Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan
ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.
Didalam laporan pendahuluan penulis membahas mengenai postpartum di
Jl. Raya Naram BTN Abila Rt: 003 Rw: 001, Kelurahan Naram, Kecamatan
Singkawang Utara No. 8 Kota Singkawang.
Terimakasih pula kepada dosen pembimbing yang sudah membimbing
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ibu Lidya Natalia,S.Kep,Ners,M.S selaku dosen koodinator mata kuliah
maternitas
2. Ibu Tri Ardayani, S. Kep., Ners., MKM dosen pembimbing dan dan penguji
responsi mata kuliah martenitas.
3. Ibu Dr. Wintari H, SKp., SH., MH.Kes selaku dosen mata kuliah maternitas
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Postpartum adalah setelah plasenta lahir dan berakhir Ketika alat-
alat kandungan Kembali pada keadaan sebelum hamil, masa postpartum
belangsung selama kira-kira 6 minggu (Siti Saleha, 2013)
Ibu postpartum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan.
Istilah postpartum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke
enam setelah melahirkan. Masa postpartum dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada masa
sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi, 2012).
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau postpartum adalah
masa setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat
kandungan kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi. Selama masa
pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan,
baik secara fisik maupu psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologis, namun jika tidakdilakukan pendampingan melalui asuhan
kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akanterjadi keadaan
patologis
Sruktur eksterna
1. Vulva
2. Mons pubis
Mons pubis atau mons Veneris adalah jaringan lemak subkutan
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat
jarang di atas simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar
sebasea dan ditumbuhi rambut ber!arna hitam, kasar, dan ikal
padamasa pubertas, mons berperan dalam sensualitas dan
melindungisimfisis pubis selama koitus.
3. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung
yangmenutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons
pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah
mengililingi labia minora, berakhir di perineum pada garistengah.
Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, danintroitus
Vagina. Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak pervaginam,
kedua labia mayora terletak berdekatan di garis tengah, menutupi
stuktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami
cidera pada vagina atau pada perineum, labia sedikit terpisah dan
bahkan introitus vagina terbuka. Penurunan produksi hormon
menyebapkan atrofi labia mayora. Pada permukaan arah lateral kulit
labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap dari pada jaringam
sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan semakin menipis ke
arah luar perineum. Permukaan medial labia mayora licin, tebal, dan
tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan,
nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang
menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
4. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora,
merupakanlipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut
yang, memanjang ke arah bawah dari ba!ah klitoris dan dan menyatu
dengan fourchett. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama
denganmukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat
labia ber!arna merah kemerahan dan memungkankan labia minora
membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik.
Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf
yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga
meningkatkan fungsi erotiknya.
5. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang
terletak tepat di bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang,
bagianyang terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan
klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari pada badannya. Saat
wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris membesar.
Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi lemak
seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai
feromon. Istilah klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang
berarti “kunci” karena klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas
wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak membuat
Klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan.
6. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu
atau lojong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan
kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak
berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia. Kelenjar vestibulum
mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora, masing-
masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
7. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih
dantipis, dan terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora
danminora di garis tengah di ba!ah orifisium vagina. Auatu cekungan
dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
8. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Verineum membentuk dasar badan
perineum.
Struktur interna
1. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan
di belakang tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada
tempatnya, yakni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang
memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira
setinggi krista iliakaanterosuperior, dan ligamentum ovarii
proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium
adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat
lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum
primordial. di antara interval selama masausia subur ovarium juga
merupakan tempat utama produksi hormonseks steroid dalam
jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
fungsi wanita normal.
2. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini
memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar
dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini
kira-kira10 "m dengan berdiameter 0,6 "m. Tuba fallopi
merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba,
sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan
otot. Esterogen dan prostaglandin mempengaruhi gerakan
peristaltis. Aktevites peristaltistuba fallopi dan fungsi sekresi
lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
3. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal
memiliki bentuk simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba
padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan
tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan
istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan
korpus dengan serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian
bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus
menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilandan
persalinan.
4. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat
melipat dan mampu meregang secara luas. Mukosa Vagina
berespon dengan cepat terhadap stimulai esterogen dan
progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus
menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yangdi ambil dari
mukosa Vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon
seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau
bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina
dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH naik diatas
lima,insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir
dari vagina mempertahankan kebersihan relatif vagina
C. ETIOLOGI
Etilogi post partum di bagi 2:
1. Etiologi post partum dini
a. Atonia uteri
b. Laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
c. Hematoma
2. Etilogi post partum lambat
a. Tertinggalnya Sebagian plasenta
b. Subinvolusi didaerah insersi
c. Dari luka bekas secsio sesaria
D. PATOFISIOLOGI
Dalam masa postpartum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam
keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-
perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis
terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-
pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum
bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh
korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang
terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan
nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium
yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi
dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali
seperti sedia kala.
Discontuinitas jaringan
Cortex cerebri
Dipersepsikan nyeri
F. PENATALAKSANAAN
1. Mencegah perdarahan berlebih
Penyebab perdarahan setelah melahirkan yang paling sering ialah atoni
uterus, kegagalan otot rahim untuk berkontraksi dengan kuat. Pada
palpasi rahim teraba lunak.
Tn. T Ny. M x
: Perempuan
f. Riwayat kehamilan/persalinan/postnatal
G1P0A0
g. Riwayat imunisasi
Pasien sudah imunisasi secara lengkap yang meliputi vaksin, Hep
B, campak, polio, DPT, BCG. dan untuk vaksin covid 19 pasien
belum pernah vaksin.
h. Riwayat KB
Klien mengatakan belum pernah KB sebelumnya dan rencana akan
melakukan KB suntik kedepannya.
i. Riwayat Kesehatan reproduksi
Pasien tidak memiliki Riwayat penyakit menular seksual.
j. Riwayat pernikahan, kehamilan, persalinan
pasien belum pernah menikah sebelumnya, ini adalah pernikahan
dan kehamilan pertama pasien.
k. Aktivitas sehari-hari
Pasien adalah ibu rumah tangga
l. Riwayat psiko, social, spiritual
Pasien dan suami senang dengan kehamilan anak pertama ini,
karena kehamilan ini memang sudah di rencanakan oleh suami dan
pasien.
H. ANALISA DATA
N MASALAH
DATA ETIOLOGI
O KEPERAWATAN
1 DS: Pasien Agen cedera fisik Nyeri akut
mengatakan ia dibuktikan dengan
merasa nyeri pada tampak meringgis
area perineumnya
Pasien mengatakan
nyeri jika perut
bagian bawahnya
ditekan.
DO: pengkajian
Nyeri dilakukan P =
nyeri saat mengejan
Q =berdenyut-
denyut R = di
perineum S = nyeri
jika bergerak
2 DS: pasien Ketidakcukupan cairan Konstipasi
mengatakan pola
BAB nya tidak
teratur, dan sudah 4
hari belum BAB
pasien mengatakan
pengeluaran
fesesnya sulit dan
terasa nyeri.
DO: bising usus
20x/mt. TD: 110/70
N: 85x/mt S: 36C P:
20x/mt
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan
tampak meringgis
2. Konstipasi Berhubungan Dengan ketidakcukupan asupan cairan
J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
TUJUAN DAN KRITERIS HASIL
NO DX KEPERAWATAN KEPERAWATAN
(SLKI)
(SIKI)
1 Nyeri Akut Berhubugan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Observasi:
Dengan Agen cedera selama 2x24 jam diharapkan tingkat nyeri turun 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui lokasi,
Fisik dibuktikan dengan Kriteria Hasil: karakteristik, karakterisktik dan
tampak meringgis 1. keluhan nyeri menurun (2) frekuensi, penambahan skala nyeri
2. tampak meringis menurun (2) intensitas nyeri
3. sikap protektif menurun (2) 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui penambahan
penggunaan
analgetic
Terapeutik:
1. Berikan teknik
nonfarmakologi 1. Membantu
(Tarik nafas mengurangi rasa nyeri
dalam, kompres
hangat atau
dingin)
2. Kontrol
2. Memberikan
lingkungan
lingkungan yang
yang
nyaman agar dapat
memperberat
membantu
rasa nyeri
mengurangi rasa nyeri
(suhu,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitas
3. Memberikan rasa
istirahat dan
nyaman
tidur
Edukasi:
1. Jelaskan
penyebab dan 1. Untuk membantu
pemicu nyeri pasien
2. Jelaskan mengidentifikasi
strategi Pereda factor pemicu nyeri
nyeri 2. Untuk membantu
3. Anjurkan pasien meredakan
monitoring nyeri
nyeri secara 3. Untuk membantu
mandiri pasien
4. Anjurkan mengidentifikasi nyeri
teknik 4. Untuk meredakan
nonfarmakologi nyeri
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
1. Untuk meredakan
pemberian
nyeri
analgetik (jika
perlu)
2 Konstipasi berhubungan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 2x24 Manajemen eliminasi
dengan ketidakcukupan jam diharapkan masalah keperawatan dapat Observasi: 1.Untuk mengetahui apakah
asupan cairan diatasi dengan kriteria hasil: 1) Monitor peristaltic aktivitas usus termasuk
Eliminasi Fekal usus secara teratur normal
1. Kontrol pengelluaran feces meningkat Terapeutik:
2. Keluhan defekasi lama dan sulit 1) Anjurkan waktu 1.Untuk menyetel alarm
3. Mengejan saat defekasi menurun untuk buang air pada pola rutinitas defekasi
Edukasi: teratur
1) Anjurkan
mengkonsumsi 1.Untuk melunakkan feses
atau hasil
konsultasi
2) Anjurkan asupan
2.Untuk melunakkan feses
cairanvyang
dan memperlancar proses
adekuat sesuai
defekasi.
