Anda di halaman 1dari 15

REFLEKSI KASUS GERONTIK

Disusun oleh :

KELAS C
KELOMPOK 4

1. Cendra lamusu 841417018


2. Fitriyanti H. Taliki 841417111
3. Nistain kune 841417119
4. Mileniatri Artafitri Sune 841417121
5. Defri almuhtar Salau 841417127
6. Sri Pratiwi Putri Djalil 841417141
7. Dinda Purnama Sau 841417129

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KASUS 4
Perawat di panti merasakan tubuh kakek A hangat saat berjabat tangan, kakek A
tampak lemah terbaring di tempat tidurnya. Hasil pengkajian didapatkan bibir dan
kulit kering, SB 37,90C RR 23x/m, TD 100/60mmHg, BB 30 Kg dan tampak
sangat kurus. Ketika diberikan minuman kakek A tersedak dan batuk-batuk,
petugas di Panti hanya memberikan bubur beras tanpa lauk sehari dua kali.

A. Kata Kunci
1. Tubuh terasa hangat
2. SB 37,9˚C
3. RR 23x/m
4. TD 100/60 mmHg
5. BB 30 kg
6. Klien tampak kurus
7. Petugas di panti hanya memberikan bubur tanpa lauk sehari dua kali
B. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama/Inisial : Kakek A
Umur : tidak dikaji
Alamat : tidak dikaji
b. Riwayat Kesehatan Pasien
Tidak dikaji

c. Pengkajian
-Tanda vital:
TD: 100/60 mmHg RR: 23x/menit
SB: 37,9oC N: 88 X/menit
BB: 30 Kg
1) Aktivitas / istirahat : Klien tampak lemah terbaring di tempat tidurnya.
2) Respirasi : tidak di kaji
3) Sirkulasi : tidak dikaji
4) Integritas ego : tidak dikaji
5) Eliminasi : tidak dikaji
6) Makanan, cairan : klien hanya di berikan makan bubur beras tanpa
lauk sehari dua kali.
7) Higiene :tidak dikaji
8) Neurosensori` : tidak dikaji
9) Nyeri / kenyamanan : tidak dikaji
10) Keamanan : tidak dikaji
11) Interaksisosial : perawat di panti merasakan tubuh klien hangat saat
berjabat tangan
12) Seksualitas : tidak dikaji
13) Penyuluhan /pembelajaran : tidak dikaji
C. ANALISA DATA

Tanda dan Gejala Etiologi Masalah Keperawatan


Ds : - Suplai O2 dan nutrisi ke Defisit Nutrisi
Do : BB : 30 kg, dan jaringan berkurang
tampak sangat kurus ↓
Makanan masuk sedikit
(bubur beras 2x/h)

BB menurun (klien
tampak kurus)

Ds: - Terjadi penurun fungsi Hipertermia


Do: saat berjabatan tiubuh
tangan suhu tubuh klien ↓
hangat. Sum-sum tulang
SB : 37,9ᵒ C mengalami kerusakan

Trombositopenia

Granolosit ↓

Demam 37,9ᵒ C
Ds : - Suplai O2 dan nutrisi ke Hipovolemia
Do: hasil pengkajian di jaringan berkurang
dapatkan bibir dan ↓
kulit kering. Kekurangan Intake
cairan

BB menurun (tampak
kurus )

Tekanan darah ↓, turgor
kulit ↓, mukosa kering,
tampak lemah.

Ds : - Suplai O2 dan nutrisi ke Intoleran Aktivitas


Do : klien tampak lemah jaringan berkurang
terbaring di ↓
tempat tidurnya. Hipoksia

Mekanisme an aerob

ATP berkurang

Tempak lemah terbaring
di tempat tidur

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit Nutrisi
2. Hipertermi
3. Hipovolemia
4. Intoleran Aktivitas

PATHWAY
LANSIA

Terjadi penurunan fungsi tubuh

Sum-sum tulang Trombositopenia


mengalami kerusakan
DEFISIT
NUTRISI
D. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional
1. Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi Menejemen nutrisi Menejemen nutrisi
Kategori : Fisiologis
Setelah melakukan tindakan Observasi : Observasi :
Subkategori : Nutrisi dan
1. Agar dapat mengelola
Cairan keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi status
asupan nutrisi yang
Definisi : Asupan nutrisi tidak
maka status nutrisi pasien nutrisi seimbang
cukup untuk memenuhi 2. Dapat menghindari
membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan
Alergi yang disebabkan
kebutuhan metabolisme.
1. Porsi makanan yang di intoleransi makanan oleh makanan
Penyebab : habiskan 3. Agar dapat
3. Identifikasi makanan
2. Kekuatan otot meningkatkan nafsu
1. Kurangnya asupan
pengunyah yang di sukai makan klien
makanan 3. Berat badan 4. Untuk mengetahui
4. Identifikasi kebutuhan
Keterangan jumlah kalori dan
2. Ketidakmampuan
1. Menurun kalori dan jenis nutrient nutrisi yang di
menelan makanan 2. Cukup menurun butuhkan
Terapeutik :
3. Sedang Terapeutik :
3. Ketidakmampuan
4. Cukup meningkat 1. sajikan makanan secara
1. Untuk mempertahankan
mencerna makanan 5. Meningkat
menarik dan suhu yang
Keterangan pola makan yang benar
Gejala dan Tanda Mayor :
1. Memburuk sesuai
untuk klien
Subjektif 2. Cukup memburuk
2. berikan makanan
3. Sedang 2. Memberikan makan
(tidak tersedia)
4. Cukup membaik tinggi serat un tuk
tinggi serat bagi klien
Objektif 5. Membaik
mencegah konstipasi
untuk menghidari
1. Berat badan menurun minimal konstipasi
10% di bawah rentang ideal Edukasi :
Gejala dan Tanda Minor : Edukasi : 1. Agar klien tidak
Subjektif 1. Anjurkan posisi duduk tersedak
1. Nafsu makan menurun jika mampu Kolaborasi :
Objektif Kolaborasi : 1. agar Pemenuhan nutrisi
1. Otot menelan lemah 1. kolaborasi dengan ahli pada klien dapat
2. Otot pengunyah lemah gizi untuk menentukan terpenuhi dengan baik
3. Membran mukosa pucat jumlah kalori dan jenis

Kondisi klinis terkait nutrien yang


dibutuhkan jika perlu

2. Hipertermia (D.0130) Termoregulasi Manajemen hipertermia Manajemen hipertermia


Katergori : lingkungan Setelah dilakukan intervensi Observasi Observasi
Subkategori : keamanan dan selama 3x24 jam, maka 1. Identifikasi penyebab 1. Agar dapat diketahui
proteksi diharapkan termoregulasi hipertermi (mis. penyebab hipertermi
Definisi : Suhu tubuh meningkat meningkat dengan kriteria Dehidrasi, terpapar pada klien
diatas rentang normal hasil: lingkungan panas,
Penyebab : 1) Suhu tubuh meningkat (3) penggunaan inkubator)
1. Dehidrasi 2) Suhu kulit (3) 2. Monitor suhu tubuh 2. Untuk mengetahui
Gejala dan tanda mayor perubahan suhu dan
Subjektif Keterangan : kenaikan suhu secara
(tidak tersdia) 1. Memburuk tiba-tiba
Objektif : 2. Cukup memburuk Teraupetik Terupetik
1. Suhu tubuh diatas nilai 3. Sedang 1. Berikan cairan oral 1. Untuk mengatasi
normal 4. Cukup membaik dehidrasi pada klien
Gejala dan tanda minor 5. Membaik yang ditandai dengan
Subjektif bibir kering
2. Lakukan pendinginan
(tidak tersdia) 2. Agar dapat menurunkan
eksternal (mis, selimut
Objektif hipertermi pada klien
hipotermia atau
1. Kulit terasa hangat
kompres dingin pada
Kondisi klinis terkait
dahi, leher, dada,
1. Dehidrasi
abdomen, aksila)
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan tirah baring 1. Untuk meningkatkan
kenyamanan istrahat
serta dukungan psikogis
atau psiologis
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian 1. Untik mengatasi cairan
cairan atau elektrolit tubuh yang hilang
itervena, jika perlu secara cepat
3. Status cairan Manejemen Hipovolemia Manejemen Hipovolemia
Hipovolomia ( D.0023) Observasi : Tindakan
Setelah dilakukan tindakan
1. Periksa tanda dan Observasi :
Kategiori : Fisiologis keperawatan selama 3x24 jam gejala hipovolemia 1. Untuk mengetahui
Subkategori : Nutrisi dan maka status cairan pasien (mis. Frekuensi nadi perubahan TTV dan
meningkat, nadi teraba tanda gejala dari
cairan membaik. Dengan kriteria hasil lemah, tekanan darah hipovolemia
Definisi menurun, tekanan nadi
:
menyempit, turgor kulit
Penurunan volume cairan 1. Perasaan lemah menurun menurun, membran
intravascular, interstisial, dan mukosa kering, volume
2. Tekanan darah
urin menurun,
atau intraselular. 3. Membran mukosa hematokrit
meningkatkan, haus, 2. Unuk dapat mengetahui
4. Intake cairan
lemah) pasien tidak mengalami
Penyebab Keterangan : 2. Monitor intake dan dehidrasi dan lain
Kekurangan intake cairan ouput cairan sebagainya.
1. Meningkat
Terapeutik :
2. Cukup meningkat 1. Untuk mengontrol
Gejala dan tanda mayor 3. Sedang Terapeutik : cairan yang dibutuhkan
1. Hitung kebutuhan 2. Untuk melancarkan
Subjektif : - 4. Cukup menurun
cairan peredaran darah ke
Objektif : 5. Menurun 2. Berikan posisi modified otak.
trendelenbung Edukasi :
1. Tekanan darah menurun Keterangan :
Edukasi : 1. Agar pasien dapat
2. Membran mukosa kering 1. Memburuk 1. Anjurkan memenuhi dengan baik
memperbanyak asupan nutrisi
Gejala dan tanda minor 2. Cukup memburuk
cairan oral 2. Agar asupan cairan
Subjektif : klien merasa lemah 3. Sedang 2. Anjurkan menghindari yang diberikan tidak
perubahan posisi kembali keluar
Objektif : 4. Cukup membaik
mendadak Kolaborasi :
1. Suhu tubuh meningkat 5. Membaik Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian 1. Agar dapat memenuhi
cairan IV isotonis (mis. kebutuhan cairan
NaCl, RL) sehingga pasien tidak
mengalami dehidrasi.

