Anda di halaman 1dari 20

STATUS KLINIS

(GAGAL JANTUNG KIRI)


A. Anamnesis
1. Anamnesis Umum
Nama : Tn. M
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Sopir
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cemara Raya II. Gg Angsana V Banjarmasin.
Hobby : Traveling

2. Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri dada dan sesak nafas
disertai batuk.
Letak Keluhan : Pasien mengatakan nyeri pada bagian dada dan
menjalar sampai ke bahu.
Kapan Terjadi : Pasien mengatakan keluhan mulai terasa sejak
sebulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan aktivitasnya sehari-hari bekerja
sebagai sopir bus. Ia mengatakan berangkat kerja
mulai dari pagi jam 07.00 sampai jam 11.00 malam.
Pasien mengatakan saat bekerja ia sering
mengkonsumsi kopi dan merokok agar tidak
mengantuk saat perjalanan. Pasien mengatakan
sering terpapar asap dan polusi saat bekerja. Pasien
mengatakan bahwa dirinnya kurang istirahat dan
akhir-akhir ini merasa kesulitan tidur dimalam hari
dan sering terbangun karena merasa sesak napas.
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit
hipertensi serta ayahnya juga memiliki riwayat
hipertensi. Pasien mengatakan sakitnya mulai terasa
pada sebulan yang lalu namun belum terlalu parah
dan pasien mencoba mengabaikannya dan hanya
minum obat rumahan. Hingga pada seminggu
sebelumnya pasien mengatakan merasa lemah dan
nyeri dada yang menjalar hingga ke bahu bagian
kanan disertai sesak napas sehingga tidak dapat
bekerja seperti biasa, pasien juga mengatakan
kakinya bengkak namun tidak terasa sakit. aktivitas
sehari-harinya pun terganggu, seperti mengangkat
benda berat seperti galon, menyisir rambut,
menjangkau benda tinggi, menaiki tangga karena
nyeri pada bahu dan dada. Setelah itu pasien
langsung ke rumah sakit. Dokter mengatakan ia
mengalami gagal jantung kiri setelah melalui
berbagai pemeriksaan. Pasien mengatakan ia
disarankan untuk ke fisioterapi agar membantu
memulihkan kondisi pasien selain dengan
menggunakan obat dan perawatan medis lainnya.
Pasien mengatakan ini pertama kalinya ia datang ke
fisioterapi dan berharap agar dapat sembuh dan lebih
leluasa dalam bergerak dan bekerja.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan ia belum pernah mengalami
penyakit yang serupa.
Riwayat Penyakit Penyerta : Pasien mengatakan memiliki penyakit penyerta yaitu
hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan ayah kandungnya mengalami
hipertensi.
Medika Mentosa : Pasien mengatakan saat dirumah mengkonsumsi obat
salbutamol untuk sesak nafas dan saat di rumah sakit
mengkonsumsi obat spironolactone dan furosemide
serta diberi oksigen.
3. Anamnesis Sistem
Muskuloskeletal : Terdapat peningkatan tonus otot pada rotator cuff ,
otot deltoid dan otot pectoralis major, serta
pembengkakkan pada tungkai bawah.
Nervorum : Pusing dan berdenyut pada kepala saat serangan
mendadak serta nyeri menjalar pada bahu.
Respirasi : Sesak napas saat tidur dimalam hari dan beraktivitas
serta pola napas abnormal
Kardiovaskular : Mengalami hipertensi dengan nilai pengukuran
terakhir 160/90 mmHg
Integumentum : Warna kulit pucat
Urinaria : Sering buang air kecil pada malam hari
Gastrointestinal : Kehilangan selera makan

B. Pemeriksaan Fisik
1. Antropometri
a. Tinggi Badan : 165 cm
b. Berat Badan : 60 kg
c. IMT : 22, 03
Interpretasi : Normal
2. Vital Sign
a. Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Interpretasi : Hipertensi
b. Denyut Nadi : 70 x / Menit
Interpretasi : Normal
c. Pernapasan : 14 x / menit
Interpretasi : Bradikardia
d. Temperature : 36,5 0C
Interpretasi : Normal
C. Inspeksi

*(Berikan tanda pada gambar diatas sesuai dengan kondisi pasien)

1. Inspeksi Statis
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Warna : Terlihat pucat
Kepala dan Leher : Kepala dan leher simetris
Regio Perifer : Tampak simetris
Bentuk Tubuh : Tampak bahu kanan lebih tinggi tampak oedem pada kaki.
Bentuk Dada : Tampak sedikit protraksi, simetris
Postur : Tampak sedikit kifosis
Pola Nafas : Tampak tidak teratur

2. Inspeksi Dinamis

Tingkat kesadaran : Compos mentis


Warna : Terlihat Pucat
Kepala dan Leher : Kepala dan leher simetris
Regio Perifer : Tampak simetris
Bentuk Tubuh : Saat berjalan tampak kesulitan melangkah karena sesak
napas dan tampak bahu kanan agak sedikit naik. Tampak
oedem di kaki.
Bentuk Dada : Tampak protraksi dan turun naik
Postur : Tidak simetris pada bahu kanan sedikit naik dan bentuk
trunk sedikit kifosis
Pola Nafas : Tidak teratur dan tampak kesulitan bernafas.
D. Palpasi

Suhu : Terasa hangat


Spasme : Kontraksi otot sekitar grup otot rotator cuff, otot deltoid, otot
intercostalis dan otot pectoralis major
Tenderness : Nyeri tekan pada grup otot rotator cuff otot deltoid, otot
intercostalis dan pectoralis major
Oedem : Terdapat oedem pada m. gastrocnemius dan ankle.
Ictus Curdis : Tampak
Mobilitas Dada
- Kesimetrisan Ekspansi Thorax
Ekspansi Thorax Hasil
Ekspansi Lobus Superior Simetris
Ekspansi Lobus Medial Simetris
Ekspansi Lobus Inferior Simetris

- Ukuran Ekskursi Thorax


Pengukuran Inspirasi Ekspirasi Selisih
Axilla/Lateral Costa 107 cm 105 cm 2 cm
processus xyphoideus atau lower lateral costa 98 cm 97 cm 1 cm
Sejajar Diaphragma 98 cm 95 cm 3 cm

Nyeri dinding dada : Ada nyeri


Mediastinal Shift (Trakea) : Tidak ada

E. Auskultasi
No. Tempat Pemeriksaan Hasil Interpretasi
1 Katup Bikuspidalis/Mitral Lub-dub Normal
2 Katup Aorta Lub-dub-dub Hipertensi,
gagal jantung
kiri
3 Katup Trikuspidalis Lub-dub Normal
4 Katup Pulmonalis Lub-dub Normal

E. Tes Orientasi (Quick Test)


Prosedur : Menggerakkan secara pasif untuk regio shoulder, elbow, thorax,
knee dan ankle.
Regio Quick Test H asil
Shoulder Abduksi – elevasi shoulder Pasien mampu melakukan
gerakan Abduksi – elevasi
shoulder namun LGS
terbatas dan ada nyeri
Fleksi – ekstensi cervical Pasien mampu melakukan
gerakan Fleksi – ekstensi
cervical dan tidak ada
nyeri
gerakan 3 dimensi Pasien mampu melakukan
gerakan 3 dimensi full
LGS dan tidak ada nyeri
Elbow Palmar fleksi dengan full fleksi Pasien mampu melakukan
jari – jari Palmar fleksi dengan full
fleksi jari – jari full LGS
dan tidak ada nyeri
dorsal fleksi dengan full ekstensi. Pasien mampu
melakukan dorsal fleksi
dengan full ekstensi. full
LGS dan tidak ada nyeri
Inspiration in extension Pasien mampu melakukan
Thorax gerakan Inspiration in
extension namun LGS
terbatas dan ada nyeri
Expiration in flexion Pasien mampu melakukan
gerakan Expiration in
flexion namun LGS
terbatas dan ada nyeri
Knee joint Squod and bouncing or flexion- Pasien mampu melakukan
extension Squod and bouncing or
flexion- extension
Tanpa ada keterbatasan
dan nyeri.
Ankle and Foot Joint Stand on heel and stand on toes Pasien mampu melakukan
Stand on heel and stand on
toes Tanpa ada
keterbatasan dan nyeri

Interpretasi : Ditemukan adanya nyeri pada pemeriksaan shoulder dan thorax

F. Pemeriksaan Fungsi gerak Dasar (PFGD)

PFGD Aktif Pasif TIMT


Shoulder
Joint Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
LGS Ada Tidak ada
Gerakan Gerakan Tidak
terbatas, Weakness, Weakness,
terbatas, Tidak nyeri,
ada ada dan tidak
Fleksi ada nyeri terbatas, Full ROM
nyeri, euntraptm ada
terkoordin tidak ada Endfeel
elastic ent euntraptmen
asi nyeri elastic
end fell t
LGS Ada Tidak ada
Gerakan Gerakan Tidak
terbatas, Weakness, Weakness,
terbatas, Tidak nyeri,
ada ada dan tidak
Ekstensi ada nyeri terbatas, Full ROM
nyeri, euntraptm ada
terkoordin tidak ada Endfeel
elastic ent euntraptmen
asi nyeri elastic
end fell t
Abduksi Gerakan Gerakan LGS Tidak Ada Tidak ada
terbatas, Tidak terbatas, nyeri, Weakness, Weakness,
ada nyeri terbatas, ada Full ROM ada dan tidak
terkoordin tidak ada nyeri, Endfeel euntraptm ada
asi Nyeri elastic elastic ent euntraptmen
end fell t
LGS Ada Tidak ada
Gerakan Gerakan Tidak
terbatas, Weakness, Weakness,
terbatas, Tidak nyeri,
ada euntraptm dan tidak
Adduksi ada nyeri terbatas, Full ROM
nyeri, ent ada
terkoordin tidak ada Endfeel
elastic euntraptmen
asi Nyeri elastic
end fell t
LGS Ada Tidak ada
Gerakan Gerakan Tidak
terbatas, Weakness, Weakness,
terbatas, Tidak nyeri,
ada ada dan tidak
Endorotasi ada nyeri terbatas, Full ROM
nyeri, euntraptm ada
terkoordin tidak ada Endfeel
elastic ent euntraptmen
asi Nyeri elastic
end fell t
LGS Ada Tidak ada
Gerakan Gerakan Tidak
terbatas, Weakness, Weakness,
terbatas, Tidak nyeri,
ada ada dan tidak
Eksorotasi ada nyeri terbatas, Full ROM
nyeri, euntraptm ada
terkoordin tidak ada Endfeel
elastic ent euntraptmen
asi Nyeri elastic
end fell t
LGS Ada Tidak ada
Gerakan Gerakan Tidak
terbatas, Weakness, Weakness,
terbatas, Tidak nyeri,
ada ada dan tidak
Elevasi ada nyeri terbatas, Full ROM
nyeri, euntraptm ada
terkoordin tidak ada Endfeel
elastic ent euntraptmen
asi nyeri elastic
end fell t
LGS Ada Tidak ada
Gerakan Gerakan Tidak
terbatas, Weakness, Weakness,
terbatas, Tidak nyeri,
ada ada dan tidak
Depresi ada nyeri terbatas, Full ROM
nyeri, euntraptm ada
terkoordin tidak ada Endfeel
elastic ent euntraptmen
asi Nyeri elastic
end fell t

PFGD Aktif Pasif TIMT


Thorax
Gerakan terbatas, ada LGS terbatas, ada Ada Weakness, ada
Protraksi
nyeri terkoordinasi nyeri, firm end fell euntraptment
Gerakan terbatas, ada LGS terbatas, ada Ada Weakness, ada
Retraksi
nyeri terkoordinasi nyeri, firm end fell euntraptment

G. Pemeriksaan Spesifik
1. Pemeriksan New York Heart Association (NYHA)
Prosedur : - Pasien diminta untuk menyebutkan gejala sesuai kondisinya.
- Sesuaikan gejala yang disebutkan dan yang dijelaskan pasien dengan form
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan fungsional dan tingkat sesak nafas pada
penderita gangguan jantung.
Interpretasi : NYHA II
Pasien mengalami sedikit kesulisan bernafas saat melakukan
aktivitas fisik.
Gejala Hasil Keterangan
Aktivitas terganggu Pasien mengalami sedikit
ganggu aktivitas fisik kesulitan bernafas saat melakukan
seperti berkendara, NYHA II aktivitas fisik.
mengangkat barang, maka
akan muncul sedikit sesak
nafas.

2. Pemeriksan Batuk dan Sputum


Prosedur : Mengambil dan memeriksa sampel sputum pasien
Tujuan : untuk mengetahi adanya patologi pada sistem respirasi dan penyakit jantung
Interpretasi : Sputum berwarna putih dan berbusa biasanya berhubungan dengan
edema paru dan gagal jantung.
Karsakteristik sputum Karakteristik
Warna Putih
Konsistensi Berbusa
Jumlah Sedang
Odor Tidak berbau

3. Range of Motion (ROM) (Shoulder & Thorax)


a. Range of Motion pada regio shoulder
Prosedur : -Siapkan alat goniometer dan alat tulis
-Semua gerakan diukur dan posisi awal netral atau posisi anatomis
-Ukur ROM minta dengan pasien untuk mengikuti arahan
- Catat hasil pengukuran.

Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada keterbatasan ROM pada regio


shoulder
Interpretasi : Semua gerakan region shoulder tidak full ROM
Shoulder Dextra Letak ROM Normal ROM Pasien IP
Goniometer/AXIS/Fulc
rum
Ekstensi/Fleksi Titik Tengah aspek Lat. S. 50°-0°-170° S. 40°-0°-100° Tidak
Acromion full
ROM
Abduksi/Adduksi Titik Tengah aspek Ant. F. 170°-0°-75° F. 110°-0°-35° Tidak
Acromion full
ROM
Abd/Add Horizontal Titik Tengah aspek Lat. T. 135°-0°-30° T. 105°-0°-30° Tidak
Acromion full
ROM
Eksorotasi/Endorotasi Olecranon Os. Ulna R. 90°-0°-80° R. 50°-0°-40° Tidak
full
ROM
b. Range of Motion pada region thorax

Prosedur : -Siapkan alat goniometer dan alat tulis


-Semua gerakan diukur dan posisi awal netral atau posisi anatomis
-Ukur ROM minta dengan pasien untuk mengikuti arahan
- Catat hasil pengukuran

Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada keterbatasan ROM pada regio thorax
Interpretasi : Semua gerakan region thorax tidak full ROM
Shoulder Letak ROM Normal ROM Pasien IP
Dextra Goniometer/AXIS/
Fulcrum
Ekstensi/Fleksi Garis Tengah Tubuh S. 30°-0°-85° S. 20°-0°-55° Tidak full ROM

Lateral Fleksi Garis Tengah F. 30°-0°-30° F. 20°-0°-10° Tidak full ROM


Dx/Sin vertebra
Rotasi Dx/Sin Garis Tengah Sutura F. 45°-0°-45° F. 15°-0°-25° Tidak full ROM
Frontalis

4. (Manual Muscle Testing (MMT)


Prosedur : Minta pasien rileks lalu mengintruksikan pasien untuk mengangkat tangan
dan menggerakan thorax untuk menilai kekuatan otot dimulai dari nilai
patokan yaitu 3 mampu melawan gravitasi, pergerakan sendi full ROM, dan
kontraksi otot. Apabila melebihi maka nilai 4/5 dan apabila tidak mampu
maka nilai 1/2 bahkan 0.
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan pasien dalam mengontraksikan otot atau
grup otot secara volunter serta kekuatan otot.
Hasil : Pada shoulder kekuatan otot nilainya 2, sedangkan thorax kekuatan
otot nilainya 3. Keduanya masih mengalami kelemahan.
Muscle Gerakan Nilai Interpretasi
Shoulder Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
(M. deltoid,dan Fleksor full ROM tanpa melawan gravitasi
grup otot rotator Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
cuff) Ekstensor full ROM tanpa melawan gravitasi
Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
Abduktor full ROM tanpa melawan gravitasi
Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
Adduktor full ROM tanpa melawan gravitasi
Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
Eksorotasi full ROM tanpa melawan gravitasi
Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
Endorotasi full ROM tanpa melawan gravitasi
Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
Elevasi full ROM tanpa melawan gravitasi
Otot penggerak 2 Ada kontraksi otot dan pergerakan sendi
Depresi full ROM tanpa melawan gravitasi
Throrax Otot penggerak 3 Ada kontraksi otot ada pergerakan sendi
(M. Pectoralis Protraksi full ROM dan mampu melawan gravitasi
major dan M. Otot penggerak 3 Ada kontraksi otot ada pergerakan sendi
intercostalis) Retraksi full ROM dan mampu melawan gravitasi

No Nilai Fleksor trunk Ekstensor trunk


otot
1 5 Mengangkat kepala Mampu mengkontraksikan ototnya tanpa
disertai gerakan
2 3 mengangkat kepala dengan kedua tangan Mengangkat kepala dengan kedua tangan lurus
lurus di samping badan, bagian atas scapula di samping badan
terangkat
3 3 Mengangkat kepala dengan kedua tangan Mengangkat kepala dan sternum, ekstensi
lurus di samping badan, scapula terangkat lumbal dengan kedua tangan lurus di samping
penuh badan
4 3 Mengangkat kepala dengan kedua tangan Mengangkat kepala, dada dan costa serta
menyilang dada, scapula terangkat penuh ekstensi lumbal dengan kedua tangan di
samping badan
5 3 Mengangkat kepala dengan kedua tangan di Mengangkat kepala, dada dan costa serta
belakang leher, scapula terangkat penuh ekstensi lumbal dengan kedua tangan di
belakang leher

5. Six Minutes Walking Test (Penyaki Jantung)


Prosedur :
1. Persiapan pasien sebelum di (informasi prosedur pelaksanaan, persyaratan
indikasi/kontraindikasi dan informed consent)
2. Melakukan pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi
nafas), VAS, dan Skala Borg.
3. Melakukan pemeriksaan fisik jantung-vaskuler dan paru.
4. Mempersiapkan stop watch, tempat uji latih dengan memberi tanda tempat awal
dan jarak yang harus ditempuh serta kursi diletakkan diantara jarak tempuh
untuk tempat istirahat dan tabung oksigen.
5. Pasien diberi instruksi untuk berjalan secepatnya (bukan berlari) dalam batas
nyaman, dari awal lintasan yang diberi tanda sampai ujung lintasan yang diberi
tanda, pada ujung lintasan pasien memutar balik mengelilingi conus ke arah awal
lintasan.
6. Pasien berjalan selama enam menit. bila merasa lelah atau tidak nyaman pasien
dapat berhenti, duduk atau berdiri menyandar, sampai merasa nyaman untuk
kembali melanjutkan berjalan sampai waktu 6 menit habis. selama pasien
berhenti, stopwatch tetap jalan. setiap 1 menit berjalan, pendamping
menginformasikan ke pasien sisa waktu yang tersisa (khusus untuk PPOK, tanpa
menggunakan suara bernada memacu pasien untuk berjalan cepat selama uji latih
berlangsung).
7. Selama pasien berjalan, pendamping mengawasi saturasi oksigen atau tanda vital
lainnya untuk melihat adakah indikasi untuk terminasi latihan.
8. Setelah 6 menit berjalan, pasien duduk untuk diperiksa tanda-tanda vital, saturasi
oksigen, skala borg.
9. Jarak yang ditempuh dalam 6 menit dicatat dalam meter
Tujuan : Untuk mengetahui suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan
dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan. Tinggi
rendahnya VO2max seseorang berhubungan dengan kemampuan
beraktivitas seseorang.
Jarak (Meter) : 30 M
VO2 Max : 0,03 x 30 + 3,98
METs : 4,88 : 3,5
Hasil : 1,39
6. Pengukuran VAS
Prosedur : -Siapkan alat VAS dan alat tulis
- Minta pasien untuk menggeser skala penggaris VAS pada saat diam
seberapa besar nyeri yang dirasakan
- Minta pasien untuk menggeser skala penggaris VAS pada saat ditekan
pada ototnya seberapa besar nyeri yang dirasakan
- Minta pasien untuk menggeser skala penggaris VAS pada saat digerakan
seberapa besar nyeri yang dirasakan
Tujuan : Untuk mengetahui seberapa besar nyeri pasien
Interpretasi : pasien mengalami nyeri pada saat diam : 5 yaitu sedang, pada saat di
tekan pada otot rotator cuff, otot intercostal dan otot prctoralis major
:7 yaitu nyeri jauh lebih sakit. Sedangakan pada otot deltoid : 6 yaitu
nyeri lebih sakit. Pada saat digerakkan : 7 yaitu nyeri jauh lebih sakit

No VAS Nilai Keterangan


1 Diam (duduk) 5 Nyeri sedang
2 Tekan : - Grup otot rotator cuff 7 Nyeri jauh lebih
- M. deltoid sakit
- M. intercostalis 6 Nyeri lebih sakit
- M. pectoralis major 7 Nyeri jauh lebih
sakit
7 Nyeri jauh lebih
sakit
3 Gerak 7 Nyeri jauh lebih
sakit

7. Pengukuran Antropometri
Prosedur : Mengukur panjang dan lingkar tubuh pada bagian betis dan telapak kaki
menggunakan meter line.
Tujuan : Untuk mengukur lingkar segmen tubuh dan mengetahui adanya oedem
Hasil : Ditemukan adanya oedem pada kedua betis dan telapak kaki , dengan
hasil ukur lingkar betis pada dekstra : 37 cm dan sinistra :38 cm. serta
lingkar pergelangan kaki pada dekstra : 24 cm pada sinistra : 35 cm
No Ekstermitas Bawah Tungkai Nilai Normal Hasil Ukur Keterangan
Dekstra
1 Panjang Betis 43 cm 43 cm Normal
2 Lingkar Betis 34 cm 37 cm Ada oedem
3 Panjang Pergelangan Kaki 10 cm 10 cm Normal
4 Lingkar Pergelangan kaki 20 cm 24 cm Ada oedem

No Ekstermitas Bawah Tungkai Nilai Normal Hasil Ukur Keterangan


Sinistra
1 Panjang Betis 43 cm 43 cm Normal
2 Lingkar Betis 34 cm 38 cm Ada oedem
3 Panjang Pergelangan Kaki 10 cm 10 cm Normal
4 Lingkar Pergelangan kaki 20 cm 25 cm Ada oedem

8. Tes Pemeriksaan Kecemasan


Prosedur : Terapis menunjukkan instrumen HARS ke pasien dan memberi

penjelasan tata cara penggunaannya. Kemudian terapis memberikan

pengarahan kepada pasien tentang pengisian kuesioner yang dilakukan.

Lalu minta pasien untuk mengisi kuesioner tersebut dengan waktu kira-

kira 10 menit.

Tujuan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat kecemasan pasien untuk


intervensi selanjutnya.

Hasil : Pasien memiliki total skor 27 dengan tingkat kecemasan sedang.


No. Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Ketakutan 
2. Kecemasan 
3. Ketegangan 
4. Depresi 
5. Gangguan Somatik (Otot) 
6. Gangguan Somatik (Sensorik) 
7. Intelektual 
8. Gangguan Tidur (Insomnia) 
9. Gangguan Kardiovaskular 
10. Gangguan Pernafasan 
11. Gangguan Urogenital 
12. Gangguan Gastrointestinal 
13. Gangguan Otonom 
14. Perilaku 
TOTAL 27

9. Tes Pemeriksaan ADL


Prosedur : Terapis menunjukkan instrumen katz indeks ke pasien dan memberi

penjelasan mengenai katz inde ks. Kemudian terapis memberikan

pertanyaan kepada pasien tentang aktivitas sehari-hari pasien sesuai

dengan katz indeks.

Tujuan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat ADL pasien untuk intervensi
selanjutnya.
Hasil : Pasien memiliki jumlah skor 5 dengan activity daily living mandiri
sangat ringan.

No. Kegiatan Skor


1. Mandi 1
2. Berpakaian 0
3. Toileting 1
4. Berpindah 1
5. Kontinen 1
6. Makan 1
Jumlah skor 5

10. Pemeriksaan Zona Latihan


Prosedur : Terapis menghitung denyut nadi pasien dengan dimasukkan ke dalam

rumus DL denyut nadi latihan dan DI denyut nadi istirahat.

Tujuan : Untuk mengetahui dan mengukur dosis latihan yang cocok untuk pasien
sesuai jumlah denyut nadi saat istirahat dan saat latihan
Hasil : Pasien memiliki nilai DL: 110x/menit dan nilai DI : 100 x/menit

Keterangan:
DL = denyut nadi latihan
DI = denyut nadi istirahat

a. Batas atas
DL = DI + (40%) (220-usia-DI)
= 70+ (40:100) (220-50-70)
= 70 + (0,4) (100)
=70 +40
= 110
b. Batas bawah
DL = DI + (30%) (220-usia-DI)
= 70+ (30:100) (220-50-70)
= 70 + (0,3) (100)
= 70+30
=100

H. Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Prosedur :
1. Atur posisi pasien, posisikan fowler atau terlentang
2. buka pakaian pasien (bagian yang menutup dada)
3. bersihkan permukaan dada, kedua pergelangan kaki dan lokasi yang dipasangi
elektroda.
4. oleskan xylocain gel pada permukaan elektroda
5. pasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua pergelangan kaki
pasien untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF)
6. memasang elektroda dada untuk rekaman pericardial lead
7. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 ml/detik
8. Ambil rekaman dan perhatikan hasilnya apabila rekaman EKG telah lengkap terekam,
lepaskan semua elektroda yang melekat di tubuh pasien dan bersihkan.
9. Bantu pasien merapikan dan memasang pakaian
10. Rapikan alat EKG
11. Cuci tangan
Tujuan : Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
Hasil : Right Ventricular Hypertropi disebabkan gagal jantung kiri.

I. Problematika Fisioterapi
1. Impairent
a. Adanya nyeri pada otot grup otot rotator cuff, M. deltoid, M. intercostalis, M.
pectoralis major.
b. Adanya kelemahan otot pada grup otot pada regio shoulder grup otot fleksor,
ekstensor, abductor, adductor, internal rotasi, eksternal rotasi, elevasi dan depresi.
Pada regio thorax grup otot penggerak protraksi dan retraksi.
c. Spasme otot sekitar grup otot rotator cuff, otot deltoid, otot intercostalis dan otot
pectoralis major.
d. Tendernes pada grup otot rotator cuff otot deltoid, otot intercostalis dan pectoralis
major.
e. Adanya busa pada sputum
f. Gerakan regio shoulder fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, indorotasi, eksorotasi,
elevasi, depresi dan pada regio thorax protrasi dan retraksi sendi tidak full ROM
g. Nilai NYHA II
h. Adanya eodem pada tungkai
i. Sesak nafas
j. Gangguan kecemasan tingkat sedang
2. Functional Limitation
a. Gangguan ADL Mandiri sangat ringan
b. kesulitan dalam melakukan aktivitas seperti berpakaian
c. Kesulitan mengangkat benda berat seperti galon
d. Kesulitan menyisir rambut
e. Kesulitan menjangkau benda tinggi
f. Kesulitan menaiki tangga
3. Disability
a. Tidak bisa pergi bekerja sebagai sopir
b. Pasien tidak bisa pergi liburan bersama keluarga
c. Tidak bisa menghadiri acara keluarga
k. Diagnosis Fisioterapi
Gangguan ekstermitas atas akibat nyeri, kelemahan otot pada regio shoulder grup otot
fleksor, ekstensor, abductor, adductor, internal rotasi, eksternal rotasi, elevasi dan
depresi. Pada regio thorax grup otot penggerak protraksi dan retraksi., spasme dan
tendernes pada grup otot rotator cuff otot deltoid, otot intercostalis dan pectoralis
major. Gerakan regio shoulder fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, indorotasi,
eksorotasi, elevasi, depresi dan pada regio thorax protrasi dan retraksi sendi tidak full
ROM sendi tidak full ROM, nilai NYHA II, sesak nafas disertai adanya sputum
berbusa, gangguan kecemasan tingkat sedang dan gangguan ADL tingkat mandiri
sangat ringan pada kondisi gagal jantung kiri, sehingga pasien kesulitan dalam
melakukan aktivitas seperti berpakaian, mengangkat benda berat seperti galon,
menyisir rambut, menjangkau benda tinggi, menaiki tangga, dan tidak dapat bekerja
seperti biasa, pergi liburan, dan menghadiri acara keluarga.

J. Tujuan Fisioterapi
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Mengatasi adanya nyeri pada otot grup otot rotator cuff, M. deltoid, M.
intercostalis, M. pectoralis major.
b. Mengatasi adanya kelemahan otot pada regio shoulder grup otot fleksor, ekstensor,
abductor, adductor, internal rotasi, eksternal rotasi, elevasi dan depresi. Pada regio
thorax grup otot penggerak protraksi dan retraksi.
c. Mengatasi spasme otot sekitar grup otot rotator cuff, otot deltoid, otot intercostalis
dan otot pectoralis major.
d. Mengatasi tenderness pada grup otot rotator cuff otot deltoid, otot intercostalis
dan pectoralis major.
e. Mengatasi adanya busa pada sputum
f. Mengatasi gerakan regio shoulder fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, indorotasi,
eksorotasi, elevasi, depresi dan pada regio thorax protrasi dan retraksi sendi tidak
yang full ROM
g. Mengatasi nilai NYHA II
h. Mengurangi eodem pada tungkai
i. Mengatasi Sesak nafas
j. Mengatasi gangguan kecemasan tingkat sedang
2. Tujuan Jangka Panjang
a. Mengatasi Gangguan ADL
b. Mengatasi gangguan functional limitation
c. Mengatasi gangguan disability

K. Intervensi Fisioterapi
Dosis
No Problem FT Modalitas Terpilih

1. Kecemasan Komunikasi F : 3 x / minggu


terapeutik I : Pasien fokus
T : Motivasi
T : selama intervensi
2. Nyeri, spasme Manual Therapy F : 3x/ minggu
dan tendernes I : 8x hit, 3x rep
T : Friction
T : 3 menit

Elektro Therapy F : 3 x /minggu


I : Toleransi pasien
T : TENS
T : 8-10 menit

Aktino Therapy
F : 3 x per minggu
I : Toleransi pasien
T : IR
T : 8-10 menit
5. Gangguan Breating Exercise F : 3x / minggu
pernapasan I : 8x hit, 3x repetisi
T: Pulsed lip breathing
T : 5 -15 menit
Stretching grup
otot respirasi F : 3x/minggu
I : 8x hit, 3x repetisi
T : Hold Relax
T : 3 menit
6. Oedem pada Terapi latihan F : 3x / minggu
tungkai I :15-20 x repetisi /3 set
T:Ankle pumping exc
T : 8-10 menit
7. Kelemahan otot Terapi latihan F : 3x / minggu
I :8-10 x repetisi /3 set
T: Isotonik all ROM
theraband
T : 5-7 menit
7. Keterbatasan Manual terapi F : 3x / minggu
ROM I :8-10 x repetisi /3 set
T: Joint mobilization- traksi
oksilasi
T : 5-7 menit
8. Gangguan ADL ADL Exercise F : 3x/ minggu
I : 8x hit, 3x repetisi
T : positioning, PNF
T : 3 menit

L. Home Program
1. Saat di rumah pasien dianjurkan untuk jalan kaki dengan semampunya setiap pagi hari.
2. Pasien dianjurkan untuk mengatur napasnya seperti yang sudah di ajarkan setiap pagi
dan malam hari.
3. Pasien dianjurkan untuk self stretching (tangan dan thorax) setiap pagi dan malam hari.
4. Pasien dianjurkan untuk menggerakan tungkainya (ankle pump) setiap malam hari.
5. Pasien dianjurkan untuk latihan aktivitas sehari-hari (ADL exercise) setiap pagi.

M. Edukasi
1. Mengedukasi pasien untuk pola hidup yang lebih baik
2. Mengedukasikan pasien agar tidur dengan teratur dengan posisi yang
benar.
3. Mengedukasikan pasien agar istirahat yang banyak
4. Mengedukasikan pasien untuk tidak mengkonsumsi kopi dan merokok
5. Mengedukasikan pasien agar tidak terlalu banyak aktivitas berat.

N. Evaluasi
No. Pemeriksa Hari, Pre test Hari, Post test Hasil
an tanggal tanggal
spesifik
1. NYHA Senin, 15 NYHA II Senin NYHA I Kemampuan
februari 15, fungsional dan
2021 maret tingkat sesak
2021 nafas pasien
meningkat
menjadi lebih baik
2. Range of Senin, 15 Shoulder : tidak full Senin Shoulder : full ROM Keterbatasan
motion februari ROM 15, 1. Ekstensi/fleksi ROM pada region
(ROM) 2021 1. Ekstensi/fleksi maret (S. 50°-0°-170°) shoulder dan
(S. 40°-0°-100°) 2021 2.Abduksi/Adduksi (F. thorax dapat full
2.Abduksi/Adduksi (F. 170°-0°-75°) ROM.
110°-0°-35°) 3. Abd/Add Horizontal
3. Abd/Add Horizontal (T.135°-0°-30°)
(T.105°-0°-30°) 4.Eksorotasi/Endorotasi
4.Eksorotasi/Endorotasi R. (R.90°-0°-80° )
(50°-0°-40° )
Thorax : full ROM
Thorax : 1.Ekstensi/Fleksi
tidak full ROM (S. 30°-0°-85°)
1.Ekstensi/Fleksi (S. 20°- 2. Lateral Fleksi Dx/Sin
0°-55°) (F. 30°-0°-30°)
2. Lateral Fleksi Dx/Sin 3. Rotasi Dx/Sin
(F. 20°-0°-10°) (F. 45°-0°-45°)
3. Rotasi Dx/Sin (F. 15°-
0°-25°)
4. MMT Senin, 15 1. Shoulder (otot Senin 1. Shoulder (otot Kekuatan otot
februari penggerak) 15, penggerak) pasien mengalami
2021 - Fleksor ( 2) maret - Fleksor ( 4) peningkatan yang
- Ekstensor (2) 2021 - Ekstensor (4) membaik.
- Adductor (2) - Adductor (4)
- Abductor (2) - Abductor (4)
- Eksorotasi (2) - Eksorotasi (5)
- Endorotasi (2) - Endorotasi (5)
- Elevasi (2) - Elevasi (5)
- Depresi (2) - Depresi (5)
2. Thorax (otot penggerak) 2. Thorax (otot
- Protraksi (3) penggerak)
- Retraksi (3) - Protraksi (5)
- Retraksi (5)

6. VAS Senin, 15 -Diam : 5 Senin -.Diam : 0 Nyeri berkurang


februari -Tekan : (rotator cuff, m. 15, - Tekan : (rotator cuff, m.
2021 intercostalis, m.pectoralis maret intercostalis, m.pectoralis
major :7), (m. deltoid :6) 2021 major :2), (m. deltoid :1)
-Gerak :7 - Gerak :2
7. Lingkar Senin, 15 -Lingkar betis Senin -Lingkar betis Oedem berkurang
tubuh februari Dekstra : 37 cm 15, Dekstra : 34 cm
(antropom 2021 Sinistra : 38 cm maret Sinistra : 34 cm
etri) -lingkar pergelangan kaki 2021 -lingkar pergelangan kaki
Dekstra : 24 cm Dekstra : 20 cm
Sinistra : 25 cm Sinistra : 20 cm
8. Kecemasa Senin, 15 Nilai : 27 tingkat Senin Nilai : 15 tingkat Kecemasan pasien
n februari kecemasan sedang 15, kecemasan tidak ada menghilang
2021 maret
2021
9. Gangguan Senin, 15 Nilai : 5 mandiri sangat Senin Nilai : 6 mandiri total Aktivitas pasien
ADL februari ringan 15, dapat dilakukan
2021 maret dengan mandiri
2021 total.
10. 6 MWT Senin, 15 Jarak (Meter) : 30 M Senin Jarak (Meter) : 100 M Pasien mampu
februari VO2 Max: 0,03 x 30 + 15, VO2 Max: menempuh jarak
2021 maret yang lebih
3,98 2021 0,03 x 100 + 3,98 panjang.
METs: 4,88: 3,5 METs: 6,98 : 3,5
Hasil : 1,39 Hasil : 1,99

Anda mungkin juga menyukai