PRESENTER
ARDIANSYAH ARIFIN DS (210203502009)
ARKAN FAISHAL ANSAR (210203501019)
ARIF ALAMSYAH (210203501020)
i
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................................
B. TUJUAN . .............................................................................................................1
C. MANFAAT ............................................................................................................1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahan bakar hayati atau Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan
ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan
secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri,
komersial, domestik atau pertanian..Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari
tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau
pertanian.
Biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari minyak nabati, baik berupa
biodiesel, bioetanol, maupun bio-oil. Biodesel dalam unsur kimianya merupakan
alkil ester (metil, etil, isopropyl dan sejenisnya) berasal dari asam-asam lemak,
biasanya, biodiesel dihasilkan dari minyak kelapa sawit, minyak biji jarak, dan
sebagainya.
B. TUJUAN
1. Mengetahui apa saja proses pembentukan biofuel
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis biofuel
C. MANFAAT
1. Kita bisa mengetahui jenis-jenis bahan bakar biofuel.
2. Memiliki tambahan ilmu tentang bahan bakar biofuel
3. Melalui penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
tentang efektifitas biodiesel yang diperoleh dari minyak yang terkandung dalam
biofuel
1
BAB II
A. PENGERTIAN BIOFUEL
Bahan bakar hayati atau Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun
gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung
dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau
pertanian..Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung
dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
B. PROSES PEMBENTUKAN BIOFUEL
Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti
buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti
kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen
metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan
energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan
bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini
secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena kadang-
kadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan
bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit,
kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen
pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar
karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel
mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang
mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke
udara. Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan
konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini
bisa dicapai di dalam prakteknya). Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan
pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi.
2
C. PROSES PRODUKSI BIOFUEL
Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam
tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis [2]) atau tanaman yang
mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk
memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar
minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. Saat
dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar
di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk menghasilkan
bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa dikonversi
menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol.
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah yang
dipendam di dalamnya mengalami pencernaan anaerobik.Secara kolektif gas-gas ini dikenal
sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah.Landfill gas bisa
dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi
konsumsi publik.Landfill gas mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di
dalam gas alam.
3
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman.Gas dari tempat penampungan
kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer merupakan hal yang tidak diinginkan
karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya
melebihi karbondioksida.Frank Keppler dan Thomas Rockmann menemukan bahwa
tanaman hidup juga memproduksi metana CH4.
Minyak sayur
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas dari minyak
dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar.Minyak sayur dapat digunakan dalam
mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak langsung, tapi hanya
dalam iklim yang hangat.Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk
memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur
dengan bahan bakar diesel konvensional. MAN B&W Diesel, Wartsila dan Deutz AG
menawarkan mesin yang dapat digunakan langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur
bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil,
dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan sebagai bahan bakar.
Biodiesel
Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel
mineral.Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100%
biodiesel.Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk
penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral.Di kebanyakan
negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak
stasiun bahan bakar.
4
Manfaat Keuntungan Pemakaian Biodiesel
1. Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya
terjamin
2. Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas
solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)
3. Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik daripada
solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin
4. Dapat diproduksi secara lokal
5. Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
6. Menurunkan tingkat opasiti asap
7. Menurunkan emisi gas buang
8. Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan
biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %
Bioethanol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang kurang
umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan enzym
melalui fermentasi gula atau starch, atau selulosa.Biobutanol seringkali dianggap sebagai
pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin.
Butanol terbentuk dari fermentasi ABE (aseton, butanol, etanol) dan eksperimen
modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang
tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih
banyak dan dapat terbakar “langsung” dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa
modifikasi mesin).Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan
air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. Dupont
dan BP bekerja sama untuk menghasilkan butanol.
Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar
etanol di Brasil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang
dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat
5
dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi etanol
menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan gula dari amilum, fermentasi gula,
distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (
Persiapan Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang
secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis
(sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava)
dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.
Persiapan bahan baku beragam bergantung pada jenis bahan bakunya, sebagai contoh
kami menggunakan bahan baku Singkong (ubi kayu). Singkong yang telah dikupas dan
dibersihkan dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi
dengan air secara baik.
Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong dikonversi
menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses pemanasan
(pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini tepung akan
mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi optimum Enzym Alfa
Amylase bekerja memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi gula komplex
(dextrin).Proses Liquifikasi selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses
berubah menjadi lebih cair seperti sup.
6
Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat dan mempertahankan pH serta
temperatur pada suhu 60 derajat celcius hingga proses Sakarifikasi selesai
(dilakukan dengan melakukan pengetesan kadar gula sederhana yang dihasilkan).
2. Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian
fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan selanjutnya adalah
mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan mendiamkannya dalam
wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27 s/d 32 derajat celcius selama
kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara anaerob).
Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku tidak terkontaminasi oleh
mikroba lainnya. Dengan kata lain,dari persiapan baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga
fermentasi harus pada kondisi bebas kontaminan. Selama proses fermentasi akan
menghasilkan cairan etanol/alkohol dan CO2. Hasil dari fermentasi berupa cairan
mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa disebut cairan
Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan alkohol
akan beakibat racun bagi ragi itu sendiri dan mematikan aktifitasnya.
3. Distilasi.
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk memisahkan
alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi, pada suhu 78 derajat
celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap lebih dulu ketimbang air
yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol didalam distillator akan dialirkan
kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan ethanol. Kegiatan penyulingan
ethanol merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses produksi bioethanol. Dalam
pelaksanaannya dibutuhkan tenaga operator yang sudah menguasai teknik penyulingan
ethanol.Selain operator, untuk mendapatkan hasil penyulingan ethanol yang optimal
dibutuhkan pemahaman tentang teknik fermentasi dan peralatan distillator yang berkualitas.
7
1. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator tradisional (konvensional). Dengan
cara ini kadar ethanol yang dihasilkan hanya berkisar antara antara 20 s/d 30 %.
2. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator model kolom reflux (bertingkat).
Dengan cara dan distillator ini kadar ethanol yang dihasilkan mampu mencapai 90-
95 % melalui 2 (dua) tahap penyulingan.
4. Dehidrasi
Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam bahan bakar
bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8 % atau disebut
ethanol kering. Untuk pemurnian ethanol 95 % diperlukan proses dehidrasi (distilasi
absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain : 1. Cara Kimia dengan menggunakan
batu gamping 2. Cara Fisika ditempuh melalui proses penyerapan menggunakan Zeolit
Sintetis. Hasil dehidrasi berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 % sehingga dapat dikatagorikan
sebagai Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak digunakan sebagai bahan bakar motor
sesuai standar Pertamina. Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini disebut
Dehidrator.
Akhir proses penyulingan (distilasi) ethanol menghasilkan limbah padat (sludge) dan
cair (vinase). Untuk meminimalisir efek terhadap pencemaran lingkungan, limbah padat
dengan proses tertentu dirubah menjadi pupuk kalium,bahan pembuatan
biogas,kompos,bahan dasar obat nyamuk bakar dan pakan ternak. Sedangkan limbah cair
diproses menjadi pupuk cair.Dengan demikian produsen bioethanol tidak perlu khawatir
tentang isu berkaitan dengan dampak lingkungan.
Bio-Ethanol
digunakan sebagai pengganti BBM (Gasoline) pada transportasi, dengan target 10%.
Bahan bakunya adalah dari Sugar cane (Tanaman Tebu) dan Cassava (Ubi Kayu).
8
Bio-Diesel
akan menjadi pengganti Bahan Bakar Diesel (Solar) yang akan digunakan untuk
Transportasi (10%) dan Power Plant (50%). Bahan Bakunya adalah dari Kelapa Sawit dan
jarak Pagar.
Bio-Oil
1. Bio-Kerosin
sebagai pengganti Minyak Tanah di rumah tangga (10%) dengan berbahan baku
Kelapa Sawit dan Jarak Pagar
2. Bio-Oi
sebagai pengganti Automotive Diesel Oil (ADO) untuk transportasi (10%) dan
Power Plant (10-50%), dan Bio-Oil sebagai pengganti Industry Diesel Oil (IDO)
untuk Transportasi Laut dan Kereta Api (10%), juga bahan baku yang sama dengan
Bio-Kerosin.
3. Bio-Oil
sebagai pengganti Minyak Bakar (Fuel Oil) untuk Industry sebanyak 50%. Bahan
baku nya adalah Kelapa Sawit dan Jarak Pagar.
