Anda di halaman 1dari 16

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT

PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN

Disusun untuk memenuhi tugas Akuntansi Forensik

Yang diasuh oleh Pipin Fitriasari. S.E.,M.S.A

Disusun oleh :

Maulia Mutmainah Karenina (141.19.002)

Umi Sekar Wangi (141.19.003)

Husnaini (141.19.005)

S1 AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MADANI

BALIKPAPAN

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Forensik

dengan judul “KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PENDAPATAN DAN

PERSEDIAAN ”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga

makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna di

karenakankan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena

itu, kami mengharapakan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang mebangun

dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Balikpapan, 03 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................5

C. TUJUAN MASALAH...................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

A. Kecurangan Pendapatan..............................................................................................6

B. Kecurangan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan..............................................8

BAB II.............................................................................................................................................13

PENUTUP......................................................................................................................................13

A. KESIMPULAN............................................................................................................13

B. SARAN.........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fraud (kecurangan akuntansi) merupakan suatu fenomena yang sangat hangat
dibicarakan di kalangan praktisi dan akademisi. Fenomena ini terjadi di negara
berkembang dan negara maju baik di sektor pemerintahan maupunsektor swasta.
Tindakan ini merupakan perbuatan melanggar hukum yang merugikan pihak lain
demi kepentingan pihak pembuat laporan keuangan. Biasanya dilakukan oleh orang-
orang dari dalam ataupun dari luar yang tugas fungsionalnya menjalankan sistem
pengendalian intern serta mengoperasikan sistem operasi instansi atau perusahaan.
Fraudyang terjadi di Indonesiadalam beberapa tahun terakhir sangat meresahkan
sehingga dibutuhkan tindakan tegas dalam mengatasinya.
Salah satu skandal fraud terbesar yang terjadi di Indonesia dan membuka mata
Indonesia mengenai bahayanya fraud yaitu pada tahun 2001, terjadi skandal
kecurangan yang dilakukan oleh PT Kimia Farma Tbk. PT Kimia Farma yang
merupakan perusahaan BUMN yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa
sehingga menjadi perusahaan publik. Kementerian BUMN dan pemeriksaan Bapepam
menemukan indikasi adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan
lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001
sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba
bersih. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai
yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui
direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan pada tanggal 1
dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya
dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31
Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah
dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut
dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil
dideteksi.
Tindakan fraud dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, misalnya dengan
pemalsuan tanda tangan, pencurian uang kas, manipulasi biaya perjalanan, pemalsuan
faktur, dan lain sebagainya. Kecurangan (fraud) juga biasanya dilakukan para entitas
guna mendapat tambahan dana atau mengurangi kerugian pada saat pembayaran pajak
misalnya dalam memanipulasi pajak. Ada pula kecurangan (fraud) yang dilakukan
oleh sejumlah karyawan dalam suatu perusahaan. Misalnya kasus kecurangan (fraud)
yang terjadi pada perusahaan jasa penjualan seperti Tokopedia. Pada tahun 2018 ini
menurut sumber dari Kompas.com telah terjadi pemecatan terhadap puluhan
karyawan yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2018. Karyawan yang dipecat
diduga telah mencurangi proses kampanye promosi flash saleyang digelar untuk
merayakan ulang tahun Tokopedia ke-9.Kasus yang dialami oleh Tokopedia diana
logikan seperti took offline sedang menggelar program diskon. Kemudian, dari satu
juta produk yang didiskon tersebut 49 buah dibeli oleh oknum karyawannya sendiri
dengan cara yang tidak benar. Kecurangan yang dilakukan sejumlah oknum tersebut,
menyebabkan pengguna Tokopedia tidak dapat membeli barang murah yang tersedia
di dalam program promosi secara adil. Tokopedia kemudian mengambil tindakan
tegas akan hal ini. Tindakan tegas dari tokopedia ini mendapat apresiasi positif dari
berbagai pihak.

B. RUMUSAN MASALAH
Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan. Alasan pertama
adalah
ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan., dan
alasan
yang lainnya adalah mudahnya memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun
pendapatan
dan piutang dagang.
Mengidentifikasi Eksposure Kecurangan Pendapatan
Salah satu cara terbaik untuk memahami bagaimana kecurangan pendapatan dapat dilakukan
dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Salah satu tugas
pertama
dalam hal ini adalah menganalisis dan membuat diagram berbagai transaksi antar perusahaan
dan
pelanggannya. Kemudian dengan menganalisis akun-akun yang terlibat dalam setiap
transaksi,
investigator atau auditor dapat menentukan bagaimana setiap transaksi bisa dibuat salah saji.
Setelah dibuat diagram mengenai transaksi pendapatan, cara yang tepat untuk memahami
berbagai macam skema kecurangan laporan keuangan adalah dengan menghubungkan akun-
akun
yang terlibat dalam setiap transaksi dengan adanya potensi manipulasi
Question
1. Bagaimana contoh dari jenis transaksi yang digunakan dalam berbagai skema kecurangan

5
dan akun akun apa saja yang terkait dari transaksi tersebut dan bagaimana skema
kecurangan yang yang gerjadi dari hal kecurangan tersebut?
Answer
Terkait Jenis-jenis transaksi yang digunakan dalam berbagai skema kecurangan diantaranya :
Transaksi Akun yang terkait Skema kecurangan
1. Menjual barang
dan/ jasa kepada
pelanggan
Piutang dagang dan
pendapatan (misalnya,
pendapatan penjualan)
1. Mencatat penjualan fiktif (misalnya pihak-
pihak yang terkait, penjualan fiktif, faktur
diterbitkan tapi barang ditahan (bill-and-
hold sales), penjualan dengan kesepakatan
sepihak, penjualan konsinyasi, round-
tripping, dan sebagainya)
2. Mengakui pendapatan terlalu
awal(misalnya pisah batas yang tidak tepat,
membauat pencatatan akuntansi mudah
diakses setelah penutupan priode
pelaporan, persentase penyelesaian dan
sebagainya)
3. Memperbesar nilai penjualan dari niali
yang seharusnya( misalnya, menggunakan
valuasi pendapatan secara tidak tepat,
mengubah kontrak, dan
menggelembungkan jumlah, dan
Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan. Alasan pertama
adalah
ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan., dan
alasan
yang lainnya adalah mudahnya memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun
pendapatan
dan piutang dagang.
Mengidentifikasi Eksposure Kecurangan Pendapatan
Salah satu cara terbaik untuk memahami bagaimana kecurangan pendapatan dapat dilakukan
dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Salah satu tugas
pertama
dalam hal ini adalah menganalisis dan membuat diagram berbagai transaksi antar perusahaan
dan
pelanggannya. Kemudian dengan menganalisis akun-akun yang terlibat dalam setiap
transaksi,
investigator atau auditor dapat menentukan bagaimana setiap transaksi bisa dibuat salah saji.
Setelah dibuat diagram mengenai transaksi pendapatan, cara yang tepat untuk memahami
berbagai macam skema kecurangan laporan keuangan adalah dengan menghubungkan akun-
akun
yang terlibat dalam setiap transaksi dengan adanya potensi manipulasi.
Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan. Alasan
pertama adalah

6
ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan., dan
alasan
yang lainnya adalah mudahnya memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun
pendapatan
dan piutang dagang.
Mengidentifikasi Eksposure Kecurangan Pendapatan
Salah satu cara terbaik untuk memahami bagaimana kecurangan pendapatan dapat dilakukan
dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Salah satu tugas
pertama
dalam hal ini adalah menganalisis dan membuat diagram berbagai transaksi antar perusahaan
dan
pelanggannya. Kemudian dengan menganalisis akun-akun yang terlibat dalam setiap
transaksi,
investigator atau auditor dapat menentukan bagaimana setiap transaksi bisa dibuat salah saji.
Setelah dibuat diagram mengenai transaksi pendapatan, cara yang tepat untuk memahami
berbagai macam skema kecurangan laporan keuangan adalah dengan menghubungkan akun-
akun
yang terlibat dalam setiap transaksi dengan adanya potensi manipulasi.
Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan. Alasan pertama
adalah
ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan., dan
alasan
yang lainnya adalah mudahnya memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun
pendapatan
dan piutang dagang.
Mengidentifikasi Eksposure Kecurangan Pendapatan
Salah satu cara terbaik untuk memahami bagaimana kecurangan pendapatan dapat dilakukan
dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Salah satu tugas
pertama
dalam hal ini adalah menganalisis dan membuat diagram berbagai transaksi antar perusahaan
dan
pelanggannya. Kemudian dengan menganalisis akun-akun yang terlibat dalam setiap
transaksi,
investigator atau auditor dapat menentukan bagaimana setiap transaksi bisa dibuat salah saji.
Setelah dibuat diagram mengenai transaksi pendapatan, cara yang tepat untuk memahami
berbagai macam skema kecurangan laporan keuangan adalah dengan menghubungkan akun-
akun
yang terlibat dalam setiap transaksi dengan adanya potensi manipulasi.
1) Bagaimana Kecurangan Pendapatan ?
2) Bagaimana Kecurangan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Kecurangan Pendapatan
2. Untuk Mengetahui Kecurangan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kecurangan Pendapatan

