BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
c. Peraturan….
1
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
B. Dasar Hukum
1. Buku pedoman petunjuk pelaksana K3 Th. 2015
2. Pedoman Akreditasi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2012.
3. Peraturan PemerintahRepublik Indonesi Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
4. Surat Perintah Karumkit Bhayangkara Makassar Nomor : Sprin///2015 tentang
panitia Akreditasi 2012 Rumah Sakit.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman tata laksana pengendalian Bahan Berbahaya dan
Beracun adalah penggunaan bahan berbahaya dan beracun yang ada di tempat
kerja Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada umumnya dan pada Instalasi
Laboratorium, Instalasi radiologi, Instalasi Farmasi, Hemodealisa, IPPRS, Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Loundry dan Instalasi forensik
khususnya.
BAB II
2
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
BAB II
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI
A. Pengertian
1. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah tehnik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya.
4. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi dan memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
5. Symbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasinya B3.
6. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.
b. pengoksidasian
3
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
b. Pengoksidasian
Pengujian bahan padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi dapat
dilakukan dengan metode uji pembakaran menggunakan amonium persulfat
sebagai senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa cairan, senyawa
standar yang digunakan adalah larutan asam nitrat. Dengan pengujian
tersebut, suatu bahan dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi apabila waktu
pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran
senyawa standar.
e. Mudah menyala
Mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:
1) Berupa cairan
Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60% (140°F) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber
nyala lain pada tekanan udara 790 mmHg. Pengujiannnya dpat dilakukan
dngan metode Closed-Up test.
2) Berupa padatan
B3 yang bukan merupakan cairan, pada temperatur dan tekanan standar
(25°C, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran
melalui gesekan, penyerapan air atau perubahan kimia secara spontan
dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang menerus dalam
10 detik. Selain itu suatu bahan padatan diklasifikasikan B3 mudah
terbakar apabila dalam pengujian dengan metode serta Close-Up Flash
pont Test diperoleh titik nyala kurang dari 40°C.
i. Berbahaya
Adalah bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui instalsi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap lesehatan sampaia tingkat tertentu.
j. Korosif (Corrosive)
B3 yang bersifat korosif mempunyai sifat antara lain :
m.Karsinogenik
Adalah sifat bahan penyebab sel kanker yakni sel liar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
5 n. Teratogenik
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
n. Teratogenik
Adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio.
o. Mutagenic
Adalah sifat bahan yag menyebabkan perubahan kromosom yang berarti
dapat merubah genetika.
2. Membuat…
6
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
3. Indentifikasi bahaya
a. Akibat terhadap kesehatan :
1) Mata
2) Kulit
3) Tertelan
4) Terhirup
5) Karsinogenik
6) Teratogenik
7) Reproduksi
b. Akibat terjadi kebakaran :
1) Sifat-sifat bahan mudah terbakar
2) Sifat-sifat bahan yang mudah meledak
3) Sifat-sifat bahan ynag mudah menguap (sifat fisika dan kimia)
4) Tumpahan dan kebocoran kecil/besar
5) Penyimpanan yang tidak memenuhi syarat.
c. Pencemaran lingkungan /Ekologi
1) Kemungkinan dampak terhadap lignkungan pembuangan limbah
2) Dagradasi lingkungan
3) Bio akumulasi
7
BAB III
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
BAB III
TATA LAKSANA
c. Pemaparan
d. Gejala Keracunan :
e. Pertolongan Pertama
f. Pencegahan 1) Hindari…
9
.
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
2. ALKOHOL
a. Nama Kimia : Ethyl Alkohol
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi tertelan atau kontak dengan kulit /
mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Pertolongan Pertama
f. Pencegahan Pemaran
2) Hindari…
g. Pencegahan
.
10
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
3. BARIUM SULFAT
a. Nama Kimia : BaSO4
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata /
kulit.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
4. CIDEX
a. Nama Kimia : Glutaraldehyde (OCH(CH2)3CHO)
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
5. ELPIJI
a. Nama Kimia : C3H8 / C3H6 / C4H10 / C4H8
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
2) Kulit : Frostbite
12 e. Target Organ
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
6. FENOL
a. Nama Kimia : C6H5OH
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
13
2) Segera….
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
7. FORMALIN
a. Nama Kimia : HCHO
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan mata / kulit.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
8. FREON
a. Nama Kimia : CCI4
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, absorbsi kulit atau kontak
dengan mata / kulit.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
9. HIDROGEN PEROKSIDA
a. Nama Kimia : H2O2
c. Pemaparan
15 Pemaparan…
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata /
kulit.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata /
kulit. d. Gejala….
16
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
11. KLORIN
a. Nama Kimia : CI2
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan mata / kulit.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
4) Kortikosteroid, antibiotika.
g. Pencegahan Pemaparan
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
2) Kulit : Frostbite
e. Target Organ
Saluran….
18
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
2) Pakai masker.
13. METHANOL
a. Nama Kimia : CH3OH
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
1) Segera…
19 .
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
g. Pencegahan Pemaparan
c. Pemaparan
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
1) Segera…
20 .
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
g. Pencegahan Pemaparan
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan kulit /
mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
16. NITROGLISERIN
a. Nama Kimia : CH2NO3CHNO3CH2NO3
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
3) Pakai masker.
17. TIMBAL
a. Nama Kimia : Pb
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui tertelan atau kontak dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
2) Pakai masker.
18. XYLENE
a. Nama Kimia : C6H4(CH3)2.
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan kulit / mata.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
b. Nama Lain : -
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata /
kulit.
d. Gejala Keracunan :
e. Target Organ
f. Pertolongan Pertama
g. Pencegahan Pemaparan
d. Gejala Keracunan :
1) Mata : Iritasi mata
2) Kulit : Iritasi kulit, ulcerations
3) Inhalasi : Batuk, tersedak, sesak nafas, bersin, mengi, edema paru,
bronchitis kronis, sakit kepala, pusing, mengantuk, spastisitas,
kelemahan, kehilangan kesadaran.
4) Tertelan : mual, muntah, diare.
e. Pertolongan pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan air mengalir ± selama 15 menit.
2) Segera melakukan pembilasan pada kulit dengan air mengalir ± 15 menit.
3) Cuci dengan sabun desinfektan & menutupi kulit yang terkontaminasi
dengan krim anti – bakteri.
4) Berikan oksigen / bantuan pernafasan apabila ada gangguan pernafasan.
5) Bila tertelan segera lakukan kumbah lambung.
6) Dapat diberikan anti dotum.
7) Bila perlu dilakukan hemodialisis.
f. Pencegahan
1. Hindari kontak dengan mata dan kulit.
2. Selalu perhatikan tata cara penyimpanan yang benar.
3. Pembelian dekat dengan kamar bilas atau kamar mandi.
d. Gejala keracunan
1) Mata : iritasi mata, luka bakar pada mata
2) Kulit : iritai kulit, luka bakar pada kulit
26 3) Inhilasi…….
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
22. DEVELOPER
a. Nama kimia :
b. Nama lain : propilen glikol eter asetat monomethyl
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, kontak kulit dan kontak
dengan mata.
d. Gejala keracunan
1) Mata : iritasi mata
2) Kulit : iritasi kulit
3) Inhalasi : batuk, sakit kepala, kelemahan fisik, mual, muntah, diare,
pusing, mengantuk.
4) Tertelan : sakit kepala, kelemahan fisik, mual, muntah, diare,
pusing, mengantuk.
e. Pertolongan pertama
27 1) Segera …….
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
23. OKSIGEN
a. Nama kimia :-
b. Nama lain : molekul oksigen, oksigen murni, O2, cair – oksigen
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, kontak kulit, dan kontak
dengan mata.
d. Gejala keracunan
1) Mata : iritasi mata
2) Kulit : iritasi kulit, luka bakar pada kulit
3) Inhalasi :
e. Pertolongan pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan air mengalir ± selama 15 menit.
2) Segera melakukan pembilasan pada kulit dengan air mengalir ± 15
menit.
3) Cuci dengan sabun desinfektan & menutupi kulit yang terkontaminasi
dengan krim anti – bakteri.
f. Pencegahan
1. Hindari kontak dengan mata dan kulit.
2. Selalu perhatikan tata cara penyimpanan yang benar.
28
3. Pembelian…….
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
24. FIXER
a. Nama kimia : -Na2S2O3
b. Nama lain : natrium thiosulfat
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, kontak kulit dan kontak
mata.
d. Gejala keracunan
1) Mata : iritasi mata
2) Kulit : iritasi kulit
3) Inhalasi :
4) Tertelan :
e. Pertolongan pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan air mengalir ± selama 15 menit.
2) Segera melakukan pembilasan pada kulit dengan air mengalir ± 15
menit.
3) Cuci dengan sabun desinfektan & menutupi kulit yang terkontaminasi
dengan krim anti – bakteri.
4) Berikan oksigen / bantuan pernafasan apabila ada gangguan
pernafasan.
5) Bila tertelan segera lakukan kumbah lambung.
6) Dapat diberikan anti dotum.
7) Bila perlu dilakukan hemodialisis.
g. Pencegahan
1. Hindari kontak dengan mata dan kulit.
2. Selalu perhatikan tata cara penyimpanan yang benar.
3. Pembelian dekat dengan kamar bilas atau kamar mandi.
29 3. Untuk…….
