Metode Penyusutan
1. Metode aktivitas (unit penggunaan atau produksi)
Mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau
produktivitas bukan dari berlalunya waktu. Umur aset dinyatakan dalam istilah
keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang diproduksi), atau masukan
(input) seperti jumlah jam kerja. Contoh kasus:
Jika Stanley menggunakan mesin derek itu selama 4000 jam padatahun pertama,
maka beban penyusutannya adalah:
PENURUNAN NILAI
Standar akuntansi umum dari nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai realisasi
neto untuk persediaan tidak berlaku pada saat aset tetap. Bahkan, pada saat aset tetap telah
mengalami keusangan parsial, akuntan enggan mengurangi jumlah aset. Hal ini karena seperti
persediaan, sulit untuk menghitung nilai wajar aset tetap yang tidak subjektif.
DEPLESI
Merupakan proses pengalokasian biaya perolehan sumber daya mineral. Tidak seperti
pabrik dan peralatan, sumber daya mineral dikonsumsisecara fisik selama periode
penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik fisiknya.
Menetapkan dasar deplesi
Perhitungan dasar deplesi melibatkan perlakuan akuntansi yang benar atas tiga jenis
pengeluaran berikut:
1. Biaya pra-eksploitasi
Pengeluaran biaya yang terjadi sebelum perusahaan memperoleh hak hukum
untuk ekspoiloitasi area spesifik.
2. Biaya eksploitasi dan evaluasi
Contoh jenis biaya eksploitasi dan evaluasi:
Perolehan hak untuk mengeskplorasi
Studi topografi, geologi, geokimia, dan geofisika
Pengeboran eksploitasi
Sampling
Akivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan viabilitas
komersial atas penggalian sumber daya mineral.
3. Biaya pengembangan
Perusahaan membagi biaya pengembangan menjadi dua:
1) Biaya perlatan berwujud
2) Biaya pengembangan tak berwujud
REVALUASI
Perusahaan menggunakan prinsip biaya perolehan untuk menilai aset berwujud yang
berumur panjang setelah perolehan. Namun perusahaan memiliki pilihan: perusahaan dapat
menilai aset ini pada biaya perolehan atau nilai wajar.
Mengakui revaluasi
Ketika perusahaan memilih nilai wajar aset berumur panjang setelah perolehan,
perusahaan mencatat nilai wajar dengan menyesuaikan akun aset terkait dan mencatat
keuntungan yang belum direalisasi pada aset berwujud berumur panjang yang direvaluasi
tersebut. Keuntungan yang belum direalisasi ini sering disbut surplus revaluasi.
Isu Revaluasi
Penggunaan akuntansi revaluasi bukan merupakan semua aset atau tidak sama sekali.
Artinya perusahaan dapat memilih untuk menilai hanya satu kelas aset, misalnya
bangunan dan tidak merevaluasi aset lainnya seperti tanah atau peralatan.
Peusahaan yang menggunakan akuntansi revaluasi harus melakukan segala upaya
untuk menjaga nilai aet mutakhir. Aset yang mengalami perubahan harga yang cepat
harus direvaluasi secara tahunan.
Sebagian besar perusahaan tidak melakukan revaluasi, karena biaya yang besar dan
berkelanjutan sehubung dengan penilai independen untuk menentukan nilai wajar.
Selain itu keuntungan yang terkait dengan revaluasi di atas biaya historis tidak
dilaporkan dalam laba neto melainkan lansung ke ekuitas.