Anda di halaman 1dari 11

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BENDA ASING, RJP,

DAN TEKNIK MENJAHIT LUKA

Disusun Oleh :

Irma Febriana Ddamayanti

P1337420419103

Tingkat 3A

PRODI D III KEPERAWATAN BLORA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

202
SOP BENDA ASING

Pengertian Benda asing di adalah benda yang dalam keadaan


normal tidak dijumpai dan dapat menyebabkan
iritasi jaringan. Pada umumnya kelainan
ini bersifat ringan, namun pada beberapa keadaan dapat
berakibat serius terutama pada benda asing yang
bersifat asam atau basa dan bila timbul infeksi
sekunder.

Tujuan Sebagai acuan tata laksana benda asing


Referensi - Gondhowiardjo, T.D. Simanjuntak, G. Panduan
Manajemen Klinis
- Perdami, 1th Ed.  Jakarta: CV Ondo. 2006.
- Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan
V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2008.
- Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14.
Cetakan I. Jakarta: Widya Medika. 2000.

Prosedur 1. Keluhan
Pasien datang dengan keluhan adanya benda yang
masuk ke dalam. Gejala yang ditimbulkan berupa
nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing,
dan fotofobia.

2. Faktor Risiko
Pekerja di bidang industri yang tidak memakai
kacamata pelindung, seperti: pekerja gerinda,
pekerja las, pemotong keramik, pekerja yang
terkait dengan bahan-bahan kimia (asam-basa).

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
- Visus biasanya normal.
- Ditemukan injeksi konjungtiva tarsal dan/atau
bulbi.
- Ditemukan benda asing pada konjungtiva tarsal
superior dan/atau inferiordan/atau konjungtiva
bulbi.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan.
Penegakan Diagnostik ( Assessment) 
Diagnosis Klinis
o Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Diagnosis banding
o Konjungtivitis akut
Komplikasi

- Ulkus korne
- Keratitis
Terjadi bila benda asing pada konjungtiva tarsal
menggesek
permukaan kornea dan menimbulkan infeksi sekunder.
Reaksi inflamasi berat dapat terjadi jika benda asing
merupakan zat kimia.
Penatalaksanaan Komprehensif ( Plan)
Penatalaksanaan

- Non-medikamentosa:
Pengangkatan benda
asing Berikut adalah
cara yang dapat
dilakukan:
a. Berikan tetes mata
Tetrakain 0,5%
sebanyak 1-2 tetes pada
mata yang terkena benda
asing.
b. Gunakan kaca pembesar
(lup) dalam
pengangkatan benda
asing.
c. Angkat benda asing
dengan menggunakan
lidi kapas atau jarum
suntik ukuran 23G.
d. Arah pengambilan
benda asing dilakukan
dari tengah ke tepi.
e. Oleskan lidi kapas yang
dibubuhkan Povidon
Iodin pada tempat bekas
benda asing.
-Medikamentosa
Antibiotik topikal (salep atau tetes mata),
misalnya Kloramfenikol tetes mata, 1 tetes
setiap 2 jam selama 2 hari.

Konseling dan Edukasi


- Memberitahu pasien agar tidak menggosok
matanya agar tidak memperberat lesi.
- Menggunakan alat/kacamata pelindung pada
saat bekerja atau berkendara.
- Menganjurkan pasien untuk kontrol bila
keluhan bertambah berat setelah dilakukan
tindakan, seperti mata bertambah merah,
bengkak, atau disertai dengan penurunan
visus.
Kriteria Rujukan

o Bila terjadi penurunan visus

o Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal:


karena keterbatasan fasilitas
Peralatan
- Lup
- Lidi kapas
- Jarum suntik 23G
- Tetes mata Tetrakain HCl 0,5%
- Povidon Iodin
Prognosis
- Ad vitam : Bonam
- Ad functionam : Bonam
- Ad sanationa : Bonam
Langkah- - Pasien dari loket pendaftaran, duduk menunggu
langkah dipanggil
- Petugas di ruang pengobatan memanggil pasien
untuk masuk ke ruang periksa
- Petugas mencocokkan identitas pasien
- Petugas mengukur TTV
- Petugas melakukan anamnesa terhadap pasien :
o Keluhan Utama
o Keluhan Tambahan
o Riwayat penyakit terdahulu
o Riwayat penyakit keluarga
o Lamanya sakit
o Pengoobatan yang sudah dilakukan
o Riwayat alergi obat
- Petugas memberikan resep pada pasien
- Pasien mengambil obat di apotik

Hal-Hal yang Penyampaian informasi harus mudah dipahami


perlu
diperhatikan

Unit Terkait - Pendaftaran


- IGD
- Apotik

Standar Operasional Prosedur (SOP)


RESUSITASI JANTUNG PARU DEWASA

1. Pengertian Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk


mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien.

