Anda di halaman 1dari 3

BAHAN DISKUSI 6:

Belakangan ini banyak isu yang mengatakan bahwa bahan makanan asal hewan (daging, susu, dan
telur), mengandung berbagai macam residu. Makanan yang mengandung residu jelas tidak aman di
komsumsi, dan bahkan sangat membahayaka-kan kesehatan masyarakat. Diskusikan upaya apa yang
dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya residu dalam bahan makanan.

JAWAB:

Adanya residu merupakan suatu permasalahan serius yang selama ini mungkin diabaikan oleh
konsumen. Sebab, pengaruh yang ditimbulkannya memang tidak terlihat secara langsung. Daging dan
telur ayam yang mengandung residu antibiotik, misalnya, kalau dikonsumsi secara terus-menerus
akan menurunkan kesehatan manusia karena memicu alergi, keracunan, risiko karsinogenik dan
teratogenik, serta yang paling utama timbulnya resistensi antibiotik. Adanya mikroba yang resisten
dapat menjadi penyebab kegagalan pengobatan penyakit infeksi pada manusia sehingga meningkatkan
biaya pengobatan.

Produk peternakan seperti daging, telur, dan susu merupakan bahan pangan bernilai gizi
tinggi. Karena itu, keamanan pangan asal ternak sangat perlu diperhatikan lantaran dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Terdapat beberapa cara sederhana yang dapat diaplikasikan di rumah untuk mengurangi
residu pestisida pada daging, telur, sayuran dan buah, yaitu pencucian dengan air mengalir, pencucian
dengan air garam, pencucian dengan deterjen, pencucian dengan larutan asam serta perebusan dan
pengupasan kulit. serta membekukan daging di freezer dengan suhu -18 derajat Celcius akan
menonaktifkan mikroba seperti bakteri hingga jamur yang memicu membusuknya makanan.

BAHAN DISKUSI 7:

Diskusikan apa yang anda ketahui tentang zat pengawet serta dampaknya terhadap kehidupan
manusia.

JAWAB:

Zat pengawet adalah bahan kimia yang berfungsi untuk membantu, mempertahankan bahan
makanan dari serangan mikroba pembusuk, baik bakteri, ragi maupun jamur dengan cara
menghambat, mencegah, menghentikan proses pembusukan, fermentasi, pengasaman atau kerusakan
komponen lain dari bahan makanan.

Pengawet termasuk bahan tambahan pangan yang diizinkan penggunaanya dalam produk
pangan menurut Permenkes RI nomor 033 tahun 2012, walaupun ada beberapa jenis bahan pengawet
yang dilarang penggunaannya karena membahayakan bagi kesehatan. Aturan penambahan bahan
pengawet bervariasi tergantung kebijakan yang dibuat oleh suatu negara. Meskipun demikian,
penambahan bahan pengawet memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mempertahankan kualitas serta
memperpanjang umur (Margono, 2000).

Tujuan penambahan zat pengawet Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan
bertujuan sebagai berikut :

 Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat


patogen maupun yang tidak patogen.
 Memperpanjang umur simpan pangan.
 Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang
diawetkan.
 Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah.
 Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang
tidak memenuhi persyaratan.
 Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.

Menurut pakar gizi dari RS Internasional Bintaro Banten, secara garis besar zat pengawet
dibedakan menjadi tiga, yaitu GRAS (Generally Recognized as Safe), ADI (Acceptable Daily Intake),
dan Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi.

Pada dasarnya, manusia selalu berusaha untuk memperoleh bahan pangan yang bermutu
tinggi dengan penampakan yang sesuai dengan selera. Untuk tujuan ini, sejak lama manusia telah
banyak mengembangkan penggunaan bahan-bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan
tersebut berfungsi sebagai pengawet, pewarna, pemanis, penyedap rasa, penambah aroma,
penggumpal atau pengenyal dan sebagainya.

Berbagai jenis bahan pengawet dan pewarna yang digunakan manusia pada makanan
mempunyai efek yang sangat merugikan kesehatan manusia baik dalam waktu jangka panjang
maupun jangka pendek berupa meningkatnya resiko metabolisme abnormal, kelahiran abnormal dan
derajat kematian abnormal.

Gangguan kesehatan dapat berupa gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh, rasa
mual yang disertai rasa pusing yang cukup berat, debaran jantung yang lebih kuat, dan kesemutan,
tumor pada paru-paru, indung telur, ginjal, kulit dan uterus, proses penggumpalan darah, diabetes
melitus, kematian sel, kerusakan kromosom, penyakit jantung dan kematian. Oleh karena itu, maka
upaya penyadaran masyarakat mengenai dampak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
aditif terhadap kesehatan perlu mendapat perhatian semua pihak agar masyarakat terutama generasi
muda sadar dan waspada dalam menyeleksi dan memilih makanan yang hendak dikonsumsinya.
Daftar Pustaka:

Aziz, Abdul dkk. 2021. Deteksi Residu Antibiotik Pada Telur Ayam Layer Di Peternakan Ayam
Layer Di Sesaot Lombok Barat. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Pendidikan Mandalika
Mataram. Diakses pada 22 Februari 2022. https://vitek-fkh.uwks.ac.id/index.php/jv/article/view/75

Yamin, M. 2020. Mengenal Dampak Negatif Penggunaan Zat Adiktif pada Makanan terhadap
Kesehatan Manusia. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mataram, Indonesia. Diakses pada 22 Februari 2022.
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i2.517

Anda mungkin juga menyukai