Disusun Oleh :
P1337420419103
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat Praktik :
Mahasiswa
1. Definisi
Stroke non hemoragik adalah terjadinya sumbatan pada
pembuluh darah sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah
pada jaringan otak, trombosis otak, aterosklerosis, dan emboli serebral
yang merupakan penyumbatan pembuluh darah yang timbul akibat
pembentukkan plak sehingga terjadi penyempita pembuluh darah yang
dikarenakan oleh penyakit jantung, diabetes, obesitas, kolesterol,
merokok, stress, gaya hidup, rusak atau hancurnya neuron motorik atas
(upper motor neuron), dan hipertensi (Murtaqib, 2013).
2. Etiologi
Penyebab – Penyebabnya antara lain (Alfred Sutrisno, 2015) :
a. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ).
Trombus yang terlepas dan menyangkut di pembuluh darah yang
lebih distal disebut embolus.
b. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke. Penelitian
epidemiologi didapatkan bahwa sekitar 50 % dari semua serangan
iskmik otak, apakah yang permanen atau yang transien,
diakibatkan oleh komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma,
yang merupakan kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang, dan
sekitar 25 % disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di
intrakranial dan 20 % oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk
dari gumpalan darah, kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara
,tumor, metastase, bakteri, benda asing.
c. Iskemia ( penurunan aliran darah ke area otak )
3. Klasifikasi
Menurut Murtaqib (2013), Stroke Non Hemoragik dapat
diklasifikasikan berdasarkan perjalanan perjalanannya penyakitnya
yaitu:
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA adalah gangguan fungsi otak seacara singkat dan berlangsung
selama beberapa menit sampai beberapa jam yang di akibatkan oleh
hipoksia serebral. Gejala yang timbul dapat hilang dengan spotan
dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. In Evolutional (Progressing Stroke)
Merupakan gejala gangguan neurologi yang masih berkembang.
Proses ini bisa berjalan 24 jam atau lebih. Perkembangan stroke
terjadi perlahan-lahan sampai akut sehingga ditandai dengan
munculnya gejala semakin memburuk.
c. Completed Stroke (Permanent Stroke)
Merupakan gangguan neurologist yang bersifat menetap atau
permanent dari sejak awal serangan dan sedikit tidak ada perbaikan
4. Faktor Resiko
Ada beberapa faktor resiko penyebab stroke non hemoragik
menurut (Indrawati,Sari,& Dewi, 2016) :
a. Faktor resiko yang dapat dikontrol :
1) Pernah terserang stroke : seseorang yang pernah terserang
stroke,rentang terkena serangan stroke berulang.
2) Hipertensi : pada keadaan hipertensi, pembuluh darah mendapat
tekanan yang besar. Jika tekanan berlangsung lama, maka dapat
menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah, sehingga
mudah pecah.
3) Penytakit jantung coroner : beberapa penyakit jantung, antara lain
fibrilasi atrial penyakit jantung coroner, dan orang orang yang
melakukan katup jantung buatan akan meningkatkan risiko stroke.
4) Diabetes melitus : seseorang yang menderita DM rentang terkena
ateroklerosis hipertensi,dan gangguan lemak darah.
5) Hiperkolesterolemia : dapat juga menyebabkan aterosklerosis.
6) Merokok : perokok lebih rentang terkena stroke dari pada bukan
perokok. Nikotin dalam rokok membuat jantung bekerja lebih
keras karena frekuensi jantung dan tekanan darah meningkat.
7) Gaya hidup tidak sehat
b. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol/tidak dapat dimodifikasi:
1) Ras
2) Genetik
3) Usia
4) Jenis kelamin
6. Patofisiologi
Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah menuju otak.
Luasnya infark tergantung dalam factor factor yang mempengaruhi
misalnya lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi
kolateral terhadap area yang di suplai sang pembuluh darah yang
disumbat. Suplai darah menuju otak semakin lambat atau semakin cepat
dalam gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskular)/ lantaran gangguan umum (hipoksia dikarenakan gangguan
paru dan jantung).Aterosklerosis tak jarang kali adalah faktor krusial
terjadinya infark, trombus bisa dari menurut plak aterosklerosis, atau
darah bisa beku dalam area yang stenosis, loka genre darah akan lambat
atau terjadi tubelerensi. Trombus bisa pecah berdasarkan dinding
pembuluh darah dan terbawa menjadi emboli pada aliran darah.
Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak dalam area yang
tersuplai darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti pada sekitar
area dan mengakibatkan kelumpuhan dan kematian (Murtaqib,2013).
7. Pathway
pembentukan trombus
Arterosklerosis kepekatan
darahmeningkat (elastisitaspembuluh
darah menun) Obstruksi
di otak
Hipoksia serebri
9. Pemeriksaan penunjang
a. Ct scan: Memperlihatkan adanya edema, hematoma, dan adanya
iskemia.
b. Angiografi serebral : menentukan penyebab stroke.
c. Pungsi lumbal : menunjukkan adanya tekanan normal/meningkat dan
cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya perdarahan.
d. MRI : Menunjukkan daerah yang mengalami infark.
e. EEG : Memperlihatkan lesi secara spesifik.
f. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi adanya penyakit
arteriovena.
g. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pineal.
(Nurarif & Kusuma, 2015)
12. Implementasi
Pada proses ini perawat merealisasikan tindakan untuk mencapai
tujuan. Kegiatan dalam implementasi meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, observasi respon pasien, serta menilai data baru.
Selain itu, perawat harus mendokumentasikan setiap tindakan yang
telah diberikan kepada pasien (Kozier B, 2010)
Al- Ma’ruf, Ali Imron dan Farida Nugrahani, 2014. Metode Penulisan Ilmiah
Panduan bagi Mahasiswa, Ilmuan, dan Eksekutif. Yogyakarta: Pilar
Media.
Indrawati, L., Sari, W., & Dewi, C. S. (2016). Care yourself, Stroke : cegah dan
obati sendiri.Jakarta Timur: Plus
Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC
Wardhana, W.A. (2011). Strategi mengatasi & bangkit dari stroke. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Pelajar.
Elim, C., Tubagus, V., & Ali, R. H. (2016). Hasil Pemeriksaan CT scan pada
penderita stroke non hemoragik di Bagian Radiologi FK Unsrat/SMF
Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Agustus 2015-
2016. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016.
(https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia
/) Diakses tanggal `5 Desember 2020.
Hospital Autority. (2016). Smart Patient. Retrieved Oktober 23, 2019, from
(https://www.who.int/southeastasia/news/speeches/detail/world-stroke-
day-2019). Diakses tanggal 05 November 2020.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta. Retrieved from (http://www.inna-ppni.or.id) Diakses tanggal 15
Desember 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK DI RUANG TERATAI RSUD DR. R. SOETIJONO BLORA
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. P
Umur : 67 Tahun
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Pedagang
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kelemahan kaki kanan dan tangan kanan
1. Aktivitas/istirahat
Pekerjaan : Pedagang
2. Sirkulasi
hiperkolesterol
Ektremitas : Lemah
3. Integritas Ego
Agama : Islam
4. Eliminasi
5. Makanan/Cairan
6. Hygiene
Kegiatan sehari-hari 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
