Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)

PENGARUH POSISI SEMIFOWLER DAN PURSE LIP BREATHING PADA


SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN DYSPNEA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


Stase Keperawatan Gerontik

Pembimbing Akademik:
Ns. Artika Nurrahima, S.Kep.,M.Kep
Pembimbing Klinik:
Ns. Noor Rachmi, S.Kep

Disusun Oleh:

Anisya Sekar Sari

22020121210072

Kelompok 5

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXVIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
A. KRITERIA PASIEN
Pasien bernama Ny.E (61 tahun) diagnosa medis chronic kidney disease
(CKD) stage 5 dengan keluhan utama sesak nafas, pada hasil pemeriksaan foto
thorax tanggal (05-03-2022) didapatkan terdapat edema pulmo, pneumonia dan
efusi pleura. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Saat dilakukan
pengkajian didapatkan pasien tampak sesak dan lemah, TD: 122/58 mmHg,
Nadi: 93 x/menit, Suhu 36.6 oC, RR: 26 x/menit, nafas cepat dan dangkal, SpO 2:
71%. Pasien terpasang oksigen NRM 12 lpm.
B. MASALAH YANG MUNCUL
Data Subjektif
1. Pasien mengatakan masih merasa sesak nafas
2. Pasien mengatakan sesak nafas akan semakin bertambah saat tidur
terlentang
Data Objektif
1. Pasien tampak sesak dan lemah
2. Pasien tampak sesak dan lemah
3. Irama nafas cepat dan dangkal
4. RR: 26 x/menit
5. SpO2: 71%
6. Auskultasi paru terdengar ronchi
7. Perkusi paru pekak
8. Terdapat adanya upaya napas dari mulut
9. pCO2 (T): 34.7 mmHg (menurun)
10. pO2 (T): 46.2 (menurun)
11. HCO3- : 20.1 (menurun)
12. pH: 7.379
13. BE (B): -4.5 (asidosis)
14. FiO2: 80%
15. Hasil BGA: Asidosis metabolic terkompensasi sebagian
16. PF Rasio: 57.75 (ARDS Berat)
17. Leukosit: 18.8 10^3/uL (meningkat)
18. Edema Pulmonal disertai pneumonia
19. Efusi pleura dupleks
Diagnosis Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d Perubahan membran alveolus-kapiler
Intervensi Keperawatan.
Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain dengan pemberian posisi
semifowler kombinasi dengan teknik pursed lips breathing.

C. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN


1. Pengertian Tindakan
Posisi semi fowler adalah sebuah posisi setengah duduk atau duduk
dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan menjadi 45 ◦
dan posisi ini dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan
kenyamanan pasien dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien (Musrifatul
& Aziz, 2008 dalam Susanti, 2021). Posisi semi fowler atau posisi setengah
duduk adalah posisi tempat tidur yang meninggikan batang tubuh dan kepala
dinaikkan 15◦ - 45◦. Apabila pasien berada dalam posisi ini,gravitasi menarik
diafragma ke bawah. memungkinkan ekspansi dada dan ventilasi paru yang
lebih besar (Kozier, 2010 dalam Susanti, 2021). Dengan memposisikan
pasien semi fowler maka kongesti paru juga akan berkurang dan penekanan
diagfragma ke hepar menjadi minimal (Brunner & Suddarth, 2010). Selain
itu intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan
pengembangan paru dengan melakukan prosedur non-invasive yakni dengan
menggunakan teknik pengaturan posisi salah satunya dengan memberikan
posisi semi fowler sehingga oksigenasi adekuat (Potter & Perry, 2006).
Pursed lips breathing merupakan latihan pernafasan dengan cara
menghirup udara melalui hidung dan mengeluarkan udara melalui bibir
dengan cara bibir dirapatkan dan dimonyongkan. Bernapas dengan pursed
lips breathing melibatkan proses ekspirasi secara paksa. Ekspirasi secara
paksa inilah yang akan meningkatkan kekuatan kontraksi otot intra abdomen
sehingga tekanan intra abdomenpun meningkat (Eka, 2018).
2. Tujuan Tindakan
Menurut Supadi (2008) dalam Susanti (2021) bahwa posisi semi
fowler membuat oksigen didalam paru-paru semakin meningkat sehingga
memperingan kesukaran nafas. Posisi ini akan mengurangi kerusakan
membran alveolus akibat tertimbunnya cairan. Hal tersebut dipengaruhi oleh
gaya gravitasi sehingga respirasi menjadi optimal. Sesak nafas akan
berkurang dan akhirnya perbaikan kondisi pasien lebih cepat.
Pursed lips breathing ini merupakan salah satu terapi intervensi
keperawatan non invasif yang dapat mengurangi sesak napas (menurunkan
frekuensi pernapasan), meningkatkan saturasi oksigen dan meningkatkan
arus puncak respirasi. Selain itu Pursed lips breathing juga ditujukan untuk
memperbaiki pertukaran gas dan penggunaan otot pernapasan, meningkatkan
tekanan jalan napas selama ekspirasi, dan mengurangi kerja bernafas
(Smeltzer & Bare, 2013 dalam Milasari, 2021).
3. Prosedur Tindakan
a. Tahap persiapan
1) Mengecek catatan keperawatan atau catatan medis pasien
2) Mempersiapkan pasien
3) Melakukan kontrak waktu dan tujuan
b. Tahap Orientasi
1) Mencuci tangan
2) Memberi salam terapeutik
3) Menanyakan keluhan utama pasien
4) Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga
5) Memberikan kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya
sebelum kegiatan dilakukan
6) Melakukan kontrak waktu dengan pasien selama 15 menit
7) Menjaga privasi pasien
8) Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang
c. Tahap Kerja
1) Mengecek saturasi oksigen pasien
2) Mengatur posisi pasien dengan menaikan bed pasien pada kepala 45o
dan memfleksikan bagian lutut
3) Menanyakan kepada pasien apakah sudah nyaman dengan posisi
tersebut
4) Memberikan penopang sandaran berupa bantal pada kepala pasien
5) Mengajarkan pernafasan pursed lips breathing
6) Menganjurkan pasien untuk merilekskan bahu, leher dan kepala
7) Menempatkan satu atau dua tangan pada abdomen, tepat dibawah
tulang iga 4
8) Menganjurkan pasien menarik nafas dalam melalui hidung, jaga
mulut tetap tertutup. Menghitung sampai tiga selama inspirasi
9) Menganjurkan konsentrasi dan merasakan gerakan naiknya abdomen
sejauh mungkin, tetap dalam kondisi rilaks dan cegah lengkung pada
punggung. Jika ada kesulitan menaikan abdomen, ambil nafas
dengan cepat melalui hidung dan buang secara kuat melalui mulut
10) Menganjurkan menghembuskan udara lewat bibir, seperti meniup
atau ekspirasi secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk suara
hembusan tanpa mengembungkan pipi
11) Mengecek respon pasien
12) Menganjurkan konsentrasi dan merasakan turunnya abdomen dan
kontraksi otot abdomen ketika ekspirasi. Hitung sampai 7 selama
ekspirasi
13) Menganjurkan menggunakan latihan ini setiap kali merasakan napas
pendek dan tingkatkan secara bertahap selama 5-10 menit, 3 kali
sehari (pagi, sore, malam) (Smeltzer and Bare 2013).
14) Mencatat saturasi oksigen

d. Tahap Terminasi
1) Mengevaluasi perasaan pasien setelah melakukan tindakan
2) Mengevaluasi hasil kegiatan
3) Menyimpulkan hasil kegiatan
4) Memberikan umpan balik positif
5) Mencuci tangan

4. Metode dan Media Intervensi


Metode yang digunakan pendidikan kesehatan (ceramah dan diskusi) dan
demonstrasi.

5. Referensi Jurnal
Jurnal 1

Nama Pengarang : Ni Made Devi Hariska Milasari


Komang Yogi Triana
Tahun Terbit : 2021
Judul : Pengaruh Pemberian Posisi Semifowler Dan
Teknik Pursed Lips Breathing Terhadap
Saturasi Oksigen Pada Pasien PPOK Di
Ruang HCU RSD Mangusada
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Keperawatan
Volume/No : 7/1
Halaman : 108-116
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-
rata saturasi oksigen pasien sebelum
pemberian posisi semifowler dan teknik
pursed lips breathing adalah 93.10%, saturasi
paling rendah yaitu 90% dan paling tinggi
95%. Dan setelah diberikan posisi semifowler
dan teknik pursed lips breathing adalah
97.00%, saturasi paling rendah yaitu 95%
dan paling tinggi 98%.

Jurnal 2

Nama Pengarang : Winda Amiar


Erwan Setiyono
Tahun Terbit : 2020
Judul : Efektivitas Pemberian Teknik Pernafasan
Pursed Lips Breathing Dan Posisi Semi
Fowler Terhadap Peningkatan Saturasi
Oksigen Pada Pasien TB Paru
Nama Jurnal : Indonesian Journal of Nursing Science and
Practice
Volume/No : 3/1
Halaman : 7-13
Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
dimana nilai saturasi oksigen dimana sebelum
dilakukan pursed lips breathing rata-rata
saturasi 93,17% sesudah dilakukan 96,30%.
Sebelum dilakukan posisi semifowler 92,83
dan sesudah dilakukan meningkat menjadi
95,17%, maka dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan anatara pemberian
pursed lips breathing dan posisi semi fowler
terhadap nilai saturasi oksigen pada pasien
TB paru.