Committee of Sponsoring Organization (COSO) menemukan bahwakun yang


paling sering dimanipulasi ketika melakukan kecurangan laporan keuangan adalah
pendapatan dan/atau piutang dagang. COSO juga mememukan bahwa cara yang paling
umum untuk memanipulasi akun pendapatan adalah dengan mencatat pendapatan fiktif
dan mencatat pendapatan yang tidak sesuai waktunya. Ada dua alasan umum kecurangan
laporan keuangan terkait dengan pendapatan. Alasan pertama adalah karena ketersediaan
berbagai alternative yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan, dan alasan kedua
yaitu mudahnya memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun pendapatan dan
piutang dagang.
1) Alternatif-Alternatif yang Dapat Diterima
Setiap organisasi itu berbeda begitu pula dengan jenis pendapatannya. Perbedaan ini
memerlukan kriteria dan metode pengakuan dan pelaporan yang berbeda pula. Dalam
banyak kasus, sulit untuk mengidentifikasi suatu peristiwa yang seharusnya
menimbulkan aktivitas pencatatan pendapatan. Sejumlah perbedaan dalam pengakuan
pendapatan dan kriteria antar-organisasi mempersulit pengembangan standar pengakuan
pendapatan untuk berbagai macam model bisnis dalam perekonomian saat ini

Contoh sederhana, ada perusahaan yang mengakui revenue ketika barang siap dikirim
dan ada juga yang ketika barang sudah sampai di pembeli.

2) Kemudahan Memanipulasi Pendapatan Bersih Menggunakan Pendapatan dan Piutang


Cara paling mudah untuk menggelembungkan laba bersih adalah dengan menciptakan
pendapatan dan piutang yang terkait dengan pendapatan tersebut. Ketika perusahaan
menambahkan akun piutang, akun pendapatan akan bertambah juga. Penambahan
pendapatan ini membuat net income perusahaan meningkat juga.

3) Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Pendapatan

8
Eksposur kecurangan pendapatan harus diperhatikan dalam setiap bisnis. Salah satu cara
terbaik untuk memahami berbagai kecurangan pendapatan dapat dilakukan dengan
memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Berikut adalah beberapa
skema kecurangan pendapatan yang umum dilakukan :
a Transaksi dengan pihak terkait (Related-party transactions): Hubungan istimewa
terjadi ketika anak perusahaan tidak mengungkapkan kepetingan keuangan dalam
sebuah transaksi yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi perusahaan
b Penjualan fiktif (Sham sales) : Pendapatan fiktif dilakukan dengan mencatat penjualan
yang sebenarnya tidak terjadi. Penjualan ini dapat memakai nama pembeli yang ada
atau nama fiktif
c Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan (bill-and-hold sales): Pesanan barang masih
disimpan oleh si penjual biasanya karena si pembeli belum siap menerima barang.
Namun oleh si penjual barang tersebut diakui sebagai pendapatan
d Kesepakatan sepihak (Side agreements): Perubahan aturan penjualan yang dibuat
tidak seperti biasanya. Fraud terjadi ketika perusahaan melibatkan aturan kontrak yang
sudah terjadi
e Penjualan konsinyasi (Consignment sales): Transaksi menjual barang titipan dari
perusahaan lain. Penjualan konsinyasi ini membuat pendapatan meningkat dan
terdapat biaya sesuai transaksi
f Channel stuffing: Cara yang supplier gunakan untuk mendorong pelanggan untuk
membeli persediaan ekstra sehingga dapat meningkatkan penjualan tahun berjalan.
Praktek ini dapat meningkatkan penjualan ketika dinyatakan atau tersirat dalam side
agreements (ex: membolehkan konsumen mengembalikan barang) yang tidak benar
pengungkapannya atau tidak dapat dipertanggungjawabkan. Juga channel stuffing
dapat dianggap curang ketika cadangan yang memadai tidak ditetapkan (untuk
ekspektasi penjualan yang dikembalikan)
g Lapping or kiting: Cara dimana penerimaan kas disalahgunakan untuk
menyembunyikan piutang fiktif
h Penanggalan ulang atau pembaruan transaksi (Redating or refreshing transactions):
Cara dimana tanggal penjualan diubah untuk menghindari tidak tertagihnya piutang
i Kebijakan pengembalian bebas (Liberal return policies): cara ini membolehkan
customer untuk mengembalikan barang dan membatalkan penjualan. Hal ini
menyulitkan pencatatan mengenai berapa pendapatan yang harus diakui

9
j Pengiriman sebagian (Partial shipment schemes): Mengakui semua barang telah
dikirim dan menjadi pendapatan padahal barang belum dikirim semua
k Pisah batas yang tidak tepat (Improper cut-off): Kecurangan dalam laporan keuangan
termasuk juga dilakukan dengan perbedaan waktu pengakuan, yaitu pencatatan
pendapatan atau biaya dilakukan pada periode yang salah
l Round tripping: Penjualan aset yang sudah tidak digunakan dan perusahaan berjanji
akan membeli aset lagi seharga yang sama. Namun pada akhirnya tidak terdapat
benefit yang diperoleh perusahaan.
Skema-skema revenue fraud di atas bertujuan untuk meningkatkan pendapatan sehingga
income akan menjadi naik.

B. Kecurangan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Akun-Akun persediaan berpengaruh terhadap laporan laba rugi komprehensif ,

perhitungan dalam laba rugi komprehensif dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4
“ Pengaruh Persediaan yang Lebih saji terhadap Laporan Laba Rugi komprehensif

Laporan Laba Rugi Komprehensif Jika Persediaan yang lebih saji maka
Pendapatan ( penjualan ) kotor Tidak Berpengaruh
Retur Penjualan Tidak Berpengaruh
Potongan Penjualan Tidak Berpengaruh
Pendapatan ( penjualan ) Bersih Tidak Berpengaruh
Harga Pokok Penjualan Kurang Saji
Margin Kotor Lebih Saji
Beban Tidak Berpengaruh
Laba Bersih Lebih Saji

Berdasarkan analisis diatas dapat dilihat jika persediaan lebih saji maka harga
pokok penjualan menjadi kurang saji , dan margin kotor serta laba bersih menjadi lebih
saji dengan jumlah yang sama ( tidak termasuk pajak ) Hal ini juga menunjukkan tentang
persediaan akhir yang lebih saji pada periode 1 akan berpengaruh pada harga pokok
penjualan yan baik pada periode 1 maupun periode 2 , harga pokok penjualan dapat

10
menjadi kurang saji dengan memperkecil jumlah pembelian atau dapat juga kurang saji
dengan cara memperbesar retur pembelian/potongan pembelian. Memperbesar persediaan
akhir cenderung menjadi kecurangan yang paling sering dilakukan karena dapat
mengakibatkan peningkatan laba bersih dan aset yang tercatat agar laporan keuangan yang
disajikan terlihat bagus/baik. Pada periode 1 : persediaan akhir lebih saji , HPP kurang saji
, dan menjadikan margin kotor dan laba bersih menjadi lebih saji , namun persediaan
akhir yang lebih saji tersebut akan menjadi persediaan awal periode 2 yang berarti bahwa
persediaan akhir periode selanjutnya harus dibuat lebih saji / HPP pada periode 2 akan
menjadi lebih saji dan membuat margin kotor dan laba bersih menjadi kurang saji.
Dampak dilakukannya penyeimbangan satu periode ke periode berikutnya mengharuskan
pelaku memperbesar nilai persediaan akhir pada periode 2 dengan jumlah yang bahkan
lebih besar agar dapat menyeimbangkan terjadinya persediaan awal yang lebih saji untuk
melakukan kecurangan lagi.

1) Megidentifikasi Eksposur Kecurangan Persediaan


Pertama kita akan mengidentifikasi eksposur kecurangan laporan keuangan , kedua
membahas indikator kecurangan persediaan , ketiga cara untuk melakukan pencarian
secara aktif indikator kecurangan persediaan , dan terakhir kita akan mempertimbangkan
cara-cara untuk menindaklanjuti indikator tersebut untuk menemukan adanya kecurangan
persediaan. Ada beberapa skema yang paling umum adalah :
a) Pencatatan Ganda = terjadi ketika akun persediaan tertentu dihitung 2 kali , hal ini
terjadi ketika perusahaan memindahkan persediaan dari satu lokasi yang telah
dilakukan perhitungan persediaan ke lokasi yang jumlah persediaannya belum
dihitung.
b) Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan = terjadi ketika perusahaan
menggelembungkan nilai persediaannya dengan menambahkan biaya-biaya seperti
biaya penjualan , atau biaya administrasi , dan umum pada akun persediaan , bukan
mencatat biaya-biaya tersebut sebagai beban pada periode terjadinya.
c) Permasalahan pisah batas = terjadi ketika perusahaan menunda penurunan nilai buku
persediaan usang , mencatat retur dari periode yang lebih awal , mencatat pembeliaan
pada periode berikutnya , dan melakukan praktik sejenis lainnya.
d) Estimasi berlebihan terhadap persediaan = terjadi ketika menerapkan metode
pengambilan sampel yang tidak tepat.

11
e) Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan ( bill-and-hold sales ) = penjual menahan
barang untuk pembeli karena pembeli mungkin belum siap atau belum mampu
menerima pengiriman pada saat dilakukan pemesanan.
f) Persediaan Konsiyasi = barang yang ditahan dan dijual oleh perusahaan untuk
perusahaan lain.

Salah satu cara terbaik untuk mengidentifikasi eksposur kecurangan laporan keuangan
adalah dengan membuat diagram mengenai jenis transaksi terkait persediaan yang terjadi
dalam organisasi. Kecurangan persediaan mungkin dilakukan dengan memperkecil nilai
persediaan dan laba bersih , dengan kecurangan persediaan “ persediaan akhir yang lebih
saji “ pada suatu periode menjadi “ persediaan awal yang lebih saji “ pada periode
berikutnya dan menyebabkan laba bersih menjadi kurang saji di periode kedua.

2) Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Persediaan


1. Indikator Analitis
a) Saldo persediaan yang dilaporkan terlihat terlalu tinggi atau mengalami peningkatan
terlalu cepat
b) Potongan pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu tinggi atau mengalami peningkatan
terlalu cepat
c) Pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu rendah untuk tingkat penjualan atau
persediaan
2. Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
a) Transaksi persediaan atau harga pokok penjualan yang tidak dicatat secara lengkap atau
tepat waktu atau dicatat secara tidak tepat dari segi jumlah, periode akuntansi,
klasifikasi atau entitas
b) Dokumen-dokumen yang hilang terkait persediaan dan/atau harga pokok penjualan
c) Perbedaan di antara laporan penerimaan persediaan dan persediaan yang sebenarnya
diterima
3. Indikator Pengendalian
a) Manajemen mengabaikan aktivitas pengendalian internal yang signifikan terkait
pembelian, persediaan, dan harga pokok penjualan
b) Pemasok baru atau tidak umum yang tampaknya tidak masuk melalui proses
persetujuan pemasok yang sesuai prosedur

12
c) Kelemahan dalam proses penghitungan persediaan
4. Indikator Perilaku atau Indikator Verbal
a) Respons yang tidak konsisten, tidak jelas, atau tidak masuk akal dari manajemen atau
pegawai terhadap munculnya pertanyaan atau prosedur analitis terkait persediaan,
pembelian, atau harga pokok penjualan
b) Respons dari manajemen yang tidak benar, tidak konsisten, atau mencurigakan terkait
pertanyaan-pertanyaan auditor seputar persediaan, harga pokok penjualan, atau
pertanyaan lainnya
c) Penolakan akses terhadap fasilitas, pegawai, catatan, pelanggan, pemasok atau pihak
lain yang menjadi sumber bukti terkait persediaan dan harga pokok penjualan
5. Indikator Gaya Hidup
a) Indikator yang serupa dengan kecurangan pendapatan (misalnya penjualan saham,
bonus dan kepemilikan saham). Namun, harus diingat bahwa indikator gaya hidup
sering kali tidak efektif dalam mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan
6. Informasi dan Pengaduan
a) Informasi dan pengaduan yang dihasilkan melalui sistem wishtleblowing atau melalui
media lain dapat menunjukan bahwa skema kecurangan persediaan mungkin saja
sedang terjadi.

3) Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian Persediaan

Karena kecurangan persediaan sangat banyak ditemukan seperti halnya


kecurangan pendapatan, lingkungan pengendalian danprosedur pengendalian yang baik
harus diperhatikan. Sbagian besar perusahaan yang melakukan kecurangan laporan
keuangan adalah perusahaan yang relatif kecil dan memiliki komite audit yang “tidak
aktif”, dewan direksi yang didominasi oleh orang dalam dan direksi “abu-abu” dengan
kepimilikan ekuitas yang signifikan dan minimnya pengalaman sebagai direksi pada
perusahaan lain, serta adanya hubungan keluarga di antara direksi atau pejabat.
Pengendalian persediaan harus diperiksa secara seksama. Ingatlah bahwa tidak
memadainya pengendalian yang utama akan menciptakan peluang kekurangan yang
membentuk segitiga kecurangan (fraud tringle). Terkait persediaan, pembelian, dan
harga pokok penjualan, focus utama kita adalah pengendalian terhadap proses
pembelian (permintaan pembelian dan order pembelian, dsb.), penerimaan (laporan
penerimaan, pengendalian fisik, dsb.), pencatatan liabilitas (faktur pemasok, memo

13
debit, dsb.), pengeluaran kas (cek,dsb.), penyimpanan, pemrosesan, dan pengiriman
persediaan, transfer harga pokok persediaan, menelusuri biaya persediaan yang
sebenarnya (terutama pada perusahaan manufaktur) dan pemeriksaan persediaan secara
fisik.
Ketika pengendalian persediaan menjadi lemah atau dapat dengan mudah diabaikan,
hilangnya sistem pengendalian atau pengabaian terhadap sistem pengendalian
merepresentasikan adanya indikator keccurangan bukan hanya sekedar kelemahan
pengendalian.

14
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan dan persediaan adalah
sesuatu yang saling berkaitan, karena pendapatan dihasilkan melalui penjualan
persediaan. Persediaan memiliki karakteristik fisik yang unik. Mengidentifikasi
karakteristik fisik ini dan memastikan bahwa angka yang dilaporkan dalam laporan
keuangan tersebut telah sesuai dengan karakteristik tersebut (volume, berat, dsb.)
adalah cara yang tepat untuk memastikan bahwa jumlah yang dilaporkan adalah
jumlah yang realistis. Kemudian, ketika berurusan dengan kecurangan persediaan,
penting untuk mengidentifikasi indikator dan eksposur yang terkait, melakukan
pencarian secara aktif adanyan indikator kecurangan, dan kemudian melakukan
tindak lanjut.

B. SARAN
Perlu adanya ke efektifan dalam menjalankan pengendalian internal di dalam
sebuah perusahaan yang bertujuan untuk meminimimalisir terjadinya fraud atau
kecurangan baik dengan melakukan pengndalian dalam laporan keuangan yang
berupa persediaan dan pendapatan agar terhindarnya dari fraud atau kecurangan
dalam sebuah perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/377625699/Kecurangan-Dalam Pendapatan-Dan
Persediaan

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-surakarta/teori-
akuntansi/kecurangan-laporan-keuangan-terkait-pendapatan-dan-persediaan/17725732

https://pdfcoffee.com/kecurangan-laporan-keuangan-pendapatan-dan-persediaan-pdf-
free.html

16

Anda mungkin juga menyukai