2. Tujuan Mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi jantung yang


terganggu melalui teknik kombinasi antara pemberian nafas
buatan dan kompresi jantung luar.

- Henti Nafas
3. Indikasi - Henti Jantung

- Terminal ilness
4. Kontra Indikasi
- Mati secara klinis > 5 menit

- Resusitasi kit
5. Alat dan Bahan - Jam / arloji
- Sungkup
- Handscoon
- Saat menemukan pasien / klien yang tidak sadarkan diri
6. Prosedur secara tiba-tiba
- Penolong menggunakan handscoon
- Cek kesadaran pasien dengan cara :
o Memanggil nama / sapaan dengan menepuk bahu
o Rangsang nyeri di bagian sternum, alis mata atau
cubit.
o Jika pasien tidak sadar, tidak bereaksi, tidak bernapas
dan gasping aktifkan
sistem tanggap darurat atau berteriaklah minta
pertolongan terdekat
- Periksa denyut nadi karotis (<10 detik)
- Tidak ada denyut nadi, lakukan RJP sebanyak 5 siklus
selama 2 menit (1siklus 30x kompresi 2x ventilasi)
- Kecepatan RJP 100-120x per menit, kedalaman kompresi 5-
6 cm, rekoil penuh, minimalkan interupsi.
- Cek nadi dan nafas setelah 2 menit atau 5 siklus
- Jika nadi dan nafas tidak ada, ulangi lakukan RJP 5 siklus
lagi
- Jika nadi ada nafas tidak ada berikan ventilasi setiap 6 detik
selama 1 menit
- Jika nadi ada nafas ada posisikan pasien posisi sim /
recovery.

7. Dokumentasi Catat hasil tindakan keperawatan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGHENTIKAN


PERDARAHAN DENGAN MENJAHIT LUKA

PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah maupun
non bedah.

TUJUAN
Mencegah terjadinya syok

PROSEDUR
Persiapan Alat :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanaka dilaksanakan
untuk n untuk kasus bedah :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Balut tekan
3. Kain kasa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20-50 cc
10. Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
11. Jelly

LANGKAH – LANGKAH

Pelaksanaa Pelaksanaan tindakan tindakan


1. Memakai Memakai masker, sarung masker, sarung tangan, scort tangan, scort
2. Perawat I
a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan permukaan
kulit dengan menggunakan  jari tangan.  
b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
3. Perawat II
a) Mengatur posisi pasien
b) Memakai sarung tangan kecil
c) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-
ujung jari
d) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian
tekan dengan ujung jari bila  perdarah  perdarah masih berlangsung
berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan
tanpa mengangkat kain kasa yang ada.
4. Menekan balutan
a) Meletakka Meletakkan kain kasa steril n kain kasa steril di atas luka di atas
luka  
b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan  benda kera  benda keras
(verband atau kayu balut) di atas luka
c) Membalut luka dengan menggunakan verband balut
tekan.
5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik
amputasi
a) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan
kain kasa steril  
b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah  proximal luka, k
proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 Tourniquet harus dilonggarkan
setiap 15 menit sekal menit sekali secara periodik
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :
a) Pemasangan tourniquet ngan tourniquet merupaka merupakan tindakan
terakhir tindakan terakhir  jika tindakan lainnya tidak  jika tindakan lainnya
tidak berhasil. Hanya d berhasil. Hanya dilakukan ilakukan  pada keada
pada keadaan amputasi a an amputasi atau sebagai “ tau sebagai “live
saving” live saving”  
b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi  pasien  pasien dan tanda-
tanda tanda-tanda vital Ekspresi Ekspresi wajah Perkembangan pasien

Anda mungkin juga menyukai