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
30
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
Prosedur :
a) Bahan berbahaya, ( Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua jenis asa
dan basaberat (28 jenis bahan) ditempatkan dan disimpan dengan baik dan
aman sesuai dengan peruntukannya dan dikelompokkan sesuai dengan
MSDS
b) Bahan berbahaya diberikan label nama, tanda bahaya atau peringatan
berbahaya
c) Pastikan tersimpan dalam keadan aman
Prosedur :
31
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
1. Setiap jenis bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akan diadakan adalah yang
sudah terdaftar pada Direktorat Jendral Pengawasa Obat dan Makanan Kementrian
Kesehatan RI. Oleh distributor, importer atau Produsen dengan bukti pendaftaran.
2. Bahan berbahaya dan beracun (B3)myang diadakan harus sudah diberi wadah,
dikemas dengan baik dan aman
3. Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandan yang meliputi : nama sediaan
atau nama dagang, nama bahan aktif, isi berat netto, kaliomat peringatan, tanda dan
symbol berbahaya.
4. Penandaan pada wadah atau kemasan harus jelas dan mudah dibaca, tidak mudah
luntur oleh sinar maupun cuaca
5. Pihak penyedia bahan berbahaya dan beracun harus membuat Material Safety Data
Sheet (MSDS) yaitu berupa lembar data pengaman yang membuat informasi dari pabrik
tentang sifat khusus (fisika maupun kimia) dari bahan, cara penyimpanan, resiko dan cara
penanggulangan bila terjadi kontaminasi.
Prosedur :
1. Bahan beracun dan berbahaya diterima harus disertai MSDS
2. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya dikelompokkan sesuai potensi bahaya
sendiri yang tercantum pada MSDS
3. Pada sisi luar pintu penyimpanan dipasangi label yang berisi :
a. Nama bahan
b. Tanda bahaya
32
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
Prosedur :
1. Ambil kit untuk penanganan tumpahan merkuri yan
a. 4-5 pcs plastic
b. Kantong plastic sampah tebal warna ungu (citotoksik)
c. Sarung tangan latex
d. Masker
e. Spuite besar tanpa jarum
f. Senter
g. Bubuk belerang
h. Spidol untuk menulis /labeling
i. Wadah kecil dengan penutup untuk wadah merkuri
j. Spon karet
k. Paper towel
l. Tissue gulung
2. Pakailah APD seperti : sarung tangan, hand scund, dan masker
33
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
Lepaskan segala jenis perhiasan dari tangan maupun pergelangan tangan agar merkuri
tidak berikatan dengan logam mulia dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi paparan
atau kontaminasi
b. Isolasi area yang terkontaminasi Mercuri dan matikan sistem ventilasi dalam ruangan
untuk menghidari penyebaran merkuri
3. Ambillah secara hati-hati jika terdapat pecahan kaca atau benda tajam pada
tumpahan tersebut
4. Tempatkan semua pecahan tersebut pada lembaran Tissue Gulung, kemudian lipat
dan masukkan kedalam plastic zip lock, amankan dengan diberi label
5. Gunakan alat pembersih spons karet untuk mengumpulkan merkuri, sapukan
dengan gerakan searah perlahan-lahan agar merkuri tidak menyebar, kemudian
ambil lampu senter dan carilah tumpahan merkuri di tempat atau sudut yang agak
gelap dan mungkin menempel di permukaan lainnya
6. Gunakan sedotan/spuite tanpa jarum untuk mengangkat tumpahan mercuri dari
permukaan yang terkontaminasi, tempatkan pada paper towel (tissue gulung )
basah secara hati-hati, masukkan kedalam plastic zip lock dan masukkan kedalam
tempat khusus yang bertutup serta diberi label. Setelah menyingkirkan tumpahan
merkuri yang lebih besar, gunakan bubuk belerang untuk menyerap merkuri
7. Tempatkan semua perlengkapan pembersih tersebut termasuk sarung tangan
kedalam kantong plastic
8. Masukan semua barang-barang dalam wadah plastic sampah berwarna ungu dan
amankan serta diberi label “Awas Berbahaya Merkuri”
9. Semua sampah tersebut dimasukkan kedalam satu wadah untuk disimpan pada
tempat khusus yang aman dengan ventilasi yang baik
34
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
Prosedur :
