Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ELVI HASANAH

NIM : 201015201113

JAWABAN :

1. Analisis global pelayanan kebidanan

Fokus pembangunan kesehatan terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi masih
terus menjadi perhatian yang sangat besar bagi pemerintah karena penurunan AKI dan AKB
merupakan salah satu indikator pembangunan sebuah bangsa. Ujung tombak penurunan
kematian ibu (AKI) adalah tenaga kesehatan, dalam hal ini adalah bidan. Salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu dan bayi adalah faktor pelayanan yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keteranpilan tenaga kesehatan sebagai penolong
pertama pada persalinan tersebut, dimana setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih. Namun sayangnya sampai saat ini di wilayah indonesia masih banyak
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi yang masih mengggunakan cara-cara
tradisional sehingga banyak peluang merugikan dan membahayakan keselamatan ibu dan
bayi baru lahir. Di beberapa daerah, keberadaan dukun bayi sebagai orang kepercayaan dalam
menolong persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman, sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Keberadaannya berbeda dengan keberadaan bidan yang rata-rata masih muda
dan belum seluruhnya mendapat kepercayaaan dari masyarakat.

2. Tanggung jawab dan tanggung guat bidan


 Tanggung jawab bidan terhadap klien dan masyarakat
 Setiap bidan senantiasa menjungjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati
hak-hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.

 Tanggung gugat terjadi karena beberapa hal :


 Mal episiensi, keputusan yang diambil merugikan pasien
 Mal praktek/ lalai :
 Gagal melakukan tugas
 Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar
 Melakukan kegiatan yang mencederai klien
 Klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas
 Mal praktek terjadi karena :
 Ceroboh
 Lupa
 Gagal mengkomunikasikan

3. Cara bidan dalam mengatasi masalah budaya dalam persiapan kelahiran dan persalinan.
Bagi kebanyakan masyarakat yang kental akan budaya masih memilih melahirkan di tempat
dukun dari pada di tempat praktik bidanan maupun tempat pelayanan kesehatan yang mempuni
lainnya, tugasbidan di sini adalah memikirkan bagaina cara melakukan pendekatan terhadap
dukun tarsebut dan masyarakat agardapat melakukan edukasi, untuk langkah awal bidan dapat
memberikan penyuluhan terhadap dukun-dukun tentang tindakan pertolongan perslinan yang
tepat dan steril agar terhindar dari infeksi pasca bersalin, dan bidan memberikan pemahaman
kepada masyarakat tantang bahaya infeksi pasca bersalin dan bahaya pendarahan pasca bersalin,
setelah dilakukan penyuhan terhadap dukun-dukun, bidan memberikan pengertian kepada
masyarakat bahwa sanya bidan memperbolehkan bersalin melalui dukun dengan harus di damping
oleh bidan untuk mengperkecil kemungkinan terjadinya infeksi ataupun pendarahan pasca
bersalin.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi asuhan kebidanan


 Lingkungan

Kebiasaan adat istiadat


Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-masing.
Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya
bumil dilarang makan strawberry karena tubuh bayi akan berbintik, menggeliat karena bayi
akan terlilit tali pusat dan lain-lain.

 Sosiaol

Fasilitas kesehatan

Adanya falitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan
kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat,
sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilias kesehatan ini sangat
menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kematian ibu ( AKI ).

 Ekonomi

Fasilitas kesehatan

Adanya falitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan
kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat,
sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilias kesehatan ini sangat
menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kematian ibu ( AKI ). Untuk
menghemat pengeluaran terkadang wanita tersebut tidak dapat mengkonsumsi makanan yang
lebih bergizi yaitu kaya akan protein, kalsium atau mineral yang lain yang dibutuhkannya dan
ibu juga harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga menyebabkan
waktu istirahatnya  berkurang, tidak ada waktu dan biaya untuk memeriksakan kehamilannya
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan
psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ekonomi yang baik, otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizipun akan
meningkat karena nutisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secra
psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari – hari setelah
bayinya lahir.

5. Contoh khasus yang merugikan pasien dalam kerahasiaan pelayanan kebidanan, salah
satu contohnya yaitu dengan kebocoran data pasien yang dapat merugikan pasien apa
bila data pasien tersebut di salah gunakan.
6. Sampai saat ini belum ada data spesifik dan rekomendasi tentang penanganan Ibu Hamil
dengan Covid-19 ( Data POGI, 2020) ▪ Ibu hamil merupakan vulnerable population terkait
dengan sistem imun dan sistem kardiorespirasi (Dashraat. P, 2020)
7. Berdasarkan UU No. 4 tahun 2019, untuk dapat berpraktik mandiri, bidan wajib
mengambil pendidikan profesi.Haliniwajibdilakukanbaikoleh bidan dengan pendidikan aka
demik,maupun pendidikan vokasi.Tanpa mengambil pendidikan profesi, bidan hanya di
perbolehkan berpraktik di fasilitas kesehatan.
 Pendapat saya tentang undang undang di atas, saya satuju karena tingginya
pengetahuan bidan berpengaruh besar terhadap kualitas pelayanan.
8. Saat ini, layanan kesehatan ibu tidak terlepas terkena dampak baik secara akses maupun
kualitas dikarenakan merebaknya Coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS- COV2). Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mendeklarasikan
bahwa COVID-19 merupakan pandemi di dunia. Kasus COVID-19 pertama kali
dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, yang kemudian berkembang ke
hampir seluruh provinsi di Indonesia. Pemberian layanan maternal di masa pandemi perlu
menjadi perhatian untuk menghindari terjadi peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu,
terlebih saat ini terdapat pembatasan pelayanan kesehatan maternal. Seperti ibu hamil
menjadi enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut
tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta
adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk alat
pelindung diri.

Anda mungkin juga menyukai