ISOLASI SOSIAL
DISUSUN OLEH :
NAMA : DITA MULIATY A. MANOPPO
NIM : PO7120421007
T
erdapat dua respon yang dapat terjadi pada isolasi sosial, yakni:
a. Respons Adaptif
Merupakan suatu respons yang masih dapat diterima oleh norma -norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku dengan kata lain
individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan
masalah.
1) Menyendiri (solitude)
Merupakan respons yang dibutuh seseorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi di lingkungan sosialnya (instropeksi).
2) Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
3) Bekerja sama
Merupakan kemampuan individu yang saling membutuhkan satu
sama lain serta mampu untuk memberi dan menerima.
4) Interdependen
Merupakan saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal
b. Respon Maladaptif
Merupakan suatu respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan disuatu tempat, perilaku respons maladaptif, yakni meliputi:
1) Menarik diri
Merupakan keadaan dimana seseorang yang mengalami kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
2) Ketergantungan
Merupakan keadaan dimana seseorang gagal mengembangkan rasa
percaya dirinya sehingga tergantung dengan orang lain.
3) Manipulasi
Merupakan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
menganggap orang lain sebagai objek dan berorientasi pada diri
sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain. Individu
tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
4) Curiga
Merupakan keadaan dimana seseorang gagal mengembangkan rasa
percaya diri terhadap orang lain.
5) Impulsif
Keidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, mmpunyai penilaian yang buruk
dan cenderung memaksakan kehendak.
6) Narkisisme
Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris, pence,buru dan
marah jika orang lain tidak mendukung.
5. Akibat yang Ditimbulkan
Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi adalah
pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera, di mana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat disebabkan oleh
psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik.Halusinasi merupakan
pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya stimulus sensori
eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum adalah
halusinasi pendengaran.
6. Pathway
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
a. Identitas klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan
alamat klien.
b. Keluhan utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak
interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari ,
dependen.
c. Factor predisposisi
kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang
tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya
harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan
malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn,
dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/
perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
d. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhafisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek Psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang
akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi
negatip tentang tubuh . Preokupasi dengan bagia tubuh yang
hilang , mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan
ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan
dan tidak mampu mengambil keputusan .
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit ,
proses menua , putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat ,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
f) Status mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak
mata , kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka
menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan orang lain ,
Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam
hidup.
g) Aspek medic
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial: menarik
b. Kerusakan komunikasi verbal
c. Sindrom kurang perawatan diri
3. Intervensi Keperawatan
a. Isolasi social
Dibuktikan oleh hal-hal berikut :
1) Menyendiri dalam ruangan,sedih efek datar
2) Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melalakukan kontak mata
3) Sedih, afek datar
4) Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan
usianya
5) Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak
bermakna
6) Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat
yang dipercayainya dalam 1 minggu.
Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan
perawat dalam aktifitas kelompok di unit rawat inap.
Intervensi Keperawatan :
1) Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang
sering tapi singkat.
Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga
diri pasien dan memfasilitasi rasa percaya kepada orang lain.
2) Perlihatkan penguatan positif pada pasien.
Rasional : Pasien merasa menjadi orang yang berguna.
3) Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan selama aktifitas
kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau sukar
bagi pasien.
Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa
aman bagi pasien.
4) Jujur dan menepati semua janji.
Rasional : Kejujuran dan rasa saling membutuhkan menimbulkan
suatu hubungan saling percaya.
5) Orientasikan pasien pada orang, waktu, tempat sesuai kebutuhannya.
6) Berhati-hatilah dengan sentuhan.
Rasional : Pasien yang curiga dapat menerima sentuhan sebagai suatu
yang mengancam..
7) Diskusikan dengan pasien tanda-tanda peningkatan anxietas dan
teknik untuk memutus respon (latihan relaksasi, berhenti berfikir).
Rasional : Perilaku menarik diri dan curiga dimanifestasikan selama
terjadi peningkatan anxietas.
8) Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh pasien dapat
berinteraksi dengan orang lain.
Rasional : Penguatan akan meningkatkan harga diri pasien dan
mendorong pengulangan perilaku tersebut.
9) Berikan obat-obat penenang sesuai program pengobatan pasien.
Rasional : Obat-obat anti psikosis menolong untuk menurunkan gejala
psikosis pada seseorang sehingga memudahkan interaksi dengan orang
lain.
b. Kerusakan komunikasi verbal
Dibuktikan oleh hal-hal berikut ini :
1) Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya
2) Menggunakan kata-kata simbolik (neologisme)
3) Menggunakan kata yang tidak berarti
4) Kontak mata kurang/tidak mau menatap lawan bicara
DAFTAR PUSTAKA