1. Periksa dan cek panel kontrol dan swicth monitoring masing-masing pompa
2. Periksa dan bersihkan bak kontrol dari sampah dan lemak yang ada
3. Periksa panel blower kompresor pada bak Equalisasi
4. Periksa dan bersihkan Septiktank dari sampah dan kotoran lainnya.
5. Melakukan drine system secara rutin 2 (dua) kali dalam seminggu agar bakteri
berkembang dalam bak biofilter berfungsi dengan normal
6. Periksa bak kontak dan tambahkan Chlorine bila diperlukan pada tangki Klor
7. Bersihkan sampah pada Bak dan Kolam indicator
8. Periksa kwalitas air buangan secara Laboratorium setiap 1 (satu) bulan sekali
Prosedur :
1. Petugas secara berkala melakukan monitoring tentang pendistribusianair bersih ke
seluruh rumah sakit
2. Petugas melakukan perbaikan terhadap kerusakan dan kebocoran dalam
pendistribusian air bersih di rumah sakit.
3. Dalam perbaikan hindari terjadinya persambungan silang yang dapat menyebabkan
kontaminasi terhadap sistem pendistribusian tersebut.
35
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
4. Petugas melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih secara berkala
dan minimal dapat dilakukan setahun sekali sesuai junkis Dirjen PPM dan PL Departemen
Kesehatan.
5. Pemeriksaan kimia air minum dan air bersih dilakukan 1 (satu) kali sebulan dan titik
pengambilan sampel pada masing-masing reservoir dan keran terjauh dari reservoar.
6. Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi terutama pada air kran
dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan, tempat
reservoar dan pada titik rawan pencemaran.
7. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang menyimpang
dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter yang menyimpang.
Prosedur :
Prosedur Kerja Limbah Cair :
1. Limbah cair yang dihasilkan tiap unit pelayanan disalurkan melalui saluran IPAL yang
tertutup termasuk resapan dari septik tank, terpisah dengan jalur pembuangan air hujan
2. Pengumpulan limbah cair B3 harus menggunakan Kontainer yang kuat dan tidak
mudah dibuka orang yang tidak bertanggung jawab dan diberi label
3. Limbah yang berasal dari Laboratorium didekontaminasi terlebih dahulu dan air sisa
pembuangannya disalurkan ke saluran IPAL
4. Kriteria khusus Wadah limbah cair Radiologi ( Fixer & Undeveloped ) :
a. Tahan korosif dan kedap air
b. Terdapat tanda atau label yang jelas
c. Mudah dipindahkan dan limbahnya tidak mudah dikeluarkan.
36
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
d. Khusus Limbah Fixer dan Undeveloped bila tidak menghubungi suplayer untuk program
pengambilan kembali untuk untuk program pengambilan kembali untuk pengolahan
lanjutan
e. Cairan sisa pengolahan lainnya dapat disalurkan ke saluran IPAL
5. Limbah cair yang berasal dari Dapur ( Instalasi Gizi ) sebelum dibuang ke saluran IPAL
dipasang bak penangkap lemak
6. Dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air buangan sebelum olahan maupun setelah
proses pengolahan di IPAL out putnya secara berkala setiap 1 (satu) bulan sekali
7. Saluran IPAL secara berkala dibersihkan agar aliran lancar dan bakdibersihkan dari
sampah secara periodik agar pompa-pompa tidak rusak
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakaian kerja
Prosedur :
Prosedur Kerja Dalam Pemanfaatan Sampah Padat :
1. Dilakukan pemilahan dalam pengumpulan dan pembuangan sampah seperti sampah
organik, sampah anorganik dan sampah khusus ( spesifik )
2. Masing – masing Tong sampah dilapisi dengan kantong plastic
3. Pewadahan sampah :
a. Tong Sampah dilapisi plastic warna kuning untuk tempat sampah medis
b. Tong Sampah dilapisi plastic warna hitam dilengkapi label sampah anorganik untuk
jenis sampah kertas, botol, plastic dan sejenisnya.
c. Tong Sampah dilapisi plastic warna hitam dilengkapi label sampah organic untuk jenis
sampah daun, sisa makanan dan sejenisnya
4. Petugas kebersihan ruangan mengangkut sampah ke TPS sesuai dengan jalur, jadwal
dan jenis sampah dari unit ruangan pelayanan
37
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
5. Alat angkut yang dipergunakan harus kuat dan kedap air sehingga tidak ada yang
tercecer dalam perjalanan
6. Melakukan pensortiran terhadap sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, baik
sampah anorganik yang dilakukan pemilahan di TPS (container) seperti : plastik, kertas,
kaleng, dll dikumpulkan tersendiri sedangkan sampah organic untuk pembuatan pupuk
kompos
7. Dilakukan pembersihan/pencucian tempat sampah (wadah) secara berkala
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian kerja
7.
BAB IV
BAB IV
38
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2015
TANGGAL JANUARI 2015
PENUTUP
Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal : 2015
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
39