Disusun oleh :
Kelompok 2
Anggota : - Ade Indri Destia ( 2002010288 )
- Annisa Amalina Hendriani Tul Asri ( 2002010035 )
- Kurnia Rahma Yuda ( 2002010024 )
- Isep Setiawan ( 2002010009 )
- Andrianto ( 2002010008 )
- Tirta Haidar Surya ( 2002010045 )
- Siddiq Taufik Hidayat ( 2002010056 )
- Muchamad Iqbal Agusta ( 2002010069 )
- Yopilia Putri Pandan Wangi ( 2002010061 )
- Putri Sani Sa’bani ( 2002010067 )
Puji syukur ke hadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komunikasi dalam Organisasi”
ini pada tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
Tugas Kelompok Komunikasi Bisnis. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang komunikasi dalam bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis
mengucapkan terimkasih kepada Ibu Mila Kamila, M.M. selaku Dosen mata kuliah
Komunkasi Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang study.
Penulis menyadari,makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu,krtik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Makalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Makalah..............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Komunikasi Dalam Organisasi.....................................................................2
B. Penyaluran Komunikasi dalam Organisasi.....................................................................3
C. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi......................................................4
BAB III......................................................................................................................................7
SIMPULAN DAN SARAN......................................................................................................7
A. Simpulan.........................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah
atau komunikasi timbal balik, untuk itudiperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi. Kerjasamatersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial
maupunkebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu
keinginanmasing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan
dapatmemberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
yang merupakan bagian suatu organisasitertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari
unit-unit komunikasi dalam hubunganhierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
B. Rumusan Makalah
C. Tujuan Makalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
pengertian komunikasi menurut para ahli perlu kita ketahui pula makna dan pengertian
organisasi berikut ini :
Menurut Stephen Robbins, organisasi merupakan kelompok atau kesatuan dalam kehidupan
sosial yang dikoordinasikan serta dilakukan dengan sadar yang dibatasi oleh hal relatif yang
dapat diidentifikasikan.
Sondang Siagian berpendapat bahwa organisasi merupakan bentuk perserikatan atau
persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan kerjasama (mencapai
suatu tujuan tertentu bersama) dalam sebuah ikatan yang formal.
Sedangkan Thompson mengemukakan pendapat bahwa organisasi merupakan paduan antara
beberapa anggota khusus dan sifatnya sangat rasional serta impersonal, anggota khusus
tersebut akan bekerjasama untuk mencapai sebuah atau beberapa tujuan bersama yang sudah
didiskusikan dan ditetapkan oleh bersama.
Dari ketiga ahli tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa organisasi merupakan perkumpulan
antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok khusus yang dibentuk untuk mencapai
sebuah atau beberapa tujuan yang sudah ditetapkan bersama dengan cara bekerjasama.
2
Sedangkan, Devito berpendapat bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah usaha
mengirim serta menerima pesan baik dalam kelompok formal maupun informal dalam suatu
organisasi.
dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah proses yang terjadi
dalam suatu organisasi berupa penyampaian, penerimaan serta pertukaran informasi dan
pesan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan oleh
bersama (anggota serta pemimpin organisasi).
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah.
Komunikasi ke bawah (downward comunication) dimulai dari manajemen puncak kemudian
mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan
personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi
pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan sera
memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan
organisasi.
Berita – berita ke bawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan dan biasanya disampaikan
melalui memo, laporan, atau dokumen lainnya, bulletin pertemuan atau rapat, dan percakapan
serta melalui interaksi orang perorang atau kelompok-kelompok kecil. Manajemen
seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pasa usaha komunikasi ke bawah, tetapi
juga komunikasi ke atas.
Fungsi utama komunikasi ke atas (upward communication)adalah untuk mensuplai informasi
kepada tingkatan manajemen atas tetang apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe
komunikasi ini ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan
untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik
bagi manajemen atas.
Bentuk-bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan, sistem komunikasi informal, survey sikap,
dewan manajemen karyawan, atau sistem inspektur jendral dirancang untuk memudahkan
komunikasi ke atas ke manajemen puncak.
2. Komunikasi Horizontal
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
Dan antara departemen-departemen pada tingkatan yang sama. Fungsi arus komunikasi
horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c)
Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui
kegiatan bersama
3. Komunikasi Diagonal
3
departemen lini dan staf. Bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staf
dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-
beda pula.
