Anda di halaman 1dari 7

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

selamat sore bapak yusuf serta teman-teman lainnya yang


berbahagia. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT
karena telah memberikan rahmat kesehatan dan keselamatan sehingga kita dapat
berkumpul di ruang zoom pada mata kuliah metode penelitian.

Selama 3 sks kedepan, saya dan kelompok 2 akan menjelaskan kepada teman2
mengenai metode penelitian pendidikan

Perkenalkan nama saya Regita ayu cahyani sebagai moderator pada presentasi
kelompok 2 kali ini yang akan membimbing jalannya presentasi dan diskusi ini. Dan
tentunya saya tidak sendiri, Adapun anggota kelompok saya yaitu :

- Ridha Jihan Resty

- Revina anjelika

- Shifa Fadhilah

Baik teman-teman, langsung saja kita mulai presentasi hari ini, saya persilahkan
untuk penyaji pertama yaitu ridha jihan untuk memaparkan materinya, kepadanya
dipersilahkan

Penelitian Tindakan

Stringer (1996:15) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai pendekatan


kolabolatif untuk menyelidiki, menelaah atau mengkaji dan menemukan sesuatu yang
memungkinkan orang menggunakan tindakan yang sistematis untuk menyelesaikan
suatu permasalahan.

Dalam konteks sekolah, penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan


penelitian yang didasarkan pada prinsip kolaboratif (kerjasama) dan reflektif
(perenungan atau penilaian) yang dilakukan oleh pendidik atau guru yang bekerja
sama dengan pihak-pihak lain terkait untuk memperbaiki praktik kependidikan,
khususnya proses belajar mengajar di ruang kelas. Sehingga penelitian tindakan
dalam bidang pendidikan merupakan gerakan guru sebagai peneliti, yang tujuannya
mengurangi kesenjangan antara theory dan practice.

Jadi pada intinya penelitian tindakan ini merupakan pengkajian terhadap suatu
masalah dalam lingkup tertentu di situasi lokasi tertentu yang difokuskan pada upaya
untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kualitas individu maupun
kelompok.
Selama ini ada anggapan bahwa penelitian hanya dapat dilaksanakan oleh
mereka yang memiliki profesi sebagai peneliti. Dengan adanya anggapan yang
demikian, guru yang mengadakan perbaikan proses belajar-mengajar di kelasnya
seringkali tidak berani melangkah untuk melakukan penelitian. Padahal dia adalah
pihak yang paling mengetahui segala sesuatu yang ada di dalamnya. Penelitian
mengenai proses belajar-mengajar di kelasnya kemudian diteliti oleh pihak luar yang
dianggap memiliki kompetensi dalam penelitian. Akibatnya, kegiatan penelitian
kadang-kadang dirasakan oleh guru di kelas sebagai kegiatan yang “dipaksakan” oleh
pihak luar. Guru tidak merasa sebagai pihak yang berkepentingan langsung dengan
penelitian tersebut.

Kalaupun pihak luar dianggap sebagai pihak yang tahu banyak mengenai
teori, guru tetap harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan
penelitian yang berhubungan dengan kegiatan dalam ruang kelas, karena guru adalah
pihak yang langsung berkecimpung di lapangan sehingga tahu banyak tentang
permasalahan praktis. Jika tidak ada kerja sama di antara kedua pihak tersebut,
kesenjangan antara teori dan praktik tetap ada. Dengan penelitian tindakan, karena
guru juga sekaligus sebagai peneliti, atau karena ada kerja sama yang erat antara guru
dan pihak luar, kesenjangan antara teori dan praktik dapat dijembatani.

JENIS-JENIS PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu :

1. Penelitian kelas.
Menurut Rochman (1995:4) penelitian kelas adalah upaya yang
dilakukan guru atau personil lain (individu/ kelompk) di sekolah yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran atau pelayanan,
menguji asumi teori pendidikan dalam praktek pengajaran serta menilai
seluruh kegiatan pendidikan dalam sistem pendidikan. Jadi penelitian kelas
adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran sehari-hari.
Penelitian kelas berfokus pada upaya peningkatan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan. Sehingga Kepekaan terhadap apa yang dialami
diri pribadi pada saat memberikan layanan bimbingan / layanan pembelajaran
di kelas merupakan landasan kebutuhan untuk melakukan penelitian. Dengan
kata lain guru atau konselor harus melakukan introspeksi dan retrospeksi
terhadap apa yang selama ini di kerjakan dan bagaimana dampaknya terhadap
kelompok/komunitas yang dilayani.
Masalah yang memerlukan perhatian pada penelitian kelas antara lain
meliputi : pribadi tenaga pendidik , keterampilan menggunakan pendekatan
dan teknik-teknik pelayanan bimbingan dan konseling yang tepat, penyusunan
program layanan bimbingan dan konseling, keterampilan membuat dan
menggunakan media pembelajaran, kemampuan dan keterampilan menjalin
relasi sosial, dll.
2. Penelitian kolabolaratif.
Penelitian kolaboratif adalah upaya yang dilakukan oleh guru atau
konselor secara kelompok bersama-sama dengan pihak luar baik akademisi,
orang tua, lembaga institusi ataupun peneliti lain untuk memperbaiki,
merubah dan meningkatkan keterampilan guru atau konselor yang
professional, serta memperbaiki, merubah dan meningkatkan mutu lembaga
baik dari sisi input, proses maupun outcome. Sehingga landasan awal yang
mendorong kebutuhan dilaksanakan penelitian secara umum terjadi pada
setting pendidikan mulai dari kurikulum, perilaku tenaga pendidik,
manajemen pendidikan sampai dengan mutu hasil pendidikan.
Kedua jenis penelitian ini dapat dilakukan secara bersamaan, dalam
arti melaksanakan penelitian kelas dalam bentuk kolaboratif. Dilaksanakan
secara formal maupun informal. Permasalahan awal dalam penelitian kelas
dapat menjadi dasar bagi penelitian kolaboratif dan sebaliknya, tergantung
fokus awal permasalahan. Jika guru/ konselor menginginkan masukan yang
inovatif dan komprehensif dari permasalahan yang ditanggulangi melalui
penelitian kelas, maka diperlukan penelitian kolaboratif sebagai tindak lanjut.
Sebaliknya jika guru/konselor merasakan memerlukan pelatihan yang lebih
variatif dengan elemen-elemen yang dirasakan dari fokus permasalahan
spesifik pada penelitian kolaboratif maka guru/ konselor dapat melanjutkan
penelitian melalui penelitian kelas.
Penelitian yang dapat dilakukan konselor dalam penelitian kolaboratif
antara lain meliputi : implementasi teori, diseminasi penemuan baru,
peningkatan kualitas keterampilan dalam melaksanakan teknik-teknik
bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok,
kemampuan melakukan asessment, kemampuan mengelola layanan
bimbingan dan konseling dan kemampuan menyusun, melaksanakan dan
mengevaluasi program serta pengembangan pendekatan baru.

TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN


Menurut Grundy dan Kemmis (1990:322), penelitian tindakan memiliki dua
tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Penelitian
tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik
yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan.

Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak yang terkait. Jika


penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, pihak yang terkait adalah, antara lain,
kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa. Karena pada dasarnya
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian sosial. Pihak yang terlibat langsung
dalam kegiatan praktik yang sedang diteliti hendaknya dilibatkan dalam semua
tahapan kegiatan penelitian: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian.

SIFAT DAN PROSEDURE PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut (Rochman, 1997:7-


8& Stringer 1996 :11) :

1) proses yang dirancang dalam melakukan penelitian tindakan dilakukan untuk


menanggulangi masalah nyata yang dihadapi oleh individu yang bertanggung
jawab atau terkait langsung dengan permasalahan
2) rancangan hingga penerapan temuan berkembang dan dilaksanakan
sepenuhnya di lapangan
3) metode penelitian diterapkan secara kontekstual, dalam arti metoda yang
digunakan sangat tergantung pada apa yang berkembang dalam proses
penelitian
4) terarah pada peningkatan kinerja, dalam arti bertujuan untuk peningkatan
mutu
5) luwes dan dapat disesuaikan dengan keadaan, penelitian tindakan tidak terikat
dengan aturan-aturan ketat penelitian dari mulai penetapan variabel, sampel
hingga pengembangan rekomendasi
6) mengandalkan data langsung serta hasil refleksi, dalam arti semua sumber
data adalah apa yang terjadi selama proses penelitian. Validasi data diperoleh
melalui triangulasi.
7) penelitian eksperimen yang longgar, terwujud dalam bentuk penelitian
eksperimen langsung tetapi sangat memfasilitasi kemungkinan
berkembangnya variabel maupun intervensi yang dilakukan bersama subjek
peneletian
8) situasional dan spesifik, fokus masalah yang diteliti sangat situasional dan
spesifik untuk masing-masing individu.
9) peneliti berperan sebagai fasilitator. Hasil penelitian merupakan proses
mendefinisikan kembali komunitas yang dilayani
10) eksplorasi kolaborasi harus membantu para praktisi mengembangkan
pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi.

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan meliputi tahapan


perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan refleksi,.

 Perencanaan
Dalam penelitian tindakan, perencanaan menjadi langkah pertama
yang menjadi dasar bagi langkah berikutnya. Dengan demikian,
perencanaan harus mengarah pada apa saja yang akan dilakukan.
 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana. Tindakan yang
dilaksanakan adalah tindakan yang disengaja dan terkendali. Suatu
tindakan hendaknya dilandasi dengan niat untuk mengembangkan atau
memperbaiki situasi kelas dalam arti luas. Jika dilihat urutannya,
tindakan diarahkan oleh perencanaan, dalam arti bahwa tindakan harus
memperhatikan perencanaan sebagai landasannya.
 Pemantauan
Pemantauan dalam penelitian tindakan berfungsi untuk
mendokumentasikan implementasi perencanaan dalam pelaksanaan
tindakan. Oleh sebap itu, Pemantauan yang cermat diperlukan karena
tindakan pada umumnya mengalami kendala di lapangan.
Peneliti perlu mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan pada
situasi (baik yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki),
kendala yang timbul, dan masalah-masalah lain yang muncul.
 Penilaian
Penilaian dalam penelitian tindakan sering juga disebut refleksi atau
evaluasi. Refleksi bersifat retrospektif. Artinya, refleksi akan melihat
kembali tindakan yang telah dicatat dalam tahap pemantauan. Refleksi
berusaha memberi makna pada proses, masalah, kendala yang muncul
ketika tindakan strategis dilaksanakan, dan efektifitas tindakan untuk
memecahkan masalah atau meningkatkan situasi. Refleksi
mempertimbangkan berbagai macam perspektif dari pihak-pihak yang
terlibat dan berusaha memahami permasalahan dan penyebab
timbulnya permasalahan. Refleksi biasanya dilakukan melalui diskusi
antara pihak- pihak tersebut. Diskusi akan mengarah pada pemahaman
baru dan dijadikan dasar untuk memperbaiki rencana yang akan
dilaksanakan pada siklus berikutnya. Refleksi memiliki aspek
evaluatif, karena langkah ini meminta pihak-pihak yang terlibat untuk
menimbang-nimbang dan menilai apakah tindakan strategis yang telah
dilakukan efektif atau tidak.

Bbagaimana menentukan cara menentukan meteode penelitian, (levina)

4 meteode penelitian, bagaimana tahapan dalam metdoe penelitian kualitatif

Merumuskan hipotesis apakah terdapa kriteria

Sesi tanya jawab

Ya, untuk penyajian materi sudah selesai, untuk sesi berikutnya yaitu sesi tanya
jawab dan diskusi. Untuk termin yang pertama kami membuka untuk 3 penanya
terlebih dahulu

Dengan rules Untuk teman2 yang ingin bertanya, silahkan untuk rais hand,
lalu open mic dengan memaparkan pertanyaannya, setelah itu pertanyaannya bisa
diketik kembali di kolom chat agar teman2 yang lain bisa mengetahui bentuk
pertanyaannya. YA dipersilahkan kepada teman2 yg ingin bertanya

Ya karena sudah ada 3 penanya, saya dan kelompok meminta waktu terlebih
dahulu selama 10-15 menit untuk berdiskusi, kepada teman2 yang lain juga
dipersilahkan untuk memanfaatkan waktu ini dengan mencari solusi dari pertanyaan
yang telah dikemukakan sebelumnya.

------------------------

YA, dirasa waktu diskusi kelompok kami sudah cukup, maka pada sesi kali
ini kelompok kami akan mecoba menjawab pertanyaan2 yang telah di paparkan tadi,
untuk pertanyaan pertama dari ..... akan di jawab oleh

Ya diskusi kali ini dicukupkan... barang kali ada tambahan dari bapak dipersilahkan

-----------------

Ya, dari presentasi dan diskusi hari ini dapat disimpulkan  metode penelitian
pendidikan adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis, terkontrol,
berdasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan fakta dan gejala yang ada
dengan menggunakan metode tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan
dalam bidang pendidikan. Sehingga Jenis metode penelitian pendidikan sangat
bergantung pada peristiwa dari mana seseorang hendak meninjau persoalannya.
Adapun jenis-jenis metode penelitian pendidikan yang dapata digunakan diantaranya
yaitu metode penelitian kuantitatif, metode penelitian kualitatif,  serta metode
penelitian tindakan dan penelitian tindakan kelas.

“Demikian beberapa hal yang bisa kelompok 2 sampaikan pada kesempatan hari ini.
Saya dan kelompok 2 mohon maaf apabila ada tutur kata maupun tindakan yang
kurang berkenan bagi teman2 dan Bapak . Dengan ini, presentasi hari ini saya tutup.
Terimakasih atas partisipasinya. Wassalamualaikum wr.wb.”

Anda mungkin juga menyukai