4 : Tergantung total
7. Neurosensoris
8. Nyeri/kenyamanan
Lokasi : Kepala
Frekuensi : Terus-menerus
Skala Nyeri : 3
Kualitas : Mencengkeram
9. Respirasi
10. Keamanan
11. Seksualitas
13. Belajar/mengajar
Pendidikan terakhir : SD
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
b. Kesadaran : Composmentis
GCS : E : 4 M : 6 V : 5
c. TTV :
1) TD : 166/127 mmHg
2) N : 98 x/menit
3) S : 36 C
4) RR : 20 x/menit
5) SPO2: 95
2. Head to toe
a. Kepala : Bentuk Simetris dan tidak ada lesi di kepala
b. Mata : didapatkan hasil inspeksi konjungtiva tidak
anemi, sclera putih
g. Thoraks :
- I : bentuk dada rata, tidak ada lesi
- P : Tidak ada nyeri tekan
- P : Paru-paru sonor
- A : suara nafas vesikuler
h. Abdomen :
- I : Bentuk Simetris
- P : tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
- P : timpani
- A : peristaltik usus 12×/menit
i. Genital :
Tidak ada keluhan / tidak ada gangguan reproduksi
j. Kulit :
Kulit pasien tampak keriput, turgor kulit lebih dari 2 detik,
akral dingin, capillary refill time >3 detik
k. Ekstremitas :
1) Atas : terpasang infus RL pada tangan kiri,
pergerakan terbatas kareana ekstremitas atas
kanan lema
2 5
E. Program Terapi
1. Infus RL 20 tpm
2. Inj. Citicolin 2x500 mg
3. Omeprazole 1x40 mg
4. Inj. Ceftriaxon 2x1 g
HEMATOLOGI
Hema 5 Diff :
Hematocrit 39,4 % 35 - 47
Hitung jenis
Lekosit
Granulosit 79,4 % 50 – 70
Limfosit 14,4 % 25 – 40
KIMIA KLINIK
IMUNOLOGI
ELEKTROLIT
23 DS : Hipertensi Ketidakefektifan
November - Pasien perfusi jaringan
2021 mengatakan tekanan perifer
darah selalu
tinggi dan
mempunyai riwayat
hipertensi
- Pasien mengatakan
kepala pusing
DO :
- KU : lemah,
Composmentis
- TTV :
TD: 166/127 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 C
DS : Penurunan Hambatan
- Pasien mengatakan kekuatan otot mobilitas fisik
tangan dan kaki
lemah
- Pasien mengatakan
kebutuhannya
dibantu oleh
keluarga
DO :
- KU : lemah,
Composmentis
- TTV :
TD: 219/122 mmHg
N : 99 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 C
- Kekuatan skala
otot
2 5
2 5
- Segala aktivitas
pasien dibantu
seperti makan,
minum, mobilisasi
berpakaian, dll
- Pasien terdapat
gangguan pada
anggota badan
sebelah kanan,
tangan kanan hanya
bisa melakukan
fleksi, ekstensi,
sedangkan kaki
kanan hanya bisa
abduksi dan adduksi
-TTV :
TD : 141/85 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 C
O:
- KU : lemah,
Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5
2 5
-TTV :
TD : 140/95 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 C
O:
- KU : lemah,
Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5
2 5
-TTV :
TD : 130/85 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 C
08.15 2 Mengkaji kekuatan otot S:
WIB
- Pasien mengatakan
tangan dan kaki lemah
- Pasien mengatakan
kebutuhannya dibantu
oleh keluarga
O:
- KU : lemah,
Composmentis
- Kekuatan skala otot
3 5
3 5
Dx
21.00 WIB O:
-KU : lemah, composmentis
-GCS : E : 4 M : 6 V : 5
-TTV :
TD : 141/85 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 C
P : lanjutkan intervensi
21.00 WIB 2 S:
O:
- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5
2 5
-TTV :
TD : 140/95 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Kaji tanda-tanda vital
O:
- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
2 5
2 5
-TTV :
TD : 130/85 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 C
O:
- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
3 5
3 5
-TTV :
TD : 130/85 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 C
O:
- KU : lemah, Composmentis
- Kekuatan skala otot
3 5
3 5
Segala aktivitas pasien dibantu seperti makan,
minum, mobilisasi berpakaian, dll
A: Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji kekuatan otot
Lakukan tindakan ROM