Ada tiga hambatan organisasional, yaitu tingkat hirarki bila suatu organisasi tumbuh,
strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita
harus melalui tingkatan tambahan, yang memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai
tempat tujuan dan kecendrungan menjadinberkurang ketepatannya . berita yang mengalir
keatas atau kebawah tingkatan – tingkatan organisasi akan melalui beberapa “Filter”, dengan
persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri.
Wewenang manajerial tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer
dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada kenyataannya bahwa
seseorang yang mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan – hambatan
terhadapa komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya
menerima berbagai masalah, kondisi atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah.
Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka harus mengungkapkan
informasi yang dapat membuat mereka dalam kedudukan yang tidak menguntungkan.
Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan bawahan.Spesialisasi .
meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan masalah-
masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka
bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan dapat
membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Akibatnya,
dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit memahami, dan mendorong
terjadinya kesalahan-kesalahan.
2. Hambatan – hambatan antar pribadi
Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita – berita yang mereka kirim akan
berubah akan menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan komunikasi organisasional tidak
ada. Banyak kesalahan komunikasi disebabkan bukan oleh faktor-faktor organisasi, tetapi
oleh masalah-masalah ketidak sempurnaan manusia dan bahasa. Manajer perlu
memperhatikan hambatan-hambatan anatr pribadi seperti , a) persepsi selektif , b) status atau
kedudukan komunikator, c) keadaan membela diri , d) pendengaran lemah, e) ketidak tepatan
penggunaan bahasa. Berikut adalah hambatan – hambatan dalam proses komunikasi :
Persepsi selektif persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana seseorang
menseleksi, mengorganisasikam, dan mengartikan segala sesuatu lingkungannya, segera
4
setelah seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi berbagai tipe
informasi yang berarti. Dalam hal ini pengalaman mengajarkan seseorang dengan reaksi
tertentu, bila seseorang mendengar suara kereta api, maka dia mengharapkan akan melihat
kreta api. Seorang karyawan menjadi “definisi” secara otomatis bila dipanggil atasannya .
dengan kata lain, pengharapan yang mengharapkan seseorang untuk melihat atau mendengar
kejadian, orang , objek atau situasi adalah sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar . Hal ini
disebut persepsi selektif.
Manajer perlu memperhatikan 3 aspek berikut sehubungan dengan persepsi selektif :
a. Penerimaan akan menginterpretasikan berita berdasarkan pengalaman dana
bagaimana mereka telah “belajar’ untuk menghadapi sesuatu .
b. Penerima akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak setiap perubahan
dalam struktur kepribadian yang kuat . berita yang bertentangan dengan kenyakinan
seseorang cenderung untuk ditolak.
c. Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyiampan karakteristik-
karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka dapat membuat pola-pola
menyeluruh.
Pelajaran bagi manajer untuk memahami sebanyak mungkin tentang kerangka kesukaan,
kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasa, dan stereotip (prosen penyusunan berita menjadi
seperti sesuatu yang diharapkan) dari penerima, agar dapat mengkomunikasikan pengertian
secara efektif.
Status komunikator. Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan untuk
menilai. Mepertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar kerakteristik-karakteristik
pengirim (sumber), terutama kredibilitanya. Kredibilitas didasarkan “keahlian” seseorang
dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang
tersebut akan mengkomunikasikan kebenaran.
Manajer harus dipandang bawahan mereka sebagai orang yang terpercaya dan dapat
dipercaya. Kalau tidak, usaha untuk memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan bawahan akan sangat terhambat dari pemulaan.
Keadaan membela diri, perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita atau
keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan membela diri
seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan
sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi rantai
deensif. Keadaan ini membuat pendengar lebih berkonsentrasi pada apa uang akan dikatakan
dan bukan pada apa yang sedang didengar. Sebagai contoh, bila seseorang karyawan
terancam akan kehilangan kedudukannya, maka dapat kehilangan kemampuan untuk
mengartikan berita secara tepat dengan memberi reaksi defersif atau agresif.
Pendengaran lemah. Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu
mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah
meliputi: 1) mendengar hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian pada apa yang
5
sedang dikatakan; 2) memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda (seperti
melihat jam, memandang langit, menunjukan kegelisahan); 3) menunjukan tanda-tanda
kejengkelan atau kebosanan terhadap bahan pembicaraan dan 4) mendengar dengan tidak
efektif.
Ketidak tepatan penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam
komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang digunakan.
Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu
jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu, bahasa-bahasa “non verbal” yang tidak
konsiten, seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.
6
BAB III
A. Simpulan
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10908783/
MAKALAH_KOMUNIKASI_DALAM_ORGANISASI (diakses pada tanggal 7 Oktober
2021)