Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

P DENGAN STROKE NON


HEMORAGIK DI RUANG TERATAI RSUD DR. R. SOETIJONO
BLORA

Disusun Oleh :

Irma Febriana Damayanti

P1337420419103

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan keperawatan oleh Irma Febriana Damayanti NIM


P1337420419103 dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.P Dengan Stroke
Non Hemoragik Di Ruang Teratai RSUD Dr. R. Soetijono Blora” telah disetujui
dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat Praktik :

Pembimbing Praktik Pembimbing Akademik

Heru Purnomo, S.Kep., Ns., MKes. Rini Kusmiyati, S.Kep., Ners.

Mahasiswa

Irma Febriana Damayanti


LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE NON HEMORAGIK

1. Definisi
Stroke non hemoragik adalah terjadinya sumbatan pada
pembuluh darah sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah
pada jaringan otak, trombosis otak, aterosklerosis, dan emboli serebral
yang merupakan penyumbatan pembuluh darah yang timbul akibat
pembentukkan plak sehingga terjadi penyempita pembuluh darah yang
dikarenakan oleh penyakit jantung, diabetes, obesitas, kolesterol,
merokok, stress, gaya hidup, rusak atau hancurnya neuron motorik atas
(upper motor neuron), dan hipertensi (Murtaqib, 2013).
2. Etiologi
Penyebab – Penyebabnya antara lain (Alfred Sutrisno, 2015) :
a. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ).
Trombus yang terlepas dan menyangkut di pembuluh darah yang
lebih distal disebut embolus.
b. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke. Penelitian
epidemiologi didapatkan bahwa sekitar 50 % dari semua serangan
iskmik otak, apakah yang permanen atau yang transien,
diakibatkan oleh komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma,
yang merupakan kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang, dan
sekitar 25 % disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di
intrakranial dan 20 % oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk
dari gumpalan darah, kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara
,tumor, metastase, bakteri, benda asing.
c. Iskemia ( penurunan aliran darah ke area otak )
3. Klasifikasi
Menurut Murtaqib (2013), Stroke Non Hemoragik dapat
diklasifikasikan berdasarkan perjalanan perjalanannya penyakitnya
yaitu:
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA adalah gangguan fungsi otak seacara singkat dan berlangsung
selama beberapa menit sampai beberapa jam yang di akibatkan oleh
hipoksia serebral. Gejala yang timbul dapat hilang dengan spotan
dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. In Evolutional (Progressing Stroke)
Merupakan gejala gangguan neurologi yang masih berkembang.
Proses ini bisa berjalan 24 jam atau lebih. Perkembangan stroke
terjadi perlahan-lahan sampai akut sehingga ditandai dengan
munculnya gejala semakin memburuk.
c. Completed Stroke (Permanent Stroke)
Merupakan gangguan neurologist yang bersifat menetap atau
permanent dari sejak awal serangan dan sedikit tidak ada perbaikan
4. Faktor Resiko
Ada beberapa faktor resiko penyebab stroke non hemoragik
menurut (Indrawati,Sari,& Dewi, 2016) :
a. Faktor resiko yang dapat dikontrol :
1) Pernah terserang stroke : seseorang yang pernah terserang
stroke,rentang terkena serangan stroke berulang.
2) Hipertensi : pada keadaan hipertensi, pembuluh darah mendapat
tekanan yang besar. Jika tekanan berlangsung lama, maka dapat
menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah, sehingga
mudah pecah.
3) Penytakit jantung coroner : beberapa penyakit jantung, antara lain
fibrilasi atrial penyakit jantung coroner, dan orang orang yang
melakukan katup jantung buatan akan meningkatkan risiko stroke.
4) Diabetes melitus : seseorang yang menderita DM rentang terkena
ateroklerosis hipertensi,dan gangguan lemak darah.
5) Hiperkolesterolemia : dapat juga menyebabkan aterosklerosis.
6) Merokok : perokok lebih rentang terkena stroke dari pada bukan
perokok. Nikotin dalam rokok membuat jantung bekerja lebih
keras karena frekuensi jantung dan tekanan darah meningkat.
7) Gaya hidup tidak sehat
b. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol/tidak dapat dimodifikasi:
1) Ras
2) Genetik
3) Usia
4) Jenis kelamin

5. Tanda Dan Gejala


a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
b. Tiba-tiba hilang rasa peka
c. Bicara cadel atau pelo
d. Gangguan bicara dan Bahasa
e. Gangguan penglihatan
f. Mulut mencong atau tidak simetris
g. Gangguan daya ingat
h. Nyeri kepala hebat
i. Vertigo
j. Gangguan fungsi otak
(Nurarif & Kusuma, 2016)

6. Patofisiologi
Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah menuju otak.
Luasnya infark tergantung dalam factor factor yang mempengaruhi
misalnya lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi
kolateral terhadap area yang di suplai sang pembuluh darah yang
disumbat. Suplai darah menuju otak semakin lambat atau semakin cepat
dalam gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskular)/ lantaran gangguan umum (hipoksia dikarenakan gangguan
paru dan jantung).Aterosklerosis tak jarang kali adalah faktor krusial
terjadinya infark, trombus bisa dari menurut plak aterosklerosis, atau
darah bisa beku dalam area yang stenosis, loka genre darah akan lambat
atau terjadi tubelerensi. Trombus bisa pecah berdasarkan dinding
pembuluh darah dan terbawa menjadi emboli pada aliran darah.
Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak dalam area yang
tersuplai darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti pada sekitar
area dan mengakibatkan kelumpuhan dan kematian (Murtaqib,2013).
7. Pathway

Faktor-faktor resiko penyakit stroke


(alkohol, hiperkolesteroid, merokok, stress, depresi, kegemukan)

pembentukan trombus
Arterosklerosis kepekatan
darahmeningkat (elastisitaspembuluh
darah menun) Obstruksi
di otak

Perubahan Sirkulasi serebral terganggu


persepsi
sensori
Penurunan darah dan Ggn. Perfusi
jaringan
O2 ke otak
serebral

Hipoksia serebri

Kerusakan pusatgerakanmotorik Kelemahan pada nervus V, VII, IX, X


di lobus frontalis hemisphare/hemiplagia
Kerusakan
Mobilitas menurun komunikasi
Kerusakan
verbal
Mobilitas
fisik Tirah baring
Resiko
Resiko pemenuhan nutrisi
gangguan kurang dari
integritas kulit kebutuhan tubuh

Kurang perawatan diri

(Sumber:Arief Muttaqin, 2012)


8. Penatalaksanaan
Menurut Hospital Autority (2016), penatalaksanaan stroke
sebagai berikut :
a. Pada tahap akut
1) Obat, biasanya dokter akan meresepkan obat
a) Obat anti trombosit, gunanya untuk mencegah adanya
penggumpalan darah, misalnya aspirin
b) Antikoagulan, obat ini berguna untuk mengurangi pembekuan
darah dan mengurangi emboli, misalnya heparin dan warfarin.
c) Agen trombotik, digunakan pada pasien dengan infark serebral,
misalnya r-TPA.
d) Untuk pasien dengan edema serebral (pembengkakan jaringan
otak), dokter biasanya akan meresepkan obat seperti manitol
dan Gliserol untuk menurunkan TIK.
2) Operasi bedah, tidak semua pasien akan di anjurkan oleh dokter
untuk operasi, tergantung pada ukuran, lokasi, kedalaman
hematoma (pergumpalan darah), dan apakah stroke ini diikuti
oleh pembengkakan jaringan otak serta kondisi pasien.
3) Pengobatan di unit stroke akut, yaitu pengobatan yang dilakukan
oleh semua interprofesi untuk menangani pasien agar tidak
terjadinya komplikasi yang serius juga menyiapkan pasien untuk
menerima keadannya nanti untuk rehabilitasi secara
komprehensif.
b. Tahap rehabilitasi
Tujuan pada tahap ini adalah untuk dapat memulihkan kondisi
pasien secara terbaik. Agar pasien dapat sedikit demi sedikit
melakukan aktifitasnya. Meskipun kondisinya tidak seperti sebelum
terkena stroke.
Tahap ini dilakukan setelah kondisi neurologis pasien stabil serta
pasien dengan keadaan yang memungkinkan. Tahap ini juga
biasanya dilakukan saat pasien sudah pulang dari perawatan di
rumah sakit. Karena pasien yang mengalami stroke harus
meminum obat secara
rutin untuk mencegah terjadinya serangan stroke berikutnya, dan
untuk kesembuhan pasien (Hospital Autority, 2016)

9. Pemeriksaan penunjang
a. Ct scan: Memperlihatkan adanya edema, hematoma, dan adanya
iskemia.
b. Angiografi serebral : menentukan penyebab stroke.
c. Pungsi lumbal : menunjukkan adanya tekanan normal/meningkat dan
cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya perdarahan.
d. MRI : Menunjukkan daerah yang mengalami infark.
e. EEG : Memperlihatkan lesi secara spesifik.
f. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi adanya penyakit
arteriovena.
g. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pineal.
(Nurarif & Kusuma, 2015)

10. Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan dari masalah
pasien baik yang nyata maupun yang potensial berdasarkan data
yang telah diperoleh, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam
batas kewenangan perawat untuk melakukannya (Basri, Utami, &
Mulyadi, 2020).
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan stroke menurut
(Arief Muttaqin, 2012), yaitu :
a. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan sirkulasi
serebral terganggu
b. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
penurunan darah dan O2 ke otak
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot
d. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kelemahan
nervus V,VII, IX, X
e. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kelemahan nervus V,VII, IX, X
f. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
g. Kurang perawatan diri berhubunagn dengan tirah baring

11. Rencana keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam
pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang
sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan
dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan
(Dermawan, 2012). Perencanaan keperawatan adalah rencana
tindakan keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah
kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung,
2011).

12. Implementasi
Pada proses ini perawat merealisasikan tindakan untuk mencapai
tujuan. Kegiatan dalam implementasi meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, observasi respon pasien, serta menilai data baru.
Selain itu, perawat harus mendokumentasikan setiap tindakan yang
telah diberikan kepada pasien (Kozier B, 2010)

13. Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi menilai respon pasien
yang meliputi subjek, objek, pengkajian kembali (assessment), rencana
tindakan (planning) (Basri, Utami, & Mulyadi, 2020)
DAFTAR PUSTAKA

Al- Ma’ruf, Ali Imron dan Farida Nugrahani, 2014. Metode Penulisan Ilmiah
Panduan bagi Mahasiswa, Ilmuan, dan Eksekutif. Yogyakarta: Pilar
Media.

American Heart Association (AHA). 2015. Health care research : Coronary


Heart Disease.

Anania, & Pamela, C. (2011). Nursing : memahami berbagai macam penyakit.


Jakarta : Indeks.day-2019. Retrieved November 4, 2019, from int:

Indrawati, L., Sari, W., & Dewi, C. S. (2016). Care yourself, Stroke : cegah dan
obati sendiri.Jakarta Timur: Plus

Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : ANDI.

Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC

Masturoh, I., dan N. Anggita. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.


Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Murtaqib. (2013). The effect range of motion/ROM active on improvement


of joint motion to stroke patients in Tanggul sub-district Jember
district). IKESMA

Muttaqin, A (2012). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan


sistem pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

NANDA-I. (2018). Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2)


Yogyakarta: Graha Ilmu.Stroke-Indonesian-201801.

Wardhana, W.A. (2011). Strategi mengatasi & bangkit dari stroke. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Pelajar.

Elim, C., Tubagus, V., & Ali, R. H. (2016). Hasil Pemeriksaan CT scan pada
penderita stroke non hemoragik di Bagian Radiologi FK Unsrat/SMF
Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Agustus 2015-
2016. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016.
(https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia
/) Diakses tanggal `5 Desember 2020.

Hospital Autority. (2016). Smart Patient. Retrieved Oktober 23, 2019, from
(https://www.who.int/southeastasia/news/speeches/detail/world-stroke-
day-2019). Diakses tanggal 05 November 2020.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta. Retrieved from (http://www.inna-ppni.or.id) Diakses tanggal 15
Desember 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK DI RUANG TERATAI RSUD DR. R. SOETIJONO BLORA

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. P

Umur : 67 Tahun

Kelamin : Perempuan

Alamat :Dk. Tempel, Ds. Tempel Lemahbang,

05/04, Jepon, Blora

Status perkawinan : Cerai Mati

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Pedagang

Tanggal masuk RS : 19 November 2021

Tanggal Pengkajian : 23 November 2021

Sumber Informasi : Klien

B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kelemahan kaki kanan dan tangan kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pada hari jumat
tanggal 19 November 2021 jam 08.00 WIB saat pasien di pasar
tiba-tiba kaki kanan dan tangan kanan terasa lemah, kemudian
diantar pulang dan dibawa ke klinik setelah itu pasien dirujuk
di RSUD Dr. R. Soetijono Blora melalui IGD pada tanggal 19
November 2021 jam 18.30 WIB dan dirawat di ruang Teratai
pada tanggan 19 November 2021 jam 21.30 WIB

3. Riwayat Penyakit Dahulu


3 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di rumah sakit karena
gula darah rendah, pasien juga punya riwayat hipertensi.

4. Diagnose Medik, Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa Medik : Stroke Non Hemoragik

Pemeriksaan Penunjang : CT Scan dan Pemeriksaan Lab

C. Pengkajian Tinjauan Sistem

1. Aktivitas/istirahat

Pekerjaan : Pedagang

Aktivitas Umum : Melakukan pekerjaan ibu rumah tangga

Keterbatasan : Kaki dan tangan kanan pasien lemah

Tidur : Sulit tidur

2. Sirkulasi

Riwayat : Pasien memiliki riwayat hipertensi dan

hiperkolesterol

Ektremitas : Lemah

Frekuensi jumlah urine : Frekuensi BAK 2-3 x/hari

3. Integritas Ego

Factor Stres : Cemas memikirkan penyakitnya


Cara mengatasi stress : Pasien mengatasi stress dengan berdoa

Agama : Islam

Perasaan : Tidak berdaya

4. Eliminasi

Pola umum BAB : BAB 1 x/hari

Karakteristik tinja : warna kuning, bau khas, konsistensi lembek

BAB terakhir : 19 November 2021

Pola umum BAK : Oliguria

Frekuensi BAK : 2-3 x/hari

Karakteristik urine : warna kuning

Tidak ada riwayat penyakit ginjal/kandung kemih

5. Makanan/Cairan

Makanan yang biasa dikonsumsi : nasi, lauk, sayur

Jumlah makan perhari : 3 x/hari

Pola makan : kehilangan nafsu makan

Pasien tidka memiliki alergi terhadap suatu makanan

6. Hygiene

Kegiatan sehari-hari 0 1 2 3 4

Makan/minum 

Mandi 
Toileting 

Berpakaian 

Mobilitas ditempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi/ROM 

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Alat bantu

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang lain dan alat

4 : Tergantung total

7. Neurosensoris

Pasien pusing terus menerus

Kanan dan kaki kanan pasien lemah

8. Nyeri/kenyamanan

Lokasi : Kepala

Frekuensi : Terus-menerus

Faktor Pencetus : Non trauma

Skala Nyeri : 3

Kualitas : Mencengkeram
9. Respirasi

Tidak ada gangguan pada respirasi, suara nafas vesikuler,


airway bebas

10. Keamanan

Pasien tidak memiliki alergi, pasien tidak ada riwayat penyakit


menular

Gangguan : kelemahan pada kaki dan tangan kanan

11. Seksualitas

Pasien tidak ada kelainan seksualitas, pasien sudah menopause

12. Interaksi social

Status perkawinan : Cerai mati

Tinggal dengan : Anak

Anggota keluarga yang tinggal diruah : Anak, menantu, dan cucu

Peran dalam struktur keluarga : keluarga memahami kondisi


yang dialami pasien dan selalu menemani pasien

13. Belajar/mengajar

Bahasa yang digunakan : Jawa

Pendidikan terakhir : SD

Keyakinan tentang kesehatan : Pasien mendapatkan dukungan


dari keluarganya agar semangat untuk sembuh dan tidak
menyerah dalam menjalani pengobatan

Factor resiko keluarga : Hipertensi


Obat yang diminum :

Obat Dosis Berapa Diminum Tujuan


Kali Teratur

Aspilet 80 mg 1x1 Ya Untuk mengurang


nyeri

Vit B1612 155 mg 3x1 Ya Untuk memperlambat


degenerasi sel-sel
saraf

Amlodipin 10 mg 3x1 Ya Untuk menurunkan


tekanan darah

Atorvastatin 20 mg 3x1 Ya Untuk menurunkan


kolerterol

Diagnosa medis waktu masuk RS : lemah anggota gerak kanan

Harapan pasien dari hospitalisasi : pasien bisa sembuh,


anggota gerak kanan tidak lemah lagi

D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum :

a. Keadaan umum : Lemah

b. Kesadaran : Composmentis

GCS : E : 4 M : 6 V : 5

c. TTV :
1) TD : 166/127 mmHg
2) N : 98 x/menit
3) S : 36 C
4) RR : 20 x/menit
5) SPO2: 95
2. Head to toe
a. Kepala : Bentuk Simetris dan tidak ada lesi di kepala
b. Mata : didapatkan hasil inspeksi konjungtiva tidak
anemi, sclera putih

c. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada


secret

d. Mulut : mukosa lembab, bibir pucat, tidak ada


stomatitis

e. Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen


f. Leher : bisa bergerak ke kiri dan kanan, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid

g. Thoraks :
- I : bentuk dada rata, tidak ada lesi
- P : Tidak ada nyeri tekan
- P : Paru-paru sonor
- A : suara nafas vesikuler
h. Abdomen :
- I : Bentuk Simetris
- P : tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
- P : timpani
- A : peristaltik usus 12×/menit
i. Genital :
Tidak ada keluhan / tidak ada gangguan reproduksi

j. Kulit :
Kulit pasien tampak keriput, turgor kulit lebih dari 2 detik,
akral dingin, capillary refill time >3 detik
k. Ekstremitas :
1) Atas : terpasang infus RL pada tangan kiri,
pergerakan terbatas kareana ekstremitas atas
kanan lema

2) Bawah : tidak ada edema, tidak ada varises,


pergerakan terbatas karena ekstremitas
kanan bawah lemah
3) Kekuatan skala otot
2 5

2 5

E. Program Terapi

1. Infus RL 20 tpm
2. Inj. Citicolin 2x500 mg
3. Omeprazole 1x40 mg
4. Inj. Ceftriaxon 2x1 g

F. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium


1. Pemeriksaan CT Scan
Tanggal : 20 November 2021
Dx. Klinis : Stroke Non
Hemoragik Hasil :
- ICH (intracerebral Hemmorrhage Putamen Sinistra ( Slice
6-9, ukuran L.K 2,1 X 3,8 cm, Hu 64,88))
- Tak tampak laterasi
- Penyempitan ventrikel lateralis dan cornu enterior-
posterior sinistra
- Tak tampak oedem cerebri
- Suspect hematosinus sphenoidalis sinistra, DD : sinusitis
- Lain-lain tak tampak kelainan
2. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 19 November 2021
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hema 5 Diff :

Lekosit 11,01 10^3/uL 3,6 - 11,0

Hemoglobin 12,5 g/dL 11,7 – 15,5

Hematocrit 39,4 % 35 - 47

Trombosit 307 10^3/uL 150 – 440

Hitung jenis
Lekosit

Granulosit 79,4 % 50 – 70

Limfosit 14,4 % 25 – 40

Monosit 4,7 % 2–8

Eosinophil 1,1 % 2-4

Basophil 0,4 % 0–1

KIMIA KLINIK

Glukosa Sewaktu 86 mg/dL 82 – 115

kolesterol total 265 mg/dL <200

Trigliserida 187 mg/dL 70 – 140

HDL-Kolesterol 71 mg/dL >65


LDL-Kolesterol 242 mg/dL <150

Ureum 23,54 mg/dL 10 – 50

Creatinin 0,69 mg/dL 0,6 – 1,2

AST/SGOT 19 U/L <31

ALT/SGPT 19 U/L <32

IMUNOLOGI

Rapid Test SARS NEGATIF Negatif


Cov-2

Screening B20 NON Non Reaktif


REAKTIF

HBsAg Kualitatif NEGATIF Negatif

ELEKTROLIT

Natrium 138,9 mmol/l 135 – 147

Kalium 3,16 mmol/l 3,5 – 5,0

Chlorida 111,4 mmol/l 95 – 105

II. Analisa Data


Tgl/Jam Data Pemyebab Masalah

23 DS : Hipertensi Ketidakefektifan
November - Pasien perfusi jaringan
2021 mengatakan tekanan perifer
darah selalu
tinggi dan
mempunyai riwayat
hipertensi
- Pasien mengatakan
kepala pusing

DO :

- KU : lemah,
Composmentis
- TTV :
TD: 166/127 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 C
DS : Penurunan Hambatan
- Pasien mengatakan kekuatan otot mobilitas fisik
tangan dan kaki
lemah
- Pasien mengatakan
kebutuhannya
dibantu oleh
keluarga

DO :

- KU : lemah,
Composmentis
- TTV :
TD: 219/122 mmHg
N : 99 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 C
- Kekuatan skala
otot
2 5

2 5

- Segala aktivitas
pasien dibantu
seperti makan,
minum, mobilisasi
berpakaian, dll
- Pasien terdapat
gangguan pada
anggota badan
sebelah kanan,
tangan kanan hanya
bisa melakukan
fleksi, ekstensi,
sedangkan kaki
kanan hanya bisa
abduksi dan adduksi

III. Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipertensi

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot


IV. Intervensi Keperawatan
Tgl/Jam No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
Dx Hasil
23 1 Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda vital
November tindakan keperawatan 2. Batasi gerakan kepala
2021 selama 3x24 jam leher, dan punggung
diharapkan tekanan 3. Anjurkan pasien untuk
darah normal, dengan banyak istirahat
kriteria hasil : 4, Berikan obat amlodipin
- Tekanan darah 10mg sesuai anjuran dokter
dalam rentang
130/90 mmHg
- Tidak ada tanda
tanda tekanan
intracranial lebih
dari 15 mmHg

2 Setelah dilakukan 1. Kaji kekuatan otot


tindakan keperawatan 2. Anjurkan pasien untuk
selama 3x24 jam mengurangi makanan yang
diharapkan mobilitas banyak mengandung garam
fisik meningkat, 3. Kolaborasi dengan ahli
dengan kriteria hasil : fisioterapi
- Pergerakan 4, Lakukan dan ajarkan
ekstremitas tindakan ROM pada pasien
meningkat
- Kekuatan otot
meningkat
- Rentang gerak
meningkat
V. Implementasi Keperawatan

Tgl/Jam No. Implementasi Respons Paraf


Dx
24
November
2021
08.00 1 Mengkaji tanda-tanda S:
WIB vital -pasien mengatakan
1 Menganjurkan pasien pusing, badan terasa lemas
untuk banyak istirahat O:
-KU : lemah,
composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5

-TTV :

TD : 141/85 mmHg

N : 90 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 C

08.30 2 Mengkaji kekuatan otot S:


WIB
- Pasien mengatakan
tangan dan kaki lemah
- Pasien mengatakan
kebutuhannya dibantu
oleh keluarga

O:

- KU : lemah,
Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5

2 5

- Segala aktivitas pasien


dibantu seperti makan,
minum, mobilisasi
berpakaian, dll

08.45 1 Membatasi gerakan S :


WIB kepala leher, dan
-pasien mengatakan
punggung
bersedia untuk dibatasi
gerakan kepala, leher dan
punggung
O:
-pasien kooperatif

09.00 2 Menganjurkan pasien S :


WIB untuk mengurangi -Pasin bersedia untuk
makanan yang banyak mengurangi makanan
mengandung garam yang banyak mengandung
garam
O:
-Pasien kooperatif
11.00 1 Memberikan obat S:
WIB amlodipin 10mg sesuai -Pasien mengatakan
anjuran dokter bersedia minum obat
amlodipin
O:
-Pasien minum obat
teratur
13.00 2 Melakukan dan ajarkan S :
WIB tindakan ROM pada -Pasien mengatakan akan
pasien melakukan ROM
O:
-Pasien bisa melakukan
ROM
25
November
2021
08.00 1 Mengkaji tanda-tanda S:
WIB vital -pasien mengatakan
pusing, badan terasa lemas
O:
-KU : lemah,
composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5

-TTV :

TD : 140/95 mmHg

N : 90 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 C

08.15 2 Mengkaji kekuatan otot S:


WIB
- Pasien mengatakan
tangan dan kaki lemah
- Pasien mengatakan
kebutuhannya dibantu
oleh keluarga

O:

- KU : lemah,
Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5

2 5

- Segala aktivitas pasien


dibantu seperti makan,
minum, mobilisasi
berpakaian, dll

11.00 2 Mengkolaborasi dengan S :


WIB ahli fisioterapi -Pasien mengatakan
bersedia untuk di
fisioterapi
O:
-Pasien kooperatif
11.30 1 Memberikan obat S:
WIB amlodipin 10mg sesuai -Pasien mengatakan
anjuran dokter bersedia minum obat
amlodipine
O:
-Pasien minum obat
teratur
26
November
2021
08.00 1 Mengkaji tanda-tanda S:
WIB vital -pasien mengatakan
pusing sudah berkurang,
badan terasa lemas
O:
-KU : lemah,
composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5

-TTV :

TD : 130/85 mmHg

N : 92 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36 C
08.15 2 Mengkaji kekuatan otot S:
WIB
- Pasien mengatakan
tangan dan kaki lemah
- Pasien mengatakan
kebutuhannya dibantu
oleh keluarga

O:

- KU : lemah,
Composmentis
- Kekuatan skala otot
3 5

3 5

- Segala aktivitas pasien


dibantu seperti makan,
minum, mobilisasi
berpakaian, dll
11.00 2 Mengkolaborasi dengan S :
WIB ahli fisioterapi -Pasien mengatakan
kelemahan berkurang
setelah di fisioterapi
O:
-Pasien kooperatif
11.30 1 Memberikan obat S :
WIB amlodipin 10mg sesuai -Pasien mengatakan
anjuran dokter tekanan darah menurun
setelah minum obat
O:
-Pasien minum obat
teratur
-Tekanan darah menurun
VI. Catatan Perkembangan
Tanggal/Jam No. Perkembangan Paraf

Dx

24 Nov 2021 1 S : pasien mengatakan pusing badan terasa lemah

21.00 WIB O:
-KU : lemah, composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5

-TTV :

TD : 141/85 mmHg

N : 90 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 C

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Kaji tanda-tanda vital

Anjurkan pasien untuk banyak istirahat

21.00 WIB 2 S:

- Pasien mengatakan tangan dan kaki lemah


- Pasien mengatakan kebutuhannya dibantu oleh
keluarga

O:

- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5

2 5

- Segala aktivitas pasien dibantu seperti makan,


minum, mobilisasi berpakaian, dll

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi
Kaji kekuatan otot
Lakukan tindakan ROM
25 Nov 2021 1 S:
-pasien mengatakan pusing, badan terasa lemas
21.00 WIB
O:
-KU : lemah, composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5

-TTV :

TD : 140/95 mmHg

N : 90 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Kaji tanda-tanda vital

Anjurkan pasien untuk banyak istirahat


21.00 WIB 2 S:

- Pasien mengatakan tangan dan kaki lemah


- Pasien mengatakan kebutuhannya dibantu oleh
keluarga

O:

- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5

2 5

- Segala aktivitas pasien dibantu seperti makan,


minum, mobilisasi berpakaian, dll

A :Masalah belum teratasi


P : lanjutkan Intervensi
Kaji kekuatan otot
Lakukan tindakan ROM
26 1 S:
November -pasien mengatakan pusing sudah berkurang, badan
2021 terasa lemas
O:
21.00 WIB
-KU : lemah, composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5

-TTV :

TD : 130/85 mmHg
N : 92 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36 C

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan Intervensi
Kaji tanda-tanda vital
Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
21.00 WIB 2 S:

- Pasien mengatakan tangan dan kaki lemah


- Pasien mengatakan kebutuhannya dibantu oleh
keluarga

O:

- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
3 5

3 5

Segala aktivitas pasien dibantu seperti makan,


minum, mobilisasi berpakaian, dll
A: Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji kekuatan otot
Lakukan tindakan ROM

VII. Evaluasi Keperawatan


Tgl/Jam No. Evaluasi Paraf
Dx
26 1 S:
November -pasien mengatakan pusing sudah berkurang, badan
2021 terasa lemas
21.00 WIB O:
-KU : lemah, composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5

-TTV :

TD : 130/85 mmHg

N : 92 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36 C

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan Intervensi
Kaji tanda-tanda vital
Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
21.00 WIB 2 S:

- Pasien mengatakan tangan dan kaki lemah


- Pasien mengatakan kebutuhannya dibantu oleh
keluarga

O:

- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
3 5

3 5
Segala aktivitas pasien dibantu seperti makan,
minum, mobilisasi berpakaian, dll
A: Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji kekuatan otot
Lakukan tindakan ROM

Anda mungkin juga menyukai