Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan sebagai hak asasi
manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai
upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
oleh masyarakat. Pelayanan Keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik yang sehat maupun
yang memiliki masalah kesehatan fisik, mental, sosial, dan
spiritual di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia merupakan
tanggung jawab Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat,
harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya
kesehatan melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau.

Pasal 63 ayat (4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pelaksanaan
pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu Keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu. Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan menyatakan bahwa tenaga
kesehatan dalam menjalankan praktik harus dilakukan sesuai
dengan kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang
dimilikinya, dan selanjutnya pada ayat (2) dijelaskan bahwa

1
jenis tenaga kesehatan tertentu yang memiliki lebih dari satu
jenjang pendidikan memiliki kewenangan profesi sesuai
dengan lingkup dan tingkat kompetensi. Pasal 16 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
menyatakan bahwa standar kompetensi kerja disusun oleh
Organisasi Profesi Perawat dan Konsil Keperawatan dan
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Standar kompetensi
digunakan untuk pengembangan kurikulum dan Praktik
Keperawatan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa merupakan
satu-satunya Rumah sakit di Kabupaten Ngada dan
merupakan salah satu rumah sakit rujukan. Oleh karena itu
rumah sakit dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan, terutama sumber daya manusia, sarana
prasarana, serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi
alat vital pasien.
Fokus pelayanan keperawatan kritis berbeda dengan
pelayanan keperawatan diruang biasa, karena tingkat
ketergantungan pasien diruang kritis sangat tinggi. Untuk itu
perawat diarea kritis dituntut untuk memiliki pengetahuan,
keterampilan, daya analisa, tanggung jawab yang tinggi,
mampu bekerja mandiri, membuat keputusan yang cepat dan
tepat, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainya.

B.Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Standar Kompetensi Perawat dimaksudkan untuk
memberikan jaminan kepada masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan berupa Asuhan Keperawatan
oleh Perawat yang kompeten.

2
2. Tujuan

Tujuan Standar Kompetensi Perawat ini sebagai berikut:

a. Menjelaskan latar belakang Standar Kompetensi Perawat

b. Menjelaskan dasar hukum dari Standar Kompetensi Perawat

c. Menjelaskan manfaat Standar Kompetensi Perawat

d. Menjelaskan 5 (lima) area Kompetensi Perawat berdasarkan


jenis Perawat

e. Menguraikan masalah Keperawatan dan keterampilan tiap


jenis Perawat

C. Manfaat

1. Bagi Perawat

a. Tersedianya dokumen untuk mendapatkan gambaran


tentang kompetensi yang akan diperoleh selama
pendidikan
b. Pedoman dalam pelaksanaan Praktik Keperawatan

c. Alat ukur kemampuan diri

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum dan


pengembangan pengajaran, mendorong konsistensi dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta
menetapkan kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur
pengujian.
3. Bagi Pemerintah/Pengguna
Menjadi acuan bagi Pemerintah dalam perencanaan pegawai,
rekruitmen dan seleksi pegawai, pengangkatan/penempatan
dalam jabatan, penilaian kinerja, remunerasi/insentif dan
disinsentif serta kebutuhan pendidikan dan pelatihan dalam
memenuhi peningkatan/pengembangan kompetensi Perawat.
4. Bagi Organisasi Profesi

3
Menjadi acuan untuk mengatur keanggotaan, tata kelola
organisasi, merancang dan menyelenggarakan program
pengembangan keprofesian berkelanjutan yang sesuai
dengan kebutuhan terhadap Pelayanan Keperawatan serta
menjadi acuan untuk menilai kompetensi Perawat lulusan
luar negeri.
5. Bagi Masyarakat

Tersedianya acuan untuk mendapatkan karakteristik profesi


Perawat yang dapat memenuhi kebutuhan Pelayanan
Keperawatan di Indonesia.

D. Daftar Istilah

1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di Iuar negeri yang
diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan
Keperawatan.
5. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat yang menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan
6. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat
dengan Klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam
merawat dirinya.
7. Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian Keperawatan

4
yang dilakukan Perawat mengenai respon Klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik aktual, risiko, dan promosi kesehatan.
8. Pemberian (Administering) Obat adalah tindakan yang
dilakukan oleh Perawat untuk memasukkan agen
farmakologis yang diprogramkan ke dalam tubuh Klien.
9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
10. Organisasi Profesi Perawat yang selanjutnya disebut
Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun para
Perawat.

