Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

EVALUASI AKADEMIK LATSAR CPNS GOL. III

Nama : Fitria Damayanti, S.Pd


NDH : 31
Angkatan : VII
Kelompok : IV
Instansi : CPNS Ahli Pertama – Guru Seni Budaya SMK Negeri 2 Amuntai_Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kalimatan Selatan

 Judul Kasus : Membangun efektifitas pelayanan publik melalui Mall Pelayanan Publik

 Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan
peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.

 Jawaban :

Rumusan kasus / masalah pokok adalah masih sedikitnya nya instansi yang memberikan
layanan berstandar operasional prosedur, dan adanya kejelasan. Masih ada beberapa
instansi penanggungjawab dan penyedia layanan yang masih belum mempunyai SOP
berupa alur dan prosedur yang jelas dalam menyediakan pelayanan. Kurangnya durasi
waktu pemberian pelayanan yang dapat merugikan masyarakat. Rendahnya Kompetensi
serta kurang sesuai dengan pekerjaan untuk menyediakan pelayanan yang baik. Belum
tersediannya sarana dan prasarana yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen, misalnya
sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian khusus lansia dan system konektivitas
jaringan computer yang tidak maksimal

Aktor yang terlibat :


1. Birokrasi yang berperasn endorong gelombang revolusi tata kelola
pemerintahan tidak lagi hanya untuk mengontrol jalannya birokrasi dan
menghadirkan pelayanan. Namun juga harus bergerak untuk mengubah
paradigma para administrator publik untuk menempatkan masyarakat sebagai
aspek terdepan dan prioritas.
A.
2. Denhartd dan. Denhartd dalam bukunya mengungkapkan bahwa salah satu agenda
reformasi yang dijalankan oleh beberapa negara maju, adalah dengan menguatkan
hubungan antara institusi publik dengan pelanggannya (masyarakatnya) sebagai
"mekanisme transaksi pasar yang melahirkan suatu komoditas kepentingan
bersama"
3. Kementrian PANRB berperan untuk menerapkan konsep MPP di daerah sejak
tahun 2018
4. MPP sebagai jawaban bagi harapan public tentang kemudahan perijinan,
kecepatan pelayanan dan akhirnya mendorong kemudahan berusaha,
meningkatkan pertumbuhan industri mikro maupun ekonomi makro. Melalui
MPP, pola pikir yang ego sektoral antar instansi diubah menjadi kerja bersama
yang berfokus pada komitmen melayani masyarakat.
5. Masyarakat sebagai penerima pelayanan public

 Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai


dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap
aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya
nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
 Jawaban :
A. Nilai – nilai penerapan dan pelanggaran dalam kasus tersebut :
1. Berorientasi pada Pelayanan
Memberikan pelayanan dengan bersikap kuang ramah, kurang sopan, atau jelas
dalam bicara, memberitahukan suatu informasi dengan tidak ramah/santun
2. Akuntabel
Tidak disiplin karena kurang efektifnya waktu yang diberikan pada saat pelayanan
3. Harmonis
Hal ini bertentangan dengan suka menolong dan membangun lingkungan kerja yg
kondusif
4. Loyal
Pelayanan yang lambat dan berbelit – belit bertentangan dengan sikap berdedikasi
tinggi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
5. Kolaboratif
Tidak adanya Kerjasama antar instansi yang memiliki kejelasan operasional
prosedur dan SOP yang jelas hal ini tidak sesuai dengan sikap kolaboratif yang
membangun Kerjasama yang sinergis
B. Dampak tidak diterapkannya nilai – nilai tersebut :
1. Instansi terkait tidak punya komitmen untuk memberikan pelayanan publik
yang professional
2. Pejabat tidak melakukan perkerjaan secara bertanggungjawab dan disiplin
3. Terjadinya perbedaan pandangan atau peraturan antar instansi daerah – daerah
terkait
4. Pelayanan public tidak berjalan dengan baik karena tidak besinergi untuk
mengutamkan kepentingan bangsa dan negara
5. Kebingungan masyarakat karena tidak jelasnya operasional prosedur dan SOP
yang jelas hal ini tidak sesuai dengan sikap kolaboratif yang membangun
Kerjasama yang sinergis

 Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks


deskripsi kasus :
1. Menyamaratakan operasional prosedur dan SOP yang jelas dalam penyedia layanan
2. Memberikan kejelasan tentang waktu pemberian layanan
3. Meningkatka kompetensi perkerjaan untuk penyedia layanan
4. Memberikan pelatihan tentang bagaimana seorang pekerja agar menerapkan nilai –
nilai ASN BerAKHLAK
5. Memberikan sarana khusus untuk difabel, ruang lakstasi, antrian khusus lansia
6. Memperbaiki layanan koneksi internet

 Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus :
1. Dengan menyamaratakan operasional prosedur dan SOP yang jelas dalam penyedia
layanan membuat masyarakat tidak bingung akan pelayanan yang diberikan
2. Dengan adanya jelasan waktu maka masyarakat tidak akan merasa dirugikan pada
saat mengakses layanan
3. Dengan meningkatkan kompetensi akan membuat pekerja pember layanan
menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan tanggungjawabnya
4. Dengan adanya pelatihan maka seorang pekerja akan mengetahui dan mengamalkan
perilaku atau kode etik dari BerAKHLAK
5. Dengan memberikan sarana khusus untuk difabel, ruang lakstasi, antrian khusus
lansia maka masyarakat akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
6. Dengan perbaikan layanan koneksi internet mempermudah masyarakat untuk
melakukan pengurusan layanan yang membutuhkan koneksi internet

Anda mungkin juga menyukai