D. HASIL YANG DIDAPATKAN


Setelah dilakukan tindakan keperawatan pemberian posisi semifowler dan teknik
pursed lips breathing selama 2 x 24 Jam didapatkan hasil
Tanggal 08-03-2022
DS:
- Pasien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang dengan penggunaan
posisi semifowler dan latihan teknik pernafasan pursed lips breathing
- Pasien mengatakan merasa sedikit nyaman
DO:
- RR sebelum: 26 x/menit
- RR sesudah: 24 x/menit
- Irama nafas cepat dan dangkal
- SpO2 sebelum: 79%
- SpO2 sesudah: 82%
- Pasien terlihat sedikit nyaman

Tanggal 09-03-2022

DS:
- Pasien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang dengan penggunaan
posisi semifowler dan latihan teknik pernafasan pursed lips breathing
- Pasien mengatakan masih sesak nafas akan tetapi sudah lebih mendingan
dari hari sebelumnya
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
DO:
- RR sebelum: 25 x/menit
- RR sesudah: 22 x/menit
- Irama nafas cepat dan dangkal
- SpO2 sebelum: 80%
- SpO2 sesudah: 83%
- Pasien terlihat sedikit nyaman
Grafik RR (permenit) Ny.E (61 tahun) Sebelum dan Setelah Intervensi

Grafik SpO2 Ny.E (61 tahun) Sebelum dan Setelah Intervensi


84%

83%

82%

81% Hari ke -1
Hari ke- 2
80%

79%

78%

77%
Pre Post

Grafik RR (permenit) Ny.E (61 tahun) Sebelum dan Setelah Intervensi


27

26

25
Hari ke-1
24
Hari ke-2
23

22

21

20
Pre Post
E. PEMBAHASAN
1. Rasionalisasi Intervensi Sesuai dengan Kriteria Pasien
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen (O₂) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung karbondioksida (CO₂) sebagai sisa dari oksidasi keluar
tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi. Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru
sebagai tempat pertukaran udara pernapasan. Pernafasan merupakan proses
untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan dalam mengubah
sumber energi menjadi energi, serta membuang CO₂ sebagai sisa
metabolisme. Dalam proses respirasi, paru-paru merupakan organ dalam
sistem pernafasan yang berfungsi menukar oksigen dalam sistem
karbondioksida dari darah dengan bantuan haemoglobin. Sistem respirasi
adalah sistem yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Apabila salah
satu organ terganggu, maka sistem pernapasannya pun akan terganggu,
karena organ-organ tersebut merupakan satu kesatuan dalam sistem
pernapasan (Maulana 2019).
Gangguan sistem respirasi setiap tahunnya mengalami peningkatan,
salah satunya edema paru. Edema paru didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadi perpindahan cairan dari vaskular paru ke interstisial dan
alveoli paru. Pada edema paru terdapat penimbunan cairan serosa atau
serosanguinosa secara berlebihan di dalam ruang interstisial dan alveoli paru
(Rampengan, 2014). Selain edema paru gangguan pernafasan dapat juga
sering terjadi pada pasien dengan pneumonia dan efusi pleura. Berdasarkan
hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien mengalami sesak nafas/dyspnea
yang disebabkan adanya gangguan pada pernafasan yaitu edema pulmo,
pneumoni dan efusi pleura. Adanya berbagai gangguan pernafasan pada
pasien menyebabkan pasien mengalami sesak nafas. Sesak nafas
menyebabkan saturasi oksigen turun di bawah level normal. Jika kadar
oksigen dalam darah rendah, oksigen tidak mampu menembus dinding sel
darah merah. Sehingga jumlah oksigen dalam sel darah merah yang dibawa
hemoglobin menuju jantung kiri dan dialirkan menuju kapiler perifer sedikit.
Sehingga suplai oksigen terganggu, darah dalam arteri kekurangan oksigen
dan dapat menyebabkan penurunan saturasi oksigen (Yasmara, 2016)
Berdasarkan hasil pengkajian Ny.E mengalami sesak nafas yang ditandai
dengan penurunan saturasi oksigen dan peningkatan RR.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain
memberikan oksigen dengan NRM 8-15 lpm. Pada masker nonrebreathing
biasanya diberikan sekitar 8-15 lpm dan untuk pasien dengan saturasi
oksigen 80-90% (Martinez et al., 2015) dalam hal ini pasien diberikan terapi
oksigen dengan NRM 12 lpm. Tindakan selanjutnya yaitu memposisikan
pasien semifowler 30-40 derajat. pemberian terapi oksigen juga dapat diikuti
dengan pengaturan posisi pasien semifowler dan melatih teknik pernafasan.

