2. Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri dada dan sesak nafas
disertai batuk.
Letak Keluhan : Pasien mengatakan nyeri pada bagian dada dan
menjalar sampai ke bahu.
Kapan Terjadi : Pasien mengatakan keluhan mulai terasa sejak
sebulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan aktivitasnya sehari-hari bekerja
sebagai sopir bus. Ia mengatakan berangkat kerja
mulai dari pagi jam 07.00 sampai jam 11.00 malam.
Pasien mengatakan saat bekerja ia sering
mengkonsumsi kopi dan merokok agar tidak
mengantuk saat perjalanan. Pasien mengatakan
sering terpapar asap dan polusi saat bekerja. Pasien
mengatakan bahwa dirinnya kurang istirahat dan
akhir-akhir ini merasa kesulitan tidur dimalam hari
dan sering terbangun karena merasa sesak napas.
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit
hipertensi serta ayahnya juga memiliki riwayat
hipertensi. Pasien mengatakan sakitnya mulai terasa
pada sebulan yang lalu namun belum terlalu parah
dan pasien mencoba mengabaikannya dan hanya
minum obat rumahan. Hingga pada seminggu
sebelumnya pasien mengatakan merasa lemah dan
nyeri dada yang menjalar hingga ke bahu bagian
kanan disertai sesak napas sehingga tidak dapat
bekerja seperti biasa, pasien juga mengatakan
kakinya bengkak namun tidak terasa sakit. aktivitas
sehari-harinya pun terganggu, seperti mengangkat
benda berat seperti galon, menyisir rambut,
menjangkau benda tinggi, menaiki tangga karena
nyeri pada bahu dan dada. Setelah itu pasien
langsung ke rumah sakit. Dokter mengatakan ia
mengalami gagal jantung kiri setelah melalui
berbagai pemeriksaan. Pasien mengatakan ia
disarankan untuk ke fisioterapi agar membantu
memulihkan kondisi pasien selain dengan
menggunakan obat dan perawatan medis lainnya.
Pasien mengatakan ini pertama kalinya ia datang ke
fisioterapi dan berharap agar dapat sembuh dan lebih
leluasa dalam bergerak dan bekerja.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan ia belum pernah mengalami
penyakit yang serupa.
Riwayat Penyakit Penyerta : Pasien mengatakan memiliki penyakit penyerta yaitu
hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan ayah kandungnya mengalami
hipertensi.
Medika Mentosa : Pasien mengatakan saat dirumah mengkonsumsi obat
salbutamol untuk sesak nafas dan saat di rumah sakit
mengkonsumsi obat spironolactone dan furosemide
serta diberi oksigen.
3. Anamnesis Sistem
Muskuloskeletal : Terdapat peningkatan tonus otot pada rotator cuff ,
otot deltoid dan otot pectoralis major, serta
pembengkakkan pada tungkai bawah.
Nervorum : Pusing dan berdenyut pada kepala saat serangan
mendadak serta nyeri menjalar pada bahu.
Respirasi : Sesak napas saat tidur dimalam hari dan beraktivitas
serta pola napas abnormal
Kardiovaskular : Mengalami hipertensi dengan nilai pengukuran
terakhir 160/90 mmHg
Integumentum : Warna kulit pucat
Urinaria : Sering buang air kecil pada malam hari
Gastrointestinal : Kehilangan selera makan
B. Pemeriksaan Fisik
1. Antropometri
a. Tinggi Badan : 165 cm
b. Berat Badan : 60 kg
c. IMT : 22, 03
Interpretasi : Normal
2. Vital Sign
a. Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Interpretasi : Hipertensi
b. Denyut Nadi : 70 x / Menit
Interpretasi : Normal
c. Pernapasan : 14 x / menit
Interpretasi : Bradikardia
d. Temperature : 36,5 0C
Interpretasi : Normal
C. Inspeksi
1. Inspeksi Statis
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Warna : Terlihat pucat
Kepala dan Leher : Kepala dan leher simetris
Regio Perifer : Tampak simetris
Bentuk Tubuh : Tampak bahu kanan lebih tinggi tampak oedem pada kaki.
Bentuk Dada : Tampak sedikit protraksi, simetris
Postur : Tampak sedikit kifosis
Pola Nafas : Tampak tidak teratur
2. Inspeksi Dinamis
E. Auskultasi
No. Tempat Pemeriksaan Hasil Interpretasi
1 Katup Bikuspidalis/Mitral Lub-dub Normal
2 Katup Aorta Lub-dub-dub Hipertensi,
gagal jantung
kiri
3 Katup Trikuspidalis Lub-dub Normal
4 Katup Pulmonalis Lub-dub Normal
G. Pemeriksaan Spesifik
1. Pemeriksan New York Heart Association (NYHA)
Prosedur : - Pasien diminta untuk menyebutkan gejala sesuai kondisinya.
- Sesuaikan gejala yang disebutkan dan yang dijelaskan pasien dengan form
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan fungsional dan tingkat sesak nafas pada
penderita gangguan jantung.
Interpretasi : NYHA II
Pasien mengalami sedikit kesulisan bernafas saat melakukan
aktivitas fisik.
Gejala Hasil Keterangan
Aktivitas terganggu Pasien mengalami sedikit
ganggu aktivitas fisik kesulitan bernafas saat melakukan
seperti berkendara, NYHA II aktivitas fisik.
mengangkat barang, maka
akan muncul sedikit sesak
nafas.
Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada keterbatasan ROM pada regio thorax
Interpretasi : Semua gerakan region thorax tidak full ROM
Shoulder Letak ROM Normal ROM Pasien IP
Dextra Goniometer/AXIS/
Fulcrum
Ekstensi/Fleksi Garis Tengah Tubuh S. 30°-0°-85° S. 20°-0°-55° Tidak full ROM
7. Pengukuran Antropometri
Prosedur : Mengukur panjang dan lingkar tubuh pada bagian betis dan telapak kaki
menggunakan meter line.
Tujuan : Untuk mengukur lingkar segmen tubuh dan mengetahui adanya oedem
Hasil : Ditemukan adanya oedem pada kedua betis dan telapak kaki , dengan
hasil ukur lingkar betis pada dekstra : 37 cm dan sinistra :38 cm. serta
lingkar pergelangan kaki pada dekstra : 24 cm pada sinistra : 35 cm
No Ekstermitas Bawah Tungkai Nilai Normal Hasil Ukur Keterangan
Dekstra
1 Panjang Betis 43 cm 43 cm Normal
2 Lingkar Betis 34 cm 37 cm Ada oedem
3 Panjang Pergelangan Kaki 10 cm 10 cm Normal
4 Lingkar Pergelangan kaki 20 cm 24 cm Ada oedem
Lalu minta pasien untuk mengisi kuesioner tersebut dengan waktu kira-
kira 10 menit.
Tujuan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat ADL pasien untuk intervensi
selanjutnya.
Hasil : Pasien memiliki jumlah skor 5 dengan activity daily living mandiri
sangat ringan.
Tujuan : Untuk mengetahui dan mengukur dosis latihan yang cocok untuk pasien
sesuai jumlah denyut nadi saat istirahat dan saat latihan
Hasil : Pasien memiliki nilai DL: 110x/menit dan nilai DI : 100 x/menit
Keterangan:
DL = denyut nadi latihan
DI = denyut nadi istirahat
a. Batas atas
DL = DI + (40%) (220-usia-DI)
= 70+ (40:100) (220-50-70)
= 70 + (0,4) (100)
=70 +40
= 110
b. Batas bawah
DL = DI + (30%) (220-usia-DI)
= 70+ (30:100) (220-50-70)
= 70 + (0,3) (100)
= 70+30
=100
H. Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Prosedur :
1. Atur posisi pasien, posisikan fowler atau terlentang
2. buka pakaian pasien (bagian yang menutup dada)
3. bersihkan permukaan dada, kedua pergelangan kaki dan lokasi yang dipasangi
elektroda.
4. oleskan xylocain gel pada permukaan elektroda
5. pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua pergelangan kaki
pasien untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF)
6. memasang elektroda dada untuk rekaman pericardial lead
7. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 ml/detik
8. Ambil rekaman dan perhatikan hasilnya apabila rekaman EKG telah lengkap terekam,
lepaskan semua elektroda yang melekat di tubuh pasien dan bersihkan.
9. Bantu pasien merapikan dan memasang pakaian
10. Rapikan alat EKG
11. Cuci tangan
Tujuan : Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
Hasil : Right Ventricular Hypertropi disebabkan gagal jantung kiri.
I. Problematika Fisioterapi
1. Impairent
a. Adanya nyeri pada otot grup otot rotator cuff, M. deltoid, M. intercostalis, M.
pectoralis major.
b. Adanya kelemahan otot pada grup otot pada regio shoulder grup otot fleksor,
ekstensor, abductor, adductor, internal rotasi, eksternal rotasi, elevasi dan depresi.
Pada regio thorax grup otot penggerak protraksi dan retraksi.
c. Spasme otot sekitar grup otot rotator cuff, otot deltoid, otot intercostalis dan otot
pectoralis major.
d. Tendernes pada grup otot rotator cuff otot deltoid, otot intercostalis dan pectoralis
major.
e. Adanya busa pada sputum
f. Gerakan regio shoulder fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, indorotasi, eksorotasi,
elevasi, depresi dan pada regio thorax protrasi dan retraksi sendi tidak full ROM
g. Nilai NYHA II
h. Adanya eodem pada tungkai
i. Sesak nafas
j. Gangguan kecemasan tingkat sedang
2. Functional Limitation
a. Gangguan ADL Mandiri sangat ringan
b. kesulitan dalam melakukan aktivitas seperti berpakaian
c. Kesulitan mengangkat benda berat seperti galon
d. Kesulitan menyisir rambut
e. Kesulitan menjangkau benda tinggi
f. Kesulitan menaiki tangga
3. Disability
a. Tidak bisa pergi bekerja sebagai sopir
b. Pasien tidak bisa pergi liburan bersama keluarga
c. Tidak bisa menghadiri acara keluarga
k. Diagnosis Fisioterapi
Gangguan ekstermitas atas akibat nyeri, kelemahan otot pada regio shoulder grup otot
fleksor, ekstensor, abductor, adductor, internal rotasi, eksternal rotasi, elevasi dan
depresi. Pada regio thorax grup otot penggerak protraksi dan retraksi., spasme dan
tendernes pada grup otot rotator cuff otot deltoid, otot intercostalis dan pectoralis
major. Gerakan regio shoulder fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, indorotasi,
eksorotasi, elevasi, depresi dan pada regio thorax protrasi dan retraksi sendi tidak full
ROM sendi tidak full ROM, nilai NYHA II, sesak nafas disertai adanya sputum
berbusa, gangguan kecemasan tingkat sedang dan gangguan ADL tingkat mandiri
sangat ringan pada kondisi gagal jantung kiri, sehingga pasien kesulitan dalam
melakukan aktivitas seperti berpakaian, mengangkat benda berat seperti galon,
menyisir rambut, menjangkau benda tinggi, menaiki tangga, dan tidak dapat bekerja
seperti biasa, pergi liburan, dan menghadiri acara keluarga.
J. Tujuan Fisioterapi
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Mengatasi adanya nyeri pada otot grup otot rotator cuff, M. deltoid, M.
intercostalis, M. pectoralis major.
b. Mengatasi adanya kelemahan otot pada regio shoulder grup otot fleksor, ekstensor,
abductor, adductor, internal rotasi, eksternal rotasi, elevasi dan depresi. Pada regio
thorax grup otot penggerak protraksi dan retraksi.
c. Mengatasi spasme otot sekitar grup otot rotator cuff, otot deltoid, otot intercostalis
dan otot pectoralis major.
d. Mengatasi tenderness pada grup otot rotator cuff otot deltoid, otot intercostalis
dan pectoralis major.
e. Mengatasi adanya busa pada sputum
f. Mengatasi gerakan regio shoulder fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, indorotasi,
eksorotasi, elevasi, depresi dan pada regio thorax protrasi dan retraksi sendi tidak
yang full ROM
g. Mengatasi nilai NYHA II
h. Mengurangi eodem pada tungkai
i. Mengatasi Sesak nafas
j. Mengatasi gangguan kecemasan tingkat sedang
2. Tujuan Jangka Panjang
a. Mengatasi Gangguan ADL
b. Mengatasi gangguan functional limitation
c. Mengatasi gangguan disability
K. Intervensi Fisioterapi
Dosis
No Problem FT Modalitas Terpilih
Aktino Therapy
F : 3 x per minggu
I : Toleransi pasien
T : IR
T : 8-10 menit
5. Gangguan Breating Exercise F : 3x / minggu
pernapasan I : 8x hit, 3x repetisi
T: Pulsed lip breathing
T : 5 -15 menit
Stretching grup
otot respirasi F : 3x/minggu
I : 8x hit, 3x repetisi
T : Hold Relax
T : 3 menit
6. Oedem pada Terapi latihan F : 3x / minggu
tungkai I :15-20 x repetisi /3 set
T:Ankle pumping exc
T : 8-10 menit
7. Kelemahan otot Terapi latihan F : 3x / minggu
I :8-10 x repetisi /3 set
T: Isotonik all ROM
theraband
T : 5-7 menit
7. Keterbatasan Manual terapi F : 3x / minggu
ROM I :8-10 x repetisi /3 set
T: Joint mobilization- traksi
oksilasi
T : 5-7 menit
8. Gangguan ADL ADL Exercise F : 3x/ minggu
I : 8x hit, 3x repetisi
T : positioning, PNF
T : 3 menit
L. Home Program
1. Saat di rumah pasien dianjurkan untuk jalan kaki dengan semampunya setiap pagi hari.
2. Pasien dianjurkan untuk mengatur napasnya seperti yang sudah di ajarkan setiap pagi
dan malam hari.
3. Pasien dianjurkan untuk self stretching (tangan dan thorax) setiap pagi dan malam hari.
4. Pasien dianjurkan untuk menggerakan tungkainya (ankle pump) setiap malam hari.
5. Pasien dianjurkan untuk latihan aktivitas sehari-hari (ADL exercise) setiap pagi.
M. Edukasi
1. Mengedukasi pasien untuk pola hidup yang lebih baik
2. Mengedukasikan pasien agar tidur dengan teratur dengan posisi yang
benar.
3. Mengedukasikan pasien agar istirahat yang banyak
4. Mengedukasikan pasien untuk tidak mengkonsumsi kopi dan merokok
5. Mengedukasikan pasien agar tidak terlalu banyak aktivitas berat.
N. Evaluasi
No. Pemeriksa Hari, Pre test Hari, Post test Hasil
an tanggal tanggal
spesifik
1. NYHA Senin, 15 NYHA II Senin NYHA I Kemampuan
februari 15, fungsional dan
2021 maret tingkat sesak
2021 nafas pasien
meningkat
menjadi lebih baik
2. Range of Senin, 15 Shoulder : tidak full Senin Shoulder : full ROM Keterbatasan
motion februari ROM 15, 1. Ekstensi/fleksi ROM pada region
(ROM) 2021 1. Ekstensi/fleksi maret (S. 50°-0°-170°) shoulder dan
(S. 40°-0°-100°) 2021 2.Abduksi/Adduksi (F. thorax dapat full
2.Abduksi/Adduksi (F. 170°-0°-75°) ROM.
110°-0°-35°) 3. Abd/Add Horizontal
3. Abd/Add Horizontal (T.135°-0°-30°)
(T.105°-0°-30°) 4.Eksorotasi/Endorotasi
4.Eksorotasi/Endorotasi R. (R.90°-0°-80° )
(50°-0°-40° )
Thorax : full ROM
Thorax : 1.Ekstensi/Fleksi
tidak full ROM (S. 30°-0°-85°)
1.Ekstensi/Fleksi (S. 20°- 2. Lateral Fleksi Dx/Sin
0°-55°) (F. 30°-0°-30°)
2. Lateral Fleksi Dx/Sin 3. Rotasi Dx/Sin
(F. 20°-0°-10°) (F. 45°-0°-45°)
3. Rotasi Dx/Sin (F. 15°-
0°-25°)
4. MMT Senin, 15 1. Shoulder (otot Senin 1. Shoulder (otot Kekuatan otot
februari penggerak) 15, penggerak) pasien mengalami
2021 - Fleksor ( 2) maret - Fleksor ( 4) peningkatan yang
- Ekstensor (2) 2021 - Ekstensor (4) membaik.
- Adductor (2) - Adductor (4)
- Abductor (2) - Abductor (4)
- Eksorotasi (2) - Eksorotasi (5)
- Endorotasi (2) - Endorotasi (5)
- Elevasi (2) - Elevasi (5)
- Depresi (2) - Depresi (5)
2. Thorax (otot penggerak) 2. Thorax (otot
- Protraksi (3) penggerak)
- Retraksi (3) - Protraksi (5)
- Retraksi (5)