5
BAB II
SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI PERAWAT

Standar Kompetensi Perawat terdiri atas 5 (lima) area kompetensi


yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi Perawat.
Area kompetensi juga merupakan adaptasi dari 5 (lima) domains of the
ASEAN Nursing Common Core Competencies yang merupakan
kesepakatan seluruh negara-negara anggota ASEAN. Setiap area
kompetensi ditetapkan definisinya, yang kemudian dijabarkan
menjadi beberapa komponen kompetensi.

Secara skematis sistematika Standar Kompetensi Perawat


digambarkan sebagai berikut:

Skema 2.1. Sistematika Standar Kompetensi Perawat

Standar Kompetensi Perawat dilengkapi dengan pokok bahasan, daftar


masalah, daftar diagnosis, dan daftar keterampilan Keperawatan,
dengan uraian sebagai berikut:
1. Daftar Pokok Bahasan berisikan jenis-jenis pengetahuan sesuai
cabang ilmu yang diperlukan untuk memenuhi kompetensi
Perawat vokasi dan profesi ners.
2. Daftar Masalah berisikan masalah yang sering ditemukan pada
Praktik Keperawatan yang mendasari dibutuhkannya Pelayanan
Keperawatan.Daftar ini diperlukan untuk melatih dan
membiasakan mahasiswa

3. Keperawatan mengenali masalah-masalah yang akan dihadapi di

6
dalam Praktik Keperawatan dengan menjadikan daftar tersebut
sebagai pemicu diskusi dalam proses pendidikan Keperawatan.
4. Daftar Diagnosis berisikan Diagnosis Keperawatan yang mengacu
pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Daftar ini
diperlukan untuk membantu institusi pendidikan Keperawatan
dalam penyusunan bahan ajar dan pelatihan keterampilan untuk
mencapai standar kompetensi Perawat.
5. Daftar Keterampilan berisikan intervensi Keperawatan yang
mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Daftar ini diperlukan untuk perumusan bentuk, mekanisme,
fasilitas kesehatan, dan sarana pendukung keterampilan yang
diperlukan untuk memenuhi standar kompetensi Perawat.

7
BAB III

STANDAR KOMPETENSI PERAWAT

A. Area Kompetensi

Ilmu Keperawatan merupakan sintesis dari ilmu biomedik,


psikologi, sosial, perilaku, antropologi, dan budaya.
Pelayanan/Asuhan Keperawatan yang berkualitas bagi
masyarakat perlu mendapatkan jaminan standar kompetensi.
Kompetensi Perawat mencakup pengetahuan, sikap dan
keterampilan (soft dan hard skill). Kerangka kompetensi Perawat
dikelompokkan dalam 5 (lima) area kompetensi. Area ini sesuai
dengan 5 (lima) domains of the ASEAN Nursing Common Core
Competencies sebagai berikut:
1. Praktik berdasarkan Etik, Legal, dan Peka Budaya

2. Praktik Keperawatan Profesional

3. Kepemimpinan dan Manajemen

4. Pendidikan dan Penelitian

5. Pengembangan Kualitas Personal dan Profesional

Gambar 3.1 Area Kompetensi Perawat

8
B. Komponen Kompetensi

1. Area Praktik Keperawatan berdasarkan Etik, Legal, dan


Peka Budaya
a. Etik

b. Legal

c. Peka Budaya

2. Area Praktik Keperawatan Profesional

a. Manajemen Asuhan Keperawatan

b. Kualitas Praktik Keperawatan

3. Area Kepemimpinan dan Manajemen

a. Kepemimpinan

b. Manajemen Pelayanan Keperawatan

4. Area Pendidikan dan Penelitian

a. Pendidikan

b. Penelitian

5. Area Pengembangan Kualitas Personal dan Profesional

a. Pengembangan profesional dan pendidikan


berkelanjutan

b. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

C. Penjabaran Kompetensi

1. Area Praktik Keperawatan berdasarkan Etik, Legal dan


Peka Budaya
a. Kompetensi inti:

Mampu melakukan Praktik Keperawatan berdasarkan


praktik etik, legal, dan peka budaya.

