STATISTIK
02
TEKNIK Teknik Mesin W132100023 Ir. Renova Umarsyah, MT.
Abstract Kompetensi
Statistik Deskriptif, Pengumpulan Mahasiswa mampu memahamii
dan pengolanan dan penyajian pengertian statistik dan teknik-teknik
data diagram yang enggambarkan penyajian data
atau berkaitan dengan suatu
masalah tertentu untuk di
selesaikan.
2. Statistik Deskriptif
STATISTIK DESKRIPTIF
A. Pendahuluan
Kata statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang artinya negara atau
menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Pengertian statistik ini
kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti berikut ini.
1. Statistik adalah sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang
masih acak maupun angka yang sudah tersusun dalam suatu tabel
2. Statistik adalah sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan, pengolahan,
analisis, serta penafsiran data yang terdiri dari angka-angka.
3. Statistik adalah sekumpulan angka yang menjelaskan sifat-sifat dari data atau hasil
pengamatan/penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat disimpulkan bahwa statistik adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk beluk data yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penafsiran dan
penarikan kesimpulandari data yang berbentuk angka-angka.
1. Data;
2. perlakuan dari data, berupa pengumpulan, pengolahan/analisis, penafsiran dan
penarikan kesimpulan;
3. angka-angka.
Statistik yang berhubungan dengan pengumpulan data, penyajian data (pembuatan tabel-
tabel dan grafik-grafik) dan melakukan perhitungan-perhitungan statistik, termasuk kedalam
tugas “statistik deskriptif”
Statistik yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan secara umum dengan fakta yang
terbatas, disebut “statistik inferens atau statistik induktif”. Bermula dari data yang
terbatas atau sampel. Jadi tanpa data/fakta tidak bisa ditarik kesimpulan.
B. Pengertian
Iqbal Hasan (2004:185) menjelaskan :
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji
generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sample. Analisa deskriptif ini dilakukan
dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis
penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis nol (H0) diterima, berarti
hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan satu
variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk
perbandingan atau hubungan.
Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik mempelajari cara
pengumpulan data dan penyajian data sehingga muda dipahami. Statistik deskriptif
hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-
keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata statistik
deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.
Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada
kumpulan data yang ada. Didasarkan pada ruang lingkup bahasannya statistik
deskriptif mencakup :
Statistika Deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok
untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja
Fase statistika dimana hanya berusaha melukiskan atau mengalisa kelompok yang
diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok
yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif.
Sampel yang diambil harus harus bisa mewakili keseluruhan populasi yang diteliti, oleh
karena itu pemilihan sampel harus diusahakan sedemikian rupa sehingga sampel itu
bisa menunjukkan gambaran keadaan keseluruhan populasi, jumlah sampel jangan
terlalu sedikit dan menentukannya secara random atau sembarang.
Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah. Pengolahan data adalah
suatu proses untukmemperoleh data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan
cara atau rumus tertentu. Data ringkasan yang diperoleh dapat berupa jumlah (total),
rata-rata (average), persentase (percentage) dan sebagainya.
Agar data yang telah diolah gampang dibaca dan dimengerti oleh orang lain, perlu
disajikan dalam bentuk tertentu. Fungsi penyajian data antara lain :
1. Tabel data, yaitu penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun
menurut kategori tertentu dalam suatu daftar. Dalam tabel, data disusun secara
alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis atau menurut kelas-kelas yang
lazim. Berdasarkan pengaturan datanya, tabel dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
a. Tabel frekuensi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat banyaknya kejadian
atau frekuensi suatu kejadian.
b. Tabel klasifikasi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat pengelompokan
data. Jenis ini dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu tabel klasifikasi tunggal dan
tabel klasifikasi ganda.
c. Tabel kontingensi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat data sesuai
dengan rinciannya. Apabila bagian baris tabel berisikan m baris dan bagian
kolom tabel berisikan n baris maka didapatkan tabel kontingensi berukuran m x n.
d. Tabel korelasi, yaitu tabel yang menunjukkan atau memuat adanya korelasi
(hubungan) antara data yang disajikan.
2. Grafik data atau diagram data, yaitu penyajian data dalam bentuk gambar-gambar.
Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual dari tabel. Grafik
data dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
a. Piktogram, yaitu grafik data yang menggunakan gambar atau lambang dari data
itu sendiri dengan skala tertentu.
b. Grafik batang atau balok, yaitu grafik data berbentuk persegi panjang yang
lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran sesuai dengan data
yang bersangkutan. Grafik batang dapat berupa grafik tunggal, berganda atau
komponen berganda.
c. Grafik garis, yaitu grafik data berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis
yang menghubungkan titik-titik pada bilangan. Digunakan dua garis yang saling
berpotongan dan saling tegak lurus (sistem salib sumbu). Pada garis horizontal
(sumbu X) ditempatkan bilangan yang sifatnya tetap (seperti tahun dan ukuran-
ukuran). Pada garis tegak(sumbu Y) ditempatkan bilangan yang sifatnya
berubah-ubah (seperti harga, biaya dan jumlah).
d. Grafik lingkaran, yaitu grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi
juring-juring sesuai dengan data tersebut. Bagian dari keseluruhan data
dinyatakan dalam persen. Ada dua cara untuk membuat grafik lingkaran, yaitu :
1) Membagi keliling lingkaran menurut data-data yang ada
2) Membagi lingkaran menurut dara yang ada dengan menggunakan busur
derajat
START
Pengumpulan data
kuantitatif
Pengolahan, Penyederhanaan,
dan penataan data kualitatif
Statistik Deskriptif
STOP
Analisis deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil
penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan melalui
pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat
digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis nol (H0) diterima, berarti hasil penelitian
dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih tapi
bersifat mandiri, karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan.
Jenis teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif harus sesuai
dengan jenis data atau variabel berdasarkan skala pengukurannya, yaitu nominal,
ordinal , atau interval/rasio.
1. Uji binomial.
Distribusi binomial adalah suatu distribusi yang terdiri dari dua kelas (dua peristiwa
yang biasanya saling berkomplemen). Jadi jika dalam suatu populasi dengan jumlah
n terdapat 1 kelas yang berkategori x maka kelas yang lain adalah yang berkategori
n – x. Probabilitas untuk memperoleh nilai x dirumuskan :
n
P( x ) P x Q n x
x
Keterangan :
P : Proporsi kasus yang diharapkan dalam salah satu kategori dan kategori
lainnya adalah Q dimana Q = 1 – P
n
: kombinasi x dalam n
x
n!
=
x!(n x)!
Dalam prakteknya, tes binomial dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana,
dimana untuk membuktikan H0 dilakukan dengan cara membandingkan nilai P dalam
tabel (yang berdasarkan nilai n dan nilai yang terkecil dalam tabel tersebut) dengan
taraf nyata tertentu. Prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut :
e. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau tidak
( f0 fh )2
2
fh
Keterangan :
χ2 : kai kuadrat
2 ( db) ....
( f0 fh )2
2
fh
Kategori
I a b
II b n
e. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak
Untuk menguji data ordinal, digunakan uji Run. Uji run yang digunakan dalam menguji
hipotesis deskriptif adalah untuk urutan suatu kejadian. Pengujian dilakukan dengan
cara mengukur kerandoman populasi yang berdasarkan data hasil pengamatan melalui
data sampel. Pengamatan terhadap data dilakukan dengan mengukur banyaknya run
dalam suatu kejadian.
H0 ditolak (H1 diterima) apabila r hitung lebih kecil dari r tabel batas bawah atau lebih
besar dari r tabel batas atas.
Jika datanya sudah diketahui tanda ”-” dan tanda ”+” maka nilai r langsung bisa
dihitung (langsung masuk ke no. 5)
5. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak
Uji Z dirumuskan
X 0
Z0 n
s
n
Uji t dirumuskan
X 0
t0 n
s
n
Keterangan :
Z0 : Nilai Z hitung
t0 : Nilai t hitung
X : Rata-rata x
s : Simpangan baku
Prosedur uji statistik untuk uji Z dan uji t pada prinsipnya sama, yang berbeda hanya
rumus uji statistiknya. Prosedur uji statistiknya hanya diberikan untuk uji t, yaitu sebagai
berikut :
b) H0 : μ = μo
H1 : μ < μo
c) H0 : μ = μo
H1 : μ ≠ μo
c) Untuk H0 : μ = μ0 dan H1 : μ ≠ μ0
H0 diterima (H1 ditolak) apabila -tα/2 ≤ t0 ≤ tα/2
X 0
t0 n
s
n
5. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak
[b] Median
[c] Modus
2.2. Notasi
Sebelum ditinjau perihal perhitungan rata-rata atau harga menengah marilah ditinjau
terlebih dahulu notasi atau lambang cara penulisan untuk penjumlahan
n
Lambang x
i 1
i digunakan untuk menjumlahkan semua x dari i 1 s/d i = n.
n
Jadi x
i 1
i menjadi x
i 1
i , atau x i Untuk memudahkan dapat dituliskan lambang ini sebagai berikut.
x
i 1
i x1 x2 x3 ............ xn
n
Contoh 1. x y
i 1
i i x1 y1 x2 y2 x3 y3 ............ xn yn
n n
Contoh 2. axi ax1 ax2 ax3 ............ axn a xi Lebih singkatnya
i 1 i 1
n
dapat ditulis sebagai berikut. ax
i 1
i a( x1 x2 x3 ............ xn ) a xi
i 1
(axi byi czi ax by cz
i 1
(axi byi cz i a x b y c z
Sudah biasa jika dibicarakan perihal nilai rata-rata yang dimaksudkan adalah hasil perhitungan
harga rata-rata atau harga menengah. Harga tersebut diperoleh dari menjumlahkan semua
upah dari variabel dan kemudian membaginya dengan jumlah tukang. Di dalam
Perhitungan menengah, harga rata-rata dari sekelompok bilangan x, +x2 +……… +x,
x "x bar"
dengan lambang adalah yang dibaca sebagai .
x x2 ........ xn x x i
x 1
i 1
n n N
Contoh 4. Jika seorang penjual koran masing -masing berpendapatan 8000, 9000,
10 000, 11000, dan 12 000 rupiah sehari, maka rata-rata seorang berpendapatan
Jika harga variabel diberikan di dalam bentuk tabel frekuensi, setiap harga dikalikan
dengan frekuensi yang bersangkutan dan kemudian dijumlahkan. Jumlah tersebut dibagi
dengan total frekuensi, sehingga dihasilkan harga menengah perhitungan atau (HP).
Perhitungan menengah ini biasanya juga disebut arithmatic mean yang disingkat AM, yang
dapat dinyatakan sebagai,
f1 x1 f 2 x2 ...... f n xn f x 1 1
PM i 1
f1 f 2 ........ f n n
f
i 1
1
Harga menengah perhitungan ini juga diberi lambang atau notasi sebagai .
Dengan demikian kita dapat menuliskan hubungan tersebut dengan lebih singkat yaitu :
fx atau x fx di mana N f
x
f N
1 k
x f r xr dimana k = jumlah frekuensi
N r 1
8 9
10 12
11 7
12 8
15 1
Penyelesaian
Jika upah harian diberi notasi x dan jumlah yang bersangkutan dengan upah tersebut
dengan f maka kita peroleh,
x f fx
8 9 72
10 12 120
11 7 77
12 8 96
15 1 15
N = f = 37 fx = 380
0–4 6
4–8 11
8 – 12 20
12 – 16 7
16 – 20 4
x f fx
2 6 12
6 11 66
10 20 200
14 7 98
18 4 72
Total 48 448
HP
fx 448 9,3333 harga pendekatan
f 48
Jawab : 15,31
2.4. Median
Median merupakan nilai dari cacah atau item yang paling tengah atau perhitungan
menengah dari dua cacah paling tengah di mana cacah diberikan dalam urutan kuantitas
atau magnitude.
10 12
11
2
Dapat dilihat bahwa 50% dari cacah memiliki nilai lebih kecil atau sama dengan median,
sedangkan 50% lainnya memiliki nilai lebih besar atau sama dengan median. Untuk
kumpulan data individual digunakan rumus median sebagai berikut :
n 1
Median = Nilai cacah
2
Di mana x1 , x2 , x3 ............., xn merupakan nilai dari variabel yang memenuhi, nilai dari
n 1
x1 , x2 , x3 ............., xn seharusnya telah disusun sesuai dengan urutan kuantitas. Jika
2
n
dinyatakan dalam desimal maka median sebagai harga menengah hitungan dengan nilai
2
n
dan 1 cacah.
2
Untuk distribusi frekuensi di mana f berbeda dengan harga x variabel yang diberikan maka
n 1
Median = Nilai dari cacah
2
Di sini diperoleh kelas di mana menyatakan ke N/2 cacah. Kelas ini disebut sebagai kelas
median. Untuk menentukan nilai median dari kelas median digunakan rumus sebagai
berikut :
N /2 X
Median = L h
f
Di mana,
1. Nilai dari variabel dalam urutan kuantitas. Pada masalah variabel nilai kelas, kelas
harus merupakan urutan yang nilainya dalam harga kuantitas yang menanjak.
2. Dalam bentuk terbatas maka batas aktual atau kelas
median yang diambil untuk perhitungan L dan h.
3. Kelas tidak boleh memiliki interval yang sama.
4. Pada kelas dengan ujung terbuka (open end class), dianjurkan untuk menghitung rata-
ratanya dengan menggunakan median.
3, 7, 9, 4, 2, 8, 10.
Penyelesaian.
Nilai kuantitas variabel bila disusun dalam urutan menanjak adalah sebagai
berikut.
x = 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10. Di sini n = 7
N 1
Median = Nilai dari cacah
2
x 0 1 2 3 4 5 6
f 5 9 10 12 6 4 2
Penyelesaian
x f cf
0 5 5
1 9 14
2 10 24
3 12 36
4 6 42
5 4 46
6 2 N=48
N = 48
23
= 2,5
2
2.5. Modus
Modus dari sekumpulan data statistik adalah nilai kuantitas yang terbentuk dari
frekuensi yang terbesar yang mana merupakan nilai yang paling banyak terjadi. Dapat
saja kumpulan data tersebut tidak memiliki modus, tetapi jika terdapat modus dapat
saja modus tersebut tidak unik.
Salah satu cara menghitung modus adalah dengan cara menginspeksi. Biasanya
f rek uensi pada distr ibusi f r ekue nsi terdistribusi dalam nilai kuantitas
sehubungan dengan itu modus dapat ditentukan dengan cara menginspeksi kumpulan
data tersebut.
x 4 5 6 7 8 9 10 11 12
y 1 2 1 5 12 4 2 2 1
1
Modus = L h
1 2
1. Nilai kuantitas (atau nilai kuantitas kelas) dari variabel harus dalam urutan yang
menanjak.
2. Jika kelas dalam bentuk inklusif, maka batas aktual kelas modal diambil atau
digunakan untuk menghitung L dan h.
3. Kelas-kelas harus memiliki interval yang sama.
Harus diperhatikan bahwa disaat menganalisis tabel analisis, dapat ditemukan dua
atau lebih nilai kuantitas yang sama (dari nilai kuantitas kelas) dari variabel yang
memiliki angka yang sama. Di dalam hal ini, jika terhadap kasus tersebut dilakukan
perhitungan dengan cara grouping akan mengalami kegagalan. Distribusi di atas
disebut sebagai distribusi multi-modal.
MODUS EMPIRIS
Modus disebut modus empiris oleh karena tidak dihasilkan dari perhitungan aljabar.
Walaupun demikian umumnya di dalam penelitian perhitungan distribusi nilai
kuantitas modus mendekati .harga 3 median dikurangi 2 perhitungan menengah (PM).
Atas alasan inilah rumus perhitungan modus di atas disebut sebagai modus empiris.
Jumlah Item 4 7 10 6 2 1
Penyelesaian.
Untuk menghitung modus dari distribusi di atas maka perlu disusun suatu tabel sebagai
berikut.
Dengan cara inspeksi dapat ditentukan bahwa modus adalah Rp 30.000, oleh
karena frekuensi dari 30.000 merupakan frekuensi yang tertinggi dibandingkan
dengan frekuensi yang lain dari x. Terlebih lagi frekuensi tetangganya merupakan
suatu dominasi.
Contoh 11. Hitunglah nilai modus dari distribusi frekuensi berikut ini.
x 4 5 6 7 8 9 10 11 12
f 15 18 12 30 27 40 20 20 12
Penyelesaian.
Pada distribusi yang diketahui di atas tak dapat ditentukan nilai dari modus, dengan
hanya melakukan inspeksi atau pemeriksaan. Dalam hal ini akan diaplikasikan cara
dengan melakukan grup. Nilai variabel telah dalam bentuk urutan dari kuantitas.
Tabel Grup
I II III IV V VI
x f
4 15 15+18
5 18 = 33 18+12 15+18+
7 30 =42 30+27 = 60
10 20 20+20 = 60 = 87 40+20
12 12 = 32 =52
Tabel Analisis
Kolom 9 8 10 7 11
I 1
II 1 1
III 1 1
IV 1 1 1
V 1 1 1
VI 1 1 1
Total 6 3 3 1 1
Jadi Modus = 9.
Penyelesaian
0-20 8+12+20+10+16 = 66
20-40 25+45+60=130
40-60 20+13=33
60-80 15
80-100 4
Dengan menggunakan cara inspeksi, modus kelas adalah 20-40. Diketahui bahwa,
1
Modus = L h
1 2
64
Jadi Modus = 20 + 20
64 97
= 20 +7,9503 = 27,9503
1. Hitunglah harga menengah dari 15, 14, 17, 32, 27, 23, 2, 4, 13 dan 16.
2. Suhu suatu termostat terbaca pada setiap interval dua menit untuk perioda 20
menit memberikan hasil sebagai berikut.
wakt 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
u
Suhu 3,10 3,15 3,15 3,16 3,15 3,16 3,15 3,15 3,16 3,16 3,15
1 8 9 0 2 2 2 8 2 2 5
Hitunglah suhu nilai rata-rata atau 104 menengah dan standar deviasi.
3. Hitunglah perhitungan menengah, harga rata-rata, deviasi pukul rata dan deviasi
standar dari berat mahasiswa di bawah ini,
Berat (kg) Jumlah Mahasiswa
60-62 5
63-65 18
66-68 42
69-71 27
72-74 8
4. Hitunglah Perhitungan Menengah dari tabel frekuensi mahasiswa putri berikut ini.
Tinggi badan (cm) 148 152 157 163 168 173
Jumlah mahasiswa 12 14 20 13 8 5
5. Hasan, Iqbal, 2004. Analisa Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : PT Bumi
Aksara
6. Hasan, Iqbal, 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta : PT
Bumi Aksara
7. Subagyo, Pangestu, 2003. Statistik Deskriptif. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
8. Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito Bandung
9. Suryoatmono, Bambang, 2007. Kursus Statistika Dasar. (online) :
http://home.unpar.ac.id/~suryoatm/Kursus%20Statistika%20Dasar.PDF