kebutuhan
Kolaborasi:
1) Kolaborasi
penggunaan 1.Untuk melunakkan feses.
suppositoria jika
perlu.
RESUME I
1. Identitas Klien
a. Nama: Ny. M
b. Tempat/Tanggal Lahir: Singkawang, 15 Juli 1988
c. Umur: 33 Tahun
d. Agama: Islam
e. Alamat: Alamat: Jl. Raya Naram BTN Abila Rt: 003 Rw: 001,
Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara No. 8 Kota
Singkawang.
f. Tanggal dikaji: 11 dan 12 Januari 2022
g. Kunjungan ke: Pertama
h. Diagnosa / Kasus: Post Partum
i. Keluhan utama/masalah/fenomena: Nyeri dan konstipasi
Pasien mengatakan nyeri dan tidak nyaman pada area perinium. P:
Nyeri karena tindakan episiotomy pada perineum. Q: Seperti
ditusuk-tusuk, R: Didaerah perineum, S: Skala nyeri 5, T: Nyeri
dirasakan saat mengejan. Selain itu pasien juga mengeluh sulit
untuk BAB selama 4 hari.
j. Anamnesa/riwayat kesehatan:
Pasien post partum satu minggu yang lalu. Pasien mengatakan
menstruasi nya teratur dengan siklus haid 28 hari. Warna haid
normal dan pada saat haid tidak terasa nyari yang kuat, kadang
terasa kram di area perut bawah saja.
k. Pemeriksaan fisik (head to toe): TD: 110/70 MmHg, N: 80 x/menit,
S: 36 C, P: 18 x/menit
- inspeksi:
1) Rambut: hitam, tidak rontok
2) Muka : tidak oedem, tidak pucat, sisa kloasma gravidarum
3) Hidung: tidak ada secret,tidak ada pernafasan cuping idung
4) Mulut : bibir lembab, tidak pucat, stomatitis tidak ada,
caries gigi tidak ada.
5) Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
6) Dada : tidak terlihat retraksi dada
7) Payudara : bersih, puting menonjol, hiperpigmentasi
areola mammae
8) Abdomen: tampak striae lividae
9) Genitalia : tampak luka jahitan, tidak ada tanda infeksi
pada jahitan, ada pengeluaran lochea rubra
10) Ekstremitas: tidak oedema, tampak ada varises
- Palpasi :
1) Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba bendungan vena jugularis
2) Payudara: tidak teraba benjolan abnormal, kolostrum sudah
keluar , tidak teraba pembengkakan abnormal
3) Abdomen: tidak ada kontraksi uterus, kandung kemih
kosong, TFU sesuai masa involusi.
- Auskultasi :
Dada: ronchi (-), wheezing (-), rales (-)
- Perkusi : Refleks patela (+)
l. Pemeriksaan laboratorium / penunjang (jika ada): -
m. Diagnosa Keperawatan:
1) Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen cedera Fisik dibuktikan
dengan tampak meringgis
2) Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan cairan
n. Implementasi dan Evaluasi:
1. Identitas Klien
a. Nama: Ny. M
b. Tempat/Tanggal Lahir: Singkawang, 15 Juli 1988
c. Umur: 33 Tahun
d. Agama: Islam
e. Alamat: Alamat: Jl. Raya Naram BTN Abila Rt: 003 Rw: 001,
Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara No. 8 Kota
Singkawang.
f. Tanggal dikaji: 13 Januari 2022
g. Kunjungan ke: Dua
h. Diagnosa / Kasus: Post Partum
i. Keluhan utama/masalah/fenomena: nyeri dan konstipasi
Pasien mengatakan nyeri dan tidak nyaman pada area perinium
sudah berkurang. P: Nyeri karena tindakan episiotomy pada
perineum. Q: Seperti ditusuk-tusuk, R: Didaerah perineum, S:
Skala nyeri 3, T: Nyeri dirasakan saat banyak bergerak. Selain itu
pasien sudah bisa BAB pagi tadi, perut pasien terasa nyaman dan
tidak begah lagi.
