Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Pengelolaan kasus bertempat di RSUD Dr. R Soetijono Blora yang
berlokasi di Jl. Dr. Sutomo No. 42, Blora, Tempelan, Kec. Blora, Kab.
Blora, Jawa Tengah pada tanggal 10 Januari 2022 sampai 15 Januari 2022
dengan 2 partisipan, pengelolaan ini menggunakan studi kasus dan
dilanjutkan dengan wawancara serta observasi. Adapun judul kasus tersebut
adalah Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke
Non Hemoragik di Ruang Teratai di RSUD Dr. R Soetijono Blora.
Ruang Teratai terdapat dilantai satu dimana sebelum menuju ruang
Teratai melewati Ruang Hemodialisa dan Ruang CSSD, dimana ruang
Teratai memiliki 3 kelas kamar dengan setiap kelas memiliki fasilitas
masing-masing dimana kelas 1 hanya ada 2 bed, kelas 2 terdiri dari 4 bed,
kelas 3 terdiri dari 5-10 bed setiap ruangannya. Staf ruang Teratai terdiri
dari 18 orang dan 1 kepala ruang. Pedoman tindakan dilakukan pada ruang
Teratai mengacu pada SOP yang berlaku dan semua tindakan dilakukan
secara hati hati dengan tetap memantau protocol kesehatan yang diterapkan.

2. Kasus Klien 1 (Pada Tn. S)


a. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada klien 1 Tn. S dilakukan pada tanggal 10-
12 Januari 2022. Pengkajian pada Tn. S dilakukan pada tanggal 10
Januari 2022 pukul 08.00 WIB di ruang Teratai RSUD Dr. R Soetijono
Blora. Hasil pengkajian didapatkan data nama klien Tn. S, umur 69
tahun, tanggal lahir 01 Juli 1952, jenis kelamin laki-laki, alamat
Kelurahan Beran RT 03 / RW 04 Beran Kota Blora, pendidikan terakhir
SD, pekerjaan petani, status perkawinan sudah menikah, agama islam,
suku jawa. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 07 Januari 2022
dengan diagnosa stroke non hemoragik.
Untuk identitas penanggung jawab yaitu nama Ny. S, umur 39 tahun,
alamat Ngampon Etan, Kel. Beran Rt 03 Rw 04 Beran Kota Blora,
pekerjaan ibu rumah tangga, dan merupakan anak kandung klien.
Saat dilakukan pengkajian keluhan utama, Tn. S mengatakan pusing
berputar, lemah pada anggota gerak kiri, dan mata kiri menutup.
Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang didapatkan data yaitu
Tn. S mengatakan pada hari jumat, 07 Januari 2022 pukul 07:00 WIB
jatuh saat memupuk padi di sawah. Lalu pada pukul 11:00 WIB klien
dibawa ke IGD RSUD Dr. R. Soetijono Blora dengan penurunan
kekuatan otot, keluarga mengatakan Tn. S lemas tak berdaya dan
mengalami kelemahan pada anggota gerak kiri. Tn. S datang dibawa
oleh keluarga. Kondisi saat masuk GCS (15) : E4 M6 V5, TD : 161/82
mmHg. Pada pukul 11:30 WIB klien dipindah ke ruang rawat inap
Teratai. Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Januari 2022 Pukul 09.00
WIB diruang rawat inap Teratai didapatkan tanda tanda vital TD :
188/133 mmHg, N : 73 x/menit, S: 36,8℃, RR : 20 x/menit, SPO2 :
98%, kesadaran umum lemah dan sedikit pelo. Tn. S diberikan, infus RL
20 tpm, , injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi
citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1
mg.
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu, Tn. S mengatakan
sebelumnya belum pernah mengalami hal semacam ini. Tn. S memiliki
riwayat penyakit Hipertensi.
Pada pengkajian riwayat penyakit keluarga, keluarga Tn. S tidak ada
yang mempunyai riwayat penyakit stroke non hemoragik.
Pada pengkajian pola fungsional menurut Gordon, dalam pengkajian
pola persepsi dan pemeliharaan, Tn. S mengatakan bahwa kesehatan
sangat penting, jika mengalami gangguan kesehatan maka langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Dalam pengkajian pola
nutrisi/metabolik, Tn. S mengatakan selama sakit nafsu makan
menurun. Makan 3x/hari namun hanya sedikit dan tidak habis, minum
banyak, 5-6 gelas/hari. Dalam pengkajian pola eliminasi, Tn. S
mengatakan selama sakit hanya BAB 1 kali dan BAK 5-6 x/hari. Dalam
pengkajian pola aktivitas dan latihan, Tn. S mengatakan jika seluruh
aktivitas dibantu oleh keluarganya. Dalam pengkajian pola istirahat dan
tidur, Tn. S mengatakan selama sakit kebutuhan tidur terganggu.
Tidurnya tidak teratur, kadang hanya 1-2 jam, kemudian terbangun dan
tidur lagi, tidurnya tidak nyenyak. Dalam pengkajian pola perseptual,
Tn. S mengatakan dapat berkomunikasi dan berespon dengan baik,
tetapi klien jarang berbicara, berbicara hanya seperlunya saja. Dalam
pengkajian pola konsep diri, Tn. S mengatakan tidak pernah mengeluh
dengan kondisi tubuhnya, Tn. S masih bisa mengenali dirinya sendiri,
Tn. S mengatakan berperan sebagai kepala keluarga, Tn. S mengatakan
ingin hidup dengan baik, sehat, dan berharap ingin cepat sembuh dan
bisa segera pulang ke rumah, Tn. S mengatakan anak dan istrinya sangat
menghargainya. Dalam pengkajian pola seksualitas, Tn. S berjenis
kelamin laki-laki dan istrinya masih hidup. Dalam pengkajian pola
peran hubungan, Tn. S mengatakan hubungan dengan keluarganya baik
dan tidak ada masalah. Dalam pengkajian pola manajemen koping
stress, Tn. S mengatakan jika ada masalah selalu bercerita dan jika
merasakan tidak nyaman atau sakit selalu bilang pada keluarga. Dan
dalam pengkajian sistem nilai dan keyakinan, Tn. S mengatakan
beragama islam, namun tidak bisa beribadah seperti biasanya, tetapi
selalu berdoa untuk kesembuhannya.
Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data meliputi keadaan
umum lemah, kesadaran comosmentis dengan GCS E4 M6 V5. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 188/133 mmHg,
frekuensi nadi 73 x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/menit, suhu tubuh
36,8 0C, SPO2 : 98%, GDS : 123 mg/dL. Tn. S memiliki tinggi badan
165 cm dan berat badan 59 kg. Pemeriksaan B1 (Breathing), Tn. S
mengalami sesak dan memakai nasal kanul. Pemeriksaan B2 (Blood),
Tn. S memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak beberapa tahun yang
lalu dan tekanan darah klien 188/133 mmHg. Pemeriksaan B3 (Brain) :
GCS : E4 M6 V5. Pemeriksaan B4 (Bladder), selama sakit Tn. S hanya
BAB 1 kali dan BAK 5-6 x/hari. Pemeriksaan B5 (Bowel), nafsu makan
Tn. S menurun, makan 3x/hari namun hanya sedikit dan tidak habis.
Pemeriksaan B6 (Bone), Tn. S tampak kesulitan menggerakkan
ekstremitas bagian kiri, sehingga untuk melakukan aktivitas seperti
makan/ minum, mandi, berpakaian, berpindah tempat dibantu oleh
keluarga. Tn. S mengatakan sulit tidur, siang/ malam hanya tidur kurang
lebih dua jam. Ekstremitas kiri atas dan bawah tidak dapat digerakkan,
ekstremitas kanan atas dan bawah normal. Ekstremitas kiri atas dan
bawah bernilai 3 dan ekstremitas kanan atas dan bawah bernilai 5. Dan
pada pengkajian syaraf kranial, terdapat ada beberapa gangguan. Saraf
olfaktorius : klien dapat membedakan bau minyak wangi dan teh, saraf
trigeminus : ada sedikit gangguan dalam mengunyah, saraf fasialis :
bicara klien sedikit pelo, saraf glosofaringeus : terdapat sedikit
gangguan saat menelan, saraf asesorius : anggota badan sebelah kiri
klien susah digerakkan dan dapat mengangkat bahu sebelah kanan, saraf
hipoglosus : respon lidah tidak begitu baik, klien susah dalam
menggerakan lidah dari sisi satu ke sisi yang lain, terdapat sedikit
kesulitan saat menelan.
Pada pemeriksaan diagnostic meliputi pemeriksaan laboratorium
darah rutin yang dilakukan pada tanggal 07 Januari 2022 didapatkan
hasil : Leukosit (WBC) 5,84 10^3/uL, Hemoglobin (HBG) 12,5 g/dL,
Hematokrit (HCT) 37,1 %, Trombosit (PLT) 182 10^3/uL, Granulosit
78,7 %, Limfosit 12,2 %, Monosit 6,4 %, Eosinofil 1,7 %, Basofil 1 %,
Golongan Darah O, Glukosa Sewaktu 100 mg/dL, Ureum 25,68 mg/dL,
Creatinin 0,76 mg/dL, AST/SGOT 30 U/L, ALT/SGPT 14 U/L, Rapid
Test Antigen SARS Cov-2 Negatif, Screening B20 Non Reaktif, HbsAg
Kualitatif Negatif, Natrium (Na) 134,3 mmol/l, Kalium (K) 3,61 mmol/l,
Chlorida (Cl) 106,4 mmol/l.
Pada pemeriksaan CT-Scan Kepala (Non Kontras) yang dilakukan
pada tanggal 07 Januari 2022 didapatkan hasil : dilakukan pemeriksaan
head CT-Scan pada pasien dengan potongan sejajar om line, interval
slice 5 mm, tanpa kontras, Hasil : Gyre dan sulci tampak prominen,
Batas cortex dan medulla jelas, Tampak lesi hyperdens di korteks lobus
parietalis sinistra (slice 16 - 18), Ventrikel lateralis normal, Struktur
mediana tak terdeviasi, SPN dan air cellulae mastoidea normal. Kesan :
Kortical infark di lobus parietalis sinistra, tak tampak herniasi, SPN
normal.
Pada pemeriksaan foto thoraks (film 35 x 35) yang dilakukan pada
tanggal 07 Januari 2022 didapatkan hasil : Foto thoraks : AP, simetris,
inspirasi cukup dan kondisi cukup, kesan : Pulmo dalam batas normal,
Cardiomegali.
