua, lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan
bangsa-bangsa. Ketiga, Kesadaran politik masyarakat pada model ortodoks muncul setelah
terbentuknya bangsa-negara, sedangkan dalam model mutakhir, kesadaran politik warga
muncul mendahului bahkan menjadi kondisi awal terbentuknya bangsa-negara. Keempat,
derajat partisipasi politik dan rezim politik.
Negara adalah organisasi kekeasaan dari persekutuan hidup manusia. Terjadinya
negara-bangsa Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang
berkesinambungan. Proses terbentuknya negara-bangsa Indonesia secara teoritis dilukiskan
sebagaimana dalam keempat alinea Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
1. Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi tetapi adanya pengakuan
akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki
tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas
bangsa yang lain. Inilah sumber motifasi perjuangan. (alinea I pembukaan UUD
1945).
2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan menghasilkan
proklamasi. Jadi dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara . Negara yang kita
cita-citakan adalah menuju pada keadaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. (alinea II pembukaan UUD 1945)
3. Terjadinya bangsa Indonesia adalah kehendak seluruh bangsa Indonesia. Disamping
itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi
spiritual. (alinea III pembukaan UUD 1945)
Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi
tujuan negara, bentuk negara, system pemerintahan negara, UUD negara dan dasar negara.
Dengan demikian semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia. (alinea IV
pembukaan UUD 1945).
Proses bernegara sejak tahun 1908, masyarakat mempunyai kesadaran untuk bersatu
membentuk suatu organisasi yang dinamakan Budi Utomo. Proses untuk membentuk suatu
negara itu berjalan 10 tahun dan baru membentuk negara pada tahun 1945. Ada kesan betapa
susahnya proses yang dilalui untuk membentuk negara. Akan tetapi rentang waktu antara
tahun 1908 sampai tahun 1945, itu bisa kita sebut sebagai pematangan yang ujungnya terjadi
pada tahun 1945.
Proses Berbangsa dan Bernegara Masa Sebelum Kemerdekaan
Proses berbabangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan kira – kira pada
tahun 1908 lebih berorientasi pada perjuangan melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah
zaman Sriwijaya pada abad ke VII dan kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk
menyatukan Nusantara. Namun para penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup
untuk mempertahankan kejayaan yang telah dicapai yang menyebabkan kehancuran.
Disamping itu kehancuran juga disebabkan karena kerajaan tradisional tersebut belum
memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak sumpah pemuda
dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam periode selanjutnya secara nyata mulai
dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa penduduk Jepang, yaitu dengan dibentuknya
badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Dan puncaknya adalah
ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Proses Berbangsa dan Bernegara Pada Masa Sekarang


Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam membela negara, demi kelangsungan
kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan
bangsa, memberi ilmu tentang tata negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri
bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan
kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa dan bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan
melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga
kerja yang berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara di dorong untuk
mengunggah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut
memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya,
bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaan, moral dan
lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan
keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan
kewarganegaraan adalah sarana yang tepat untuk memberikan gambaran secara langsung
tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga
proses berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap
sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya
sekarang dan seperti apa jati dirinya atau identitasnya serta apa yang dilakukan ke depanya.
Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai-nilai
yang dianut bersama yang dapat memberikan suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu
masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama menunjukan bahwa individu-
individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu
kesadaran mengenai perbedaan dengan orang lain dan suatu perasaan akan harga diri.
Dalam proses berbangsa dan bernegara itu juga diperlukan penciptaan identitas
bersama. Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat di lihat pada :
- Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
- Lambang negara yaitu Garuda Pancasila
- Slogan/Semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika
- Sarana komunikasi/bahasa negara yaitu Bahasa Indonesia
- Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
- Pahlawan-pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura,
Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain-lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengingat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang
merdeka, berdaulat dalam hubungan Internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa
dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat mununjukan jatidiri serta kepribadiannya.
Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi
kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai
kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

Berbangsa dan Bernegara Rakyat Indonesia

Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui proses terjadinya pembentukan
negara ini, sehingga dapat menambah kecintaan kita pada tanah air ini.Para pendiri negara
Indonesia (the founding fathers) menyadari bahwa negara Indonesia yang hendak didirikan
haruslah mampu berada di atas semua kelompok dan golongan yang beragam. Hal yang
diharapkan adalah keinginan hidup bersatu sebagai satu keluarga bangsa karena adanya
persamaan nasib, cita-cita, dan karena berasal dalam ikatan wilayah atau wilayah yang sama.
Kesadaran demikian melahirkan paham nasionalisme, paham kebangsaan, yang pada
gilirannya melahirkan semangat untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Selanjutnya
nasionalisme memunculkan semangat untuk mendirikan negara bangsa dalam merealisasikan
cita-cita, yaitu merdeka dan tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting bagi pembentukan
bangsa Indonesia antara lain:

1. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing
lebih kurang selama 350 tahun.

2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang
sampai Merauke.

4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan suatu bangsa.

Negara Indonesia tidak terjadi begitu saja. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan perjuangan
dan pengorbanan, bukan pemberian. Terjadinya negara Indonesia merupakan proses atau
rangkaian tahap yang berkesinambungan. Rangkaian tahap perkembangan tersebut
digambarkan sesuai dengan keempat alinea dalam pembukaan UUD 1945. Secara teoretis,
perkembangan negara Indonesia terjadi sebagai berikut:

1. Terjadinya negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya pengakuan akan
hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki tekad kuat untuk
menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain. Inilah yang
menjadi sumber motivasi perjuangan (Alinea I Pembukaan UUD 1945).

2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang bangsa


Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi barulah mengantarkan ke pintu gerbang
kemerdekaan. Jadi, dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara. Negara yang kita cita-
citakan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur (Alinea
II Pembukaan UUD 1945).

3. Terjadinya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia, sebagai
suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang
Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui
adanya motivasi spiritual (Alinea III Pembukaan UUD 1945).

4. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan
negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara, UUD negara, dan dasar negara. Dengan
demikian, semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia (Alinea IV Pembukaan
UUD 1945).

Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya negara Indonesia bukan melalui
pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau penyerahan. Bukti menunjukkan
bahwa negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan (revolusi). Dokumentasi proses
perjuangan dan pengorbanan dalam pembentukan negara ini tertata rapi dalam unsur produk
hukum negara ini, yaitu Pembukaan UUD 1945.
2.bagaiamana kegiatan proses berbangsa dan bernegara tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik

Jawab:

Kesadaran berbangsa dan bernegara adalah sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa
Indonesia.Kesadaran berbangsa dan bernegara perlu ditanamkan sedari masih kanak-kanak
sejak dari bangku sekolah dasar. Kesadaran ini perlu ditanamkan, ditengah derasnya
pengaruh globalisasi dan modernisasi yang tak bisa dihindarkan. Di era globalisasi ini dimana
informasi melintas tanpa batas, banyak tantangan memang bagi negeri kita. Namun kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama
memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda.Pemerintah ikut
bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi warganya.Bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah
bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari
gangguan bangsa lain.cara menumbuhkan rasa kesadaran berbangsa dan bernegara agar
proses berbangsa dan bernegara berjalan dengan baik adalah

 Aktif mengikuti gerakan Pramuka

Kegiatan pramuka di sekolah dan masyarakat, mengajarkan siswa untuk mengembangkan


rasa cinta kepada tanah air dan bangsa yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila ‘Persatuan
Indonesia’.Gerakan Pramuka, juga menjadi contoh perilaku yang menggambarkan semangat
persatuan dan kesatuan.Gerakan pramuka juga mengajarkan berbagai kegiatan untuk
memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi muda, wajib
menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, agama, dan ras.Contoh
kegiatan Pramuka yang memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa adalah
perkemahan Sabtu-Minggu (Persami). Secara nasional, juga diadakan perkemahan Pramuka
secara nasional yang diisi berbagai kegiatan untuk memupuk cinta tanah air.

 Mengembangkan wawasan nusantara

Melalui wawasan nusantara, Bangsa Indonesia ditempatkan dalam kerangka satu kesatuan
politik, sosial, budaya, serta pertahanan keamanan.Dengan begitu, Bangsa Indonesia akan
merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta memiliki satu tekad
dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

 Donor darah sebagai sikap rela berkoban dan kesadaran berbangsa

Cara menumbuhkan kesdaran sebagai masyarakat dan warga negara yang baik adalah melalui
donor darah melalui Palang Merah Indonesia (PMI). Dengan menjadi donor darah, langsung
ke PMI atau melalui kegiatan sosial pengambilan darah maka akan membantu sesama yang
membutuhkan sekaligus mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata.
Donor darah, adalah tindakan pengambilan darah dengan volume tertentu melalui pembuluh
darah. Darah kemudian diproses oleh PMI untuk dkemudian digunakan sebagai pengganti
darah kepada orang yang membutuhkan.Aktivitas donor darah merupakan kewajiban setiap
masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain.Dengan mendonorkan darah,
berarti mengamalkan Pancasila, khususnya sila kedua dengan mengembangkan sikap saling
mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan.

 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Hadapi Pandemi COVID-19

Penerapan nilai-nilai Pancasila saat hadapi pandemi COVID-19, menjadi daya gerak
masyarakat dan pemerintah. Ditengah ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir,
penerapan nilai-nilai Pancasila yang menjadi jiwa kepribadian bangsa Indonesia dapat
dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah
sikap adalah tindakan yang didasari dari pikiran, perasaan yang menjiwai Pancasila sebagai
ideologi persatuan. Sikap ini, diterapkan di keluarga, sekolah, masyarakat hingga pergaulan
internasional dengan warga negara lainnya.Pancasila dalam kehidupan berbangsa sehari-hari,
berfungsi dan berperan sebagai dasar negara sekaligus menjadi ideologi persatuan bangsa.
Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan yang
meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.Contoh
adalah gotong royong saat pandemi Covid-19 ini dapat ditemui disekitar kita. Mulai dari
kegiatan pembagian bahan makanan gratis, saling menjaga saat ada tetangga yang
keluarganya terdampak dan berbagai hal lain sebagai contoh penerapan nilai-nilai Pancasila
saat hadapi pandemi .Saat pandemi, kegiatan yang mengumpulkan orang dibatasi. Pasar,
pusat perbelanjaan bahkan sekolah kegiatannya dibatasi agar tidak terjadi kontak fisik untuk
mencegah penyebaran virus yang belum ditemukan vaksinnya.Dengan dibatasinya pasar,
maka kegiatan ekonomi sebagian orang akan terhenti. Otomatis, tidak ada pemasukan uang
dan penghasilan menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan saling bantu antar
sesama anggota masyarakat. Dengan gotong royong, maka beban akan terbantu menjadi
ringan. Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu hasil yang didambakan. Sekaligus merupakan perilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.Sebagai negara Pancasila, keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa
bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.Gotong royong muncul dalam
kehidupan sehari-hari seiring dengan timbulnya semangat kebersamaan, tidak ada paksaan,
atau muncul karena adanya kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi melalui rasa
memiliki.Gotong-royong muncul atas dorongan dari hati dengan dibarengi kesadaran dan
semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-
benar, secara bersamasama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan
mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama,
seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.’Saat membagi hasil karyanya, masing-masing
anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan
sifat sumbangan karyanya masingmasing, seperti tersimpul dalam istilah ‘Royong’.
 Bangga sebagai bangsa Indonesia

Bangga sebagai bangsa Indonesia, misalnya dengan berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Mencintai kebudayaan Indonesia seperti mengenakan batik dan pakaian adat saat
perayaan juga menumbuhkan rasa cinta tanah air.