4. Bio-Diesel
sebagai pengganti Bahan Bakar Solar pada Transportasi (10%) dan Power Plant
(50%). Bahan bakunya adalah Kelapa Sawit dan Jarak Pagar.
keuntungan Biofuel dibandingkan bahan bakar fosil, dan salah satu yang sering
dibicarakan adalah bahwa biofuel merupakan sumber energi terbarukan yang lebih
ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil, karena biofuel secara signifikan
mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil. Bahkan ada
yang mengatakan bahwa biofuel bersifat karbon netral, tapi hal ini tak selamanya
benar karena dibutuhkan banyak energi untuk menumbuhkan tanaman bahan
bakunya dan untuk mengubahnya menjadi bahan bakar, jadi ini pasti agak
9
mengurangi dampak positifnya terhadap lingkungan. Namun biofuel masih jauh
lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil konvensional. Generasi
kedua biofuel secara signifikan lebih ramah lingkungan daripada yang pertama,
beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa biofuel generasi pertama dapat
mengurangi sampai 60% emisi karbon dibandingkan bahan bakar fosil, sedangkan
pada biofuel generasi kedua angka ini telah naik menjadi 80%.
kekurangan Biofuel secara umum memang jauh lebih ramah lingkungan
dibandingkan bahan bakar fosil, tetapi ini tidak berarti bahwa biofuel tidak
menyebabkan masalah pada lingkungan. Misalnya beberapa ahli lingkungan
khawatir bahwa produksi biofuel akan menciptakan masalah pada keanekaragaman
hayati, karena banyak binatang akan kehilangan habitatnya akibat lahan yang
semakin banyak digunakan untuk memproduksi biofuel. Biofuel juga bisa
menyebabkan masalah deforestasi yang lebih hebat di beberapa negara berkembang
karena hutan terus dibuka untuk membuat jalan bagi produksi biofuel.
Fungsi atau manfaat dari biofuel, sebagai salah satu sumber energi yang dapat
diperbaharui, mengurangi ketergantungan negara terhadap impor BBM, dapat
memperpanjang umur mesin, mengurangi emisi polutan, meningkatkan perekonomian
petani dan merupakan bahan bakar yang lebih bersih karena emisi CO 2-nya dianggap nol.
Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung
dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat
dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang ber-cetane lebih
tinggi. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Indonesia untuk mengurangi
ketergantungan pada impor bahan bakar solar sebesar 39,7 persen. Biodiesel pun sudah
terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur.
10
(i) pengurangan kebutuhan impor bahan bakar minyak
secara nyata akan dapat
11
ombak laut, dan suhu kedalaman laut. Seperti diketahui, biofuel didapatkan dari minyak
nabati seperti minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palam Oil) dan minyak pohon jarak
pagar atau CJCO (Crude Jatropha Curcas Oil), minyak nyamplung, biogas yang dapat
dihasilkan dari hasil fermentasi dari kotoran hewan, manusia dan tanaman gulma lainnya
seperti eceng gondok, kayambang, dan lain-lain.\
I. KARAKTERISTIK BIOFUEL
Biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari minyak nabati, baik berupa biodiesel,
bioetanol, maupun bio-oil. Biodesel dalam unsur kimianya merupakan alkil ester (metil,
etil, isopropyl, dan sejenisnya) berasal dari asam-asam lemak, biasanya, biodiesel
dihasilkan dari minyak kelapa sawit, minyak biji jarak, dan sebagainya. Biodiesel
umumnya dibuat melalui reaksi metabolisis atau etanolisis minyak lemak nabati atau
hewani dengan alkohol (metanol/etanol). Karena memiliki sifat fisika dan kimia yang mirip
dengan BBM alternatif yang memiliki potensi besar untuk memenuhi sebagian kebutuhan
BBM Diesel.