Program terapi yang didapat Tn. S adalah infus RL 20 tpm, , injeksi
omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg,
betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg.
b. Analisa Data
Dari data yang diperoleh dalam pengkajian tersebut, kemudian
dikelompokkan menjadi data subjektif dan data objektif. Data subjektif
yang didapat Tn. S mengatakan badannya lemas dan anggota gerak
kirinya sulit digerakkan. Data objektif yang didapat kondisi Tn. S
tampak lemah, kekuatan otot ekstremitas kiri atas bawah bernilai 3 dan
ektremitas kanan atas bawah bernilai 5, pemeriksaan tanda-tanda vital
yaitu tekanan darah 188/133 mmHg, frekuensi nadi 73 x/menit,
frekuensi pernapasan 22 x/menit, suhu tubuh 36,8 0C, SPO2 : 98%.
c. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data, diagnosa keperawatan yang muncul pada
Tn. S adalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuscular. Pada diagnose tersebut berdasarkan respon pasien dari
data subjektif dan data objektif. Data subjektif yang didapatkan yaitu
badan lemas, anggota gerak kiri sulit digerakkan dan data objektif yang
didapatkan klien tampak lemah, kekuatan otot ekstremitas kiri atas
bawah bernilai 3 dan ektremitas kanan atas bawah bernilai 5,
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 188/133 mmHg,
frekuensi nadi 73 x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/menit, suhu tubuh
36,8 0C, SPO2 : 98%. Diagnosa sesuai dengan kaidah perumusan
diagnosa keperawatan, diagnosa yang muncul yaitu gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular, ditandai dengan
Tn. S mengatakan anggota gerak kirinya sulit digerakkan dengan
kekuatan otot ekstremitas kiri atas dan bawah bernilai 3.
d. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan pada Tn. S akan dilakukan selama 3x24 jam
dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan
mobilitas fisik pada Tn. S dapat teratasi dengan kriteria hasil : skala
kekuatan otot klien bertambah, meningkatnya pergerakan pasien dalam
mobilitas fisik, mampu melakukan aktivitas secara mandiri,
memperagakan penggunaan alat bantu jalan.
Rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. S yaitu
melakukan tindakan monitor KU dan TTV, kaji kekuatan otot, latih
klien dalam program ROM, dampingi dan bantu klien dalam
menggunakan alat bantu jalan, ajarkan klien cara mengubah posisi dan
kolaborasi dalam pemberian obat injeksi omz 40 mg, injeksi
dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg,
flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
e. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuscular dan perencanaan yang telah dilakukan,
tindak lanjut dari proses keperawatan tersebut adalah tindakan
keperawatan yang dilakukan selama 3 hari pada Tn. S adalah sebagai
berikut :
Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan kekuatan otot yang penulis lakukan pada Tn. S yaitu :
1) Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-1 Tanggal 10 Januari 2022
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-1
yaitu pada pukul 08.00 WIB monitor keadaan umum dan tanda-
tanda vital klien, respon subyektif klien mengatakan badannya
lemas, dan respon obyektif klien tampak lemah, tekanan darah
188/133 mmHg, frekuensi nadi 73 x/menit, frekuensi pernapasan 22
x/menit, suhu tubuh 36,8 0C, SPO2 : 98%. Tindakan keperawatan
yang kedua pada pukul 08.30 WIB yaitu mengkaji kekuatan otot,
respon subyektif klien mengatakan tangan dan kaki kirinya sulit
digerakkan, dan respon obyektif didapatkan hasil pada ekstremitas
kiri klien bernilai 3 dan ekstremitas kanan klien bernilai 5. Tindakan
keperawatan yang ketiga pada pukul 09.00 WIB yaitu latih program
ROM aktif, respon subyektif klien mengatakan tangan dan kaki
kirinya sulit digerakkan, dan respon obyektif klien tampak
mengikuti program ROM. Tindakan keperawatan yang keempat
pada pukul 09.45 WIB yaitu dampingi dan bantu klien dalam
menggunakan alat bantu, respon subyektif klien mengatakan bisa
pakai alat terapi, anggota gerak kiri lemas, sulit digerakkan, dan
respon obyektif klien tampak kesulitan menyeimbangkan tubuhnya
dan dibantu keluarga. Tindakan keperawatan yang kelima pada
pukul 10.45 WIB yaitu ajarkan klien cara mengubah posisi, respon
subyektif klien mengatakan bersedia mengikuti, dan respon obyektif
klien kooperatif dengan bantuan keluarga. Tindakan yang keenam
pada pukul 12.00 WIB yaitu kolaborasi alam pemberian obat, respon
subyektif klien mengatakan bersedia diberi obat, dan respon
obyektif injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi
citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat
1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
2) Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-2 Tanggal 11 Januari 2022
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-2
yaitu pada pukul 08.00 WIB yaitu monitor keadaan umum dan
tanda-tanda vital, respon subyektif klien mengatakan badannya
masih lemas, respon obyektif klien tampak lemah, TD : 158/90
mmHg, N : 67 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 36,9 ˚C, SPO2 : 98%.
Tindakan keperawatan yang kedua pada pukul 08.30 WIB yaitu
mengkaji kekuatan otot klien, respon subyektif klien mengatakan
bersedia, dan respon obyektif didapatkan ekstremitas kiri klien
bernilai 3 dan ekstremitas kanan klien bernilai 5. Tindakan
keperawatan yang ketiga pada pukul 09.00 WIB yaitu latih dalam
program ROM, respon subyektif klien mengatakan tangan dan kaki
kirinya masih sulit digerakkan, dan respon obyektif klien mengikuti
program ROM. Tindakan keperawatan yang keempat pada pukul
09.45 WIB yaitu dampingi dan bantu klien dalam menggunakan alat
bantu, respon subyektif klien mengatakan bersedia, dan respon
obyektif klien tampak masih kesulitan dalam menyeimbangkan
tubuhnya dan masih dibantu keluarga. Tindakan keperawatan yang
kelima pada pukul 10.45 WIB yaitu ajarkan klien cara mengubah
posisi, respon subyektif klien mengatakan bersedia mengikuti, dan
respon obyektif klien kooperatif dengan bantuan keluarga. Tindakan
keperawatan yang keenam pada pukul 12.00 WIB yaitu kolaborasi
dalam pemberian obat, respon subyektif klien mengatakan bersedia,
dan respon obyektif injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp,
injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As.
Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
3) Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-3 Tanggal 12 Januari 2022
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-3
yaitu pada pukul 08.00 WIB monitor keadaan umum dan tanda-
tanda vital, respon subyektif klien mengatakan lemas dibadannya
sudah berkurang, dan respon obyektif klien tampak sedikit segar,
tekanan darah 142/92 mmHg, N : 69 x/menit, RR : 20 x/menit, S
:36,5˚C, SPO2 : 98%. Tindakan keperawatan yang kedua pada pukul
08.30 WIB yaitu mengkaji kekuatan otot, repon subyektif klien
mengatakan bersedia, dan respon obyektif ekstremitas kiri klien
bernilai 4 dan ekstremitas kanan klien bernilai 5. Tindakan
keperawatan yang ketiga pada pukul 09.00 WIB yaitu latih dalam
program ROM, respon subyektif klien mengatakan tangan dan
kakinya sedikit bisa digerakkan, dan respon obyektif klien
mengikuti program ROM dan klien tampak bersemangat. Tindakan
keperawatan yang keempat pada pukul 09.45 WIB yaitu dampingi
dan bantu klien dalam menggunakan alat bantu, respon subyektif
klien mengatakan bersedia, dan respon obyektif klien tampak sedikit
bisa menyeimbangkan tubuhnya dan dibantu keluarga. Tindakan
keperawatan yang kelima pada pukul 10.45 WIB yaitu ajarkan klien
cara mengubah posisi, respon subyektif klien mengatakan bersedia
mengikuti, dan respon obyektif klien kooperatif dengan bantuan
keluarga. Tindakan keperawatan yang keenam pada pukul 12.00
WIB yaitu kolaborasi dalam pemberian obat, respon subyektif klien
mengatakan bersedia, dan respon obyektif injeksi omz 40 mg, injeksi
dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg,
flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
f. Catatan Perkembangan
1) Catatan perkembangan pada Tn. S pada hari ke-1 tanggal 10 Januari
2022 pukul 08.30 WIB
Pada hari pertama didapatkan catatan perkembangan klien
dengan S : klien mengatakan badannya lemas, tangan dan kaki
kirinya sulit digerakkan. O : klien tampak lemah, tangan dan kaki
kiri klien tampak sulit digerakkan, kekuatan otot ekstremitas kiri
atas dan bawah klien bernilai 3 dan kekuatan otot ekstremitas kanan
atas dan bawah klien bernilai 5, sendi-sendi klien tampak kaku saat
digerakkan. A : masalah belum teratasi. P : lanjutkan intervensi yaitu
: monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot
klien, latih klien dalam program ROM, dampingi dan bantu klien
dalam menggunakan alat bantu, ajarkan klien cara mengubah posisi,
dan kolaborasi dalam pemberian obat injeksi omz 40 mg, injeksi
dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg,
flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
2) Catatan Perkembangan pada Tn. S pada hari ke-2 tanggal 11 Januari
2022 pukul 08.30 WIB
Pada hari kedua didapatkan catatan perkembangan klien
dengan S : klien mengatakan badannya masih lemas, tangan dan kaki
kirinya masih sulit digerakkan. O : klien tampak lemah, tangan dan
kaki kirinya masih sulit digerakkan, kekuatan otot ekstremitas kiri
atas dan bawah klien bernilai 3 dan kekuatan otot ekstremitas kanan
atas dan bawah klien bernilai 5, sendi-sendi klien tampak kaku saat
digerakkan. A : masalah belum teratasi. P : lanjutkan intervensi yaitu
: monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot
klien, latih klien dalam program ROM, dampingi dan bantu klien
dalam menggunakan alat bantu, ajarkan klien cara mengubah posisi,
dan kolaborasi dalam pemberian obat injeksi omz 40 mg, injeksi
dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg,
flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
3) Catatan Perkembangan pada Tn. S pada hari ke-3 tanggal 12 Januari
2022 pukul 08.30 WIB
Pada hari ketiga didapatkan catatan perkembangan klien
dengan S : klien mengatakan lemas dibadannya sedikit berkurang,
tangan dan kaki kirinya sudah sedikit bisa digerakkan dan dapat
melawan tahanan dengan minimal. O : klien tampak lebih segar,
tangan dan kaki kirinya sudah sedikit bisa digerakkan, kekuaan otot
ekstremitas kiri atas dan bawah klien bernilai 4 dan kekuatan otot
ekstremitas kanan atas dan bawah klien bernilai 5, sendi-sendi klien
masih sedikit kaku saat digerakkan. A : masalah teratasi sebagian. P
: lanjutkan intervensi yaitu : monitor keadaan umum dan tanda-tanda
vital, kaji kekuatan otot klien, latih klien dalam program ROM,
dampingi dan bantu klien dalam menggunakan alat bantu, ajarkan
klien cara mengubah posisi, dan kolaborasi dalam pemberian obat
injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline
500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan
infus RL 20 tpm.
g. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi hasil keperawatan pada Tn. S adalah dilakukan tidndakan
keperawatan selama 3x24 jam pada tanggal 12 Januari 2022 pukul 08.30
WIB didapatkan data subyektif klien mengatakan lemas dibadannya
sedikit berkurang, tangan dan kaki kirinya sudah sedikit bisa digerakkan
dan dapat melawan tahanan dengan minimal. Data obyektif klien
tampak lebih segar, tangan dan kaki kirinya sudah sedikit bisa
digerakkan, kekuaan otot ekstremitas kiri atas dan bawah klien bernilai
4 dan kekuatan otot ekstremitas kanan atas dan bawah klien bernilai 5,
sendi-sendi klien masih sedikit kaku saat digerakkan. Analisa
perkembangan klien masalah teratasi sebagian. Perencanaan lanjutan
yaitu melanjutkan intervensi monitor keadaan umum dan tanda-tanda
vital, kaji kekuatan otot klien, latih klien dalam pergerakkan ROM,
dampingi dan bantu klien dalam menggunakan alat bantu, ajarkan klien
cara mengubah posisi, dan kolaborasi dalam pemberian obat injeksi omz
40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg, betahistin
3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
3. Resume Kasus Pada Tn. A
a. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada klien 2 Tn. A dilakukan pada tanggal 13-
15 Januari 2022. Pengkajian pada Tn. A dilakukan pada tanggal 13
Januari 2022 pukul 08.00 WIB di ruang Teratai RSUD Dr. R Soetijono
Blora. Hasil pengkajian didapatkan data nama klien Tn. A, umur 64
tahun, tanggal lahir 31 Desember 1957, jenis kelamin laki-laki, alamat
Kel. Puggursugih RT 1/1, Ngawen, Blora, pendidikan terakhir SD,
pekerjaan petani, status perkawinan sudah menikah, agama islam, suku
jawa. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 12 Januari 2022 dengan
diagnosa stroke non hemoragik.
Untuk identitas penanggung jawab yaitu nama Nn. A, umur 22
tahun, alamat Kel. Puggursugih RT 1/1, Ngawen, Blora, pekerjaan
mahasiswa, dan merupakan anak kandung klien.
Saat dilakukan pengkajian keluhan utama, keluarga Tn. A
mengatakan Tn. A mengalami penurunan kesadaran dan kelemahan
pada anggota gerak kiri.
Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang didapatkan data yaitu
keluarga Tn. A mengatakan pada hari selasa, 11 Januari 2022 jam 14:00
WIB tiba-tiba terjatuh di rumah. Lalu pada hari rabu, 13 Januari 2022
pukul 20:00 WIB klien dibawa ke IGD RSUD Dr. R. Soetijono Blora
dengan penurunan kekuatan otot, keluarga mengatakan klien lemas tak
berdaya dan mengalami kelemahan pada ektremitas kiri. Klien datang
dibawa oleh keluarga. Kondisi saat masuk GCS (14) : E3 M6 V5 , TD :
150/70 mmHg. Pada pukul 20:30 WIB pasien dipindah ke ruang rawat
inap Teratai. Pengkajian klien dilakukan pada tanggal 14 Januari 2022
Pukul 09.00 WIB diruang rawat inap Teratai dan didapatkan tanda tanda
vital TD : 159/81 mmHg, N : 72 x/menit, S: 37℃, RR : 22 x/menit,
SPO2 : 98 %, kesadaran umum lemah dan pelo. Tn. A diberikan infus
RL 20 tpm, injeksi citicoline 500 mg (iv), injeksi omz 1 vial (20mg),
Aspilet 1x80 mg, Vitamin B1B6B12 3x1 mg, dan As. Folat 1x1 mg.
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu, keluarga Tn. A
mengatakan bahwa sebelumnya Tn. A belum pernah mengalami hal
semacam ini. Klien memiliki riwayat penyakit DM, dan Hipertensi.
Pada pengkajian riwayat penyakit keluarga, keluarga Tn. A
mengatakan jika ayah Tn. A mempunyai riwayat penyakit stroke non
hemoragik.
Pada pengkajian pola fungsional menurut Gordon, dalam pengkajian
pola persepsi dan pemeliharaan, Keluarga Tn. A mengatakan bahwa
kesehatan sangat penting, jika mengalami gangguan kesehatan maka
langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Dalam pengkajian
pola nutrisi/metabolik, Keluarga Tn. A mengatakan selama sakit Tn. A
tidak nafsu makan, makan 3x/hari namun sangat sedikit dengan bantuan
dan tidak habis. Tn A minum sangat sedikit dengan bantuan. Dalam
pengkajian pola eliminasi, keluarga Tn. A mengatakan Tn. A tidak ada
gangguan eliminasi. Klien menggunakan Pampers. Dalam pengkajian
pola aktivitas dan latihan, keluarga Tn. A mengatakan jika seluruh
aktivitas Tn. A dibantu oleh keluarganya. Dalam pengkajian pola
istirahat dan tidur, Tn. A kebanyakan tidur dan baru bangun ketika
dibangunkan. Dalam pengkajian pola perseptual, Tn. A kesulitan
berkomunikasi karena pelo. Dalam pengkajian pola konsep diri,
keluarga Tn. A mengatakan jika Tn. A tidak pernah mengeluh dengan
kondisi tubuhnya, Tn. A masih bisa mengenali dirinya sendiri, Tn. S
berperan sebagai kepala keluarga, keluarga Tn. A mengatakan jika Tn.
A ingin hidup dengan baik, sehat, dan berharap ingin cepat sembuh dan
bisa segera pulang ke rumah, anak dan istrinya sangat menghargainya.
Dalam pengkajian pola seksualitas, Tn. A berjenis kelamin laki-laki dan
istrinya masih hidup. Dalam pengkajian pola peran hubungan, keluarga
Tn. A mengatakan hubungan Tn. A dengan keluarganya baik dan tidak
ada masalah. Dalam pengkajian pola manajemen koping stress, keluarga
Tn. A mengatakan jika Tn. A ada masalah selalu bercerita dan jika
merasakan tidak nyaman atau sakit selalu bilang pada keluarga. Dan
dalam pengkajian sistem nilai dan keyakinan, keluarga Tn. A
mengatakan bahwa Tn. A beragama islam, namun tidak bisa beribadah
seperti biasanya, tetapi selalu berdoa untuk kesembuhannya.
Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data meliputi keadaan
umum lemah, kesadaran comosmentis dengan GCS E3 M6 V5. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu TD : 159/81 mmHg, N : 72 x/menit,
S: 37℃, RR : 22 x/menit, SPO2 : 98 %, GDS : 97 mg/dL. Tn. A
memiliki tinggi badan 168 cm dan berat badan 70 kg. Pemeriksaan B1
(Breathing), Tn. A mengalami sesak dan memakai nasal kanul.
