Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Keperawatan Maternitas I

TENTANG

Organ Reproduksi Wanita dan Pria

Oleh

KELOMPOK 5

1. AMELIA JAMIRUS 1711311013


2. FARA ANNISA 1711312005
3. NATASHA IRMAYUNI 1711313043

Dosen Pembimbing :
Vetty Priscilla,M.Kep,Sp.Mat,MPH

FAKULTAS KEPERAWATAN

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITASANDALAS

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanawata’ala yang telah memberikan kami


berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak yang diberikankan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman –
teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
didalam penyusuhan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari seg tata bahasa maupun hal
pengkonsilidasian.

Oleh karena itu kami minta maaf atas ketidaksempurnaannyadan juga


memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
karya tulis ini. Harapan kami mudah – mudahan apa yang kami susun bisa
memberikan manfaat untuk diri sendiri ,teman – teman serta orang lain.

Padang, 18 September 2018

penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................i

Daftar isi....................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah……………............................................................................1

1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………......................1

Bab II Pembahasan

2.1 Seksualitas Manusia Sepanjang Kehidupan……………………………………3

2.2 Respon Seksual Manusia………………………………………………………5

2.3 Sistem Reproduksi……………………………………………………………..5

2.4 Proses Hormonal Sistem Reproduksi………………………………………….14

Bab III Penutup

Kesimpulan....................................……………………………………………….17

Saran................................................................................………………………….17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival individu,tetapi diperlukan
untuk survival species dan berdampak pada kehidupan seseorang. Hanya melalui
sistem reproduksi,blueprint genetik kompleks setiap spesies apat bertahan di dunia
ini. Meskipun sistem reproduksi tidak berkontribusi pada hemoitasis dan tidak
penting untuk bertahan seseorang seperti halnya sistem kardiovaskuler,tetapi ia
berperan penting dalam hidup seseorang. Seperti contoh : pasangan suami istri yang
baru menikah,umunya sering ditanya apakah sudah mendapat anak. Dengan demiian
sistem reproduksi sangat berperan terhadap perilaku psikososial seseorang secara
signifikan. Fungsi reproduksi juga berdampak pada masyarakat. Organisasi
kemasyarakatan memebentuk unit yang membentuk lingkaran yang stabil dan
kondusif untuk kehidupan spesies. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain
ledakan populasi yang perlu mendapat perhatian sehubungan dengan keterbatasan
dunia ini dalam menampung dan memfasilistasi makhluk hidup. Oleh karena
itu,diperlukan pembatasan atau kontrol sistem reproduksi.
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypotalamus,hipofisis
bagian anterior,organ reproduksi dan sel target hormon. Proses biologis dasar
termasuk perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh faktor emosi dan sosiokultural
masyarakat. Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi.
Organ reproduksi primer terdiri sepasang tetes paa pria dan sepasang ovarium pada
wanita. Gonad yang matur berfungsi menghasilkan gamer (gametogenesis) dan
menghasilkan hormon seks,khususnya testosteron pada pria dan ekstrogen dan
progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad,ia akan melalui
saluran reproduksi. Pada wanita terdapat juga payudara yang termasuk organ
pelengkap reproduksi. Bagian eksternal reproduksi sering juga genitalia eksternal.
Karakteristik seksual sekunder tidak secara langsung termasuk dalam system
reproduksi,tapi merupakan karakteristik eksternal yang membedakan pria dan wanita.
Sebagai contoh, pada manusia, pria memiliki bahu yang lebih lebar dari
wanita,sedangkan wanita memiliki pinggul yang lebih lebar dari pria. Testosteron
pada pria dan ekstrogen pada wanita bertanggung jawab untuk perkembangan

1
karakteristik ini. Pertumbuhan rambut tidak termasuk karakteristik seksual
sekunder,karena tidak terlalu berbeda antara pria dan wanita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana seksualitas manusia sepanjang kehidupan ?
2. Bagaimana respon seksual pada manusia ?
3. Apa anatomi pada sistem reproduksi pada manusia ?
4. Bagaimana proses hormonal pada sistem reproduksi ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui seksualitas manusia sepanjang kehidupan
2. Mengertahuibagaimana respon seksual pada manusia
3. Mengetahui anatomi pada sistem reproduksi pada manusia
4. Mengetahui proses hormonal pada sistem reproduksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEKSUALITAS MANUSIA SEPANJANG KEHIDUPAN

Masa Kanak-kanak

Walaupun organ-organ reproduksi masih imatur dan bentuk tubuh anak laki-laki
dan perempuan hampir sama selama masa kanak-kanak,identitas seksual,ata jenis
kelamin terus berkembang. Anak laki-laki belajar tentang peran jenis kelamin mereka
,oleh karenanya cara berpakaian,cara berbicara,dan bereaksi sebagai seorang laki-
laki. Anak perempuan belajar untuk berbicara,berpakaian dan berekasi sebagai
wanita. Masalah hanya akan timbul saat peran jenis kelamin berbedadari kromosom
seks sebagai akibat kelainan perkmbangan atau kongenital.

Masa Remaja

Masa remaja adalah maa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa
remaja ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang
komplek,dramatis serta penyesuaian sosial yang penting untuk menjadi dewasa.
Identitas seksual secara normal mencapai kesempurnaan sebagaimana organ-organ
reproduksi mencapai kematangan.

Pubertas

Pubertas adalah saat dimana sistem reproduksi mengalami kematangan. Pubertas


ditandai dengan periode preliminari selama satu tahu atau lebih yang disebut
prepubertas,ketika karakteristik seks sekunder mulai muncul. Pada saat ini kelenjar
endokrin,terutama kelenjar pituitari dan gonad,mulai memproduksi hormon-
hormonya dalam jumlah yang lebih besar. Bahan-bahan kimia yang sangat kuat ini
disebarkan ke setiap bagian tubuh melalui aliran darah,menyebabkan perubahan
dalam bentuk tubuh,kecepatan pertumbuhan,perkembangan organ-organ tubuh. Pada
anak peempuan perubahan-perubahan ini terlihat pada usia antara 10 dan 15 tahun.
Pada anak laki-laki perubahan-perubahan tersebut terlibat pada usia antara 12 dan 17
tahun.

3
Perubahan khas pada laki-laki adalah peningkatan ukuran testis dan penis:
pertumbuhan rambut pubis,wajah,aksila,dan dada:pelebaran dada,penyempitan
pingul:tinggi dan berat badan bertambah:pembetukan sperma;dan emisi noktural
(mimpi basah).

Perubahan khusus pada anak perempuan adalah pertumbuhan puting susu dan
payudara,pertumbuhan rambut pada pubis dan aksila,pinggul,dan pelvis
melebar,menerke (awal menstruasi),dan ovulasi yang mengikuti menarke 6 sampai
12 bulan.

Baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami perubahan


kulit,kelenjar minyak menjadi lebih aktif,yang menyebabkan jerawat dan bintik
hitam. Kelenjar keringat menghasilkan keringat lebih banyak yang menyebabkan bau
badan. Pembuluh-pembuluh darah kulit berdilatasi sebagai respon terhadap rasangan
emosional,yang menyebabkan blusing (kemerahan).

Disamping perubahan-perubahan fisik pada pubertas,remaja harus mengatasi


masalah-masalah psikososial yang berat,termasuk harus tanggap terhadap jenis
kelamin yang berlawanan,kesadaran diri yang berlebihan,dan tumbuhnya kebutuhan
akan kemandirian. Dorong-dorongan ini sering menyebabkan konflik dengan nilai-
nilai yang harus mereka terimadari orang tua mereka,dan mereka mungkin merasa
bingung serta ketakutan. Dalam situasi yang sehat dan dengan berjalanya
waktu,pengalaman,dan pemahaman,konflik-konflik tersebut teratasi,dan dicapai masa
dewasa.

Masa Dewasa dan Kedewasaan

Kedewasaan adalah perkembangan sempurna potensi seseorang. Kedewasaan


fisik terjadi secara spontan bila tersedia energi dan olahraga yang cukup dan penyakit
terobati atau tercegah. Kedewasaan psikologis dapat diharapkan untuk terjadi dalam
situasi mental yang sehat,bila kebutuhan-kebutuhan terpenuhi dan penyakit dapat
dicegah atau diobati. Kedewasaan seksual termasuk perkembangan organ-organ
reproduktif dan penerimaan serta penghargaan identitas seseorang,tanggap
seksual,dan kemampuan untuk menggunakan kapasitas reproduksi secara
bertanggung jawab.

4
Klimaterium

Pernah diyakini bahwa untuk mengalami klimak setiap 9


tahun,monopouse,ketika mentruasi menurun pada wanita,dipandang sebagai
klimaterium. Klimakterium menjadi puncak dari semua periode kehidupan ketika
organ-organ reproduksi menjadi tidak aktif. Hal ini termasuk terhentinya mentruasi
pada wanita dan menurunya fertilitas pada pria.

2.2 Respon Seksual Manusia

Manusia memiliki kebutuhan yang konstan akan kasih sayang,kedekatan,dan


penerimaan oleh seseorang. Intensitas dari dorongan-dorongan ini berfuktuasi dari
waktu ke waktu tergantung situasi. Ekspresi yang mendalam dari dorongan ini
diistilahkan sebagai siklus respon seksual.
Dua orang peneliti,master,dan johnson,secara objektif mengamati 10.000 siklus
seperti ini pada pria dan wanita yang sehat dalam semua tingkatan usia. Mereka
menemukan bahwa dalam siklus yang tipikal terdapat empat
fase:bergairah,plateu,orgasme,dan resolusi. Secara umum,tubuh bereaksi terhadap
rangsangan fisik dan psikis dengan meningkatkan tegangan otot dan vasokongesti
dari area tertentu pada tubuh. Bersama dengan berjalannya usia,respon ini berkurang
tetapi tidak menghilangkan,tidak juga kebutuhan atau kesenangan didalam respon
tersebut menghilang. Respon siklus seksual khusus pada pria dan wanita akan
dibicarakan dalam bagian selanjutnya.

2.3 Sistem reproduksi


2.3.1Anatomi dan fisiologi organ reproduksi pria
2.3.1.1Anatomi dan fisiologi genitalia eksterna
1. Penis
Penis terdiri atas tiga bagian yaitu; akar , badan dan glans penis yang membesar
dan banyak mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk
tempat keluar urin dan semen sementara sebagai organ korpulasi. Pruputum (kulup)
adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali
diangkat melalui sirkumsisi. Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil
silindris, dua korpus kavernosum dan satu korpus spongiosum sentral disekitar uretra.

5
Fungsi penis adalah sebagai saluran untuk uretra,saluran yang merupakan
dilewati urine dan semen sebagai organ reproduksi merupakan alat untuk
penetrasi,penis dirancang untuk menghantarkan sperma ke dalam saluran reproduksi
wanita.
2. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fascia dan otot polos yang
membungkus dan menompang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk
reproduksi spermatozoa. Memiliki dua kantong scrotal, setiap scrotal berisi satu testis
tunggal dan dipisahkan oleh septum internal. Otot dartos adalah lapisan serabut
dalam fascia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal
sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

2.3.1.2Anatomi dan fisiologi genitalia interna


1. Testis
Testis adalah organ lunak, berbentuk oval, dengan panjang 4-5 cm (1,5-2 inci)
dan berdiameter 2-5 sm (1 inci). Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang
membungkus testis dan merentang kearah dalam untuk membaginya menjadi sekitar
250 lobulus. Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis dan terlilit
dalam lobulus.

Supalai darah berasal dari arteri testikularis yang muncul dari aorta abdomen.
Aliran vena melalui vena testikularis yang membentuk suatu jaringan rumpai
angggur disebut pleksus pampiniformis disekitar arteri. Sistem krotum dialiri oleh
kedua bagian sistem saraf otonom,dan serabut saraf bersama dengan pembuku darah
dan pembulu getah bening dibungkus dalam kantung jaringan ikat yang dikenal
sebagai spermatikus.
Fungsi testis ialah menghasilakan spermatozoa dan testosteron. Produksi sperma
(spermatogenesis) yang sebenarnya berlangsung ditubulus seminiferus sperma
kemudian dibawa ke epididimis melalui tubulus rekti (suatu tubulus lurus yang
terbentuk oleh konvergensi tubulus di dalam setiap lobulus) ,rete testis (suatu
jaringan tubular) dan melalui duktus. Testosteron diproduksi di dalam sel-sel
interstisial (leyding) yang terdapat di dalam jaringan ikat lunak yang mengelilingi
tubulus seminivelus.

6
2. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4-6 m) yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankanya sampai 6 minggu.
Selama 6 minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, mengatur sempurna dan
mampu melakukan fertilisasi.

3. Duktus Deferen

Adalah kelanjutan epididimis. Duktus deferen/vas deferen,yang panjangnya


sekitar 45 cm,menjalar ke atas epididimis melalui kanalis inguinalis dan masuk ke
dalam rongga pelvis atas ureter dan di sepanjang aspek posterior kandung kemih.
Disini duktus ini bergabung dengan vesikula seminalis untuk membentuk duktus
ejakulatorius,yang melewati kelenjar prostat dan bergabung dengan ureter. Fungsi
duktus deferens ialah untuk mengeluarkan sperma dari tempat penanya ke dalam
uretra.
Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda spematik yang juga
mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, sistem saraf otonom (SSO),
otot-otot kremaster, dan jaringan ikat.
4. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) dibagian ujung
duktus deferen dan duktus dari vesika seminalis. Setiap duktus ejakulator panjangnya
mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan
uretra yang berasal dari kantung kemih.
5. Funikulus sermatikus
Funikulus sermatikus terdiri dari dutus deferens,pembulu darah terdiri dari
duktus deferens,pembulu darah dari testikularis,pembukuh getah bening,dan saraf
adalah suatu kantung jaringan ikat menjalar ketas melalui kanalis inguinalis. Fungsi
utama funikulus sermatikus adalah untuk mentransmisi duktus deferens ke atas ke
dalam tubuh.
6. Uretra
a. Uretra prostatik, merentang mulai dari bagian dasar kantung kemih, menembus
prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.

7
b. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1-2 cm. Bagian ini dikelilingi sfingter
uretra eksternal.
c. Uretra penis (cavernous, berspons)dikelilingi oleh jaringan erektil berspons
(korpus spongiosum). Bagian ini membesar kedalam fosa navicularis sebelum
berakhir pada mulut uretra eksternal dan glans penis.
7. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang
bermuara kedalam duktus ejakulator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa serta
kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma.
8. Kelenjar Prosat

Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kentung kemih. Suatu
glandula tunggal dengan ukuran panjang kurang lebih dari 4 cm,lebar 3 cm,dan tinggi
2 cm,melingkari bagian atas uretra tepat dibawah kandung kemih dan teretak antara
rectum dan simpisi pubis. Kelenjar ini terdri dari epitel kolumar,otot polos,dan suatu
lapisan fibrosa luar. Sekresi prostat bermuara kedalam uretra prostatik setelah
melalui 15-30 duktus prostatik. Fungsi utama kelenjar prostat ialah menghasilkan
sekresi alkalin berwarna seperti susu yang memfasilitasi aktivitas sperma. Sekresi
kelenjar prostat merupakan sepertiga volume cairan semen,memasuki uretra melalu
rapa duktus saat otot polos berkontraksi selama ejakulasi.

9. Kelenjar bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong kelenjar ini mensekresi cairan basa yang
mengandung mucus kedalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi serta
ditambahkan pada semen.

2.3.2 Anatomi dan fisiologi organ reproduksi wanita


2.3.2.1 Anatomi dan fisiologi genitalia eksterna
1. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genitalia eksterna. Vulva
berarti penutup atau pembungkus, Vulva membentang dari mons pubis di sebelah
anterior hingga perineum disebalah posterior dan pada masing-masing sisinya
dibatasi oleh labia mayora

8
2. Mons pubis
Mons pubis merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak diatas simfisis
pubis. Struktur ini ditutupi oleh kulit dan rambut pubis. Mons pubis berfungsi sebagai
bantal pada waktu melakukan hubungan seks. Kulit mons pubis mengandung kelenjar
keringat yang khusus dan sekresi kelenjar tersebut akan memberikan aroma yang
khas. Sekresi ini mempunyai makna seksual tertentu pada laki-laki.
3. Labia Mayora
Labia mayora (bibir besar) terdiri atas dua buah lipatan kulit dengan jaringan
lemak di bawahnya yang berlanjut ke bawah sebagai peluasan dari mons pubis dan
menyatu menjadi perineum . libia mayora terdapat rambut dan kelenjarpada
permukaan lateralnya , namun pada permukaan dalamnya licin.
Libia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir ini menutupi lubang
masuk vagina sementara bantalan lemaknya bekerja sebagai bantal.
4. Labia Minora
Labia minora (bibir kecil) merupakan dua buah lipatan tipis kulit yang terletak
disebelah dalam labia mayora. Kedua bibir kecil bertemu disebelah depan dan pada
titik temu ini terdapat klitoris.Disebelah posterior, labia minora bergabung
membentuk fourchette. Labia minora tidak memiliki lemak subkutan, permukaan
internalnya biasanya saling bersentuhan dan dengan demikian menambahkan
pengamanan pada lubang masuk vagina.
5. Klitoris
Klitoris merupakan tonjolan kecil jaringan erektil yang terletak pada titik temu
labia minora di sebelah anterior. Jaringan ini sangat kaya dengan pembuluh darah dan
saraf sehingga merupakan salah satu zona erotik yang utama pada wanita.
6. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang dikelilingi oleh libia minora. Orifisium
uretra bermuara ke dalam vestibulum tepat disebelah bawah klitoris, tidak hanya itu
kelenjar skene ,dan orifisium vagina juga bermuara kedalam vestibulum, muara
orifisium vagina ditutupi oleh lipatan selaput tipis yang disebut hymen; atau yang
sering kita kenal dengan istilah selaput dara. Fungsi hymen adalah untuk melindungi
lubang masuk vagina selama periode prebubertal. Sesudah melahirkan anak, hymen
akan menghilang dan hanya meninggalkan beberapa sisa kulit yang dinamakan
carunculae myrtiformes.

9
Saluran kelenjar Bartholin bermuara disebelah luar hymen, masing-masing pada
salah satu sisinya, tepat disebelah posterior orifisium vagina. Kedua kelenjar
bartholin ini mensekresikan bahan pelumas mukoid, khususnya ketika gairah seks
meningkat.
7. Perineum
Terbentuk dari korpus perineum- titik temu otot-otot dasar panggul dibagian
sentral—yang ditutupi oleh kulut perineum. Struktur ini membentang dari fourchette
(titik temu labia minora disebelah posterior) hingga anus.

2.3.2.2 Anatomi dan fisiologi genitalia interna


1. Vagina

Vagina merupakan saluran fibromuskuler elastis yang membentang ke atas da


kebelakang darik vulva hingga uterus. Serviks atau leher uterus munjulur kedalam
ujun proksimal vagina (kubah vagina). Dinding anterior vagina memiliki panjang
kurang lebih 7,5 cm dan dinding posteriornya 9 cm. Dinding vagina tersusun dalam
lipatan (rugae). Susunan ini memungkinkan vagina untuk mengembang luas sekali
jika dibutuhkan, sehinggadapat dilalui oleh kepala bayi ketija melahirkan.

Struktur

Dinding vagina terdiri atas empat lapis:

1. Lapisan epitel gepeng berlapis ; pada lapisan tidak terdapat kelenjar tetapi cairan
akan merembas melalui epitel untuk memberikan kelembaban.
2. Jaringan konektif areoler yang dipasok pembuluh darah dengan baik.
3. Jarinngan otot polos berserabut longitudinal dan sirkuler.
4. Lapisan luar jaringan ikat fibrosa berwarna putih yang bercampur dengan fasia
pelvis sekitarnya.

Hubungan

Dasar kandung kemih berhubungan dengan dinding anterior bagian atas vagina
dan uretra dengan dinding anterior bagian bawahnya.

10
Kavum Douglasi (cul de sac uterorektal), yaitu titik terendah kavus poritonei,
terletak langsung dibelakang forniks posterior vagina, rektum terletak dibelakang
bagian dua per tiga atas vagina. Korpus perineum terletak di belakanng bagian
sepertiga bawah dinding posterior vagina.

Fungsi

Vagina memiliki empat fungsi utama:

a. Lintasan bagi spermatozoa; spermatozoa biasanya akan tertimbun pada saat


sanggama dalam ruangan yang dihasilkan oleh forniks posterior.

b. Saluran keluar bagi janin dan produk pembuahan lainnya saatpersalinan.

Saluran keluar bagi darah haid.

3. Denfan sekeretnya yang bersifat asam, vagina merupakan barrier untuk


menghalangi perjalanan infeksi secara asenderen.
2. Forniks

Forniks berasal dari bahasa latin yang artinya selokan. Pada tempat serviks
menjulur kedalam kubah vagina terbentuk sebuah selokan melingkar yang
mengelilingi serviks tersebut. Karena saluran vagina melandai kebelakangdan uterus
biasanya berputar kedepan, maka pada bagian posterior selokan tersebut terdapat
sebuah ruanga yang lebih luas. Selokan ini terbagi menjadi ini terbagi menjadi empat
bagian: forniks posterior, forniks anterior, dan dua buah forniks lateral..

4. Uterus

Uterus merupakan organ muskuler yang berongga, berdindingtebal dan terletak


antara kandung kemih disebelah anteriornya dan rektum disebelah posteriornya.
Uterus terdiri atas dua bagian, yaitu korpus atau badan dan serviks atau leher. Serviks
terbentuk oleh bagian sepertiga bawah uterus, dan separuh serviks menjulur kedalam
vagina.

Uterus mempunyai panjangkuran lebih 7,5 cm, lebar 5,5 cm, dan kedalaman 2,5
cm. Dinding uterus sangat tebal yaitu sekitar 1,2 cm, sehingga kavum uteri berukuran
sangat kecil.

11
5. Serviks Uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri darai parsvaginalis (berbatasan/menembus


dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama : otot
polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar
didalam rongga vagina yaitu potiocervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epiteel skuamokolomnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam,arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/ riwayat
melahirkan (primipara/multigravida) berbenuk garis melintang. Posisi serviks
mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjer mukosa serviks
menghasilkan lender getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam , eptida dan air, ketebalan mukosa dan viskositas
lender serviks dipengaruhi siklus haid.
6. Corpus Uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum letum uteri diintraabdomen, tengah lapisan muscular-miometrium berupa
otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan
sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi cavum dinding uteri,
menebla dan runtuh sesuai siklus haid akibat hormone-hormon ovarium. Posisi
corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesicaurinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthimus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita
7. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri,ligantum rotundum uteri, ligamentum cardinal,
ligamentum ovarri, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infudibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
8.Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang ateri hypogastrica/ illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
9. Salping/Tuba falopii

12
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transpotasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri
Dinding tuba terdiri dari lapisan : serosa, muscular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri drai pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars
infundilbulum dengan fimbria , dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda- beda pada setiap bagiannya.
a) Pars isthimica ( proksima/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat stringter uterotuba
pengendali transfer gamet.
b) Pars ampularis ( media/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula/infundibulum, dan
pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian
ini.
c) Pars infundibulum (distal)
dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium.fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi
dari permukaan ovarium, dan membawanya kedalam tuba.
d) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba( seperti halnya mesenterium pada usus)
e) Ovarium
Organ endokrin berbentuk oral, terletak didalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium. Sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah
saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum ( dari sel epitel germinal primoridial dilapisan
terluar epitel ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi
hormone-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesterone oleh korpus
leteum pascaovlusi). Berhubungan pars infundibulum tuba fallopi melalui pelekatan
fimbriare. Fimbriae “ menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovualsi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

