Judul Penelitian
Muhammadiyah 1 Sangatta
Suatu upaya secara sadar dan terencana dalam rangka mencapai dan
Maha Esa, bertakwa, sehat, cakap, Berkepribadian mulia, berilmu, kreatif, mandiri
siswa, sarana, prasarana, lingkungan belajar, dan kurikulum. Guru juga berperan
penting karena tidak mengabaikan faktor lain seperti keluarga dan kehidupan.
“Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas tumbuh kembang anak
semua potensi siswa, termasuk potensi psikomotor, emosional, dan kognitif.” Hanya
guru dengan nilai yang sangat baik yang dapat merangsang minat belajar siswa dan
peningkatan kinerja guru. Produktivitas dalam arti kata ini berasal dari kata “kerja
nyata” (hasil kerja atau hasil yang benar-benar dicapai seseorang). Secara
linguistik, kinerja dapat didefinisikan sebagai: hasil kerja yang berhasil pada
WHO.
Sementara itu
, menurut AA Anwar Mangkunegara, “produktivitas (Kelja)
seorang pegawai keluarkan dari kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan oleh
dibebankan kepadanya”.2
Keterampilan Landasan ini sangat penting bagi guru. Kemampuan ini sangat
1
Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 5
2
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2006), h. 9
Jejen Musfah mengatakan dalam bukunya “Meningkatkan Keterampilan
Guru dan Sumber Teori dan Praktek Melalui Praktek”: Kemampuan seorang guru
spiritual yang dapat ia gunakan untuk mengajar siswa secara efektif. Pemahaman
profesionalisme.3
efektivitas guru untuk melanjutkan bekerja untuk Untuk mencapai hasil yang
Hadiah adalah hadiah atau reward Bergantung pada institusi atau institusi
Memotivasi karyawan untuk selalu efisien dalam bekerja, baik tetap bertahan atau
tidak. Pada dasarnya memberi reward bukanlah suatu hak, melainkan suatu
mereka.
3
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Dan Sumber Belajar Teori
Dan Praktik, Edisi 1, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27.
karyawannya sebagai penghargaan atas kinerjanya,” kata Moeriono. Sedangkan
tertentu yang kinerjanya melebihi standar kinerja. Insentif ini adalah instrumen
Karyawan membutuhkan motivasi untuk menjalani kehidupan yang baik, begitu juga
dengan keluarga mereka. Bagi pegawai yang kinerjanya melebihi standar yang
sesuai. Salah satu motivasi kinerja yang baik adalah motivasi, karena motivasi
capai tingkat kinerja yang lebih tinggi agar dapat menimbulkan semangat dan
Utara, mengutamakan pendidikan yang berorientasi IPTEK dan IMTAQ serta siap
bersaing di dunia kerja global tanpa mengesampingkan prinsip. ajaran Islam yang
4
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h.
118
sekolah atau menghasilkan lulusan.
meningkatkan kinerja gurunya. Tetapi masih ada sejumlah masalah yang perlu
diperbaiki. Ini bisa dilihat oleh banyak orang guru yang tidak merasakan efek
Tingkat tinggi dan kinerja rendah terkait erat dengan sistem insentif.
Tindakan insentif yang tidak tepat akan mempengaruhi peningkatan kinerja pribadi.
karyawan. Dengan cara ini, agensi Dapat memberikan karyawan lebih banyak
dan profesionalisme guru. Oleh karena Ini adalah penulis yang tertarik untuk
SANGATTA”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
2. Kinerja Guru
(hasil yang dicapai atau hasil aktual dari pekerjaan seseorang) dan
karyawan yang terlibat dalam proses manajerial atau organisasi, dan hasil
kerja harus disajikan dalam bentuk yang konkret dan terukur
(dibandingkan
Kinerja
merupakan hasil kerja yang dilakukan oleh suatu individu
tetapi juga mencakup seluruh lini tim atau personel dalam organisasi6
kapasitas individu dan Grup yang bekerja di dalam organisasi harus terus
yaitu guru. Menurut KBBI, “guru merupakan orang yang kerjanya (mata
5
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 260.
6
Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori Penilaian, dan Penelitian, (Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi
FKMUI, 2002), cet ke-3, h. 65.
pencaharian, pekerjaan) mengajar”.7
Definisi
guru dalam KBBI sebagaimana telah di jelaskan
apa guru yang sebenarnya, sehingga diperlukan definisi lain untuk lebih
di perjelas seperti apa guru itu. Menurut Iif Hoyru Ahmadi dan Sophan
dan menengah.”9
Dan maka dari itu, pengertian guru adalah orang yang sudah
7
Dapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 509
8
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya, 2010), h. 58.
9
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab 1
Pasal 1 Ayat 1, h.2.
mendapatkan surat keputusan dari pihak pemerintah ataupun swasta
mengkhususkan diri dalam tugas utama mendidik dan mendidik anak usia
dengan potensi yang sejalan dengan profesi guru, untuk kemudian dapat
dan merasakan.
keterampilan yang baik, guru tidak dapat mencapai hasil yang baik. Di
sisi lain, guru dengan kemampuan yang kuat belum tentu kuat.
2005 Bab Enam, Pasal 28 Ayat 1 tentang standar bagi guru dan tenaga
pelaksanaannya.
tujuan yang ingin dicapai, isi topik, Alokasi waktu kelas, serta alat
kursus.
4. Guru dapat mengukur hasil belajar siswa. Secara singkat, guru perlu
Menurut
Vienna Sanjaya, dalam bukunya Learning in Action
10
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), h. 78-79.
diinginkan berdasarkan kondisi yang diharapka Kondisi yang
diharapkan”.11
sosial.
perlu mengembangkan diri dengan baik. Hal ini karena fungsi guru dapat
11
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: PT Prenada Media Group, 2008), h. 145.
kinerja guru.
efektivitas guru adalah hasil dan kemampuan kerja yang dilakukan oleh
tepat dan pencapaian tujuan sekolah. Ada banyak faktor pendukung untuk
1. Faktor Individu.
derajat integritas yang tinggi antara fungsi mental (mental) dan fisik
(fisik). Karena kejujuran yang tinggi antara dua orang ini, orang
tersebut memiliki fokus yang baik pada dirinya sendiri. Fokus yang
lingkungan organisasi
12
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2006), h. 13.
dimaksud adalah uraian yang jelas, wewenang yang cukup, tujuan
e. pengetahuan.
f. Keahlian.
sekolah.
jawab yang tertuang dalam UU Sisdiknas Pada tahun 2003, Pasal 39 ayat
1 dan 2, tugas guru secara umum dapat dibagi menjadi tiga golongan,
meningkatkan kemampuannya:
3) Tahap evaluasi
1) Evaluasi normatif.
2) Evaluasi formatif.
Sementara
itu, AA Anwar Prabu Mangkunegara mengatakan:
benda (produk)."17
proses evaluasi pekerjaan pada atasan Anda, bawahan Anda, rekan kerja
Anda, dan bahkan diri Anda sendiri. Penilaian kinerja merupakan faktor
depan.
2. Pemberian Insentif
kerja kita. Rencana untuk membayar upah secara langsung atau tidak
langsung terkait dengan standar kinerja yang berbeda. Insentif dapat berupa
19
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT.
Rosda Karya, 2011), h. 89.
lebih baik daripada yang diharapkan..20 Dengan asumsi bahwa uang dapat
karyawannya. Insentif adalah hal atau upaya yang perlu diperhatikan dan
dapat disimpulkan bahwa itu adalah sesuatu yang bekerja lebih produktif
dan membuatnya dapat dicapai Tingkat kinerja yang lebih tinggi. Prestasi
yang lebih tinggi dalam mencapai tujuan suatu perusahaan atau organisasi.
bekerja.
20
Mutiara S. Panggabean, op. cit., h. 77.
21
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetisi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2012), h. 259.
Tujuan pemberian penghargaan adalah untuk melayani kepentingan
a. Bagi perusahaan:
b. Bagi karyawan:
Setiap
orang akan termotivasi untuk mendapatkan imbalan yang
22
Mutiara S. Panggabean, op. cit., h. 89.
pemberian insentif yang efektif adalah dengan memperhatikan langkah-
pekerja.
atau etika profesi karyawan pada akhirnya akan berdampak positif pada
yang lebih tinggi tidak dapat dicapai dalam bentuk gaji, seperti beban
individu dan tim. Insentif terdiri dari dua jenis untuk mencapai tujuan
23
Sondang P. Siagian, MPA, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 268-272.
pemberian. dua jenis yaitu sebagai berikut:
1. Insentif individu
2. Insentif kelompok
efektif.
paling rendah.
a. Insentif material:
1) Bonus
2) Komisi
3) Pembagian laba
1) sociedad Jaminan
2) Sertifikat
3) Promosi
mereka.
a. Kinerja.
Dengan kata lain, besarnya insentif tergantung pada jumlah hasil yang
b. Lama Kerja.
c. Senioritas.
1) Keadilan.
2) Kelayakan.
secara langsung.
4) Standar kerja harus hati-hati, terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak
baik. Jumlah uang yang akan dihasilkan seseorang untuk satu jam
giat.
A. Tujuan Penelitian
26
Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 5.
SMK Muhammadiyah 1 Sangatta.
B. Manfaat Penelitian
2. Untuk sekolah.
3. Bagi peneliti.
diangkat dalam penelitian ini, belum pernah diulas sebelumnya oleh penelitian
lain. Dalam penelitian ini, jelas bahwa penelitian yang diteliti, berbeda dengan
1 Sangatta.
A. Jenis Penelitian
variabel tertentu, untuk menarik kesimpulan umum, dan disertai dengan analisis
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Karena penelitian
lebih, yaitu seberapa berbeda variabel lainnya. Derajat hubungan antar variabel
dinyatakan dalam istilah atau indeks yang disebut koefisien korelasi. Koefisien
27
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Kuantitatif ( Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2007), Cet.I.
hlm. 30
variabel dan untuk menunjukkan besarnya hubungan antar variabel.28
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
1 Sangatta Utara, yang beralamat di Jl. K.h Ahmad Dahlan, Kec. Sangatta
1. Populasi
harus memiliki ciri ataupun karakteristik bersama yang dapat dibedakan dari
kelompok subjek lain. Ciri-ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai
2. Sampel
cara Random sampling (Acak) dengan jumlah populasi kurang dari 100
1. Variabel penelitian
guru.
2. Indikator adalah sesuatu yang dijadikan alat untuk mengukur atau memberi
ciri dari suatu kejadian dalam penelitian. Berikut adalah indikator penelitian
cara mengumpulkan data, peneliti tidak akan dapat menerima data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini, penulis
a. Teknik Observasi
b. Angket
K u es io ne r a da la h s e ra ng ka ia n p er ta ny aa n te rt ul is ya ng
d ig un ak an u nt uk m em pe ro l eh in fo rm as i ke pr ib ad ia n d an
l ap or an t en ta ng a pa ya ng A nd a ke ta hu i d ar i o ra ng y an g
d iw aw an ca ra i. G ur u SMK M uh am ma di y ah 1 S a ng at ta
d ib er ik an t ot al 50 k ue s i on er un tu k m en ge ta hu i p en ga ru h
i ns en ti f te rh ad ap k in er ja g ur u.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata document yang Berarti apa yang tertulis.
Dalam hal ini, dokumen tersebut digunakan sebagai data tambahan terkait
1. Uji Validitas
keefektifan suatu alat. Jika suatu alat dapat mengukur apa yang dibutuhkan
atau mengungkapkan data dari variabel yang dipelajari dengan tepat, maka
mengkorelasikan skor total untuk setiap item dengan skor total. Adapun
rxy
2 2 2 2
N X X N Y Y
N = Number of Case.
kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > dari r tabel
maka butir soal dinyatakan akurat, sebaliknya jika r hitung < dari r tabel
14,
15, 16, 17, 18, dan 20, sedangkan 5 item yang dinyatakan tidak akurat atau
Tabel: 3.4
15, 16, 17, 18, dan 20, sedangkan 5 item yang dinyatakan tidak valid atau
drop yaitu: 5, 7, 12, 13, dan 19. Dengan demikian item atau butir
Ket :
Y : Variabel Response atau Variabel Akibat ( Variabel kwalitas kinerja guru)
X : Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab ( Variabel Pemberian
Insentif)
a : Konstanta
Predictor.32
X. Jadwal Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
penelitian.
Bab V : PENUTUP
XII.Daftar Pustaka
Ilyas, Yaslis. Kinerja: Teori Penilaian dan Penelitian, Jakarta: Pusat Kajian
Manusia
Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama, Cet. ke-2,
2006.
Pendidikan Nasional.
Nasional, 2008.
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.