Anda di halaman 1dari 6

PENYUSUTAN, PENURUNAN, DAN DEPLESI

PENYUSUTAN-METODE ALOKASI BIAYA


Penyusutan (depreciation) didefiniskan sebagai proses akuntansi dalam
mengalokasikan biaya aset berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional
selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aset tersebut.

Alokasi biaya aset:


 Aset tetap –jk. panjang= Beban Penyusutan (Depreciation)
 Aset tidak berwujud = Beban Amortisasi (Amortization)
 Sumber daya alam = Beban Deplesi (Depletion)

Faktor-faktor yang Terlibat dalam Proses Penyusutan


Tiga pertanyaa mendasar:
(1) Dasar penyusutan apa yang akan digunakan untuk aset?
(2) Berapa masa manfaat aset?
(3) Metode pengalokasian biaya apa yang paling baik untuk aset tersebut?

Basis untuk penyusutan


Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan adalah fungsi dari dua faktor: biaya
perolehan asli dan nilai residu (perkiraan jumlah yang diterima perusahaan ketika menjual
aset atau berhenti memakainya.
Dasar Penyusutan ilustrasi 11-1

Faktor-faktor yang Terlibat dalam Proses Penyusutan


Estimasi umur pelayanan atau jasa
 Umur pelayanan (manfaat) aset dan umur fisiknya sering kali tidak sama.
 Aset ditarik dari penggunaannya karena dua alasan:
(1) Faktor fisik (kerusakan atau habisnya umur fisik)
(2) Faktor Ekonomi (keusangan, ketidaklayakan, penggantian)

Metode Penyusutan
1. Metode aktivitas (unit penggunaan atau produksi)
Mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau
produktivitas bukan dari berlalunya waktu. Umur aset dinyatakan dalam istilah
keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang diproduksi), atau masukan
(input) seperti jumlah jam kerja. Contoh kasus:

Jika Stanley menggunakan mesin derek itu selama 4000 jam padatahun pertama,
maka beban penyusutannya adalah:

2. Metode garis lurus.


Mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi
dari penggunaan. Prosedur garis lurus secara konseptual sering kali merupakan
prosedur penyusutan yang paling sesuai, apabila keusangan bertahap merupakan
alasan utama dari terbatasnya umur manfaat, maka penurunan kegunaanya akan
konstan dari periode ke periode. Contoh kasus:

Stanley menghitung beban penyusutan untuk mesin derek:


3. Metode beban menurun (dipercepat):
a) Jumlah angka tahun.
Menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang
menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal kurangi nilai sisa). Contoh:

Jumlah Angka Tahun. Setiap pecahan menggunakan angka tahun sebagai


penyebut (5+4+3+2+1 = 15) dan jumlah tahun estimasi yang tersisa pad awal
tahun sebagai pembilang. Dengan metode ini, pembilang menurun tahun demi
tahun dan penyebut tetap kosntan (5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1/15). Pada akhir masa
manfaat aset , saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.

Jumlah Angka Tahun

b) Metode saldo menurun.


 Menggunakan tarif penyusutan (%) berupa beberapa kelipatan dari garis
lurus. Tarif saldo menurun tetap konstan dan diaplikasikan pada nilai
buku.
 Nilai sisa tidak dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan.
 Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aset pada awal setiap
periode. Karena nilai buku aset dikurangi setiap periode dengan beban
penyusutan, maka tarif saldo menurun yang konstan diaplikasikan pada
nilai buku yang terus menurun menghasilkan beban penyusutan yang
semakin rendah tiap tahunnya.
Contoh:

Metode Saldo Menurun

PENURUNAN NILAI
Standar akuntansi umum dari nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai realisasi
neto untuk persediaan tidak berlaku pada saat aset tetap. Bahkan, pada saat aset tetap telah
mengalami keusangan parsial, akuntan enggan mengurangi jumlah aset. Hal ini karena seperti
persediaan, sulit untuk menghitung nilai wajar aset tetap yang tidak subjektif.

Pengakuan penurunan nilai


Untuk menentukan apakah suatu aset mengalami penurunan nilai perusahaan harus:
 Meninjau indikator penurunan nilai aset tersebut secara tahunan
 Jika indikator penurunan benar-benar ada, maka uji penurunan nilai harus dilakukan.
Dengan membandingkan jumlah aset terpulihkan dengan nilai tercatatanya, maka
perbedaan tersebut disebut rugi penurunan nilai.
 Setelah mencatat rugi penurunan nilai, jumlah terpulihkan menjadi dasar dari aset
yang turun nilainya.

DEPLESI
Merupakan proses pengalokasian biaya perolehan sumber daya mineral. Tidak seperti
pabrik dan peralatan, sumber daya mineral dikonsumsisecara fisik selama periode
penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik fisiknya.
Menetapkan dasar deplesi
Perhitungan dasar deplesi melibatkan perlakuan akuntansi yang benar atas tiga jenis
pengeluaran berikut:
1. Biaya pra-eksploitasi
Pengeluaran biaya yang terjadi sebelum perusahaan memperoleh hak hukum
untuk ekspoiloitasi area spesifik.
2. Biaya eksploitasi dan evaluasi
Contoh jenis biaya eksploitasi dan evaluasi:
 Perolehan hak untuk mengeskplorasi
 Studi topografi, geologi, geokimia, dan geofisika
 Pengeboran eksploitasi
 Sampling
 Akivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan viabilitas
komersial atas penggalian sumber daya mineral.
3. Biaya pengembangan
Perusahaan membagi biaya pengembangan menjadi dua:
1) Biaya perlatan berwujud
2) Biaya pengembangan tak berwujud

REVALUASI
Perusahaan menggunakan prinsip biaya perolehan untuk menilai aset berwujud yang
berumur panjang setelah perolehan. Namun perusahaan memiliki pilihan: perusahaan dapat
menilai aset ini pada biaya perolehan atau nilai wajar.

Mengakui revaluasi
Ketika perusahaan memilih nilai wajar aset berumur panjang setelah perolehan,
perusahaan mencatat nilai wajar dengan menyesuaikan akun aset terkait dan mencatat
keuntungan yang belum direalisasi pada aset berwujud berumur panjang yang direvaluasi
tersebut. Keuntungan yang belum direalisasi ini sering disbut surplus revaluasi.
Isu Revaluasi
 Penggunaan akuntansi revaluasi bukan merupakan semua aset atau tidak sama sekali.
Artinya perusahaan dapat memilih untuk menilai hanya satu kelas aset, misalnya
bangunan dan tidak merevaluasi aset lainnya seperti tanah atau peralatan.
 Peusahaan yang menggunakan akuntansi revaluasi harus melakukan segala upaya
untuk menjaga nilai aet mutakhir. Aset yang mengalami perubahan harga yang cepat
harus direvaluasi secara tahunan.
 Sebagian besar perusahaan tidak melakukan revaluasi, karena biaya yang besar dan
berkelanjutan sehubung dengan penilai independen untuk menentukan nilai wajar.
Selain itu keuntungan yang terkait dengan revaluasi di atas biaya historis tidak
dilaporkan dalam laba neto melainkan lansung ke ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai