Keperawatan Maternitas I
TENTANG
Oleh
KELOMPOK 5
Dosen Pembimbing :
Vetty Priscilla,M.Kep,Sp.Mat,MPH
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITASANDALAS
2018
KATA PENGANTAR
Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman –
teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
didalam penyusuhan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari seg tata bahasa maupun hal
pengkonsilidasian.
penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Kesimpulan....................................……………………………………………….17
Saran................................................................................………………………….17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival individu,tetapi diperlukan
untuk survival species dan berdampak pada kehidupan seseorang. Hanya melalui
sistem reproduksi,blueprint genetik kompleks setiap spesies apat bertahan di dunia
ini. Meskipun sistem reproduksi tidak berkontribusi pada hemoitasis dan tidak
penting untuk bertahan seseorang seperti halnya sistem kardiovaskuler,tetapi ia
berperan penting dalam hidup seseorang. Seperti contoh : pasangan suami istri yang
baru menikah,umunya sering ditanya apakah sudah mendapat anak. Dengan demiian
sistem reproduksi sangat berperan terhadap perilaku psikososial seseorang secara
signifikan. Fungsi reproduksi juga berdampak pada masyarakat. Organisasi
kemasyarakatan memebentuk unit yang membentuk lingkaran yang stabil dan
kondusif untuk kehidupan spesies. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain
ledakan populasi yang perlu mendapat perhatian sehubungan dengan keterbatasan
dunia ini dalam menampung dan memfasilistasi makhluk hidup. Oleh karena
itu,diperlukan pembatasan atau kontrol sistem reproduksi.
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypotalamus,hipofisis
bagian anterior,organ reproduksi dan sel target hormon. Proses biologis dasar
termasuk perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh faktor emosi dan sosiokultural
masyarakat. Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi.
Organ reproduksi primer terdiri sepasang tetes paa pria dan sepasang ovarium pada
wanita. Gonad yang matur berfungsi menghasilkan gamer (gametogenesis) dan
menghasilkan hormon seks,khususnya testosteron pada pria dan ekstrogen dan
progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad,ia akan melalui
saluran reproduksi. Pada wanita terdapat juga payudara yang termasuk organ
pelengkap reproduksi. Bagian eksternal reproduksi sering juga genitalia eksternal.
Karakteristik seksual sekunder tidak secara langsung termasuk dalam system
reproduksi,tapi merupakan karakteristik eksternal yang membedakan pria dan wanita.
Sebagai contoh, pada manusia, pria memiliki bahu yang lebih lebar dari
wanita,sedangkan wanita memiliki pinggul yang lebih lebar dari pria. Testosteron
pada pria dan ekstrogen pada wanita bertanggung jawab untuk perkembangan
1
karakteristik ini. Pertumbuhan rambut tidak termasuk karakteristik seksual
sekunder,karena tidak terlalu berbeda antara pria dan wanita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana seksualitas manusia sepanjang kehidupan ?
2. Bagaimana respon seksual pada manusia ?
3. Apa anatomi pada sistem reproduksi pada manusia ?
4. Bagaimana proses hormonal pada sistem reproduksi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Masa Kanak-kanak
Walaupun organ-organ reproduksi masih imatur dan bentuk tubuh anak laki-laki
dan perempuan hampir sama selama masa kanak-kanak,identitas seksual,ata jenis
kelamin terus berkembang. Anak laki-laki belajar tentang peran jenis kelamin mereka
,oleh karenanya cara berpakaian,cara berbicara,dan bereaksi sebagai seorang laki-
laki. Anak perempuan belajar untuk berbicara,berpakaian dan berekasi sebagai
wanita. Masalah hanya akan timbul saat peran jenis kelamin berbedadari kromosom
seks sebagai akibat kelainan perkmbangan atau kongenital.
Masa Remaja
Masa remaja adalah maa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa
remaja ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang
komplek,dramatis serta penyesuaian sosial yang penting untuk menjadi dewasa.
Identitas seksual secara normal mencapai kesempurnaan sebagaimana organ-organ
reproduksi mencapai kematangan.
Pubertas
3
Perubahan khas pada laki-laki adalah peningkatan ukuran testis dan penis:
pertumbuhan rambut pubis,wajah,aksila,dan dada:pelebaran dada,penyempitan
pingul:tinggi dan berat badan bertambah:pembetukan sperma;dan emisi noktural
(mimpi basah).
Perubahan khusus pada anak perempuan adalah pertumbuhan puting susu dan
payudara,pertumbuhan rambut pada pubis dan aksila,pinggul,dan pelvis
melebar,menerke (awal menstruasi),dan ovulasi yang mengikuti menarke 6 sampai
12 bulan.
4
Klimaterium
5
Fungsi penis adalah sebagai saluran untuk uretra,saluran yang merupakan
dilewati urine dan semen sebagai organ reproduksi merupakan alat untuk
penetrasi,penis dirancang untuk menghantarkan sperma ke dalam saluran reproduksi
wanita.
2. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fascia dan otot polos yang
membungkus dan menompang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk
reproduksi spermatozoa. Memiliki dua kantong scrotal, setiap scrotal berisi satu testis
tunggal dan dipisahkan oleh septum internal. Otot dartos adalah lapisan serabut
dalam fascia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal
sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
Supalai darah berasal dari arteri testikularis yang muncul dari aorta abdomen.
Aliran vena melalui vena testikularis yang membentuk suatu jaringan rumpai
angggur disebut pleksus pampiniformis disekitar arteri. Sistem krotum dialiri oleh
kedua bagian sistem saraf otonom,dan serabut saraf bersama dengan pembuku darah
dan pembulu getah bening dibungkus dalam kantung jaringan ikat yang dikenal
sebagai spermatikus.
Fungsi testis ialah menghasilakan spermatozoa dan testosteron. Produksi sperma
(spermatogenesis) yang sebenarnya berlangsung ditubulus seminiferus sperma
kemudian dibawa ke epididimis melalui tubulus rekti (suatu tubulus lurus yang
terbentuk oleh konvergensi tubulus di dalam setiap lobulus) ,rete testis (suatu
jaringan tubular) dan melalui duktus. Testosteron diproduksi di dalam sel-sel
interstisial (leyding) yang terdapat di dalam jaringan ikat lunak yang mengelilingi
tubulus seminivelus.
6
2. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4-6 m) yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankanya sampai 6 minggu.
Selama 6 minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, mengatur sempurna dan
mampu melakukan fertilisasi.
3. Duktus Deferen
7
b. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1-2 cm. Bagian ini dikelilingi sfingter
uretra eksternal.
c. Uretra penis (cavernous, berspons)dikelilingi oleh jaringan erektil berspons
(korpus spongiosum). Bagian ini membesar kedalam fosa navicularis sebelum
berakhir pada mulut uretra eksternal dan glans penis.
7. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang
bermuara kedalam duktus ejakulator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa serta
kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma.
8. Kelenjar Prosat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kentung kemih. Suatu
glandula tunggal dengan ukuran panjang kurang lebih dari 4 cm,lebar 3 cm,dan tinggi
2 cm,melingkari bagian atas uretra tepat dibawah kandung kemih dan teretak antara
rectum dan simpisi pubis. Kelenjar ini terdri dari epitel kolumar,otot polos,dan suatu
lapisan fibrosa luar. Sekresi prostat bermuara kedalam uretra prostatik setelah
melalui 15-30 duktus prostatik. Fungsi utama kelenjar prostat ialah menghasilkan
sekresi alkalin berwarna seperti susu yang memfasilitasi aktivitas sperma. Sekresi
kelenjar prostat merupakan sepertiga volume cairan semen,memasuki uretra melalu
rapa duktus saat otot polos berkontraksi selama ejakulasi.
9. Kelenjar bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong kelenjar ini mensekresi cairan basa yang
mengandung mucus kedalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi serta
ditambahkan pada semen.
8
2. Mons pubis
Mons pubis merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak diatas simfisis
pubis. Struktur ini ditutupi oleh kulit dan rambut pubis. Mons pubis berfungsi sebagai
bantal pada waktu melakukan hubungan seks. Kulit mons pubis mengandung kelenjar
keringat yang khusus dan sekresi kelenjar tersebut akan memberikan aroma yang
khas. Sekresi ini mempunyai makna seksual tertentu pada laki-laki.
3. Labia Mayora
Labia mayora (bibir besar) terdiri atas dua buah lipatan kulit dengan jaringan
lemak di bawahnya yang berlanjut ke bawah sebagai peluasan dari mons pubis dan
menyatu menjadi perineum . libia mayora terdapat rambut dan kelenjarpada
permukaan lateralnya , namun pada permukaan dalamnya licin.
Libia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir ini menutupi lubang
masuk vagina sementara bantalan lemaknya bekerja sebagai bantal.
4. Labia Minora
Labia minora (bibir kecil) merupakan dua buah lipatan tipis kulit yang terletak
disebelah dalam labia mayora. Kedua bibir kecil bertemu disebelah depan dan pada
titik temu ini terdapat klitoris.Disebelah posterior, labia minora bergabung
membentuk fourchette. Labia minora tidak memiliki lemak subkutan, permukaan
internalnya biasanya saling bersentuhan dan dengan demikian menambahkan
pengamanan pada lubang masuk vagina.
5. Klitoris
Klitoris merupakan tonjolan kecil jaringan erektil yang terletak pada titik temu
labia minora di sebelah anterior. Jaringan ini sangat kaya dengan pembuluh darah dan
saraf sehingga merupakan salah satu zona erotik yang utama pada wanita.
6. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang dikelilingi oleh libia minora. Orifisium
uretra bermuara ke dalam vestibulum tepat disebelah bawah klitoris, tidak hanya itu
kelenjar skene ,dan orifisium vagina juga bermuara kedalam vestibulum, muara
orifisium vagina ditutupi oleh lipatan selaput tipis yang disebut hymen; atau yang
sering kita kenal dengan istilah selaput dara. Fungsi hymen adalah untuk melindungi
lubang masuk vagina selama periode prebubertal. Sesudah melahirkan anak, hymen
akan menghilang dan hanya meninggalkan beberapa sisa kulit yang dinamakan
carunculae myrtiformes.
9
Saluran kelenjar Bartholin bermuara disebelah luar hymen, masing-masing pada
salah satu sisinya, tepat disebelah posterior orifisium vagina. Kedua kelenjar
bartholin ini mensekresikan bahan pelumas mukoid, khususnya ketika gairah seks
meningkat.
7. Perineum
Terbentuk dari korpus perineum- titik temu otot-otot dasar panggul dibagian
sentral—yang ditutupi oleh kulut perineum. Struktur ini membentang dari fourchette
(titik temu labia minora disebelah posterior) hingga anus.
Struktur
1. Lapisan epitel gepeng berlapis ; pada lapisan tidak terdapat kelenjar tetapi cairan
akan merembas melalui epitel untuk memberikan kelembaban.
2. Jaringan konektif areoler yang dipasok pembuluh darah dengan baik.
3. Jarinngan otot polos berserabut longitudinal dan sirkuler.
4. Lapisan luar jaringan ikat fibrosa berwarna putih yang bercampur dengan fasia
pelvis sekitarnya.
Hubungan
Dasar kandung kemih berhubungan dengan dinding anterior bagian atas vagina
dan uretra dengan dinding anterior bagian bawahnya.
10
Kavum Douglasi (cul de sac uterorektal), yaitu titik terendah kavus poritonei,
terletak langsung dibelakang forniks posterior vagina, rektum terletak dibelakang
bagian dua per tiga atas vagina. Korpus perineum terletak di belakanng bagian
sepertiga bawah dinding posterior vagina.
Fungsi
Forniks berasal dari bahasa latin yang artinya selokan. Pada tempat serviks
menjulur kedalam kubah vagina terbentuk sebuah selokan melingkar yang
mengelilingi serviks tersebut. Karena saluran vagina melandai kebelakangdan uterus
biasanya berputar kedepan, maka pada bagian posterior selokan tersebut terdapat
sebuah ruanga yang lebih luas. Selokan ini terbagi menjadi ini terbagi menjadi empat
bagian: forniks posterior, forniks anterior, dan dua buah forniks lateral..
4. Uterus
Uterus mempunyai panjangkuran lebih 7,5 cm, lebar 5,5 cm, dan kedalaman 2,5
cm. Dinding uterus sangat tebal yaitu sekitar 1,2 cm, sehingga kavum uteri berukuran
sangat kecil.
11
5. Serviks Uteri
12
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transpotasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri
Dinding tuba terdiri dari lapisan : serosa, muscular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri drai pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars
infundilbulum dengan fimbria , dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda- beda pada setiap bagiannya.
a) Pars isthimica ( proksima/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat stringter uterotuba
pengendali transfer gamet.
b) Pars ampularis ( media/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula/infundibulum, dan
pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian
ini.
c) Pars infundibulum (distal)
dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium.fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi
dari permukaan ovarium, dan membawanya kedalam tuba.
d) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba( seperti halnya mesenterium pada usus)
e) Ovarium
Organ endokrin berbentuk oral, terletak didalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium. Sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah
saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum ( dari sel epitel germinal primoridial dilapisan
terluar epitel ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi
hormone-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesterone oleh korpus
leteum pascaovlusi). Berhubungan pars infundibulum tuba fallopi melalui pelekatan
fimbriare. Fimbriae “ menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovualsi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
13
2.4 Proses Hormonal Sistem Reproduksi
a. Badan Pineal
Suatu kelenjar kecil yang terletak ditengah antara 2 hemisfer otak, di depan
sebelum pada daerah posterodorsal diensafelon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf. Hormon melatonin: mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi.
Melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat
juga sekresi gonadotropin ari hipofisi dan memicu aktifasi dan pertumbuhan
pemicu/onset mulainya fase pubertas.
b. Hipotalamus
Kumpulan nucleus yang berada dai atas hipofisis, di bawah thalamus.
Hipotalamus menghasilkan hormon-hormon pelepas GnRH (Gonadotropin Releasing
Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing
Hormone), GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactine
Releasing Factor). Dan juga menghasilkan hormon penghambat seperti PIF
(Prolactine Inhibition Factor).
c. Pituitari/hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang spenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan
dan pematangan folikel (FSH- Follicle Stimulating Hormone) dan hormone lutein
(LH- Luteinizing Hormone).
d. Ovarium
Berfungsi gemetogenesis/oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesterone (dari corpus liteum), atas kendali dari hormon-
hormon gonadotropin.
e. Endometrium
Merupakan lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat
implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berpoliferasi.
14
Fisiologi endometrium dipertahankan dan dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon
ovarium.
5. hormon-Hormon Reproduksi
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respon terhadap GnRH, yang
berfungsi untuk memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulose di
ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis). Pelepasan periodic/
pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), dan juga sering tidak
ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dan sel-sel granulose
ovarium, melalui mekanisme feedback negative.
d. Estogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama di sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan didalam jumlah yang lebih sedikit , juga diproduksi di kelenjar adrenal
melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama
kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (poliferasi) pada bagian organ reproduksi wanita.
15
e. Progesteron
Progesteron menyebabkan terjadinya perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endemetrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
f. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Mulai diproduksi pada usia kehamilan ke 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan usia kehamilan ke 10-12 minggu,
kemuian menurun pada trimester kedua, dan naik lagi sampai akhir pada trimester ketiga.
Berfungsi untuk meningkatkan dan mempertahanka fugsi kospus luteum dan hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.deteksi HCG pada darah atau
urin dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes
pack, dsb).
g. LTH (Lactotrophic Hormone)/ Prolactine
Memiliki aktivitas memicu menigkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar
mamae. Di ovarium prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Fungsi prolaktin tampak terutama pada masa
laktasi/ pascapersalinan, prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH
hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi
gangguan pematangan folikel gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorrhea.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem reproduksi reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria
memiliki penis dan kelenjar testis untuk, mengahasilkan sperma, kematangan sel
sperma ditandai dengan mimpi basah pada usia pubertas. Pada system reproduksi
wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel
telur atau ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi
pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan
berkembang menjadi janin.
3.2 Saran
Pengetahuan mengenai seks dan seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat
menjadi alat reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengetahui
dampaknya. Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami,tepat sasaran,dan
tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi
rangsangan dari luar dengan cara yang sehat,matang dan bertanggung jawab.
17
DAFTAR PUSTAKA
18