Anda di halaman 1dari 4

 Tipe penyembuhan luka:

Secara fisiologis, tubuh manusia mampu melakukan perbaikan kerusakan


jaringan kulit secara alami yang bias disebu dengan proses penyembuhan luka.
Terdapat bebeapa cara dalam dalam melakukan penyembuhan luka tersebut,
yakni:

1. Primary Healing
Tipe penyembuhan yang pertama adalah Primary Healing. Pada tipe ini
jaringan kulit yang hilang dalam skala yang kecil. Luka tersebut dapat
dirapatkan kembali dengan jahitan, klip, maupun dengan plester.
2. Delayed Primary Healing
Tipe penyembuhan luka yang kedua adalah Delayed Primary healing. Tipe
penyembuhan luka terjadi apabila penyembuhan luka primary healing
mengalami infeksi atau terdapat benda asing yang dapat mempengaruhi
proses penyembuhan luka itu sendiri.
3. Secondary Healing
Tipe penyembuhan luka yang ketiga adalah Secondary Healing. Pada tipe
secondary healing, jaringan yang berada dikulit mengalami luka atau
kerusakan dengan skala yang cukup besar. Luka tersebut harus melakukan
proses granulasi (pertumbuhan sel), kontraksi, dan epitelasi (penutupan
epidermis) untuk menutup luka dikarenakan kulit kehilangan banyak
jaringan.

 Manajemen Luka Fistula


Fistula merupakan keterkaitan yang tidak normal antara dua atau lebih
struktur organ dengan organ lain atau kulit. Untuk menghubungkan saluran
tersebut melalui satu permukaan epitel.
Berdasarkan data tentang kasus fistula, sebesar 75% - 85% terjadi setelah
melakukan operasi. Kasus fistula ini memliki angka mortalitas (jumlah kematian)
anatar 6% - 20% dan penyebab yang sering terjadi dikarenakan oleh sepsis
(komplikasi infeksi yang dapat membahayakan tubuh), meskipun sudah
melakukan treatment dengan antibiotic. Dengan demikian, perawatan luka fistula
ini harus dikelola dengan benar dan baik melalui perawatan-perawatan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen perawatan fistula.
Penyebab terjadinya luka fistula diakibatkan karena pembetukan abnormal
atau hasil obstruksi, penyakit, trauma, radhioteraphy, dan komplikasi
pembedahan. Selain penyebab tersebut, terdapat pula hal-hal lain yang
menyebabkan terjadinya luka fistula ini seperti malnutrisi, sepsis, hipotensi, terapi
vasopesor, dan steroid.

Manajemen Fistula

1. Memberikan kenyamanan kepada klien


 Perawat dapat menampung keluaran dari luka fistula
 Perawat harus menjaga atau melidungi daerah disekitar luka fistula
 Perawat mampu mengurangi atau bahkna menghilangkan bau dari luka
fistula ini.
 Tindakan yang dilakukan oleh perawat tergantung pada output, bau, dan
diameter lubang. Tindakan tersebut dapat berupa:
 Menggunakan kantong untuk mengurangi ketiga hal tersebut.
Kantong tersebut seperti kantong stoma, wound drain bag, urostomy
bag, fistula bang, parcel dressing)
 Perawat dapat memberikan balutan/dressing dengan menggunakan
kassa atau foam.

2. Melakukan penggantian cairan dan elektrolit


 Perawat melaukan identifikasi pada anatomi fistula
 Setelah melakukan pengidentifikasian pada fistula, perawat perlu
mengkaji tipe dan jumlah cairan dan aliran
 Lalu perawat melakukan perhitungan tentang balance cairan dan cek
elektrolit secara regular
Dalam proses penggaitan cairan tersebut dapat dilakukan secara oral maupun
parenteral, hal tersebut terhantung pada tipe luka fistula. Pada pasien yang
mengalami gastrointestinal, fistula membutuhkan jejunum refeeding.

3. Memberikan nutrisi tambahan


Nutrisi yang baik dapat mempercepat proses penyembuhan. Malnutrisi dapat
terjadi diakibatkan oleh:
 Adanya kesalahan informasi terkait pentingnya nutrisi pada pasien yang
mengalami luka fistula
 Malabsorbsi karena penyakit yang diderita (gangguan absorbsi pada usus)
 Metabolism mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh pembedahan,
penyakit dan juga demam
 Peningkatan nutrisi yang hilang karena keluar melalui luka fistula, luka
terbuka, dan luka bakar.
 Penggunan obat terdahulu yang dikonsumsi oleh pasien, hal tersebut
dapat mempengaruhi selera makan, absorbs, dan metabolism.
4. Mampu mempertahankan integritas kulit
5. Menampung eksudat dan bau
6. Mencegah luka fistula dari infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, M., Sukmana, M., Nopriyanto, D., & Sholichin, S. 2020. Modul
Perawatan Luka. Samarinda: Gunawan Lestari.

Anda mungkin juga menyukai