13
2.4 Proses Hormonal Sistem Reproduksi
a. Badan Pineal
Suatu kelenjar kecil yang terletak ditengah antara 2 hemisfer otak, di depan
sebelum pada daerah posterodorsal diensafelon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf. Hormon melatonin: mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi.
Melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat
juga sekresi gonadotropin ari hipofisi dan memicu aktifasi dan pertumbuhan
pemicu/onset mulainya fase pubertas.
b. Hipotalamus
Kumpulan nucleus yang berada dai atas hipofisis, di bawah thalamus.
Hipotalamus menghasilkan hormon-hormon pelepas GnRH (Gonadotropin Releasing
Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing
Hormone), GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactine
Releasing Factor). Dan juga menghasilkan hormon penghambat seperti PIF
(Prolactine Inhibition Factor).
c. Pituitari/hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang spenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan
dan pematangan folikel (FSH- Follicle Stimulating Hormone) dan hormone lutein
(LH- Luteinizing Hormone).
d. Ovarium
Berfungsi gemetogenesis/oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesterone (dari corpus liteum), atas kendali dari hormon-
hormon gonadotropin.
e. Endometrium
Merupakan lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat
implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berpoliferasi.

14
Fisiologi endometrium dipertahankan dan dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon
ovarium.

5. hormon-Hormon Reproduksi

a. GnRH (Gonadortopin Releasing Hormone)

Diproduksi di hipotalamus, kemudian di lepaskan. Hormon ini berfungsi untuk


menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon
gonadotropin (FSH/LH).

b. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respon terhadap GnRH, yang
berfungsi untuk memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulose di
ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis). Pelepasan periodic/
pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), dan juga sering tidak
ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dan sel-sel granulose
ovarium, melalui mekanisme feedback negative.

c. LH ( Luteinizing Hormone) / ICSH ( Interstitial Cell Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi untuk


memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulose) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus ( LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dn mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesterone. Pelepasannya juga periodic/pulsatif, kadarnya dalam darah
bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja
sangat cepat dan singkat, (pada pria: LH memicu sintesis testosterone di sel-sel leydig
testis.

d. Estogen

Estrogen (alami) diproduksi terutama di sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan didalam jumlah yang lebih sedikit , juga diproduksi di kelenjar adrenal
melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama
kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (poliferasi) pada bagian organ reproduksi wanita.

15
e. Progesteron
Progesteron menyebabkan terjadinya perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endemetrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
f. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Mulai diproduksi pada usia kehamilan ke 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan usia kehamilan ke 10-12 minggu,
kemuian menurun pada trimester kedua, dan naik lagi sampai akhir pada trimester ketiga.
Berfungsi untuk meningkatkan dan mempertahanka fugsi kospus luteum dan hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.deteksi HCG pada darah atau
urin dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes
pack, dsb).
g. LTH (Lactotrophic Hormone)/ Prolactine
Memiliki aktivitas memicu menigkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar
mamae. Di ovarium prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Fungsi prolaktin tampak terutama pada masa
laktasi/ pascapersalinan, prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH
hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi
gangguan pematangan folikel gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorrhea.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem reproduksi reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria
memiliki penis dan kelenjar testis untuk, mengahasilkan sperma, kematangan sel
sperma ditandai dengan mimpi basah pada usia pubertas. Pada system reproduksi
wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel
telur atau ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi
pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan
berkembang menjadi janin.
3.2 Saran
Pengetahuan mengenai seks dan seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat
menjadi alat reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengetahui
dampaknya. Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami,tepat sasaran,dan
tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi
rangsangan dari luar dengan cara yang sehat,matang dan bertanggung jawab.

17
DAFTAR PUSTAKA

Purwoasturi,Endang,Elisabeth Siwi Walyani.2013.Kesehatan Reproduksi dan


Keluarga Berencana.Yogyakarta:Pusat baru press.

Purwaningsih,Wahyu,Siti Fatmawati.2010.Asuhan Keperawatan


Maternitas.Yogyakarta:Nuha Media.

Indriyani,Diyani,Asmuji.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

18

Anda mungkin juga menyukai