9
b. Lulusan Perawat mampu:

1) Praktik Keperawatan Berdasarkan Etik

a) Memahami konsep etik, norma, agama,


budaya, hak asasi manusia dalam
Pelayanan Keperawatan.
b) Menghargai perbedaan latar belakang
agama, budaya, dan sosial antara Klien
dengan Perawat.
c) Memprioritaskan kepentingan Klien
dalam pemberian Pelayanan Keperawatan
d) Menjaga hak privasi Klien

e) Menjaga rahasia Klien yang diperoleh


karena hubungan terapeutik.

f) Menjaga kesehatan diri Perawat sehingga


tidak berdampak kepada Klien.
g) Menghindari konflik kepentingan dengan
Klien dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
h) Menunjukkan sikap empati dan kepedulian
(caring) dalam pemberian Pelayanan
Keperawatan.
i) Menjaga dan membangun hubungan
profesional sesama Perawat dan dengan
profesi lain untuk Pelayanan Keperawatan
bermutu.
j) Melindungi Klien dari pelayanan kesehatan
yang tidak bermutu.
k) Berpartisipasi aktif dalam pengembangan
keprofesian untuk menjaga kualitas
PelayananKeperawatan.

10
2) Praktik Keperawatan Berdasarkan Legal

a) Memahami ketentuan peraturan


perundang- undangan yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan dan
Keperawatan.
b) Melakukan Praktik Keperawatan profesional
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan dan Keperawatan.
c) Menunjukkan sikap sadar hukum dalam
pelayanan kesehatan dan Keperawatan.
3) Praktik Keperawatan Berdasarkan Peka Budaya

a) Menggunakan pendekatan budaya untuk


meningkatkan mutu pemberian Pelayanan
Keperawatan.
b) Mendorong kemandirian masyarakat
dengan basis budaya setempat untuk
meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
2. Area Praktik Keperawatan Profesional

a. Kompetensi inti:
Mampu melakukan Praktik Keperawatan secara profesional
berdasarkan keilmuan Keperawatan

b. Lulusan Perawat mampu:

1) Menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora,


ilmu Keperawatan, dan ilmu kesehatan
masyarakat yang terkini untuk mengelola
masalah Keperawatan secara holistik, terpadu,
dan kontinum meliputi:

11
a) Pelayanan promosi kesehatan untuk
individu, keluarga, kelompok, komunitas,
dan masyarakat.
b) Pencegahan masalah kesehatan umum dan
khusus untuk individu, keluarga,
kelompok, komunitas, dan masyarakat.
c) Perumusan Diagnosis Keperawatan dan
analisis masalah Keperawatan sesuai
dengan standar Praktik Keperawatan
d) Sebagai landasan untuk penyusunan
rencana intervensi dan evaluasi hasil
Asuhan Keperawatan.
e) Intervensi Keperawatan sesuai masalah dan
Diagnosis Keperawatan pada seluruh
tatanan pelayanan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan primer, sekunder, tersier, dan
khusus.
f) Pelayanan pemulihan kesehatan individu,
keluarga, kelompok, komunitas, dan
masyarakat untuk tercapainya derajat
kesehatan yang lebih baik.
2) Memahami standar mutu yang digunakan dalam
Pelayanan Keperawatan untuk melindungi Klien
dalam pemenuhan kebutuhan terhadap
pelayanan kesehatan, meliputi:
a) Rumusan masukan, proses, dan luaran
dalam pemberian Pelayanan Keperawatan
untuk individu, keluarga, kelompok,
komunitas, dan masyarakat.

12
b) Mampu beradaptasi dengan ketersediaan
sumber daya tanpa mengorbankan mutu
Pelayanan Keperawatan untuk individu,
keluarga, kelompok, komunitas, dan
masyarakat.
3. Area Kepemimpinan dan Manajemen

a. Kompetensi inti:
Mampu melakukan praktik kepemimpinan, manajemen

Asuhan Keperawatan dan Manajemen Pelayanan

Keperawatan.

b. Lulusan Perawat mampu:

Menerapkan konsep kepemimpinan dan manajemen


dalam pengelolaan:
1) Asuhan Keperawatan individu, keluarga,
kelompok, komunitas, dan masyarakat.
2) Program kesehatan komunitas untuk tujuan
promosi dan pencegahan masalah kesehatan.
3) Fasilitas kesehatan untuk menunjang Pelayanan
Keperawatan.
4) Sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
dan finansial untuk Pelayanan Keperawatan
bermutu.
5) Penyelenggaran Pelayanan Keperawatan
personal, kolaborasi, institusional yang efektif,
efisien, akuntabel dan terjangkau.
6) Masalah-masalah kesehatan dan kebijakan
Pemerintah dalam bidang kesehatan dan
Keperawatan dengan perumusan masalah dan
pemilihan prioritas intervensi yang efektif dan
efisien.

13
4. Area Pendidikan dan Penelitian

a. Kompetensi inti:

Mampu melakukan praktik pendidikan dalam


Keperawatan dan penelitan dalam bidang
Keperawatan.
b. Lulusan Perawat mampu:

1) Memahami peran dan fungsi pendidik klinik


(Preceptor) dalam pendidikan Keperawatan.
2) Memahami kebutuhan pendidikan dan
keterampilan klinik dalam pendidikan
Keperawatan.
3) Merancang dan melaksanakan penelitian
sederhana dalam bidang Keperawatan.
4) Menerapkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan.
5. Area Pengembangan Kualitas Personal dan Profesional

a. Kompetensi inti:

Mampu melakukan pengembangan kualitas praktik


personal dan profesional dalam bidang Keperawatan.
b. Lulusan Perawat mampu:

1) Menyadari kebutuhan untuk mempertahankan


dan meningkatkan kompetensi Keperawatan
melalui program pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
2) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang Keperawatan untuk
menunjang mutu Pelayanan

14
DIAGNOSA BAB IV Tingkat Kemampuan
MASALAH KETERAMPILAN PERALATAN
  Vokasi Ners
Respirasi DAFTAR
Bersihan Jalan POKOK BAHASAN, MASALAH, DIAGNOSIS, DAN KETERAMPILAN
Napas
Batuk pasca sc Tidak Efektif Edukasi latihan napas 4 4 Leaflet
Batuk pasca
  operasi (D.0001) Edukasi pengaturan posisi 4 4 Oksigen
  Sesak napas   Edukasi teknik batuk efektif 4 4 (regulator + humidifier)
sesak napas pada
  posisi tertentu   Fisioterapi dada 3 4 Kanul oksigen
( nasal kanul, simple mask,
      Latihan batuk efektif 4 4 NRM)
Oksimetri, Alat ukur ( jam
      Pemantauan saturasi oksigen 4 4 tangan/ dinding)
      Pengaturan posisi semi Fowler 4 4 Stetoskope
Pemantauan tanda dan gejala gagal
      napas 3 4 Obat – obatan sesuai terapy
Pemantauan tanda dan gejala hipoksia
(gelisah, agitasi, penurunan
      kesadaran) 3 4 untuk penyangga
Pemberian oksigen dengan masker
      rebreathing atau non rebreathing 2 3  Alat tulis
      Pemantauan respirasi 3 4 Status pasien
Pola Napas Tidak
    Efektif(D0005) Edukasi latihan napas 4 4 Leaflet
Kanul oksigen ( nasal kanul,
      Edukasi pengaturan posisi 4 4 simple mask, NRM)
      Latihan pernapasan      
      Pemantauan saturasi oksigen 4 4  
      Pengaturan posisi semi Fowler 4 4  
Pemantauan tanda dan gejala gagal
      napas 3 4  
Pemantauan tanda dan gejala hipoksia
(gelisah, agitasi, penurunan
      kesadaran) 3 4  
Pemberian oksigen dengan masker
      rebreathing atau non rebreathing 2 3  
Pemberian oksigen dengan masker  
      wajah 4 4
      pemberian oksigen dengan nasal kanul 4 4  
Perfusi Perifer Tidak Alat ukur ( jam tangan/
Sirkulasi Biru (sianosis) Efektif Pemantauan tanda vital 4 4 dinding)
  Pucat (D.0009) Pemantauan CRT 3 4 Oksimetri
  Kulit dingin   Pemasangan akses intravena 4 4 Tensi meter
Tekanan darah Pemantauan hasil pemeriksaan
  rendah   laboratorium 3 4 Stetoskope
Tekanan darah
  tinggi   Pemberian (Administering) Obat 4 4 Termomether

15
Pemberian (Administering) Obat Set pemasangan infus ( cairan,
  Berkeringat dingin   intravena     aboket,
Pemberian (Administering) Obat infus set/ transfusi set,
  edema anasarca   intramuscular 4 4 tourniquet, alcohol swab,
  Nyeri dada   Pemberian produk darah 3 4 dermafix/hepavix)
Risiko Perfusi Perifer
    Tidak Efektif Pemantauan tanda vital 4 4 Spuit
    (D.0015) Pemantauan CRT 3 4 Produk darah
Blood warmer (penghangat
      Pemasangan akses intravena 4 4 darah)
Pemantauan hasil pemeriksaan
      laboratorium 3 4 tensi meter, stetoskop
      Pemberian (Administering) Obat 4 4 Syringe pump
Pemberian (Administering) Obat
      intravena 4 4  
Pemberian (Administering) Obat
      intramuscular 4 4  
Penurunan curah
    jantung (D.0008) Pemasangan EKG 3 4  
      Intepretasi EKG 3 4  
      Pemasangan monitor jantung 3 4  
      Pemantauan CVP 3 4  
      Pemantauan Hemodinamik Infasif 1 2  
      Pemantauan MAP 3 4  
      Pemantaun tanda vital 4 4  
      Pemasangan akses intravena 4 4  
      Pemasangan kateter urine 4 4  
      Pengaktifan code blue 3 4  
      Pengambilan spesimen 4 4  
      Pengaturan posisi supine 4 4  
      Penggunaan syringe pump 3 4  
      Resusitasi jantung paru 4 4  
      Pemberian (Administering) Obat 4 4  
Pemberian (Administering) Obat
      intravena 4 4  
Pemberian (Administering) Obat
      intramuscular 4 4  
      Pemasangan EKG 3 4  
Kesiapan peningkatan
Nutrisi ASI tidak lancar nutrisi Edukasi Pemberian Cairan     Leaflet
Edukasi pemberian makan pada
dan cairan Badan gemuk (D.0026) bayi/anak 3 3 Cairan sesuai instruksi
Bayi menangis
  saat disusui   Pemberian cairan intravena 4 4 Timbangan bayi
Bayi menolak
  disusui   Pemberian minuman 4 4 Timbangan dewasa

16
Bayi rewel dan
  menangis terus   Pengukuran berat badan 4 4 Waslap
Gangguan
menghisap pada Menyusui tidak efektif Pemberian kesempatan menghisap Baskom air dingin dan air
  bayi (D.00029) pada bayi 2 3 hangat
Gangguan
perlekatan saat
  menyusui   Pemberian minum (ASI) 4 4 Minyak baby oil
  Gula darah tinggi   Konseling laktasi 2 2 Sampiran
Set pemasangan infus ( cairan,
  Kaki bengkak   Pijat laktasi 3 3 aboket,
Kencing kuning aboket, infus set/ transfusi set,
  pekat   Promosi laktasi 3 3 tourniquet, )
            alcohol swab, dermafix/hepavix
  Kulit kuning Obesitas (D.0030) Pengukuran berat badan 4 4 Glucometer
  Kurang minum   Edukasi diet 3 4 Stik GDS
Kurang asupan Risiko defisit nutrisi
  makanan (D.0032) Edukasi diet 3 4 Obat sesuai terapi
      Pemberian makanan 4 4  
Edukasi pemberian makan pada
  Mual   bayi/anak 3 3  
Risiko hipovolemi
  Muntah (D.0034) Pemberian cairan intravena 4 4  
Pemantauan tanda dan gejala
      hipovolemia(dehidrasi) 3 4  
      Perawatan resusitasi cairan 3 3  
      Penggunaan infusion pump 3 4  
Nafsu makan Ketidakseimbangan
  menurun Cairan dan Pemberian cairan intravena 4 4  
    Elektrolit (D.0020) Penggunaan infusion pump 3 4  
Nyeri ulu hati /
  lambung   Pemberian minuman 4 4  
Risiko ketidakstabilan
  Perut kembung kadar Edukasi pencegahan hiperglikemia 3 4  
glukosa darah
  Perut keram (D.0038) Edukasi pencegahan hipoglikemia 3 4  
Refleks menghisap
  bayi lemah   Edukasi pemantauan kadar glukosa 3 4  
Sulit buang
angin / gas Pemantauan tanda dan gejala
  (kentut)   hiperglikemia 3 4  
Pemantauan tanda dan gejala
  Mencret   hipoglikemia 3 4  
Pemberian (Administaring) obat
      subkutan 4 4  
    Risiko syok (D.0039) Pemberian cairan intravena 4 4  
      Pemantauan intake dan output cairan 4 4  

17
      Perawatan resusitasi cairan 3 3  
Gangguan eliminasi Set pemasangan kateter (urine
Eliminasi BAB cair urin Edukasi inkontinensia urine 4 4 bag,
BAB keras, lama Edukasi latihan berkemih (bladder jeli, plester, kateter, aquades,
  dan sulit (D.0040) training) 3 4 dispo)
Terasa penuh pada
  kandung kemih   Edukasi perawatan kateter urine 4 4 Leaflet
Tidak dapat
menahan kencing
  (beser)   Edukasi rangsangan berkemih 3 4 Pispot
      Identifikasi penyebab retensi urine 2 3 Sampiran
      Pemasangan kateter urine 4 4 APD
      Perawatan kateter urine 4 4 Stetoskope
Risiko konstipasi
    (D.0052) Pemantauan bising usus 4 4 Obat sesuai terapy
      Edukasi konstipasi 3 3  
      Fasilitasi makanan tinggi serat 4 4  
    Konstipasi (D.0049) Pemantauan bising usus 4 4  
      Edukasi konstipasi 3 3  
Pemberian (Administering) Obat
      suppositoria anal 4 4  
      Fasilitasi makanan tinggi serat 4 4  
    Retensi urin (D.0050) Identifikasi penyebab retensi urine 2 3  
Edukasi latihan berkemih (bladder
      training) 3 4  
      Edukasi perawatan kateter urine 4 4  
      Edukasi rangsangan berkemih 3 4  
      Pemasangan kateter urine 4 4  
      Perawatan kateter urine 4 4  
Cemas saat Intoleransi aktivitas
Aktifitas dan bergerak (D.0056) Edukasi aktivitas fisik 4 4 Leaflet
Istirahat Enggan bergerak   Pemberian latihan rentang gerak pasif 4 4  
Istirahat tidak
  cukup   Promosi latihan/aktivitas fisik 4 4  
Kurang
mobilisasi / Gangguan pola tidur Fasilitasi menghilangkan stres
  aktifitas (D.0055) sebelum tidur 4 4  
Nyeri saat Gangguan mobilitas Pemantauan kelelahan fisik dan
  bergerak fisik emosional 4 4  
  Sering terjaga (D.0054)        
Sulit menggerakan
  tangan dan kaki          
Sulit melakukan
  aktifitas          
  Sulit tidur          
Neurosensori Pandangan kabur Risiko konfusi akut Pemantauan kejang berulang 3 4 pen light

18
(D.0068)
  Pusing   Pemantauan Skala Koma Glasgow 3 3 refleks patela
Riwayat jatuh atau
  kecelakaan   Pencegahan kejang 3 4 tongue spatel
      Pendampingan selama periode kejang 4 4 kasa
      Reorientasi pasca kejang 3 4 obat-obatan sesuai therapi
Kesiapan persalinan Identifikasi riwayat kehamilan dan
Reproduksi Belum siap hamil (D.0070) persalinan 3 3 Leaflet
dan
Seksualitas Ejakulasi dini   Edukasi persalinan 3 4 Lembar patograf
Gerakkan janin
  lemah   Edukasi pendamping persalinan 3 3 Obat – obatan sesuai terapy
Hasrat seksual
  menurun   Edukasi perawatan bayi baru lahir 3 4 Spuit
Hubungan seksual
  tidak puas   Edukasi keluarga 3 4 Set partus
Kehamilan resiko
  tinggi   Edukasi tanda bahaya pascasalin 2 3 Set heating
Kehamilan tidak Edukasi perawatan perineum
  direncanakan   pascasalin 3 4 Set resusitasi neonatus
Ketuban pecah
  dini   Fasilitasi inisiasi menyusu dini 3 3 Doppler
Merasa cemas
tidak dapat Fasilitasi interaksi orang tua dan
  merawat bayi   janin/bayi 3 4 Pita Cm
Set pemasangan infus ( cairan,
            aboket
Merasa lelah , transfusi set, tourniquet,
  merawat bayi   Edukasi ASI eksklusif 3 3 alcohol swab, dermafix
Nyeri saat
berhubungan Alat ukur ( jam tangan/
  seksual   Konseling laktasi 2 2 dinding)
Orientasi seksual
  berubah   Pemantauan gerak janin 1 3 Tensi meter
Pengambilan
keputusan tidak
  tepat -   Pemantauan his/kontraksi 2 2 Stetoskope
penggunaan Pemantauan persalinan dengan
  kontrsepsi   partograf 2 2 Termomether
Perawatan pasca Identifikasi kemampuan ibu merawat Set pemasangan kateter (urine
  keguguran   bayi 3 4 bag, jeli, plester,
            kateter, aquades, dispo)
Perubahan
  aktifitas seksua   Identifikasi kondisi fisik ibu bersalin 2 2 Spuit
Identifikasi kondisi psikososial ibu
  Sulit ereksi   bersalin 2 2 sampiran
  Sulit terangasang   Identifikasi persalinan risiko tinggi 2 2  