2. Rasionalisasi Intervensi Sesuai dengan Hasil yang Didapatkan Pasien


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam didapatkan
hasil peningkatan SpO2 pasien dimana pada hari pertama sebelum dilakukan
intervensi nilai SpO2 79%, setelah dilakukan intervensi SpO2 meningkat
menjadi 82%. Kemudian pada hari kedua sebelum dilakukan intervensi nilai
SpO2 80%, setelah dilakukan intervensi SpO2 meningkat menjadi 83%, hal
ini menunjukan terjadi peningkatan saturasi oksigen antara sebelum dan
sesudah intervensi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Milasari &
Triana (2021) dimana hasil penelitian didapatkan rata-rata saturasi oksigen
pasien sebelum pemberian posisi semifowler dan teknik pursed lips
breathing adalah 93.10%, saturasi paling rendah yaitu 90% dan paling tinggi
95%, setelah diberikan posisi semifowler dan teknik pursed lips breathing
rata-rata saturasi adalah 97.00%, saturasi paling rendah yaitu 95% dan
paling tinggi 98%. Hasil penelitian dari Amiar & Setiyono (2020) dimana
nilai saturasi oksigen dimana sebelum dilakukan pursed lips breathing rata-
rata saturasi 93,17% sesudah dilakukan 96,30%. Sebelum dilakukan posisi
semifowler 92,83 dan sesudah dilakukan meningkat menjadi 95,17%, maka
dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan anatara pemberian pursed
lips breathing dan posisi semi fowler terhadap nilai saturasi oksigen.
Posisi semi fowler (30-45o) dapat mengurangi sesak napas. Adanya
penurunan rongga diafragma yang disebabkan oleh gaya grafitasi, dapat
menyebabkan ekpansi paru yang maksimal, membantu pengembangan dada
secara maksimal dan mengurangi tekanan abdomen dan diafragma. Dengan
meningkatnya oksigen dalam tubuh, peningkatan oksigen dalam hemoglobin
juga ikut meningkat begitu juga dengan saturasi oksigen pasien. Oleh karena
itu, pemberian posisi semi fowler dapat meningkatkan oksigen dalam darah
(Amiar & Setiyono,2020). Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
pengaturan posisi semifowler juga dapat memberikan outcome positif
terhadap saturasi oksigen.
Selain pemberian posisi semifowler juga dapat dilakukan pelatihan
pernapasan pursed lips breathing. Pelatihan pernapasan akan membantu
pasien dalam mengontrol, dan mengelola sesak napas, meningkatkan
oksigenasi, menormalkan RR, meningkatkan volume tidal dan mengurangi
kerja pernapasan (Mehandiratta and Gugnani 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Eka, F. A. (2018). Efektifitas Posisi High Fowler (90o) Dan Semi Fowler (45o) Dengan
Kombinasi Pursed Lips Breathing Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen
Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Di Rsud Caruban (Doctoral
dissertation, Stikes Bhakti Husada Mulia).

Maulana, Iwan. 2019. “Pengaruh Teknik Pursed Lips Breathing Dan Posisi Semi
Fowler Dalam Sesak Nafas Pasien Dengan Gangguan Respirasi Di RSUD
Dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi.” Journal of Chemical
Information and Modeling 53(9):1689–99.

Mehandiratta, Charu, and Anchit Gugnani. 2020. “Effect of Diaphragmatic Breathing


and Pursed Lip Breathing In Improving Dyspnea-A Review Study.”
European Journal of Molecular & Clinical Medicine 7(06):6.

Milasari, N. M. D. H., & Triana, K. Y. (2021). The Effect of Semi Fowler Positioning
and Pursed Lips Breathing Technique on Oxygen Saturation of Patients with
COPD in HCU Ward Mangusada Hospital Badung Regency. Jurnal Ilmiah
Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 7(1), 107-116.

Rampengan, Starry H. 2014. “Edema Paru Kardiogenik Akut.” Jurnal Biomedik (Jbm)
6(3):149–56. doi: 10.35790/jbm.6.3.2014.6320

Smeltzer, Suzanne C., and Brenda G. Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. 8th ed. Jakarta: EGC

Susanti, N. (2021). Efektifitas Modifikasi Positioning (Semi Fowler 45◦ Dengan Lateral


Kanan) Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Chf
(Congestive Heart Failure) Di Ruang Icu Rsi Siti Aisyah Madiun (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).

Amiar, W., & Setiyono, E. (2020). Efektivitas Pemberian Teknik Pernafasan Pursed
Lips Breathing Dan Posisi Semi Fowler Terhadap Peningkatan Saturasi
Oksigen Pada Pasien TB Paru. Indonesian Journal of Nursing Sciences and
Practice, 3(1), 7-1.

Anda mungkin juga menyukai