j. Anamnesa/riwayat kesehatan:
Pasien post partum satu minggu yang lalu. Pasien mengatakan
menstruasi nya teratur dengan siklus haid 28 hari. Warna haid
normal dan pada saat haid tidak terasa nyari yang kuat, kadang
terasa kram di area perut bawah saja
k. Pemeriksaan fisik (head to toe): TD: 110/80 MmHg, N: 80 x/menit,
S: 36,5 C, P: 18 x/menit
l. Pemeriksaan laboratorium / penunjang (jika ada): -
m. Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen cedera Fisik dibuktikan
dengan tampak meringgis
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan cairan
n. Implementasi dan Evaluasi:
Konstipasi -Memonitor
2. peristaltic usus S: Pasien
berhubungan
dengan kurangnya secara teratus mengatakan sudah
asupan cairan -Menganjurkan waktu BAB tadi pagi perut
yang konsisten terasa nyaman dan
untuk buang air tidak begah lagi
besar O: Bising usus
-Memberikan 10x.mt TD: 110/80
lingkungan yang N: 85x/mt S: 36,5 C
nyaman dan P: 20x/mt
menganjurkan A: Masalah teratasi
posisi yang nyaman P: Intervensi stop
untuk
meningkatkan
proses defekasi
-Menganjurkan
menggunakan
enema
-Menganjurkan
pasien untuk
mengkonsumsi
makanan tinggi
serat
-Menganjurkan
pasien untuk
banyak minum air
putih
16.15 18x/mt.
- Mengevaluasi Pendidikan
Kesehatan yang telah
16.45 dibahas sebelumnya
- Menganjurkan kepada
pasien untuk menerapkan
teknik relaksasi saat nyeri
timbul dan menghindari
factor pencetus nyeri
17.00 tersebut
- Menganjurkan kepada
pasien untuk menjaga pola
makan dengan konsumsi
tinggi serat dan banyak
minum air putih.
Langkah- Wakt
NO Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
langkah u
1 Pendahulua 5 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
n meni danmemperkenalkan 2. Mendengarkan
t diri 3. Menjawab
2. Menjelaskan pertanyaan
maksud dantujuan
penyuluhan
3. Melakukan
EvaluasiValidasi
2 Penyajian 15 Menjelaskan materi 1. Mendengarkandenga
menit penyuluhan mengenai: n seksama
1. Pengertian nyeri 2. Mengajukan
2. Tujuan manajemen pertanyaan
nyeri
nonpharmacologic
3. Cara – cara
sederhanamengata
si nyeri
4. Mendemontrasikan
cara-cara
mengatasi nyeri
3 Evaluasi 5 Memberikan 1. Menjawab
meni pertanyaanakhir 2. Mendemonstrasikan
t sebagai evaluasi
4 Penutup 5 1. menyimpulkan 1. Mendengarkan
meni bersama-sama 2. Menjawab salam
t hasil kegiatan
penyuluhan
2. Menutup
penyuluhan
danmengucapkan
salam
D. Materi
1. Pengertian
a. Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat
b. Nyeri merupakan suatu ketidaknyamanan yang meningkat dan
sensasinya sangat subyektif, serta menimbulkan gangguan dan
perubahan aktifitas fisik, psikis yang meliputi emosi, pola fikir dan
sebagainya
2. Tujuan manajemen nyeri Non Pharmacologis
a. Menangani nyeri akut atau kronis
b. Memberikan rasa nyaman
c. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang rasa
sakit.
3. Cara sederhana mengatasi nyeri
a. Distraksi (Pengalihan pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap nyeri
yangsedang dirasakan)
Contoh:
- Membayangkan hal-hal yang indah
- Membaca buku, Koran sesuai yang di sukai
- Mendengarkan musik, radio, dan lain-lain
b. Relaksasi
Tiga hal penting dalam relaksasi adalah :
- Posisi yang tepat
- Pikiran tenang
- Lingkungan tenang
Teknik relaksasi:
2. Relaksasi
Teknik relaksasi:
- Menarik nafas dalam
- Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan
CARA SEDERHANA MENGATASI NYERI Nafas beberapa kali dengan irama yang
normald
1. Distraksi (Pengalihan pada hal-hal lain - Ulangi nafas dalam dengan konsentrasi
pikiran Setelah rileks, nafas pelan Nama: Ratno Deby
sehingga lupa terhadap nyeri yang sedang
dirasakan) Nim: 1420121112
Contoh:
- Membayangkan hal-hal yang indah
- Interaksi dengan bayi
- Membaca buku, Koran sesuai yang di
sukai
- Mendengarkan musik, radio, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA