Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu : Ahmad Firdaus,M.Pd

Disusun Oleh :
Anis Awaliyatul Jamil
Laras siti Masripah
Muhammad Ilham Sena Sagara

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MASTHURIYAH


CISAAT-SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi atas curahan nikmat dan karunia-Nya.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, hingga kita sebagai umatnya.
Penulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikuum PAI .Selain itu untuk makalah ini juga di buat untuk menambah
wawasan juga ilmu pengetahuan para penulis dan pembaca mengenai Prinsip Bahan Ajar.
Semoga dengan selesainya makalah ini, kita dapat lebih memahami dan menambah ilmu
pengetahuan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Saya memohon maaf apabila
banyak terjadi kesalahan pada makalah ini, baik dalam pengetikan ataupun isi. Karena kami
masih dalam tahap pembelajaran. Terimakasih.

Sukabumi, Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruusan Masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Prinsip – Prinsip Pengembangan bahan ajar
B. prinsip-prinsip bahan ajar untuk guru
C. Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membuat sebuah bahan ajar seorang guru harus memperhatikan aspek-aspek
penting yang dapat menunjang keberhasilan peserta didik untuk memahami materi. Selain
itu seorang guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan
ajar itu sendiri, sehingga bahan ajar tersebut sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan di capai oleh peserta didik.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan
ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Tugas guru adalah
menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Oleh karena
itu, berikut ini saya jabarkan di dalam makalah mengenai prinsip-prinsip dalam
pengembangan bahan ajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip bahan ajar untuk guru?
3. Apa saja Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam pengembangan
bahan ajar.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip-prinsip bahan ajar untuk guru.
3. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar


Sebagai yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Dalam mengembangkan bahan
ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan
bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga
penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi ( keterkaitan )
pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan
pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan
mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep,
prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya
guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan
pencapaian SK dan KD.
Contoh :
KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang sama dan sebangun
(kongruen), maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya
“Syarat dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen), foto dan model berskala,
syarat dua bangun yang sebangun, dan panjang sisi pada dua bangun yang sama dan
sebangun (kongruen).
2. Prinsip konsistensi ( keajegan )
Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan ajar;
jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan
berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu
Contoh :
Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang
meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
3. Prinsip Adequacy
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan
tidak boleh terlalu banyak.Adapun ketika materi yang diajarkan terlalu sedkit, maka
dikhawatirkan akan kurang mampu membantu tercapainya standar kompetensinya.
Sedangkan jika terlalu banyak akan melambatkan dalam pencapaian target
kurikulum.
4. Prinsip Validity
Seorang pengajar dituntut untuk memeriksa valid atau tidaknya materi yang
diberikan sebelum mengajarkan kepada muridnya. yang berarti bahwa seorang
pengajar/guru harus menghindari sebuah materi (data, dalil, teori, konsep dan
sebagainya) belum tepat kebenarannya atau yang sebenarnya masih
diperdebatkan.Hal ini dilakukan agar terhindar dari salah paham, salah kosep, atau
salah pemakaian ilmu.
5. Prinsip Interest
Pengertian menarik disini bukan untuk sekedar menarik minat murid atau peserta
didik untuk belajar, namun juga materi yang diberikan hendaknya mampu
memotivasi peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan keterampilan lebih
lanjut dan lebih mendalam dari apa yang diberikan melalui proses belajar mengajar
di sekolah.
6. Prinsip Kepuasan
Prinsip kepuasan yang dimaksud adalah keberhasilan dalam pemberian materi
pembelajaran yaitu bahwa ilmu yang diperoleh benar-benar bermanfaat dan dapat
diterapkan dikehidupannya. Dengan memperoleh nilai atau intensig yang sangat
berarti bagi kehidupannya dimasa depan.Pada prinsip kepuasan materi yang
diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya.
Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.
Diantara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
memahami yang abstrak.Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu
apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu
yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep
pasarmaka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di
tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara
tentang berbagai jenis pasar lainnya.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami
suatu konsep. Walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang,
akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Umpan balik positif akan memberikan
penguatan terhadap pemahaman siswa.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman
siswa.Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang
sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru
terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru
seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau
begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab
atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan
mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang
positif terhadap hasil kerja siswa.
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan.
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam
belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran
adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk
memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan,
menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang
membuat siswa senang belajar, dan lain-lain.
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai
ketinggian tertentu.Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan
berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu
dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga
semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau
mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan
pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak
tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai
tujuan.Dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Dengan
demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam
pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya
sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu
yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.

B. Prinsip-Prinsip Bahan Ajar untuk Guru


Dalam memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber atau bahan ajar,
guru hendaknya memerhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
1. Menimbulkan Minat Baca.
Bahan ajar yang baik seyogyanya dirancang dan dikemas sedemikian rupa untuk
dapat menarik dan menimbulkan minat baca bagi para siswa. Bahan dan sumber ajar
yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah yang berbentuk bahan cetak
seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet. Bentuk bahan
ajar seperti ini tentu saja ditujukan dan diperuntukan untuk dibaca siswa. Namun,
keberadaan sumber belajar ini kerap kali tidak menarik minat siswa untuk membaca
dan menggali informasi yang berada di dalamnya. Hal ini bisa jadi karena sumber
belajar tersebut ditampilkan secara asal-asalan, miskin informasi, dan pengayaan
semisal gambar atau ilustrasi yang menarik, atau mungkin juga sumber atau bahan
ajar yang disajikan terlalu rumit, sukar, dan monoton. Hal ini semestinya menjadi
perhatian guru untuk benar-benar dapat memilih, menentukan, menyusun, dan
mengembangkan sumber dan bahan ajar yang mampu menarik minat baca siswa,
sehingga materi-materi pelajaran yang terdapat di dalamnya dapat dengan mudah
dibaca dan dipahami siswa.

2. Ditulis dan dirancang untuk siswa.


Guru harus paham benar bahwa sumber dan bahan ajar yang disusun adalah
benar-benar ditujukan dan diperuntukan bagi siswa. Oleh karena itu guru harus
benar-benar pandai memilah dan menyeleksi bahan-bahan dan sumber-sumber
belajar yang benar-benar sesuai dengan tingkat kompetensi dan pemahaman siswa.
Bahan ajar harus dipilih sesuai dengan motivasi siswa. Motivasi dalam hal ini
menyangkut minat, apresiasi, aspirasi dan ambisi. Kesemuanya memengaruhi proses
belajar mereka. Oleh karenanya, pemahaman yang baik tentang motivasi akan
menjadi fondasi bagi guru dalam menentukan materi dan metode ajar yang menarik
minat siswa.
3. Menjelaskan tujuan instruksional.
Sumber dan bahan ajar yang baik harus dapat menjelaskan tujuan instruksional
yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Artinya sumber dan bahan ajar
tersebut harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau memenuhi apa-apa
yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu. Sumber
dan bahan ajar yang digunakan guru setidaknya mengisyaratkan pernyataan yang
spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
4. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
Sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya bisa mengakomodir semua pola
belajar siswa. Masing-masing siswa adalah sebuah individu yang unik yang memiliki
karakter yang berbeda, termasuk dalam gaya dan pola belajarnya. Sumber atau
bahan belajar yang baik hendaknya juga mempertimbangkan hal tersebut. Materi,
konsep, informasi, kegiatan dan ragam latihan yang tertuang dalam sumber atau
bahan ajar hendaknya dikemas sedemikian rupa dengan memadukan berbagai pola
belajar yang fleksibel, seperti penugasan individu, kelompok, kolaborasi, dan lain
sebagainya.
5. Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi yang akan dicapai
Sumber atau bahan ajar harus benar-benar terstruktur dan sesuai dengan
kebutuhan siswa serta tingkat kompetensi yang akan dicapai. Dengan kata lain,
sumber atau bahan ajar harus dapat menjawab analisis kebutuhan siswa dalam
proses pembelajaran dan memerhatikan benar setiap kompetensi yang telah
ditentukan dan akan dicapai dalam setiap proses pembelajarannya.
6. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
Sumber atau bahan ajar tidaklah semata hanya berisi segudang informasi yang
menjelaskan dan memaparkan fakta dan konsep belaka. Oleh karena itu, sumber
atau bahan ajar yang baik hendaknya dapat mengakomodir kebutuhan siswa untuk
berlatih dan melakukan kegiatan pembelajaran lain melalui sumber atau materi yang
ada dalam bahan ajar. Berbagai tugas, kegiatan, dan latihan harus termaktub dalam
bahan ajar. Akan tetapi perlu diperhatikan juga bentuk-bentuk tagihan dan tugas
serta latihan yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Jangan sampai kegiatan dan
latihan yang diberikan menjadikan anak atau siswa menjadi enggan untuk berlatih
dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilannya.

C. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar


Dalam pemilihan bahan ajar dibagi menjadi 5 macam :
1. Pemilihan Bahan Ajar Cetak
Secara umum, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar
cetak yaitu kita harus memperhatikan informasi yang terkandung didalamnya,
apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi peserta didik atau tidak dan jangan sampai bahan ajar yang kita pilih
terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi
menu peserta didik dalam mencapai kompetensinya.
1) Pemilihan Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar
handout adalah sebagai berikut:
a) Substansi materi yang disajikan harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b) Materi memberikan penjelasan secara lengkap.
c) Padat pengetahuan
d) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
e) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
f) Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.
2) Pemilihan Buku Teks Pelajaran
a) Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau
materi pokok yang harus dikuasi oleh peserta didik.
b) Materi dalam buku lengkap, paling tidak mampu memberikan
penjelasan secara lengkap.
c) adat pengetahuan dan jelas secara keilmuan.
d) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
f) Penampilan fisik bukunya menarik atau menimbulkan motivasi untuk
membaca.
2. Pemilihan Bahan Ajar Non Cetak (Model/ Maket)
Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih model / maket sebagai bahan
ajar antara lain: memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan dan memiliki
ukuran yang tidak terlalu besar dan bobotnya juga tidak terlalu berat, sehingga dapat
dipindahkan oleh satu orang.
3. Pemilihan Bahan Ajar Audio
1) Substansi materi yang disajikan dalam radio/kaset harus memiliki relevansi
dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2) Program radio yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3) Direkam terlebih dahulu, agar dapat didengar dengan jelas.
4) Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
5) Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.

4. Pemilihan Bahan Ajar Audio Visual


1) Substansi materi yang disajikan dalam video atau film harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2) Alur cerita yang ada merupakan sajian yang menarik dan diturunkan dari
standar kompetensi/kompetensi dasar dalam kurikulum.
3) Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta didik tertarik
untuk mempelajarinya.
4) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5) Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
6) Pilih video/film yang sesuai, misalnya tentang dokumentasi, situasi diskusi,
atau suatu percobaan.
5. Pemilihan Bahan Ajar Multimedia Interaktif
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar interaktif,
antara lain:
1) Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2) Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
3) Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
4) Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
5) Penyajiannya menarik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar terbagi atas:
a. Relevansi(keterkaitan, ada kaitan)
b. Konsistensi(keajegan)
c. Kecukupan(memadai keluasannya, ketercukupannya)
2. Prinsip-Prinsip Bahan Ajar untuk Guru
a. Dalam memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber atau
bahan ajar, guru hendaknya memerhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
b. Menimbulkan minat baca.
c. Ditulis dan dirancang untuk siswa.
d. Menjelaskan tujuan instruksional.
e. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
f. Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi yang akan dicapai.
g. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
3. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
a. Pemilihan Bahan Ajar Cetak
b. Pemilihan Bahan Ajar Non Cetak (Model/ Maket)
c. Pemilihan Bahan Ajar Audio
a. Pemilihan Bahan Ajar Audio Visual
b. Pemilihan Bahan Ajar Multimedia Interaktif
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan
dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita semua Aamiin
DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diva Press
http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/03/prinsip-pengembangan-bahan-
ajar.html.Diakses pada tanggal 10 November 2014,Pukul 13:35 Wib
http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/06/Prinsip-prinsip bahan ajar.html.Diakses
pada tanggal 3 November 2014,Pukul 14:50

Anda mungkin juga menyukai