 Bangga menggunakan dan mencintai produk buatan Indonesia

Menggunakan produk buatan dalam negeri merupakan pernyataan cinta tanah air. Dengan
menggunakan produk dalam negeri, turut pula membantu perekonomian negara dan
membuka lapangan kerja.

 Mau dan mampu menjaga nama baik Indonesia

Apakah kamu pernah bepergian keluar negeri? Jika iya, jaga nama baik Indonesia dengan
mematuhi peraturan yang ada. Bila tujuan ke luar negeri untuk berwisata, jangan mengotori
tempat wisat dan membuang sampah sembarangan.

Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku

Patuhilah hukum yang berlaku. Misal dengan mematuhi peraturan lalu-lintas saat berkendara.

 Manggunakan hak pilih saat pemilihan umum

Bila kamu sudah memiliki hak pilih, gunakan hak pilihmu saat pemilihan umum untuk
memilih kepala daerah, anggota DPR/DPRD dan pemilihan presiden/wakil presiden.

 Belajar dengan sungguh-sungguh

Belajar sungguh-sunggguh di sekolah dan di rumah adalah cara untuk mencinta negeri ini.
Mulailah dengan mempelajari hal-hal yang berguna untuk kemajuan dan pembangunan
negeri.

 Merawat dan tidak merusak fasilitas umum

Jagalah fasilitas umum seperti halte bus, rambu-rambu lalu-lintas, terminal dan sarana
transportasi umum seperti kereta api. Fasilitas umum, dibandung dengan uang pajak warga
negara. Peruntukan fasiltas umum adalah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat.

 Menjaga kelestarian lingkungan hidup

Jagalah pohon dan hutan. Pelihara kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah
sembarangan.

 Tidak membuang sampah sembaragan

Sampah dapat menyebabkan tersumbatnya selokan yang dapat menyebabkan banjir. Sampah
juga membawa penyakit yang merugikan manusia. Dengan membuang sampah pada
tempatnya, turut menjaga lingkungan dan fasilitas umum.
3.apakah manfaat dan kegunaan mempelajari proses berbangsa dan bernegara

Jawab

Manfaat mempelajari proses berbangsa dan bernegara adalah kita jadi lebih mengetahui lebih
dalam bagaimana terbentuknya negara kita. Sebagai warga negara indonesia kita perlu
mengetahui proses terjadinya pembentukan negara ini sehingga dapat menambah kecintaan
kita pada tanah air ini. Para pendiri negara indonesia (the founding fathers) menyadari bahwa
negara Indonesia yang hendak didirikan haruslah mampu berada di atas semua kelompok dan
golongan yang beragam. Hal yang diharapkan adalah keinginan hidup bersatu sebagai satu
keluarga bangsa karena adanya persamaan nasib, cita-cita, dan karena berasal dalam ikatan
wilayah atau wilayah yang sama. Kesadaran demikian melahirkan paham nasionalisme,
paham kebangsaan, yang pada gilirannya melahirkan semangat untuk melepaskan diri dari
belenggu penjajahan. Selanjutnya nasionalisme memunculkan semangat untuk mendirikan
negara bangsa dalam merealisasikan cita-cita, yaitu merdeka dan tercapainya masyarakat
yang adil dan makmur.

setiap kali mendengar kata kewarganegaraan, secara tidak langsung otak mengaitkan dan
merespon kewarganegaraan dengan pelajaran-pelajaran pada saat sekolah, dan mata kuliah
kewarganegaraan pada saat kuliah. Kewarganegaraan juga sangat berkaitan dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbangsa dan bernegara berasal dari kata bangsa dan
negara, secara luas dapat diartikan, bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang yang
mempunyai persamaan tujuan, asal, adat istiadat, bahasa dan sejarah jadi kesimpulan dari
bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan
menyatakan dirinya sebagai satu bangsa. Secara etimologi, negara berasal dari kata belanda
staat, atau inggris state, yang berasal dari bahasa latin yang berarti status yang berarti
“menempatkan dalam keadaan berdiri” jadi negara adalah sekelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan yang
mengurus tata tertib melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk
memaksa bagi ketertiban sosial.
Mahasiswa dituntut untuk memahami dan mengerti proses berbangsa dan bernegara
karena dengan mengeri proses itu maka setiap warga negara akan merasa memiliki rasa
tanggung jawab untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apabila masyarakat
dan mahasiswa tidak mengerti atau tidak memahami proses berbangsa dan bernegara maka
negara indonesia akan pecah dan runtuh. Maka dari itu mahasiswa dan masyarakat harus
mengerti dan bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari tentang bagaimana berbangsa
dan bernegara dengan baik dan bisa menularkan atau mengajarkan kepada anak-anak atau
mahasiswa-mahasiswa muda yang belum mengerti arti sesungguhnya berbangsa dan
bernegara itu sendiri.
Mahasiswa juga memiliki peran penting dalam berbangsa dan bernegara
 Mahasiwa sebagai iron stock Artinya mahasiswa dituntut untuk memiliki kepribadian
yang baik dan menjadi manusia yang tangguh dengan akhlak mulia, untuk
menggantikan generasi sebelumnya. Akhlak artinya memiliki kelakuan yang mulia
dan mengutamakan orang lain di atas kepentingannya sendiri. Mahasiswa dalam hal
ini berperan sebagai aset dan harapan untuk memajukan bangsa di masa depan. Setiap
mahasiswa tentunya memiliki kecerdasan intelektual, hal ini seharusnya diimbangi
dengan akhlak atau kelakuan yang baik pula.

 Mahasiswa sebagai agent of change Artinya mahasiswa diharapkan bisa mewujudkan


dan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara agar menjadi lebih sejahtera.
Kata agent of change pada pernyataan tersebut memiliki makna bahwa pemuda
Indonesia harus membawa perubahan ke arah yang lebih positif atau baik. Mengutip
dari buku Senandika: Mahasiswaku, Pelangi Kehidupanku (2021) karya Evie
Kareviati, dalam membawa perubahan, mahasiswa bukan hanya sebagai penggagas,
tetapi juga sebagai pelakunya. Mahasiswa sebagai agent of change harus senantiasa
berpikir aktif dan kreatif

 Mahasiswa sebagai guardian of value Artinya mahasiswa diajarkan untuk bisa


berpikir secara ilmiah dan mencari kebenaran atau fakta. Selain itu, mahasiswa juga
berperan sebagai penjaga nilai di masyarakat untuk mengawasi dan menyuarakan
pendapat jika ada penerapan nilai yang tidak sesuai. Nilai di masyarakat tersebut di
antaranya kejujuran, menjunjung tinggi keadilan, integritas, gotong royong, rasa
empati dan nilai lainnya. Tidak hanya sebagai penjaga, mahasiswa sebagai guardian
of value juga bisa menyebarkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

 Mahasiswa sebagai moral force Artinya mahasiswa dijadikan sebagai acuan dasar
untuk berperilaku. Mahasiswa diharapkan bisa mencerminkan nilai karakter yang baik
sesuai dengan kemampuan intelektualnya. Nilai karakter ini bisa ditunjukkan lewat
moral yang beradab atau perilakunya yang sesuai dengan statusnya sebagai
mahasiswa. Dalam buku Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (2020) karya H.
Syamsunie Carsel, tingkat intelektual mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat
moralitasnya. Sehingga mahasiswa sering dijadikan contoh sekaligus penggerak
perbaikan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Mahasiswa sebagai social control Artinya mahasiswa diharapkan bisa menjembatani
hubungan masyarakat dengan pemerintah lewat penyampaian aspirasi, kemampuan
mengkritik kebijakan pemerintah atau hal lainnya. Dalam hal ini, mahasiswa juga
berupaya untuk mengontrol kehidupan sosial masyarakat. Peran mengontrol ini secara
khusus hadir dalam lingkup permasalahan sosial masyarakat dan kebangsaan. Ketika
melihat adanya ketidakberesan dalam masyarakat, mahasiswa harus mampu
menyampaikan kritik atau saran kepada pihak yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai