Dosen :
Oleh,
Kelompok 2
Marsu Warlis
2013101012
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “Paparan Pencemaran” memiliki
tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Penyakit Berbasis Lingkungan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini belum
sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak.
Marsu Warlis
2
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1. Latar Belakang..................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3. Tujuan...............................................................................................5
1.4. Ruang Lingkup …………………………………………………… 5
1.5. Manfaat …………………………………………………………... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................6
2.1. Global Climate Change.....................................................................6
2.2.Global Environment...........................................................................10
2.3.Alternative Treatment........................................................................16
2.4.Industrialisasi Global ........................................................................16
2.5. Global Alternative………………………………………………… 18
BAB III PENUTUP.........................................................................................24
3.1.Kesimpulan........................................................................................24
3.2.Saran..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
alam ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Global Climate Change.
2. Untuk mengetahui Global Environment.
3. Untuk mengetahui Alternative Treatment.
4. Untuk mengetahui Industrialisasi Global.
5. Untuk mengetahui Global Alternative
1.5. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menjadi catatan akademis
yang ilmiah. Oleh karena itu, penulis mengharapkan munculnya manfaat bagi
para pembacanya yaitu sebagai berikut:
5
- Dalam makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca untuk
mengetahui pengertian Global Climate Change, Global Environment,
Alternative Treatment, Industrialisasi Global, Global Alternative.
BAB II
LANDASAN TEORI
6
tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu
yang panjang.Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut
klimatologi.
Adapun definisi perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer
bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas
terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup,
2001). Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu
yang panjang. LAPAN (2002) mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan
rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu.
Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan
acuan wilayah bumi secara keseluruhan. IPCC (2001) menyatakan bahwa
perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau
pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang
(biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim
mungkin karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah
manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan.
Istilah perubahan iklim sering digunakan secara tertukar dengan istilah
’pemanasan global’, padahal fenomena pemanasan global hanya merupakan
bagian dari perubahan iklim, karena parameter iklim tidak hanya temperatur saja,
melainkan ada parameter lain yang terkait seperti presipitasi, kondisi awan,
angin, maupun radiasi matahari. Pemanasan global merupakan peningkatan rata-
rata temperatur atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer,
yang dapat berkontribusi pada perubahan pola iklim global. Pemanasan global
terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di
atmosfer. Naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karena adanya gas
dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang
dipancarkan oleh bumi menjadikan perubahan iklim global (Budianto, 2000).
Meskipun pemanasan global hanya merupakan 1 bagian dalam fenomena
perubahan iklim, namun pemanasan global menjadi hal yang penting untuk
7
dikaji. Hal tersebut karena perubahan temperatur akan memperikan dampak yang
signifikan terhadap aktivitas manusia. Perubahan temperatur bumi dapat
mengubah kondisi lingkungan yang pada tahap selanjutkan akan berdampak pada
tempat dimana kita dapat hidup, apa tumbuhan yang kita makan dapat tumbuh,
bagaimana dan dimana kita dapat menanam bahan makanan, dan organisme apa
yang dapat mengancam. Ini artinya bahwa pemanasan global akan mengancam
kehidupan manusia secara menyeluruh.
Studi perubahan iklim melibatkan analisis iklim masa lalu, kondisi iklim saat
ini, dan estimasi kemungkinan iklim di masa yang akan datang (beberapa dekade
atau abad ke depan). Hal ini tidak terlepas juga dari interaksi dinamis antara
sejumlah komponen sistem iklim seperti atmosfer, hidrofer (terutama lautan dan
sungai), kriosfer, terestrial dan biosfer, dan pedosfer. Dengan demikian, dalam
studi-studi mengenai perubahan iklim dibutuhkan penilaian yang terintegrasi
terhadap sistem iklim atau sistem bumi.
8
pertengahan abad ke-20. Pemanasan global akan terus meningkat dengan
percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 apabila tidak ada upaya
menanggulanginya.
Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan frekwensi
maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim. IPCC menyatakan bahwa pemanasan
globa dapat menyebabkan terjadi perubahan yang signifikan dalam sistem fisik
dan biologis seperti peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola
presipitasi, salinitas air laut, perubahan pola angin,mempengaruhi masa
reproduksi hewan dan tanaman, distribusi spesies dan ukuran populasi, frekuensi
serangan hama dan wabah penyakit, serta mempengaruhi berbagai ekosistem
yang terdapat di daerah dengan garis lintang yang tinggi (termasuk ekosistem di
daerah Artuka dan Antartika), lokasi yang tinggi, serta ekosistem-ekosistem
pantai.
Jika tidak ada upaya yang sistematis dan terintegrasi untuk meningkatkan
ketahanan terhadap perubahan iklim dan perbaikan kondisi lingkungan lokal dan
global mulai dari sekarang, maka dampak yang ditimbulkan akibat adanya
perubahan iklim ke depan akan semakin besar dan lebih lanjut akan berdampak
pada sulitnya mencapai sistem pembangunan yang berkelanjutan.Penanganan
masa perubahan iklim dalam konteks pembangunan membutuhkan manajemen
perubahan iklim secara efektif, dan pada saat bersamaan mengantisispasi dampak
perubahan iklim global jangka panjang secara komprehensif. Juga membutuhkan
pendekatan lintas sektor baik pada tingkat nasional, regional maupun
lokal.Dalam menghadai perubahan iklim, penigkatan ketahanan sistem dalam
masyarakat untuk mengurangi resiko bahaya perubahan iklim dilakukan melalui
upaya adaptasi dan mitigasi.
Adaptasi merupakan tindakan penyesuain sistem alam dan sosial untuk
menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim. Namun upaya tersebut akan
sulit memberi mandaat secara efektif apabila laju perubahan iklim melebihi
kemampuan beradaptasi. Oleh karena itu, adaptasi harus diimbangi dengan
9
mitigasi, yaitu upaya mengurangi sumber maupun peningkatan rosot (penyerap)
gas rumah kaca, agar suspaya proses pembangunan tidak terhambat dan tujuan
pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Dengan demikian, generasi yang
akan datang tidak terbebani oleh ancaman perubahan iklim secara lebih berat.
10
Pertambahan jumlah penduduk bumi yang terus meningkat menjadi salah satu
penyebab terjadinya degradasi lingkungan. Jumlah penduduk bumi tahun 2011
mencapai 7 milyar dan diperkirakan akan meningkat menjadi 9 milyar pada
tahun 2050 mendatang. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbesar ke-4 di dunia. Tingginya populasi penduduk tersebut memicu
peningkatan kebutuhan akan makanan, air bersih, sumber energi, dan ruang
untuk tempat tinggal, yang mendorong dilakukannya pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Aktivitas yang dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan inilah yang akan berakibat pada penurunan kualitas lingkungan.
Masalah yang dialami bumi sekarang ini adalah pemansan global. Pemanasan
global adalah peningkatan suhu bumi, yang meliputi peningkatan suhu atmosfer,
hidrosfer, dan suhu lithosfer. Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas
sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti akibat dari pembakaran bahan
bakar fosil. Proses pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari
akan masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan
menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh bumi,
dan sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi
penuh dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan
ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi.
Adanya pemanasan global menyebabkan banyak pengaruh pada kehidupan
yang ada di bumi. Beberapa akibat dari pemanasan global adalah sebagai
berikut :
1. Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
utara dari belahan bumi utara (northern hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan utara
tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin
tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian
11
yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim
tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam
hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh
lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca. Sehingga,
keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap
air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, akibatnya
akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini
akan menurunkan proses pemanasan. Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat
fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1
persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan
mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan
pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
2. Peningkatan permukaan laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan
yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan
lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di
kutub, terutama sekitar greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi)
selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
12
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah
pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah
belanda, 17,5 persen daerah bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi
ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari
rawa-rawa pantai di amerika serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi
tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini
akan menutupi sebagian besar dari florida everglades.
3. Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian selatan kanada, sebagai contoh, mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian afrika
mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan
salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari
efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
13
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5. Dampak sosial dan politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan
muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan
peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam
(banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana
alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat
pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi
mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
6. Dampak terhadap kesehatan manusia
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit
melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor
(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena
munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan
adanya perubahan iklim ini, maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes
aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu
yang targetnya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksikan bahwa
ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah
dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga akan berdampak
perubahan iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan
kasus penyakit tertentu seperti ispa (kemarau panjang/kebakaran hutan, dbd
kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
14
Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai
juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah
pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol
selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan
seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan
lain-lain.
7. Perdebatan tentang pemanasan global
Tidak semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan
global. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah suhu benar-benar
meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi tetap
membantah bahwa masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keadaan
pada masa depan. Kritikan seperti ini juga dapat membantah bukti-bukti yang
menunjukkan kontribusi manusia terhadap pemanasan global dengan berargumen
bahwa siklus alami dapat juga meningkatkan suhu. Mereka juga menunjukkan
fakta-fakta bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa
daerah.
Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung
menunjukkan tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model
pemanasan global dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama,
pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20,
bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua,
jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi
oleh model. Ketiga, troposfer, lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat
prediksi model. Akan tetapi, pendukung adanya pemanasan global yakin dapat
menjawab dua dari tiga pertanyaan tersebut.
Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya
polusi udara yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke
atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian
sinar matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya
15
mengatasi efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi yang
menyebabkan udara menjadi lebih bersih. Keadaan pemanasan global sejak 1900
yang ternyata tidak seperti yang diprediksi disebabkan penyerapan panas secara
besar oleh lautan. Para ilmuwan telah lama memprediksi hal ini tetapi tidak
memiliki cukup data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000, u.s. national
oceanic and atmospheric administration (noaa) memberikan hasil analisis baru
tentang suhu air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50
tahun terakhir. Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya
kecenderungan pemanasan. Suhu laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2
derajat celsius (0,3 derajat fahrenheit) daripada suhu rata-rata 50 tahun terakhir,
ada sedikit perubahan tetapi cukup berarti.
Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit
pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa kritikus,
pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran atmosfer dari
permukaan bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan januari 2000, sebuah panel
yang ditunjuk oleh national academy of sciences untuk membahas masalah ini
mengakui bahwa pemanasan permukaan bumi tidak dapat diragukan lagi. Akan
tetapi, pengukuran troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak dapat
dijelaskan secara jelas.
16
3. Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada
bahan bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil
tersebut, kerena bahanbakar fosil tidak dapat diperbarui.
4. Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya
terjangkau oleh masyarakat luas.
17
negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi, maka semakin beraneka ragam jenis industrinya
Lahirnya istilah globalisasi sebenarnya merupakan bentuk
penyempurnaan dari perdagangan yang berlangsung tanpa ada batas, atau
lebih dalam adalah bentuk pencarian dari rasa ego manusia untuk
menikmati kehidupan duniawi ini dengan lebih familiar. Jika konsep
globalisasi dihubungkan dengan investasi maka ini jelas sangat
berdekatan. Sementara jika kita menarik catatan sejarah masa lalu maka
globalisasi pada dasarnya sudah dimulai sejak beratus tahun yanglalu.Kisah
ini dimulai dari petualangan seorang lelaki yang ingin melakukan
penjelajahan dunia, telah mengantarkan Christopher Columbus yang
bernama asli Cristobal Colon untuk melakukan ekspedisi ke India pada
tanggal 3 Agustus 1493 dengan bendera Santa Maria, dimana ia
berangkat dari pelabuhan Polos, Spanyol dan kembali tanggal 15 Maret
tahun 1494. Dapat juga kita kaji tentang kisah perjalanan Vasco da
Gama pada tanggal 8 Juli 1497dan kembali lagidi bulan September 1499 di
Lisabon, Portugal. Perjalanan mereka berdua ini boleh jadi sebagai babak
awal pencatatan sejarah tentang dimulainya globalisasi dunia.Mungkin
sejarah telah mencatat bahwa perjalanan Vasco da Gama membuktikan
bagaimana perjalanan saat mulai meninggalkan Tanjung Harapan,
ekspedisi berlayar ke India dan sampai ke Kalikut dimana pada tempat
tersebut, Vasco da Gama menemukan banyak sekali rempah-rempah yang
sangat menguntungkan untuk dijual di pasar Eropa. Selanjutnya
dimulailah pengangkutan rempah-rempah tersebut melalui
pelabuhan Alexandria menujuVenezia.Maka tidak heran jika kaum anti
globalisasi mengatakan bahwa globalisasi merupakan kata lain dari
penjajahan negara maju pada negara berkembang atau terbelakang
dengan model dan wajah baru. Jika kita bandingkan dengan masa
18
eksploitasi negara Asia Afrika oleh bangsa kulit putih (barat) pada era
dibawah tahun1940-an.
19
2. Panas Bumi
Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam
bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932
F). Tiga meter teratas permukaan bumi suhunya konstan sekitar 10-16 Celcius
(50-60 F) sepanjang tahun. Sumber energi terbarukan yang berasal dari dalam inti
atom bumi ini memiliki tenaga yang sangat kuat dan jumlahnya pun sangat
melimpah. Pembangkit Listrik tenaga geothermal biasanya menggunakan sumur
dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas
bumi.
3. Biomassa
Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari organisme yang
ada di bumi seperti tumbuhan, hewan, dan juga manusia. Contoh biomassa antara
lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan,
tinja, dan kotoran ternak. Biomassa cukup umum digunakan sebagai sumber
energi (bahan bakar).
4. Tenaga Surya
Energi surya atau matahari telah cukup banyak dimanfaatkan di banyak
negara. Jika dimanfaatkan dengan tepat, sumber energi terbarukan yang melimpah
ini akan mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi harian dunia. Potensi
energi surya pada suatu wilayah sangat bergantung pada posisi antara matahari
dengan kedudukan wilayah tersebut di permukaan bumi.
Indonesia yang berada dalam wilayah khatulistiwa mempunyai potensi energi
surya yang cukup besar sepanjang tahunnya. Pemanfaatan energi terbarukan ini
dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek pada radiasi matahari,
atau menggunakan peralatan yang mencakup kolektor dan konsentrator surya
(panel surya).
5. Tenaga Angin
Angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi menggunakan kincir angin.
Energi mekanik yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dimanfaatkan secara
20
langsung atau dikonversi menjadi energi listrik. Ramah lingkungan adalah
keuntungan dari tenaga angin. Sumber energi terbarukan ini bebas dari polusi
yang sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan
nuklir. Untuk mendapatkan energi yang stabil, penempatan turbin angin
disarankan dilakukan pada daerah yang memiliki kecepatan angin yang relatif
konstan, dan dengan arah angin yang tak berubah-ubah.
21
bara dan minyak bumi telah berkontribusi baik secara langsung maupun tak
langsung pada masalah pernapasan, kanker, penyakit jantung, dan berbagai
penyakit parah lainnya yang dapat membahayakan nyawa manusia.
4. Menghemat sumber daya dan uang
Banyak yang menyangka bila energi alternatif cenderung mahal dan boros
dari segi finansial. Padahal anggapan itu tidaklah benar. Justru penggunaan energi
terbarukan akan menghemat uang dalam penggunaan jangka panjang seperti biaya
isi ulang, maintenance, isi ulang, hingga biaya pengoperasian dan penggunaan
bahan bakarnya itu sendiri.
Misalnya pompa submersible tenaga surya yang bisa jadi mahal dari segi
harga barang dan panel tenaga suryanya. Namun, kamu tidak perlu bergantung
pada listrik terus karena pompa air di rumah akan selalu beroperasi mengingat
bahwa sinar matahari akan selalu ada setiap hari dan bisa dinikmati secara gratis.
5. Menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan
Menurut data BP Statistical Review of World Energy, pertumbuhan konsumsi
energi nasional pada 2019 sebesar 8,3 persen, sementara sepanjang 2008 sampai
2018 pertumbuhan kebutuhan energi hanya 4,0 persen. Peningkatan kebutuhan
yang melonjak itu tentunya akan semakin meningkat setiap tahun dan tentunya
berimbas pada peningkatan kebutuhan sumber daya manusia.
22
Kekurangan Energi Alternatif
1. Biaya awal instalasi yang cukup tinggi
2. Kurang efisien
3. Energi alternatif kurang bisa diandalkan karena bergantung pada alam
23
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pencemaran merupakan suatu keadaan yang bisa kita temukan sehari-hari.
Pencemaran adalah masuknya benda asing yang tidak dikehendaki ke dalam suatu
lingkungan. Pencemaran disebabkan oleh adanya bahan pencemar di suatu
lingkungan dalam jumlah yang melebihi batas yang bisa diterima oleh lingkungan.
Harga pencemaran bisa diukur dari biaya akibat dari eksploitasi sumber daya, biaya
pengendalian pencemaran, dan biaya kesehatan manusia. Terjadinya masalah
pencemaran dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup di alam ini.
1.2 Saran
Perlu kerjasama di tingkat negara ataupun individu untuk melakukan
pembangunan yang berkelanjutan secara adil untuk menurunkan tingkat emisi gas
rumah kaca sebagai penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hafhiz, 2016, Peranan Global Environment Facility (GEF) Dalam Membantu
Mengatasi Permasalahan Lingkungan Di Negara Cina 2010-2014, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.
Djoko Mursinto, 2016, Estimasi Dampak Ekonomi Dari Pencemaran Udara Terhadap
Kesehatan Di Indonesia, Fak. Ekonomi, Universitas Airlangga Surabaya.
25