TUBERCULOSIS TULANG
DIRUANGAN ANAK
DISUSUN OLEH :
ELVI HASANAH
NIM : 1801057
(…………………………………..) (………………………………….)
A. PENGERTIAN
Selama ini yang sering kali kita dengar adalah mengenai TBC atau tuberkulosis paru.
Tapi, ternyata TBC tidak hanya menyerang paru-paru Anda saja, tetapi juga dapat menyebar
dan menyerang tulang, dikenal dengan nama TBC tulang. Jika tidak diobati, TBC dapat
menyebar ke seluruh bagian tubuh Anda melalui aliran darah, termasuk tulang.
TBC tulang terjadi ketika tubuh Anda terjangkit infeksi bakteri penyebab TBC yaitu
Mycobacterium tuberculosis, kemudian bakteri tersebut menyebar ke luar paru-paru.
Umumnya, tuberkulosis dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui udara.
C. ETIOLOGI
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2015,
diperkirakan 9,6 juta orang mengidap TB dan 1,5 juta orang meninggal karena TB pada tahun
2014. Asia Tenggara dan Pasifik Barat merupakan negara yang menyumbang sekitar 58%
dari total kasus TB di dunia. Selain itu, seperempat kasus TB di dunia terjadi di Afrika yang
juga merupakan wilayah dengan angka morbitas dan mortalitas TB tertinggi di dunia. Negara
dengan insiden TB tertinggi di dunia yaitu berturut-turut India, Indonesia, dan China.
D. FATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
TBC tulang belakang terjadi akibat menyebarnya bakteri tuberkulosis dari paru-paru
ke tulang belakang hingga ke keping/sendi yang ada di antara tulang belakang. Kondisi ini
menyebabkan matinya jaringan sendi dan memicu kerusakan pada tulang belakang. Beberapa
faktor risiko lain yang menyebabkan seseorang terinfeksi TBC tulang belakang, antara lain:
1. Faktor sosial ekonomi yang rendah atau buruk, turut memengaruhi standar kualitas
hidup, misalnya orang-orang yang tinggal di area yang kumuh dan padat.Tinggal di
area yang memiliki tingkat kasus tuberkulosis tinggi atau endemik.Orang yang
kekurangan nutrisi. Orang-orang kelompok lanjut usia.Terinfeksi HIV yang
mengakibatkan rendahnya sistem kekebalan tubuh.Orang dengan sistem kekebalan
tubuh menurun lainnya, misalnya pengidap kanker, penyakit ginjal stadium lanjut,
dan diabetes.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Berbagai tes laboratorium yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis TBC tulang
belakang, antara lain:
a. Tes sedimentasi sel darah merah yang dilakukan untuk mendeteksi peradangan di
dalam tubuh.
b. Tes kulit Mantoux untuk memastikan apakah pengidap terinfeksi bakteri TBC atau
tidak.MRI dan CT scan untuk mengetahui tingkat penekanan dan perubahan elemen
tulang pada stadium awal penyakit. MRI lebih direkomendasikan dibandingkan CT
scan.
c. X-ray tulang belakang dan dada (CXR). Tes ini bertujuan untuk mendeteksi
kerusakan atau penyempitan ruang antar sendi tulang belakang. Prosedur ini juga bisa
mendeteksi apabila tuberkulosis pada saluran pernapasan sudah menyebar ke tulang
belakang.
d. Biopsi pada tulang atau jaringan sinovial untuk mendeteksi jenis bakteri penyebab
TBC tulang belakang.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi pada tulang dan sendi menjadi salah satu kasus komplikasi yang paling sering
terjadi akibat penyebaran bakteri penyebab TB yang tidak terkendali. Sebagian besar kasus
komplikasi TB tulang dan sendi menyerang tulang belakang sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan serius, kerusakan saraf, hingga rusaknya bentuk tulang belakang.
Hati menjadi bagian tubuh yang rawan terkena komplikasi bakteri penyebab tuberkulosis.
Aliran darah yang terkontaminasi dapat menyebabkan hepatic tuberculosis dan menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan lain, mulai dari pembengkakan pada hati hingga menguningnya
kulit dan lapisan mukosa akibat ketidakseimbangan bilirubin.
Komplikasi tuberkulosis kerap menyerang ginjal melalui infeksi bagian luar (cortex) yang
secara perlahan menginfeksi hingga ke bagian yang lebih dalam (medula). Kondisi ini
menimbulkan komplikasi lain, seperti penumpukan kalsium, hipertensi, pembentukan
jaringan nanah, hingga gagal ginjal.
G. PENATALAKSANAAN
Terapi Antituberkulosis
Sebagian besar pasien dengan spondilitis TB memiliki respon yang baik terhadap
pengobatan antituberkulosis (82-95%). Obat antituberkulosis (OAT) yang diberikan adalah
rifampicin (R), isoniazid (H), pirazinamid (Z), etambutol (E). Regimen yang diberikan
adalah OAT Kategori 1 (2RHZE/4H3R3).
DAFTAR PUSTAKA
Samsuhidajat, Wim de Jong. Sistem Muskuloskeletal. Buku Ajar Ilmu Bedah.EGC, 2003,hlm
907 – 910.2.
Rasjad Chairuddin. Infeksi dan Inflamasi. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Makasar : Bintang
Lamumpatue; 2003. Hal. 144 – 149.3.
http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/18/tuberkulosis-tulang/4.
http://www.meddean.luc