Anda di halaman 1dari 9

Mengenal Surfaktan, Bahan Produk

Pembersih yang Ampuh Hilangkan


Kotoran

Salah satu kunci untuk menjaga kesehatan tubuh adalah menjaga


kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Namun, tahukah Anda bahwa
ternyata surfaktan atau surface active agent memegang peranan penting
dalam menjaga kebersihan di kehidupan sehari-hari? Memangnya, apa
arti dan fungsi dari surfaktan?
Apa itu surfaktan?
Surfaktan (surfactant) atau surface active agent adalah salah satu dari
banyak senyawa yang digunakan dalam produk pembersih.
Ini termasuk produk pembersih rumah tangga, seperti deterjen, sabun
cuci piring, serta produk perawatan diri.
Selain itu, surfaktan digunakan secara luas dalam industri, seperti untuk
pelumas, tinta, herbisida, pengemulsi, perekat, cairan antikabut, dan
pelembut kain.

Senyawa surfaktan memiliki sifat amfifilik dengan ciri hidrofilik di bagian


gugus atau kepala serta hidrofobik di bagian ekor atau ujung.

Hidrofilik itu sendiri berarti senyawa ini menyukai air sehingga


memungkinkan surfaktan larut atau bercampur dengan air.

Sementara hidrofobik berarti senyawa ini membenci air dan mengikat


minyak, yang memungkinkan surfaktan larut dalam minyak.

Adapun kedua sifat tersebut membuat produk pembersih dapat bekerja


lebih baik dalam membersihkan kotoran yang menempel di kulit, pakaian,
piring, atau permukaan benda lainnya.

Apa fungsi surfaktan?


Pada produk pembersih, fungsi dari surfaktan adalah membantu
menghilangkan minyak dan/atau kotoran dari permukaan yang
dibersihkan.

Ini bekerja dengan melepaskan minyak dan/atau kotoran pada


permukaan yang dibersihkan serta menahan minyak dan kotoran
tersebut dalam pembersih yang sudah bercampur air, sehingga
memungkinkan pembuangannya.

Adapun cara kerja ini didapat berkat sifat amfifilik yang ada pada
surfaktan.

Sifat amfifilik membuat molekul air cenderung berkumpul di bagian gugus


surfaktan, sedangkan molekul yang tidak larut dalam air (seperti minyak
dan/atau kotoran) berkumpul di ujungnya.
Tegangan permukaan air pun akan menurun sehingga membuat molekul
menjadi lebih licin dan kotoran atau minyak dapat terlepas dari
permukaan.

Adapun hal-hal tersebut membuat proses pembersihan menjadi lebih


mudah.

Bila tanpa surfaktan, produk pembersih tidak akan bercampur dengan air,
tetapi hanya akan menggelindingkan air sehingga membuat proses
pembersihan jauh lebih sulit.

Mirip dengan produk pembersih, surfaktan pada pelumas juga


memudahkan aktivitas manusia.

Ambil contoh, pelumas seperti pada krim cukur memungkinkan pisau


cukur dapat menghilangkan atau mencukur janggut dan membantunya
mencegah iritasi kulit.
Sementara pada pelumas di mesin mobil, fungsi surfaktan adalah
menjaga partikel agar tidak menempel pada bagian-bagian mesin.

Ini memungkinkan bagian-bagian mesin untuk mudah bergerak dan mobil


dapat berjalan dengan baik.

ARTIKEL TERKAIT
KEBERSIHAN DIRI
Stop Buang Sampah Sembarangan! Patuhi 3 Aturan Ini agar Tidak
Mencemari Lingkungan

Kebersihan adalah salah satu kunci kesehatan yang utama. Sayangnya, masih banyak orang yang
lalai menjaga kebersihan diri dan lingkungannya dengan membuang sampah sembarangan. Padahal,
tanpa disadari, ada berbagai bahaya yang mengintai karena sembarangan buang sampah. Lalu,
bagaimana cara buang sampah yang tepat dan ramah lingkungan? Cara buang sampah yang benar
Mengutip dari Badan Litbang Kemendagri, kesadaran masyarakat […]
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri • Aug 27, 2021

Apa saja jenis-jenis surfaktan?


Surfaktan memiliki beberapa jenis berdasarkan sifat hidrofiliknya. Berikut
adalah jenis-jenis surfaktan tersebut.

1. Surfaktan anionik
Ini merupakan jenis surfaktan yang memiliki gugus hidrofilik bermuatan
negatif. Misalnya, sodium lauryl sulfate (SLS), sodium alkyl ether sulfates
(SLES), dan ammonium lauryl sulfate (ALS).

Jenis surfaktan ini paling sering digunakan pada produk pembersih,


seperti sabun cuci piring, body wash, atau sampo.
Alasannya karena jenis surfaktan ini dapat menghilangkan kotoran dan
minyak, menghasilkan busa yang melimpah, dan harganya relatif murah.

2. Surfaktan nonionik
Surfaktan nonionik adalah jenis yang tidak mengandung muatan listrik.
Surfaktan yang termasuk dalam jenis ini, yaitu lauramide diethanolamine
(DEA) dan cocamide DEA, atau lauramine oksida dan stearamin oksida
yang sering digunakan untuk produk kosmetik.

Jenis surfaktan ini umumnya tidak menghasilkan busa, kecuali jika


dicampur dengan anionik.

Fungsi surfaktan ini juga mengentalkan formula, memberikan efek


conditioning dan melarutkan wewangian sehingga kerap digunakan pada
pembersih yang lembut, seperti sampo bayi.
3. Surfaktan kationik
Ini merupakan jenis surfaktan bermuatan positif. Tidak seperti jenis
surfaktan di atas, kationik tidak digunakan dalam produk pembersih,
karena tidak membilas, membersihkan, atau berbusa.

Bahkan, surfaktan kationik justru bisa mengiritasi kulit.

Namun, jenis kationik ini bisa memberikan efek conditioning sehingga


sering menjadi bahan utama untuk kondisioner rambut bilas.
4. Surfaktan amfoterik
Surfaktan amfoterik (zwitterionik) dapat memiliki muatan positif dan
negatif, tergantung pada pH.

Misalnya, cocoamphopropionate, cocamidopropyl betaine, dan sodium


lauraminopropionate, yang sering menjadi bahan produk pembersih,
terutama sampo.

Fungsi jenis surfaktan ini dapat membantu mengentalkan formula dan


menghasilkan busa yang lebih lembut, meski tak sebanyak anionik.
Namun, harganya cenderung lebih mahal.
Bagaimana keamanan surfaktan untuk
kesehatan dan lingkungan?

Surfaktan dapat membantu Anda untuk menjaga kebersihan rumah,


lingkungan, dan diri.
Sebab, senyawa ini dapat membantu Anda agar tetap bersih dan terlepas
dari kotoran yang menempel akibat aktivitas sehari-hari.

Namun, bagaimana dengan keamanan surfaktan ?

Melansir dari Chemical Safety Facts, penelitian bersama dengan American


Cleaning Institute menemukan fakta mengenai surfaktan.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan surfaktan, meski
dalam volume tinggi, pada produk pembersih rumah tangga dan
perawatan diri tidak berdampak buruk pada lingkungan perairan.
Dengan kata lain, penggunaan surfaktan tidak menimbulkan pencemaran
air yang parah ketika produk ini dilepaskan ke lingkungan.
Meski demikian, penggunaan beberapa jenis surfaktan mungkin bisa
memengaruhi kesehatan kulit Anda, misalnya SLS.
SLS untuk produk pembersih dan perawatan diri seringkali dapat
mengiritasi kulit, terutama pada orang yang memiliki kulit sensitif
terhadap bahan ini.
Bukan cuma SLS, jenis surfaktan kationik juga disebut lebih mudah
mengiritasi kulit ketimbang jenis lainnya.

Oleh karena itu, jika Anda memiliki kulit sensitif, sebaiknya hindari
penggunaan produk mengandung SLS ini.

Cek kandungan produk yang akan Anda beli untuk menghindari


kemungkinan risiko tersebut.

Anda mungkin juga menyukai