Anda di halaman 1dari 17

POST

MODERNISME

Kuliah Studi Media dan


Budaya
• Postmodernisme
merupakan sebuah
konsep dalam kajian
budaya populer.
• Konsep ini digunakan
untuk menggambarkan
dan menganalisis aspek
penting dalam
kebudayaan kontemporer
atau budaya masa kini.
• (Dominiq Strinati. 2004.
An Introduction to
Theories of Popular
Culture)
• Post = Pasca
• Postmodernisme : Pasca Modernisme
(konsep ini lahir setelah modernisme)

Sebelum membahas postmo, kita bicara


modernisme dulu
Dalam Modernisme ….
• Modernisme mewakili berbagai gerakan budaya
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
• Modernisme mencakup gerakan reformasi dalam
seni, bacaan, musik, arsitektur, dan seni terapan.
• Gerakan ini juga ditandai dengan usaha pelibatan
ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam setiap
aspek kehidupan.
• Modernisme membawa reformasi di segala bidang
kehidupan termasuk filsafat, perdagangan, seni,
dan sastra dengan bantuan teknologi.
Dalam Modernisme …..
• modernisme diinterpretasikan dengan suatu
keadaan yang serba maju, teratur, dan logis
• bentuk-bentuk kebudayaan yang menandai
modernisasi seperti rasionalitas*, industri
dan teknologi **
• Namun sains dan teknologi sama sekali tidak
netral, mereka membentuk semua pilihan kita,
mengarahkan semua tindakan kita

• sementara dalam diri manusia juga terdapat


benih-benih keserakahan, dendam dan nafsu
ingin berkuasa yang tidak dikenalinya.
SKEPTIS TERHADAP MODERNISME
• Istilah Postmodernisme muncul pertama kali
sekitar tahun 1870, John Watkins Chapman
mengemukakan gaya lukisan baru yang disebut
postmodern style sebagai bentuk perlawanan
pada modernisme
• Dari seni kemudian merambah pada berbagai
aspek
• Hadirlah Postmodern
• * Menurut pemikir Adorno, Foucoult, Lyotard, dan
Boudrillard, pencerahan bukannya melahirkan kemajuan,
tetapi justru memunculkan penindasan dan dominasi. Akal
bukan mengarah kepada pemenuhan kebutuhan material
melainkan kepada kontrol dan perusakan.

• ** Mengenai perkembangan teknologi dan industri , Barker


menyatakan bahwa modernitas juga membawa “sisi gelap”
katanya menjadi modern berarti berada pada sebuah
lingkungan yang menjanjikan petualangan, kekuasaan,
kegembiraan, pertumbuhan, transformasi diri dan dunia kita,
sekaligus juga mengancam akan merusak semua yang kita
miliki dan keseluruhan diri kita.
Perbedaan Postmo dan
Modernisme
• Modernisme didasarkan pada penggunaan akal dan pikiran
logis untuk memperoleh pengetahuan. Di sisi lain,
postmodernisme menentang penggunaan pemikiran logis.
• Sifat hirarkis dan terorganisir serta determinasi iptek
menandai modernisme. Sebaliknya, postmodernisme
didasarkan pada anarkisme, non-totaliter, dan
ketidakpastian.
• Pendekatan modernisme bersifat obyektif, teoritis, dan
analitis; sedangkan pendekatan postmodernisme didasarkan
pada subjektivitas.
• Modernisme mencoba membangun sebuah pandangan dunia
yang koheren sedangkan postmodernisme berusaha
menghapus perbedaan status tinggi – rendah.
DALAM POSTMODERNISME…
• Dalam Postmodernisme, runtuh batasan antara
kebudayaan dan masyarakat, dimana budaya
tidak lagi ‘agung’ karena media massa sudah
merefleksikannya dalam dunia sosial
masyarakat.
• Runtuhnya batasan kebudayaan tinggi dengan
budaya populer, dimana masyarakat tidak lagi
bisa membedakan karya seni dengan karya
populer.
Dalam Postmodernisme …
• Posmodernisme menempatkan perempuan, gay,
lesbian dan kelas bawah lainnya tidak lagi
dianggap marjinal tetapi pada posisi sentral
• Masyarakat seringkali dibuat bingung dengan
konsep ‘kekinian’ dan ‘keakanan’
• Budaya populer telah melonggarkan batasan
nilai agama, ilmu pengetahuan, dan seni,
sehingga masyarakat tidak tahu lagi apa yang
menjadi pijakan hidupnya.
• Semakin kuatnya hiperealitas media
CIRI MASYARAKAT POSTMO….
1. Uang dianggap sangat penting bukan hanya digunakan sebagai alat tukar
melainkan juga sebagai simbol bagi pemiliknya.
2. Budaya yang cenderung mengeksploitasi kesenangan daripada
manfaatnya. Memudarnya kepercayaan pada agama yang dianutnya.
3. Meledaknya industri media massa yang menjelma menjadi “Tuhan” yang
menentukan kebenaran.
4. Munculnya radikalisme etnis dan agama sebagai reaksi dari kekuatan
media massa.
5. Semakin kuatnya perkotaan sebagai pusat kebudayaan dibandingkan
pedesaan yang dianggap daerah pinggiran.
6. Semakin terbukanya peluang bagi pelbagai kelas sosial atau kelompok
minoritas untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas dan
terbuka
7. Bahasa yang digunakan seringkali tidak memiliki kejelasan makna
sehingga terdengar ambigu.
8. Hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari-hari karena orang
seringkali mengatasnamakan “seni” sebagai pembiasaan.
Postmodernisme dan Media
• Postmodern media rejects the idea that any media product or text
is of any greater value than another. All judgements of value are
merely taste.
• Perbedaan antara media dan realitas membingungkan, dan saat ini
kita hidup dalam realitas yang dibentuk oleh representasi dari
simulakrum, dimana gambaran realitas didapat dari representasi
satu sama lain, sehingga realitas yang murni tidak akan pernah
hadir --- disebut Hipereality/ Hiperealitas
• Lyotard, Baudrillard and Jameson : “that recent
economic changes produced particular
'structures of feeling' or a 'cultural logic'.
Typical assertions include claims that, mostly
thanks to television, and MTV in particular, we
now live in a 'three-minute culture' (the length of
most people's attention spans, it is said); or that
we are part of an over-visual society, a 'society
of the spectacle' - due to the preponderance of
television and the Internet”
• Lyotard, Baudrillard dan Jameson: “bahwa
perubahan ekonomi baru-baru ini menghasilkan
'struktur perasaan' tertentu atau 'logika budaya'.
Pernyataan yang khas mencakup klaim bahwa,
sebagian besar berkat televisi, dan MTV
khususnya, kita sekarang hidup dalam 'budaya
tiga menit' (panjang rentang perhatian
kebanyakan orang, katanya); atau bahwa kita
adalah bagian dari masyarakat yang terlalu
visual, 'masyarakat tontonan' - karena
banyaknya televisi dan Internet
• Postmodernist mengeklaim bahwa media
merupakan dunia yang berwarna warni, dimana
kita diblurkan oleh media, perbedaan antara
realitas dan representasi media menjadi blur.
Secara sederhananya, kita tidak punya sense
untuk membedakan real things dan gambaran
yang disaji media. MEDIA REALITY IS THE
NEW REALITY
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai