A
Perannya ialah untuk membawa oksigen dan jika
jumlahnya terlalu sedikit atau sel darah merah tidak
normal atau tidak cukup, akan terjadi penurunan dan
01.
gangguan kapasitas darah dalam membawa oksigen
ke dalam jaringan tubuh kita.
Perlu kalian tahu, umumnya jumlah kadar
Hemoglobin pada laki-laki dan perempuan
berbeda
Laki-Laki Perempuan
13 12
gr/ gr/
dL dL
02.
PRAVELENSI ANEMIA DI
INDONESIA
Berdasarkan riset nasional hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di
Indonesia menyatakan prevalensi anemia defisiensi besi banyak ditemukan pada
remaja perempuan yaitu sebesar 84,6%. Pada kasus Wanita Usia Subur (WUS) yang
berkisar pada usia 15-49 tahun, masih juga banyak ditemukan yang menderita
anemia.Pada WUS dengan wanita hamil menurut laporan (riskesdas) tahun 2018
prevalensi anemianya sebesar 48,9%. Kejadian anemiapada ibu hamil yang terjadi
pada golongan umur 15-24 tahun menempati urutan tertinggi.
Ibu hamil berisiko banyak kehilangan darah dan mudah kelelahan saat mengandung
disebabkan ibu harus memerlukan asupan gizi dan vitamin zat besi yang cukup untuk
dibagi bersama dengan sang buah hati. Kemudian, ditambah dengan adanya
pendarahan yang berisiko terjadi pada ibu hamil adalah penyebab utama dari
anemia.
03.
berdasarkan data (riskesdas) Pada tingkat pendidikan disini seperti
tahun 2018 yang menyatakan pengetahuan diri mengenai edukasi
terjadi perbedaan kejadian mengenali penyakit anemia dan
anemia baik dari daerah pemberian tablet penambah darah masih
perkotaan maupun pedesaan. terlihat kurang peduli ataupun abai. Selain
Pada daerah pedesaan kejadian itu, sulitnya jangkauan wilayah yang harus
anemia adalah sebesar 25.0%, ditempuh oleh tenaga medis dalam
sedangkan pada daerah memberikan pelayanan kesehatan serta
perkotaan sebanyak 22,7%. masyarakat yang hendak mendapatkan
pelayanan kesehatan menjadi tidak
maksimal sehingga angka kejadian anemia
Artinya daerah pedesaan lebih di daerah pedesaan masih cenderung
tinggi dalam kejadian anemia. tinggi dibanding daerah perkotaan.
Dalam hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, keterbasan
dalam status sosial, tingkat
pendidikan, dajangkauan wilayah.
Keterbasan sosial dalam
mencukupi kebutuhan asupan gizi
sangatlah berpengaruh terlebih
pada daerah pedesaan yang
masih dinilai belum maksimal.
04.
FAKTOR RESIKO
ANEMIA
adalah asupan zat gizi yang kurang memiliki masalah dengan siklus haid
pada tubuh karena setidaknya yang tidak teratur dan dapat terjadi
tubuh membutuhkan dua per tiga lebih dari seminggu yang akan
zat besi yang terdapat dalam sel berdampak pada penyakit anemia.
darah merah. Namun, banyak Selain itu, gaya atau pola hidup juga
bahwa anemia biasanya menyerang ini terutama pada asupan gizi yang tidak
pada wanita usia subur. Wanita yang telah memasuki usia subur dapat
Maka dari itu, pada usia ini banyak wanita dengan status sebagai ibu
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah
05.
Pencegahan dan Penanganan
06.
Sayuran an Mak
Asup
anan
hijau
Daging sapi/ayam
Kacang - kacangan
Telur
Ikan Salmon
07.
dan Tuna
Olahan Kedelai
Makanan yang mengandung zat besi.
Daftar
Daftar Pustaka
Pustaka
Abdulsalam, M., & Daniel, A. (2016). Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi.
Sari Pediatri, 4(2), 74. https://doi.org/10.14238/sp4.2.2002.74-7
Astriana, W. (2017). Kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas dan usia. Aisyah: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(2), 217394.
Fajriyah, N. N., & Fitriyanto, M. L. H. (2016). Gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada
remaja putri. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), 97336.
Fuada, N., Setyawati, B., Purwandari, R., Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang Kapling
Jayan, B., & Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Jl Percetakan Negara No, P.
(2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SUMBER ZAT BESI DENGAN STATUS ANEMIA PADA IBU
HAMIL The Relationship between Knowledge of Food Sources of Iron with Anemia Status in Pregnant
Women. Mgmi, 49–60. https://doi.org/10.22435/mgmi.v11i1.2324;Copyright
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Parulian, I., Roosleyn, T., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Widya, J. I. (2016). Strategi dalam penanggulangan
pencegahan anemia pada kehamilan. Jurnal Ilmiah Widya, 3(3), 1–9.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, S., & Litbangkes, B. (2016).
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR DI RUMAH TANGGA MISKIN DI
KABUPATEN TASIKMALAYA DAN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT Prevalence and Risk Factors of
Anemia among Women of Reproductive Age in Poor Household in Tasikmalaya and Ciamis Di. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 7(2), 71–82. https://media.neliti.com/media/publications/107942-ID-
prevalensi-dan-faktor-risiko-anemia-pada.pdf
Silalahi, V., Aritonang, E., & Ashar, T. (2016). Potensi Pendidikan Gizi Dalam Meningkatkan Asupan Gizi
Pada Remaja Putri Yang Anemia Di Kota Medan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 295.
https://doi.org/10.15294/kemas.v11i2.4113
Suryani, D., Hafiani, R., & Junita, R. (2015). Analisis pola makan dan anemia gizi besi pada remaja putri
Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), 11– 18.
08.