Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepala Sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling

berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan yang bertanggung

jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan

pendidik dan tenaga kependidikan serta pemeliharaan sarana dan prasarana dan

juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Sebagai seorang

pemimpin Kepala Sekolah harus memiliki nilai spiritul, nasionalisme, mandiri,

integritas dan bertanggung jawab. Dengan memiliki karakter-karakter tersebut

maka seorang Kepala Sekolah bisa menjadi tauladan bagi orang-orang

disekelillingnya. Kepala sekolah harus selalu memotivasi para stake holder yang

ada di sekolah terutama guru-guru dan komite, mitra usaha ,orang tua siswa yang

harus dibina keharmonisannya untuk mencapai tujuan utama sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional yaitu mencerdaskan anak bangsa yang berahlak mulia dan

mencintai bangsanya. Mengingat begitu beratnya tugas dan tanggung jawab

Kepala Sekolah maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintag Nomor 19

Tahun 2017 dalam pasal 54 menyatakan bahwa tugas utama Kepala Sekolah

adalah melaksanakan tugas manajerial, pengebangan kewirausahaan, dan

supervisi guru dan tenaga kependidikan. Mengingat begitu beratnya tugas dan

tanggung jawab Kepala Sekolah maka pemerintah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 dalam pasal 54 menyatakan bahwa tugas


2

utama Kepala Sekolah adalah melaksanakan tugas manajerial, pengebangan

kewirausahaan, dan supervisi guru dan tenaga kependidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah menetapkan 5 (lima) dimensi kompetensi

yaitu: (1) kepribadian, (2) manajerial, (3) kewirausahaan, (4) supervisi, dan (5)

sosial. Dasar kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi

lainnya, khususnya dalam melaksanakan program pendidikan nasional, propinsi,

dan kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan dalam bidang

perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus mampu

menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan program

pendidikan.

Kompetensi manajerial merupakan kompetensi kepala sekolah dalam

memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik,

di antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen. Dengan kemampuan dalam

mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berfikir, cara

mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang manajer.

Kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Sebagai

salah satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan kemampuan dalam

wirausahanya ini maka kepala sekolah harus mampu menunjukkan kemampuan

dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau donatur, serta mampu

memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha.

Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah

khususnya dalam memahami apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai
3

pemimpin sekolah. Tugas dan fungsi dari supervisi ini adalah untuk

memberdayakan sumber daya sekolah termasuk guru. Salah satunya adalah

melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi

sosial yaitu kemampuan kepala sekolah dalam berinteraksi dan berkomunikasi

secara efektif dan efisien baik dengan peserta didik, guru, orang tua/wali, dan

masyarakat sekitarnya.

Dalam rangka meningkatkan mutu kepala sekolah/madrasah, pemerintah

mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010

tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Permendiknas ini

memuat sistem penyiapan calon kepala sekolah/ madrasah, proses pengangkatan

kepala sekolah/madrasah, masa tugas, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB), penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah, mutasi dan pemberhentian

tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah.

Menindaklanjuti Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan

Kepala Sekolah (LPPKS) mengadakan pendidikan dan latihan calon kepala

sekolah. Setelah melalui tahapan seleksi administrasi melalui Dinas Pendikan

Kabupaten Ogan Komering Ilir dan seleksi akademik yang pelaksanaannya

langsung dibawah pengawasn tim penguji dari LPPKS Solo bertempat di Gedung

Pendidikan dan Latihan di Teluk Gelam Kabupaten.Ogan Komering Ilr Sumatera

Selatan , calon kepala sekolah Kabupaten Ogan Komering Ilir mengikuti Diklat
4

calon kepala sekolah tahun 2021. Diklat tersebut dilaksanakan oleh Master

Trainer dari LPPKS Solo beserta Master Trainer dari LPMP Provinsi Sumatera

Selatan dan dari Universitas PGRI Palembang Provinsi,melalui kegiatan in service

training 1 ( IST-1 ), On the Job Training (OJT), dan in service Training 2 ( IST-2).

Kegiatan OJT penting bagi peserta diklat calon kepala sekolah untuk

mempraktikkan kompetensi yang telah dipelajari selama kegiatan in service

training 1. Dalam OJT dipraktikkan bagaimana mengkaji RKS, pengelolaan

kurikulum sekolah,, pengelolaan keuangan,, pembinaan tenaga administrasi

sekolah, pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarana prasarana sekolah,

pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran, program supervisi guru junior, menyusun perangkat pembelajaran,

sistem monitoring dan evaluasi serta pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan

dan peningkatan kompetensi berdasarkan hasil penilaian kompetensi dalam

AKPK. Kegiatan OJT dilaksanakan pada 2 sekolah magang, yaitu pada sekolah

tempat calon kepala sekolah bertugas dan sekolah lain.

Sebagai peserta Diklat calon kepala sekolah Kabupaten Ogan Komering

Ilir, penulis melaksanakan OJT di SMP Negeri 1 Mesuji (Merupakan sekolah asal

calaon Kepala Sekolah ), dan SMP Negeri 3 Lempuing (sekolah magang 2).

Kegiatan OJT dilaksanakan mulai tanggal 23 September sampai 11 Desember

2021. Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan OJT, maka penulis melaksanakan

OJT di SMP Negeri 1 Mesuji selama 150 jam dan pada SMP Negeri 3 Lempuing

selama 50 jam.
5

Berdasarkan hasil pelaksanaan OJT pada SMP Negeri 1 Mesuji dan SMP

Negeri 3 Lempuing, Penulis menyusun laporan akhir OJT. Laporan ini merupakan

salah satu tugas wajib peserta Diklat calon kepala sekolah berdasarkan kondisi

nyata di lapangan untuk meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi tujuan laporan OJT

ini adalah untuk meningkatkan :

1. Kompetensi kepribadian

2. Kompetensi manajerial melalui pengkajian RKS, pengelolaan kurikulum,

pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga administrasi sekolah, pengelolaan

peserta didik, pengelolaan sarana prasarana sekolah, pengelolaan pendidikan

dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, dan sistem

monitoring dan evaluasi pada SMP Negeri 1 Mesuji dan SMP Negeri 3

Lempuing.

3. Kompetensi supervisi melalui pelaksanaan supervisi guru junior pada SMP

Negeri 1 Mesuji dan SMP Negeri 3 Lempuing.

4. Kompetensi Kewirausahaan

5. Kompetensi Sosial melalui kegiatan peningkatan AKPK di sekolag magang 2


6

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan OJT ini adalah sebagai berikut.

1. Mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam setiapkegiatan OJT, khususnya

pada pelaksanaan RTL.

2. Mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam setiap kegiatan OJT,

khususnya pada pelasanaan RTL

3. Mengintegrasikan nilai-nilai kepemimpinan yang selalu menmpatkan

pembelajaran pada prioritas utama dalam pengambilan.

4. Meningkatkan kemampuan guru kelas dalam membuat media pembelajaran

(power point).

5. Menyusun perangkat pembelajaran (RPP, Bahan Ajar dan Evaluasi)

6. Memetakan kesenjangan sekolah sendiri dan sekolah magang lain dan

menyusun alternatif solusi untuk mengatasi kesenjangan.

7. Melaksanakan pra observasi, observasi dan post observasi dalam supervissi

guru junior.

Anda mungkin juga menyukai