19
Kolaborasi penanganan komplikasi
      kehamilan 2 3  
      Pemberian kompresi fundus uteri 1 2  
      Pemeriksaan DJJ dengan alat Dopler 2 3  
      Pemeriksaan lokhea 3 4  
      Pemeriksaan perineum 3 4  
      Pemeriksaan payudara 4 4  
Perawatan robekan jalan lahir grade 1
      dan 2 2 2  
      Perawatan intranatal kala I 2 2  
      Perawatan intranatal kala II 2 2  
      Perawatan intranatal kala III 2 2  
      Perawatan intranatal kala IV 2 2  
Perawatan perdarahan selama
      kehamilan 3 3  
      Perawatan vulva hygiene 4 4  
      Persiapan pemeriksaan USG 2 3  
      Persiapan persalinan dengan tindakan 1 2  
      Latihan senam nifas 2 3  
      Tindakan penyelamatan neonates 1 2  
Persiapan Klien untuk prosedur
induksi persalinan dengan balon
      kateter 2 3  
Persiapan Klien untuk prosedur
      amniosintesis 1 2  
      Perawatan induksi persalinan 2 2  
      Fasilitasi kebutuhan berkemih 4 4  
Pemberian (administering) infus
      tokolisis 2 2  
Pemberian (administering) magnesium
      sulfat 2 4  
Pemberian konseling PMTCT
(prevention of mother to child HIV
      transmission) 2 3  
      Pemberian (Administering) Obat vaginal 3 3  
      Pemasangan IUD dan alat AKBK 2 2  
Dukungan ambulasi dan mobilisasi
      pascasalin 4 4  
      Perawatan ikterus neonatus 2    
Disfungsi seksual Deteksi dini penyimpangan perilaku
    (D.0069) seksual 2 3 Leaflet
    Persiapan pup smear dan IVA 1 2  
    Kolaborasi skrining fertilitas 1 2  
    Konseling genetik 1 1  
Pola seksual tidak Edukasi cara memenuhi kebutuhan lembar informed
    efektif (D.0071) seksual yang sehat dan aman 1 2 konsent,sampiran,leaflet

20
Edukasi pencegahan perilaku seksual spekulum,pinset,bak
    berisiko 2 4 instrumen,tampon tang
    Persiapan pup smear dan IVA 1 2 asam cuka 3-5%,kapas lidi
Persiapan klien untuk pembukaan
    tampon vagina 3 3 lampu sorot
Risisko kehamilan
    tidak- Edukasi kontrasepsi 2 3 Leaflet
Edukasi pencegahan perilaku seksual
    dikehendaki (D.0073) berisiko 2 4 iud dan impalnt
Konseling penganiyayaan dan
    pelecehan seksual 2 2 lampu sorot
    konseling pra konsepsi 1 1 testpek
Identifikasi riwayat kehamilan dan
    persalinan 3 3 sarung tangan steril
    Pemasangan IUD dan AKBK 2 2 bengkok
    Konseling kehamilan 2 2 bak instrumen,trokart
plester,spuit,obat anastesi
    Pemeriksaan tanda-tanda kehamilan 3 3 (lidocain),bisturi
    Pemeriksaan tes urine kehamilan 3 3 sampiran
Pendampingan Klien dengan
    kehamilan risiko tinggi 2 3  
Gangguan rasa baskom berisi air hangat dan
Nyeri dan Gatal nyaman (D.0074) Edukasi manajemen nyeri 3 4 dingin
Kenyamanan Kedinginan   Pemberian teknik relaksasi 4 4 washlap
Merasa tidak Ketidaknyamanan
  nyaman Nyeri pasca partum Pemberian teknik relaksasi 4 4 bantal penyangga
Pengaturan posisi yang nyaman (misal.
    (D.0075) topang dengan bantal,- 4 4 Leaflet
      jaga sendi selama pergerakan)      
    nyeri kronik (D.0078) Edukasi manajemen nyeri 4 4  
    Pemberian kompres dingin 4 4  
    Pemberian kompres hangat 4 4  
    Pemberian teknik relaksasi 4 4  
Pengaturan posisi yang nyaman (misal.
    topang dengan bantal,- 4 4  
      jaga sendi selama pergerakan)      
    Nyeri akut (D.0076) Edukasi manajemen nyeri 4 4  
    Pemberian kompres dingin 4 4  
    Pemberian kompres hangat 4 4  
    Pemberian teknik relaksasi 4 4  
Pengaturan posisi yang nyaman (misal.
    topang dengan bantal,- 4 4  
      jaga sendi selama pergerakan)    
Kehilangan orang
Integritas Ego yang disayang Berduka (D.0081) Dukungan koping keluarga 3 4  
  Kelainan genetic / Dukungan pelaksanaan ibadah 2 3  

21
congenital
Pemberian lingkungan yang aman dan
  Ketakutan   nyaman 3 4  
Kesiapan peningkatan
  Merasa malu koping- Dukungan emosional 2 3  
  Sedih keluarga (D.0090) Dukungan koping keluarga 3 4  
    Dukungan pelaksanaan ibadah 2 3  
    Dukungan pengungkapan perasaan 2 3  
Pemberian lingkungan yang aman dan
      nyaman 3 4  
Penyuluhan Menolak menjalani Defisit pengetahuan
dan perawatan- (D.0111) Identifikasi tingkat pengetahuan 4 4 Leaflet
Pembelajaran dan pengobatan Edukasi program pengobatan 3 4  
Merasa tidak
paham masalah
  kesehatan- Edukasi program perawatan 3 4  
  yang dialami Edukasi prosedur/tindakan 3 4  
Merasa bingung
menjalankan Kesiapan peningkatan
Relasional peran menjadi orang Edukasi parenting 3 4 Leaflet
Dukungan keluarga merencanakan
    tua (D.0122 perawatan 3 4  
      Pendampingan keluarga 3 4  
Jatuh pada masa Edukasi pencegahan jatuh dan
Keamanan dan perawatan Risiko jatuh (D.0143) Pencegahan jatuh 3 4 pengaman tempat tidur
Jatuh pasca
Proteksi operasi   Pemantauan risiko jatuh 4 4 penanda resiko jatuh
  Kemerahan   Pemasangan alat pengaman 4 4 Leaflet
Risiko gangguan
  Lanjut usia integritas kulit Edukasi pencegahan infeksi 3 4 Set rawatluka
  Menggigil dan jaringan (D.0139) Pemantauan integritas kulit 3 4 Betadine
  Pasca operasi   Pemantauan risiko infeksi 4 4 dermaviks 10x25cm
  Perdarahan   Perawatan pasca operatif 3 3 nacl
  Riwayat alergi Risiko alergi (D.0134) Identifikasi reaksi alergi 3 4 kassa
  Suhu badan panas   Pemantauan efek samping obat 3 4 format resiko jatuh
      Edukasi efek samping obat 3 3 plester
      Identifikasi penggunaan obat 3 4 bengkok
Risiko cedera pada ibu Edukasi pencegahan jatuh dan
    (D.0137) Pencegahan jatuh 3 4 sarung tangan steril
      Pemantauan risiko jatuh 4 4 tempat sampah infeksius
      Pemasangan alat pengaman 4 4 sampiran
    Resiko Infeksi (D.0142) Pemantauan kepatuhan minum obat 3 4  
      Edukasi preoperatif 3 4  
      Pemantauan risiko infeksi 4 4  
      Pencegahan infeksi 3 4  
      Pengendalian infeksi 3 4  

22
      Perawatan luka 3 4  
      Perawatan pasca operatif 3 3  
      Perawatan pre operatif 3 3  

23
BAB V

PENUTUP

Standar Kompetensi Perawat ini diharapkan dapat menjadi


acuan dan landasan bagi Perawat dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan Pelayanan Keperawatan
yang terstandar di semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Selain hal
tersebut di atas, standar ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
merancang dan melaksanakan program pendidikan Keperawatan di
Indonesia. Agar penyelenggaraan pelayanan dan pendidikan
Keperawatan di Indonesia dapat berjalan sesuai standar maka
diperlukan adanya persamaan persepsi dan pemahaman terhadap
standar kompetensi ini.
Untuk pemanfaatan Standar Kompetensi Perawat ini
diperlukan adanya dukungan kebijakan dari berbagai pihak dalam
sosialisasi, implementasi, monitoring, dan evaluasi pada setiap
Fasilitas Pelayanan Kesehatan serta institusi penyelenggara
pendidikan Keperawatan.

25

Anda mungkin juga menyukai