4. Toleransi Aktivitas 1. Manajemen Energi 1. Manajemen energi


Intoleransi Aktivitas (D.0056) Setelah dilakukan intervensi Observasi : Observasi :
1. Untuk menjaga pola
Definisi : selama 3x24 jam, maka
1. Monitor pola dan jam dan jam tidur
Ketidakcukupan energi untuk
diharapkan toleransi aktivitas
melakukan aktifitas sehari-hari. tidur
Penyebab: meningkat dengan kriteria 2. Untuk mengethaui
2. Monitor lokasi dan
1. Kelemahan hasil: lokasi dan
Gejala dan Tanda Mayor ketidaknyamanan ketidaknyamanan
Subjektif : 3) Perasaan lemah (3) selama melakukan dalam melakukan
1. Mengeluh lelah 4) Tekanan darah (3) aktivitas aktivitas
Objektif :-
Terapeutik : Terpeutik :
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Keterangan : 1. Sediakan lingkungan 1. Untuk menjaga
1. Merasa lemah 1. Meningkat nyaman dan rendah kenyamanan pasien
Objektif :
2. Cukup meningkat stimulus (mis. Cahaya,
-
3. Sedang suara, kunjungan)
4. Cukup menurun 2. Berikan aktivitas 2. Untuk dapat
5. Menurun distraksi yang menangkan pasien

Keterangan : menenagkan
1. Memburuk Edukasi : Edukasi :
1. Untuk menghindari pasien
2. Cukup memburuk 1. Anjurkan tirah baring agar tidak kelelahan
3. Sedang
4. Cukup membaik 2. Anjurkan melakukan 2. Agar pasien dapat
melakukan aktivitas secara
5. membaik aktivitas secara terhadap
bertahap
3. Ajarkan streategi koping 3. Untuk mengurangi
untuk mengurangi kelelahan
kelelahan
Kolaborasi : Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi Untuk memenuhi kebutuhan
energi bagi tubuh
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

3. Terapi aktivitas
3. Terapi Aktivitas Observasi
Observasi - Untuk memungkinkan
- Monitor respons kelancaran dalam
emosional, fisik, sosial pemilihan aktivitas dan
dan spiritual terhadap memastikan aktivitas
aktivitas yang akan dilakukan
menjadi efektif.
Terapeutik
Terapeutik
- Agar pasien lebih
- Fasilitasi memilih
mudah dan cepat dalam
aktivitas dan tetapkan
menentukan aktifitas
tujuan aktivitas yang
serta memahami
konsisten sesuai
manfaat dari aktivitas
kemampuan fisik,
untuk kesehatan tubuh.
psikologis dan sosial.
Edukasi Edukasi
- Jelaskan metode - Agar tidak
aktivitas fisik sehari- membingungkan pasien
hari, jika perlu jika pasien sulit untuk
- Ajarkan cara menentukan pilihannya.
melakukan aktivitas
Kolaborasi
yang dipilih. - Terapi okupasi adalah
Kolaborasi bidang yang ahli dan
dapat membantu
- Kolaborasi dengan memastikan dan
terapi okupasi dalam menilai kefektifan dari
hasil.
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas, jika sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.


Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1


Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai