DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
3. Untuk mengetahui fungsi iklan
4. Untuk mengetahui makna etika dan estetika dalam iklan
5. Untuk mengetahui bagaimana pengontrolan terhadap iklan
6. Untuk mengetahui prinsip moral yang perlu dalam iklan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang terlihat sekarang ini. Di zaman itu, para pedagang menyewa perahu, lalu menyuruh
pedagang keliling untuk mengantarkan barang yang telah diproduksi kepada konsumen yang
tinggal di pedalaman dengan teknik pemasaran door to door.
Sedangkan di zaman Yunani dan Romawi, teknik beriklan mulai berkembang. Pada masa
inilah mulai disadari pentingnya menggunakan medium untuk menyampaikan pesan
informasi. Para pemilik usaha menggunakan pahatan di dinding kota untuk memberitahu
bahwa mereka menjual dagangan . tertentu. Sedangkan di zaman Caesar, banyak toko besar
yang sudah mulai menggunakan tanda, simbol atau papan nama sebagai media beriklan.
(Dikutip di https://id.scribd.com/doc/219316184/Makalah-Periklanan-Dan-Etika-Fix-
Kelompok-Nya-3 pada Senin, 15 Februari 2022 pukul 22:14).
Periklanan memasuki sejarah penting ketika kertas ditemukan pada tahun 1215 di Cina dan
ditemukan mesin cetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1450. Sejak saat itulah, medium
kuno ditinggalkan dan diganti dengan pamflet atau selebaran untuk menginformasikan atau
menjual sesuatu. Selebaran dan pamflet inilah yang akhirnya menjadi cikal-bakal surat kabar,
sebuah medium klasik yang masih tetap digunakan sebagai medium utama sampai sekarang.
Sampai di abad 19, Eropa dan Amerika masih belum mengenal perusahaan periklanan
(advertising agency). Jadi, siapapun yang ingin mengiklankan sesuatu harus menggunakan
surat kabar. Sekitar di tahun 1800-an, perkembangan kesulitan diantara pengiklan dan surat
kabar mulai terjadi. Para pengiklan mulai merasa harus menjangkau khalayak yang lebih luas
lagi. Perkembangan itulah yang melahirkan kebutuhan akan perlunya penghubung antara
surat kabar dan pengiklan. Hower mencatat dua nama yang menjadi pelopor advertising
agent yaitu Volney B Palmer di Philadelphia dan John Hooper di New York. Oleh orang-
orang setelah mereka, bisnis tersebut dikembangkan dalam sebuah institusi yang disebut
advertising agency.
Beberapa standar penting yang berlaku di dunia periklanan saat ini merupakan hal yang telah
diwariskan oleh praktisi periklanan di abad 19 maupun awal abad 20, seperti besar persentase
komisi untuk agency yaitu 15% yang dimulai dari tahun 1917 maupun pembagian aktifitas
perusahaan periklanan kedalam 3 bagian, yaitu: account, creative dan media.
Perkembangan periklanan di Indonesia sendiri sudah ada sejak lebih dari seabad yang lalu.
Buktinya yaitu iklan yang telah diciptakan dan dimuat di surat kabar telah ditemukan di surat
5
kabar "Tjahaja Sijang" yang terbit di Manado tahun 1869. Bukti lainnya yaitu ditemukannya
kegiatan periklanan melalui surat kabar yaitu di Semarang pada tahun 1864. Surat kabar "De
Locomotief" yang telah beredar setiap hari tersebut memuat iklan tentang hotel di Paris.
Iklan pada kedua surat kabar ini masih didominasi oleh tulisan dan belum bergambar karena
kesulitan teknis cetak saat itu. (Dikutip di https://id.scribd.com/doc/219316184/Makalah-
Periklanan-Dan-Etika-Fix-Kelompok-Nya-3 pada Senin, 15 Februari 2022 pukul 22:14).
6
Artistik: mempunyai nilai seni sehingga bisa menarik perhatian khalayak ramai.
Contoh penerapan etika dalam periklanan:
Iklan pembalut wanita: tidak memperlihatkan hal-hal yang vulgar
Iklan sabun mandi: tidak memperlihatkan orang yang sedang mandi secara utuh
Etika secara umum:
Jujur: konten iklan tidak mengandung kebohongan
Tidak memicu hal-hal yang berbau SARA
Tidak mengandung hal-hal pornografi
Tidak bertentangan dengan norma yang berlaku
Tidak melanggar etika bisnis
Tidak melakukan plagiat
(Dikutip di https://id.scribd.com/doc/219316184/Makalah-Periklanan-Dan-Etika-Fix-
Kelompok-Nya-3 pada Senin, 15 Februari 2022 pukul 22:14).
8
memuaskan kebutuhan yang sebenarnya bukan merupakan kebutuhan primer.
Penumpukan barang dan jasa pada orang atau golongan masyarakat tertentu ini disebut
surplus barang dan jasa pemuas kebutuhan.
Dari hal inilah kemudian dikembangkan ide solidaritas sebagai salah satu bentuk tanggung
jawab dari iklan. Ada dua hal yang pantas dipraktekkan untuk berhadapan dengan surplus
barang dan jasa pemuas kebutuhan manusia, yaitu, pertama surplus barang dan jasa
seharusnya didermakan kepada orang miskin atau lembaga sosial yang berkarya untuk
kebaikan manusia pada umumnya. Kedua, menghidupi secara seimbang pemenuhan
kebutuhan fisik, biologis, psikologis dan spiritual dengan memperhatikan akan kebutuhan
masyarakat. (Dikutip di https://id.scribd.com/doc/219316184/Makalah-Periklanan-Dan-
Etika-Fix-Kelompok-Nya-3 pada Senin, 15 Februari 2022 pukul 22:14).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah meneliti tentang etika dalam periklanan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan
periklanan adalah aspek yang sangat penting penggunaan iklan sebagai salah satu cara promosi.
Periklanan harus digunakan sebaik mungkin agar bisa digunakan sebagai mana mestinya iklan
itu diciptakan. Etika dalam periklanan juga harus digunakan sebagai pedoman baik dalam
menjalankan periklanan.
3.2 Saran
Masyarakat umum khusunya harus jeli dalam iklan, jangan sampai tertipu di dalam hal ini.
Sebelum yakin untuk menggunakan atau melakukan tindakan dalam periklanan, sebaiknya kita
harus mencari dulu sumber atau bertanya kepada orang yang lebih tau tentang kebenaran iklan
tersebut, dan sebagai pelaku iklan kita juga harus jujur dan benar dalam melakukan kegiatan
periklanan, agar tidak merugikan orang banyak, etika yang ada dalam periklanan harus di
gunakan sebagaimana prosedur yang ada.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/iklan disearching pada Kamis, 17 Februari 2022 pukul 20.20
https://id.scribd.com/doc/219316184/Makalah-Periklanan-Dan-Etika-Fix-Kelompok-Nya-3 di
unduh pada Senin, 15 Februari 2022 pukul 22:14
http://e-journal.upstegal.ac.id/index.php/Cermin/article/view/213 di unduh pada Selasa, 16
Februari 2022 pukul 09.19.
https://www.researchgate.net/publication/329642430_ETIKA_DALAM_IKLAN diunduh pada
Selasa, 16 Februari 2022 pukul 09.22.
11