Adapun karakteristik dari biodiesel adalah sebagai berikut :
1. Menurunkan tingkat opasitas asap
2. Menurunkan emisi gas buang
3. Memiliki sifat pelumas yang lebih baik dari BBM fosil
4. Bila dicampurkan dengan BBM diesel dapat meningkatkan biodegradasibility hingga
500%
5. Mirip dengan BBM diesel, sehingga penggunaanya tidak memerlukan modofikasi mesin
6. Tidak mengandung senyawa aromatik atau nitrogen
7. Hanya mengandung sulfur dengan kadar kurang dari 15 ppm.
8. Lebih efisien dalam pembakaran, karena mengandung 11% berat oksigen.
Apabila Biodiesel memiliki banyak kemiripan dengan BBM diesel, lain halnya dengan
bioetanol. Bioetanol memiliki banyak kemiripan dengan bensin. Bioetanol dihasilkan dari
Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 – Yogyakarta, 18-19 November 2008 9
sumber nabati dari tumbuhan bergula, berselusa, atau berpati seperti tetes tebu, nira,
sorgum, nira nipah, singkong, ubi jalar dan lain-lain.
Karateristik bioetanol adalah sebagai berikut :
1. Memiliki angka oktan yang tinggi
12
2. Mampu menurunkan tingkat opasiti asap, emisi partikulat yang membahayakan
kesehatan dan emisi CO dan CO2
3. Mirip dengan bensin, sehingga penggunaanya tidak memerlukan modifikasi mesin.
4. Tidak mengandung senyawa timbal
Sebagai salah satu bahan bakar alternatif, gasohol dengan porsi bioetanol hingga 20
persen bisa langsung digunakan pada mesin otomotif berbahan bakar bensin tanpa
menimbulkan masalah teknis dan sangat ramah lingkungan. Kadar karbonmonoksida (CO)
dari hasil uji pada rpm 2.500, untuk gasohol 20 % tercatat 0,76 % gas CO, sedangkan
premium mencapai angka 3,66 % dan Pertamax 2,85 %.
Proses dasar pembuatan etanol dari tumbuh-tumbuhan dalam skala besar adalah
dengan menggunakan mikroba (ragi/yeast) yang mampu memfermentasikan gula yang
terkandung didalamnya, setelah proses fermentasi terjadi, gula kemudian mengalami proses
distilasi, dehidrasi dan denaturisasi sebagai tahap akhir, namun demikian ada beberapa jenis
tanaman yang memerlukan proses tambahan pada saat fermentasi, yaitu proses hidrolisasi
agar gula dapat berubah menjadi karbohidrat.
13
BAB III
KESIMPULAN
1. Kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri yang terus meningkat (1,3 juta barrel per hari)
tidak sepadan dengan produksinya 950.000 barel perhari, sehingga dapat dipahami jika
upaya pengembangan bahan bakar alternatif menjadi sangat penting, Prosiding Seminar
Nasianal Teknik Pertanian 2008 – Yogyakarta, 18-19 November 200820 salah satu
bahan bakar alternatif yang mulai dikembangkan di Indonesia adalah biofuel.
2. Pemakaian biosolar dan energi alternatif terbarukan lainnya diharapkan dapat membantu
mengurangi volume pemakaian BBM bersubsidi
3. Keuntungan dari biofuel, sebagai salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui,
mengurangi ketergantungan negara terhadap impor BBM, dapat memperpanjang umur
mesin, mengurangi emisi polutan, meningkatkan perekonomian petani, dan merupakan
bahan bakar yang lebih bersih karena emisi CO2-nya dianggap nol.
4. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung
dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin.
5. Bioetanol memiliki banyak kemiripan dengan bensin. Bioetanol dihasilkan dari sumber
nabati dari tumbuhan bergula, berselusa, atau berpati seperti tetes tebu, nira, sorgum,
nira nipah, singkong, ubi jalar dan lain-lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://prosesbiofuel.blogspot.com/
https://www.smart-tbk.com/biofuel-sumber-energi-alternatif/
https://www.coaction.id/sekilas-tentang-bioenergi-proses-produksi-biodiesel-di-
indonesia/
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8366/Makalah utama
Kardono.pdf;sequence=1
https://www.gurupendidikan.co.id/energi-biofuel/ -
:~:text=Banyak%20ragam%20jenis%20energi%20yang%20dapat%20masuk%20kategori,sy
nthetic%20gas-gas%20buatan%29%20dan%20masih%20banyak%20lagi%20jenisnya
https://www.gurupendidikan.co.id/energi-alternatif/
https://www.gurupendidikan.co.id/minyak-bumi/
15