Pemeriksaan B2 (Blood), Tn. A memiliki riwayat penyakit hipertensi
sejak beberapa tahun yang lalu dan tekanan darah klien 159/81 mmHg.
Pemeriksaan B3 (Brain) : GCS : E3 M6 V5. Pemeriksaan B4 (Bladder),
selama sakit Tn. A tidak ada gangguan eliminasi dan menggunakan
Pampers. Pemeriksaan B5 (Bowel), selama sakit Tn. A tidak nafsu
makan, makan 3x/hari namun sangat sedikit dengan bantuan dan tidak
habis. Pemeriksaan B6 (Bone), Tn. A tampak kesulitan menggerakkan
ekstremitas bagian kiri, sehingga untuk melakukan aktivitas seperti
makan/ minum, mandi, berpakaian, berpindah tempat dibantu oleh
keluarga. Tn. A kebanyakan tidur dan baru bangun ketika dibangunkan..
Ekstremitas kiri atas dan bawah tidak dapat digerakkan, ekstremitas
kanan atas dan bawah normal. Ekstremitas kiri atas dan bawah bernilai
2 dan ekstremitas kanan atas dan bawah bernilai 5. Dan pada pengkajian
syaraf kranial, terdapat ada beberapa gangguan. Saraf olfaktorius : klien
dapat membedakan bau minyak wangi dan teh, saraf trigeminus : ada
sedikit gangguan dalam mengunyah, saraf fasialis : bicara klien pelo,
saraf glosofaringeus : terdapat sedikit gangguan saat menelan, saraf
asesorius : anggota badan sebelah kiri klien susah digerakkan dan dapat
mengangkat bahu sebelah kanan, saraf hipoglosus : respon lidah tidak
baik, klien susah dalam menggerakan lidah dari sisi satu ke sisi yang
lain, terdapat kesulitan saat menelan.
Pada pemeriksaan diagnostic meliputi pemeriksaan laboratorium
darah rutin yang dilakukan pada tanggal 12 Januari 2022 didapatkan
hasil : Leukosit (WBC) 7,98 10^3/uL, Hemoglobin (HBG) 14,7 g/dL,
Hematokrit (HCT) 44,0 %, Trombosit (PLT) 288 10^3/uL, Granulosit
72,5 %, Limfosit 15,5 %, Monosit 5,9 %, Eosinofil 5,7 %, Basofil 0,4 %,
Golongan Darah B, Glukosa Sewaktu 97 mg/dL, Ureum 12,84 mg/dL,
Creatinin 0,62 mg/dL, AST/SGOT 19 U/L, ALT/SGPT 18 U/L, Rapid
Test Antigen SARS Cov-2 Negatif, Screening B20 Non Reaktif, HbsAg
Kualitatif Negatif, Natrium (Na) 132,9 mmol/l, Kalium (K) 5,24 mmol/l,
Chlorida (Cl) 107,5 mmol/l.
Pada pemeriksaan CT-Scan Kepala (Non Kontras) yang dilakukan
pada tanggal 12 Januari 2022 didapatkan hasil : dilakukan pemeriksaan
head CT-Scan pada pasien dengan potongan sejajar om line, interval
slice 5 mm, tanpa kontras, Hasil : Gyre dan sulci tampak prominen,
Batas cortex dan medulla jelas, Tampak lesi hyperdens di korteks lobus
parietalis sinistra (slice 17 - 19), Ventrikel lateralis normal, Struktur
mediana tak terdeviasi, SPN dan air cellulae mastoidea normal. Kesan :
Kortical infark di lobus parietalis sinistra, tak tampak herniasi, SPN
normal.
Pada pemeriksaan foto thoraks (film 35 x 35) yang dilakukan pada
tanggal 12 Januari 2022 didapatkan hasil : Foto thoraks : AP, simetris,
inspirasi cukup dan kondisi cukup, kesan : Pulmo dalam batas normal,
Cardiomegali.
Program terapi yang didapat Tn. A adalah infus RL 20 tpm, injeksi
citicoline 500 mg (iv), injeksi omz 1 vial (20mg), Aspilet 1x80 mg,
Vitamin B1B6B12 3x1 mg, dan As. Folat 1x1 mg.
h. Analisa Data
Dari data yang diperoleh dalam pengkajian tersebut, kemudian
dikelompokkan menjadi data subjektif dan data objektif. Data subjektif
yang didapat keluarga Tn. A mengatakan Tn. A lemas tak berdaya dan
anggota gerak kirinya sulit digerakkan. Data objektif yang didapat
kondisi Tn. A tampak lemah tak berdaya dan kekuatan otot ekstremitas
kiri atas bawah bernilai 2 dan ektremitas kanan atas bawah bernilai 5,
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 159/81 mmHg,
frekuensi nadi 72 x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/menit, suhu tubuh
37 0C, SPO2 : 98%.
b. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data, diagnosa keperawatan yang muncul pada
Tn. A adalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuscular. Pada diagnose tersebut berdasarkan respon pasien dari
data subjektif dan data objektif. Data subjektif yang didapatkan yaitu
badan lemas tak berdaya, anggota gerak kiri sulit digerakkan dan data
objektif yang didapatkan klien tampak lemah tak berdaya, kekuatan otot
ekstremitas kiri atas bawah bernilai 2 dan ektremitas kanan atas bawah
bernilai 5, pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 159/81
mmHg, frekuensi nadi 72 x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/menit,
suhu tubuh 37 0C, SPO2 : 98%. Diagnosa sesuai dengan kaidah
perumusan diagnosa keperawatan, diagnosa yang muncul yaitu
gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuscular, ditandai dengan Tn. A mengatakan anggota gerak
kirinya sulit digerakkan dengan kekuatan otot ekstremitas kiri atas dan
bawah bernilai dua.
c. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan pada Tn. A akan dilakukan selama 3x24 jam
dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan
mobilitas fisik pada Tn. A dapat teratasi dengan kriteria hasil : skala
kekuatan otot klien bertambah, meningkatnya pergerakan pasien dalam
mobilitas fisik, mampu melakukan aktivitas secara mandiri,
memperagakan penggunaan alat bantu jalan.
Rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. A yaitu
melakukan tindakan monitor KU dan TTV, kaji kekuatan otot, latih
klien dalam program ROM, dampingi dan bantu klien dalam
menggunakan alat bantu jalan, ajarkan klien cara mengubah posisi dan
kolaborasi dalam pemberian obat injeksi citicoline 500 mg (iv), injeksi
omz 1 vial (20mg), Aspilet 1x80 mg, Vitamin B1B6B12 3x1 mg, dan As.
Folat 1x1 mg, infus RL 20 tpm.
d. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuscular dan perencanaan yang telah dilakukan,
tindak lanjut dari proses keperawatan tersebut adalah tindakan
keperawatan yang dilakukan selama 3 hari pada Tn. A adalah sebagai
berikut :
Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan kekuatan otot yang penulis lakukan pada Tn. A yaitu :
1) Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-1 Tanggal 13 Januari 2022
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-1
yaitu pada pukul 08.00 WIB monitor keadaan umum dan tanda-
tanda vital klien, respon subyektif keluarga klien mengatakan badan
klien lemas tak berdaya, dan respon obyektif klien tampak lemah tak
berdaya, tekanan darah 159/81 mmHg, frekuensi nadi 72 x/menit,
frekuensi pernapasan 22 x/menit, suhu tubuh 37 0C, SPO2 : 98%.
Tindakan keperawatan yang kedua pada pukul 08.30 WIB yaitu
mengkaji kekuatan otot, respon subyektif keluarga klien
mengatakan tangan dan kaki kiri klien sulit digerakkan, dan respon
obyektif didapatkan hasil pada ekstremitas kiri klien bernilai 2 dan
ekstremitas kanan klien bernilai 5. Tindakan keperawatan yang
ketiga pada pukul 09.00 WIB yaitu latih program ROM aktif, respon
subyektif keluarga klien mengatakan tangan dan kaki kirinya sulit
digerakkan, dan respon obyektif klien tampak sedikit kesulitan
mengikuti program ROM. Tindakan keperawatan yang keempat
pada pukul 09.45 WIB yaitu dampingi dan bantu klien dalam
menggunakan alat bantu, respon subyektif keluarga klien
mengatakan belum bisa pakai alat terapi, anggota gerak kiri lemas,
sulit digerakkan, dan respon obyektif klien tampak tidak bisa
menyeimbangkan tubuhnya dan dibantu keluarga. Tindakan
keperawatan yang kelima pada pukul 10.45 WIB yaitu ajarkan klien
cara mengubah posisi, respon subyektif keluarga klien mengatakan
bersedia mengikuti, dan respon obyektif klien kooperatif dengan
bantuan keluarga. Tindakan yang keenam pada pukul 12.00 WIB
yaitu kolaborasi alam pemberian obat, respon subyektif klien
mengatakan bersedia diberi obat, dan respon obyektif injeksi omz 40
mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg,
betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan infus
RL 20 tpm.
4) Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-2 Tanggal 14 Januari 2022
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-2
yaitu pada pukul 08.00 WIB yaitu monitor keadaan umum dan
tanda-tanda vital, respon subyektif klien mengatakan badannya
masih lemas tak berdaya, respon obyektif klien tampak lemah tak
berdaya, TD : 151/91 mmHg, N : 69 x/menit, RR : 22 x/menit, S :
36,8 ˚C, SPO2 : 98%. Tindakan keperawatan yang kedua pada pukul
08.30 WIB yaitu mengkaji kekuatan otot klien, respon subyektif
klien mengatakan bersedia, dan respon obyektif didapatkan
ekstremitas kiri klien bernilai 3 dan ekstremitas kanan klien bernilai
5. Tindakan keperawatan yang ketiga pada pukul 09.00 WIB yaitu
latih dalam program ROM, respon subyektif keluarga klien
mengatakan tangan dan kaki kiri klien masih sulit digerakkan, dan
respon obyektif klien mengikuti program ROM. Tindakan
keperawatan yang keempat pada pukul 09.45 WIB yaitu dampingi
dan bantu klien dalam menggunakan alat bantu, respon subyektif
klien mengatakan bersedia, dan respon obyektif klien tampak
kesulitan dalam menyeimbangkan tubuhnya dan dibantu keluarga.
Tindakan keperawatan yang kelima pada pukul 10.45 WIB yaitu
ajarkan klien cara mengubah posisi, respon subyektif klien
mengatakan bersedia mengikuti, dan respon obyektif klien masih
kesulitan dan bantuan keluarga. Tindakan keperawatan yang
keenam pada pukul 12.00 WIB yaitu kolaborasi dalam pemberian
obat, respon subyektif klien mengatakan bersedia, dan respon
obyektif injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi
citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat
1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
5) Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-3 Tanggal 15 Januari 2022
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-3
yaitu pada pukul 08.00 WIB monitor keadaan umum dan tanda-
tanda vital, respon subyektif keluarga klien mengatakan klien masih
lemas, dan respon obyektif klien tampak masih lemah, tekanan darah
147/94 mmHg, N : 71 x/menit, RR : 22 x/menit, S :36,8˚C, SPO2 :
98%. Tindakan keperawatan yang kedua pada pukul 08.30 WIB
yaitu mengkaji kekuatan otot, repon subyektif klien mengatakan
bersedia, dan respon obyektif ekstremitas kiri klien bernilai 3 dan
ekstremitas kanan klien bernilai 5. Tindakan keperawatan yang
ketiga pada pukul 09.00 WIB yaitu latih dalam program ROM,
respon subyektif keluarga klien mengatakan tangan dan kaki klien
masih sulit untuk digerakkan, dan respon obyektif klien mengikuti
program ROM. Tindakan keperawatan yang keempat pada pukul
09.45 WIB yaitu dampingi dan bantu klien dalam menggunakan alat
bantu, respon subyektif klien mengatakan bersedia, dan respon
obyektif klien tampak masih kesulitan menyeimbangkan tubuhnya
dan dibantu keluarga. Tindakan keperawatan yang kelima pada
pukul 10.45 WIB yaitu ajarkan klien cara mengubah posisi, respon
subyektif klien mengatakan bersedia mengikuti, dan respon obyektif
klien masih kesulitan dan dibantu keluarga. Tindakan keperawatan
yang keenam pada pukul 12.00 WIB yaitu kolaborasi dalam
pemberian obat, respon subyektif klien mengatakan bersedia, dan
respon obyektif injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp,
injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As.
Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
e. Catatan Perkembangan
4) Catatan perkembangan pada Tn. A pada hari ke-1 tanggal 13 Januari
2022 pukul 08.30 WIB
Pada hari pertama didapatkan catatan perkembangan klien
dengan S : keluarga klien mengatakan klien lemas tak berdaya,
tangan dan kaki kirinya sulit digerakkan. O : klien tampak lemah tak
berdaya, tangan dan kaki kiri klien tampak sulit digerakkan,
kekuatan otot ekstremitas kiri atas dan bawah klien bernilai 2 dan
kekuatan otot ekstremitas kanan atas dan bawah klien bernilai 5,
sendi-sendi klien tampak kaku saat digerakkan. A : masalah belum
teratasi. P : lanjutkan intervensi yaitu : monitor keadaan umum dan
tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot klien, latih klien dalam program
ROM, dampingi dan bantu klien dalam menggunakan alat bantu,
ajarkan klien cara mengubah posisi, dan kolaborasi dalam
pemberian obat injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp,
injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As.
Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
5) Catatan Perkembangan pada Tn. A pada hari ke-2 tanggal 14 Januari
2022 pukul 08.30 WIB
Pada hari kedua didapatkan catatan perkembangan klien
dengan S : keluarga klien mengatakan klien masih lemas tak
berdaya, tangan dan kaki kirinya masih sulit digerakkan. O : klien
tampak lemah tak berdaya, tangan dan kaki kirinya masih sulit
digerakkan, kekuatan otot ekstremitas kiri atas dan bawah klien
bernilai 2 dan kekuatan otot ekstremitas kanan atas dan bawah klien
bernilai 5, sendi-sendi klien tampak kaku saat digerakkan. A :
masalah belum teratasi. P : lanjutkan intervensi yaitu : monitor
keadaan umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot klien, latih
klien dalam program ROM, dampingi dan bantu klien dalam
menggunakan alat bantu, ajarkan klien cara mengubah posisi, dan
kolaborasi dalam pemberian obat injeksi omz 40 mg, injeksi
dipenhidramin 1 amp, injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg,
flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
6) Catatan Perkembangan pada Tn. A pada hari ke-3 tanggal 15 Januari
2022 pukul 08.30 WIB
Pada hari ketiga didapatkan catatan perkembangan klien
dengan S : keluarga klien mengatakan klien masih lemas, tangan dan
kaki kirinya masih sulit digerakkan. O : klien tampak masih lemas,
tangan dan kaki kirinya masih sulit digerakkan dan normal melawan
gravitasi, kekuaan otot ekstremitas kiri atas dan bawah klien bernilai
3 dan kekuatan otot ekstremitas kanan atas dan bawah klien bernilai
5, sendi-sendi klien masih kaku saat digerakkan. A : masalah belum
teratasi. P : lanjutkan intervensi yaitu : monitor keadaan umum dan
tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot klien, latih klien dalam program
ROM, dampingi dan bantu klien dalam menggunakan alat bantu,
ajarkan klien cara mengubah posisi, dan kolaborasi dalam
pemberian obat injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp,
injeksi citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As.
Folat 1x1 mg, dan infus RL 20 tpm.
f. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi hasil keperawatan pada Tn. A adalah dilakukan tidndakan
keperawatan selama 3x24 jam pada tanggal 15 Januari 2022 pukul 08.30
WIB didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan klien masih
lemas, tangan dan kaki kirinya masih sulit digerakkan. Data obyektif
klien tampak masih lemas, tangan dan kaki kirinya masih sulit
digerakkan dan normal melawan gravitasi, kekuaan otot ekstremitas kiri
atas dan bawah klien bernilai 3 dan kekuatan otot ekstremitas kanan atas
dan bawah klien bernilai 5, sendi-sendi klien masih kaku saat
digerakkan. Analisa perkembangan klien masalah belum teratasi.
Perencanaan lanjutan yaitu melanjutkan intervensi monitor keadaan
umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot klien, latih klien dalam
pergerakkan ROM, dampingi dan bantu klien dalam menggunakan alat
bantu, ajarkan klien cara mengubah posisi, dan kolaborasi dalam
pemberian obat injeksi omz 40 mg, injeksi dipenhidramin 1 amp, injeksi
citicoline 500 mg, betahistin 3x1 mg, flunarizin 3x1 mg, As. Folat 1x1
mg, dan infus RL 20 tpm.

Anda mungkin juga menyukai