Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Pengelolaan kasus bertempat di RSUD Dr.R Soetijono Blora yang
berlokasi pada Jl. Dr. Sutomo No.42, Blora, Kec. Blora, Kab. Blora, Jawa Tengah
pada tanggal 10 Januari sampai 15 Januari 2022 dengan 2 partisipan, pengelolaan
ini menggunakan studi kasus dilanjutkan dengan wawancara dan observasi.
Adapun judul kasus tersebut adalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Non
Hemoragik di Ruang Teratai di RSU Dr. R Soetijono Blora.
Ruang Teratai Terdapat dilantai satu dimana sebelum menuju ruang
Teratai melewati Ruang Hemodialisa dan Ruang CSSD, dimana ruang Teratai
memiliki 3 kelas kamar dengan setiap kelas memiliki fasilitas masing masing
dimana kelas 1 hanya ada 1 bed, kelas 2 terdiri dari 2 bed, kelas 3 terdiri dari 5
bed setiap ruangannya. Staf ruang Teratai terdiri dari 11 orang dan 1 kepala ruang.
Pedoman tindakan dilakukan pada ruang Teratai mengacu pada SOP yang berlaku
dan semua. Tindakan dilakukan secara hati hati dengan tetap memantau protocol
kesehatan yang diterapkan.

2. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas Pasien Klien 1 Klien 2
Nama Tn. S Tn.
Umur 69 Tahun 64 Tahun
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Petani Petani
Status Perkawinan Kawin Kawin
Alamat Beran 03/04 Blora, Punggursugih 01/01
Blora Ngawen, Blora
Nomor Registrasi 00438621 436537
Diagnosa Medis Stroke Non Hemoragik Stroke Non Hemoragik

b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Klien 1 Klien 2
Keluhan Utama Pasien mengatakan pusing, Pasien mengatakan lemas dan
lemas kaki dan tangan kiri, tangan kiri, pelo, susah menelan
mata kiri tertutup.
Status Kesehatan Sekarang Anak pasien mengatakan pada Anak pasien mengatakan pada
hari jumat, tanggal 7 januari hari selasa, tanggal 11 januari
2022 pukul 07.00 WIB pasien 2022 pasien tiba-tiba lemas
jatuh di sawah saat mau pada ekstremitas kiri setelah itu
memupuk padi karena pasien dirawat di rumah, kemudian
pusing dan mata nya terasa pada hari rabu malam, tanggal
silau, lalu pasien merasakan 12 januari 2022 pasien di bawa
lemas pada ekstremitas kiri, ke RSUD dr. R Soetijono Blora
kemudian pasien dibawa ke melalui IGD setelah itu di rawat
RSUD dr. R Soetijono Blora di ruang teratai.
melalui IGD setelah itu di
rawat di ruang Teratai.
Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan Anak pasien mengatakan
mempunyai riwayat penyakit pasien pernah operasi tetanus
Maag, Hipertensi pada bulan November 2021,
pasien juga mempunyai riwayat
penyakit Hipertensi, Diabetes
Mellitus
Riwayat Penyakit Keluarga Istri pasien mempunyai Anak pasien mengatakan orang
riwayat penyakit Hipertensi. tua pasien mempunyai riwayat
Hipertensi, Ayah pasien dahulu
juga mengalami stroke non
hemoragik.

c. Perubahan Pola Kesehatan


Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2
Persepsi dan Keluarga pasien mengatakan jika Keluarga pasien mengatakan jika
Pemeliharaan ada anggota keluarga yang sakit ada anggota keluarga yang sakit di
Kesehatan langsung di bawa ke balai kesehatan rawat sendiri di rumah tetapi jika
terdekat. tidak membaik baru di bawa ke balai
kesehatan.
Pola
Nutrisi/Metabolik
• Intake Pasien mengatakan selama sakit Anak pasien mengatakan pasien
Makanan nafsu makan menurun. Makan hanya makan bubur. Makan 3x/hari
3x/hari namun hanya sedikit dan hanya 2 sendok karena pasien
tidak habis mengalami susah menelan dan
tersedak.
• Intake Pasien mengatakan selama sakit Anak pasien mengatakan pasien
Cairan pasien minum 6-7 gelas. minum hanya sedikit karena kalau
minum sering tersedak.
Pola Eliminasi
• BAB Pasien mengatakan selama sakit Anak pasien mengatakan selama
pasien BAB 1x sakit belum pernah BAB
• BAK Pasien mengatakan selama sakit Anak pasien mengatakan pasien
BAK 5x/hari tidak mengalami gangguan BAK,
pasien menggunakan pampers
Pola Aktivitas dan Kemampuan 0 1 2 3 4 Kemampuan 0 1 2 3 4
latihan perawatan diri perawatan diri
Makan/minum X Makan/minum X
Mandi X Mandi X
Toileting X Toileting X
Berpakaian X Berpakaian X
Mobilitas di X Mobilitas di X
tempat tidur tempat tidur
Berpindah X Berpindah X
Ambulasi/ROM X Ambulasi/ROM X
Pola Tidur dan Pasien mengatakan selama sakit Anak pasien mengatakan pasien
Istirahat kebutuhan tidur terganggu. Tidurnya sering tidur, terbangun jika
tidak teratur kadang hanya 1-2 jam dibangunkan
kemudian terbangun dan tidur lagi,
tidurnya tidak nyenyak
Pola Perceptual Pasien masih dapat berkomunikasi Pasien sulit berkomunikasi dengan
dan berespon dengan baik, tetapi baik, karena pasien pelo
pasien hanya bicara seperlunya saja
Konsep Diri
• Gambaran Anak pasien mengatakan pasien Anak pasien mengatakan pasien
diri tidak pernah mengeluh dengan tidak pernah mengeluh dengan
kondisi tubuhnya. kondisi tubuhnya.
• Identitas Pasien masih bisa mengenali dirinya Pasien masih bisa mengenali dirinya
diri sendiri sendiri
• Peranan Pasien berperan menjadi kepala Pasien berperan menjadi kepala
diri rumah tangga rumah tangga
• Ideal diri Pasien mengatakan ingin hidup Pasien mengatakan ingin hidup
dengan baik, sehat, dan ingin cepat dengan baik, sehat, dan ingin cepat
sembuh sembuh
• Harga diri Anak pasien mengatakan pasien Anak pasien mengatakan pasien
sangat dihargai oleh anak dan sangat dihargai oleh anak dan
istrinya istrinya
Pola Seksualitas Pasien berjenis kelamin laki-laki, Pasien berjenis kelamin laki-laki,
pasien sudah menikah dan pasien sudah menikah dan
mempunyai anak 5. mempunyai anak 3.
Pola Peran Pasien mengatakan hubungan Anak pasien mengatakan hubungan
Hubungan keluarganya baik dan tidak ada keluarganya baik dan tidak ada
masalah masalah
Pola Manajemen Anak pasien mengatakan pasien jika Anak pasien mengatakan pasien jika
Koping Stress ada masalah selalu bercerita dan ada masalah selalu bercerita dan
meminta solusi kepada keluarga. meminta solusi kepada keluarga.
Sistem Nilai dan Pasien beragama islam, pasien tidak Pasien beragama islam, pasien tidak
Keyakinan bisa beribadah seperti biasanya bisa beribadah tetapi pasien selalu
tetapi pasien selalu berdoa kepada berdoa kepada Allah untuk
Allah untuk kesembuhannya. kesembuhannya.

d. Pemeriksaan Fisik
Observasi Klien 1 Klien 2
Suhu 36,8ºC 36ºC
Nadi 73 x/menit 72 x/menit
Tekanan Darah 188/133 mmHg 159/81 mmHg
Pernapasan 22 x/menit 22 x/menit
SPO2 98 98
GDS 123 mg/dL 97 mg/dL
GCS 15 15
Kesadaran umum Lemah Lemah
Pemeriksaan Fisik
Kepala Bentuk simetris, tidak Bentuk simetris, tidak
ada lesi di kepala ada lesi di kepala
Leher Bisa bergerak ke kiri Bisa bergerak ke kiri
dan kanan, tidak ada dan kanan, tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid tiroid
Thoraks I : bentuk dada rata, I : bentuk dada rata,
tidak ada lesi tidak ada lesi
P : tidak ada nyeri P : tidak ada nyeri
tekan tekan
P : paru-paru sonor P : paru-paru sonor
A : suara nafas A : suara nafas
vesikuler vesikuler
Abdomen I : bentuk simetris I : bentuk simetris
P : tidak ada P : tidak ada
pembesaran, tidak ada pembesaran, tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan
P : timpani P : timpani
A : peristaltic usus 12 A : peristaltic usus 10
x/menit x/menit
Genital Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan
reproduksi reproduksi
Ekstremitas Lengan kanan Lengan kanan
terpasang infus RL, terpasang infus RL,
tangan dan kaki kiri tangan dan kaki kiri
lemas, tidak ada lemas, tidak ada
edema edema, ada luka di
kaki kanan bawah
lutut dan jepol kaki
kanan

e. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Diagnostik
Laboratorium Nama Test Hasil Satuan Nilai Nama Test Hasil Satuan Nilai
Rujukan Rujukan
HEMATO HEMATO
LOGI LOGI
Hema 5 Hema 5
Diff : Diff :
Lekosit 5,84 10^3/u 3,8 - 11,6 Lekosit 7,98 10^3/u 3,8 - 11,6
L L
Hemoglobin 12,5 g/dL 13,2 – 17,3 Hemoglobin 14,7 g/dL 13,2 – 17,3
Hematocrit 37,1 % 40 - 52 Hematocrit 44,0 % 40 – 52
Trombosit 182 10^3/u 150 – 440 Trombosit 288 10^3/u 150 – 440
L L
Hitung Hitung
jenis jenis
Lekosit Lekosit
Granulosit 78,7 % 50 – 70 Granulosit 72,5 % 50 – 70
Limfosit 12,2 % 20 – 40 Limfosit 15,5 % 20 – 40
Monosit 6,4 % 2–8 Monosit 5,9 % 2–8
Eosinophil 1,7 % 2-4 Eosinophil 5,7 % 2–4
Basophil 1 % 0–1 Basophil 0,4 % 0–1
Golongan Golongan
Darah Darah
Golongan B A/B/O/ Golongan O A/B/O/
Darah AB / RH+ Darah AB / RH+
KIMIA KIMIA
KLINIK KLINIK
Glukosa 100 mg/dL 82 – 115 Glukosa 97 mg/dL 82 – 115
Sewaktu Sewaktu
Ureum 25,68 mg/dL 10 – 50 Ureum 12,84 mg/dL 10 – 50
Creatinin 0,76 mg/dL 0,8 – 1,3 Creatinin 0,62 mg/dL 0,8 – 1,3
AST/SGOT 30 U/L <37 AST/SGOT 19 U/L <37
ALT/SGPT 14 U/L <42 ALT/SGPT 18 U/L <42
IMUNOLO IMUNOLO
GI GI
Rapid Test NEG Negatif Rapid Test NEG Negatif
SARS Cov- ATIF SARS Cov- ATIF
2 2
Screening NON Non Screening NON Non
B20 REA Reaktif B20 REA Reaktif
KTIF KTIF
HBsAg NEG Negatif HBsAg NEG Negatif
Kualitatif ATIF Kualitatif ATIF
ELEKTRO ELEKTRO
LIT LIT
Natrium 134,3 mmol/l 135 – 147 Natrium 132,9 mmol/l 135 – 147
Kalium 3,61 mmol/l 3,5 – 5,0 Kalium 5,24 mmol/l 3,5 – 5,0
Chlorida 106,4 mmol/l 95 – 105 Chlorida 107,5 mmol/l 95 – 105
CT Scan • Gyri dan sulci tampat prominan • Gyri dan sulci tampat prominan
• Batas cortex dan medulla jelas • Batas cortex dan medulla jelas
• Tampak lesi hypodens di kortex lobus • Tampak lesi hypodens di kortex lobus
parietalis sinistra ( slice 15-17 ) parietalis sinistra ( slice 17-19 )
• Ventrikel lateralis normal • Ventrikel lateralis normal
• Struktur mediana tak terdeviasi • Struktur mediana tak terdeviasi
• SPN dan air cellulae mastoidea normal • SPN dan air cellulae mastoidea normal

3. Analisa Data
Analisa Data Penyebab Masalah
Klien 1 Penurunan Kekuatan Otot Gangguan Mobilitas Fisik
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tangan dan kiri
terasa lemas

Data Objektif :
• KU : Lemah
• TD : 188/133 mmHg
• S : 36,8ºC
• N : 73 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Kekuatan Otot
5 3
5 3
• Pasien tempak tidak bisa
mengangkat tangan dan kaki kiri
• Hasil CT Scan pada tanggan 12
Januari 2022 tampak lesi hypodens
di kortex lobus parietalis sinistra
(slice 15-17)
Klien 2 Penurunan Kekuatan Otot Gangguan Mobilitas Fisik
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tangan dan kiri
terasa lemas

Data Objektif :
• KU : Lemah
• TD : 159/81 mmHg
• S : 36ºC
• N : 72 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Kekuatan Otot
5 1
5 1
• Pasien tempak tidak bisa
mengangkat tangan dan kaki kiri
• Hasil CT Scan pada tanggan 12
Januari 2022 tampak lesi hypodens
di kortex lobus parietalis sinistra
(slice 17-19)

4. Diagnosa Keperawatan
Data Masalah Etiologi/Penyebab
Klien 1 Gangguan mobilitas Fisik Penurunan Kekuatan Otot
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tangan dan kiri
terasa lemas

Data Objektif :
• KU : Lemah
• TD : 188/133 mmHg
• S : 36,8ºC
• N : 73 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Kekuatan Otot
5 3
5 3
• Pasien tempak tidak bisa
mengangkat tangan dan kaki kiri
• Hasil CT Scan pada tanggan 12
Januari 2022 tampak lesi hypodens
di kortex lobus parietalis sinistra
(slice 15-17)
Klien 2 Gangguan Mobilitas Fisik Penurunan Kekuatan Otot
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tangan dan kiri
terasa lemas

Data Objektif :
• KU : Lemah
• TD : 159/81 mmHg
• S : 36ºC
• N : 72 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Kekuatan Otot
5 1
5 1
• Pasien tempak tidak bisa
mengangkat tangan dan kaki kiri
• Hasil CT Scan pada tanggan 12
Januari 2022 tampak lesi hypodens
di kortex lobus parietalis sinistra
(slice 17-19)

5. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi-Rasional
Klien 1 Setelah dilakukan perawatan 1. Identifikasi intoleransi fisik
Gangguan Mobilitas Fisik selama 3x24 jam, klien melakukan pergerakan –
berhubungan dengan menunjukkan : menentukan batas gerakan
Penurunan Kekuatan Otot - Pergerakan ekstremitas yang akan dilakukan
meningkat 2. Monitor frekuensi tekanan
- Kekuatan otot meningkat darah sebelum memulai
- Rentang gerak (ROM) mobilisasi – mengetahui
meningkat perkembangan klien
3. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi – agar
pasien serta keluarga dapat
memahami dan mengetahui
alasan pemberian latihan
4. Libatkan keluarga dalam
latihan pergerakan - untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
5. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan ( mis. Duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi) –
untuk meningkatkan atau
memulihkan pergerakan
tubuh terkendali
6. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy
obat – untuk membantu
mempercepat proses
penyembuhan pasien.
Klien 2 Setelah dilakukan perawatan 1. Identifikasi intoleransi fisik
Gangguan Mobilitas Fisik selama 3x24 jam, klien melakukan pergerakan –
berhubungan dengan menunjukkan : menentukan batas gerakan
Penurunan Kekuatan Otot - Pergerakan ekstremitas yang akan dilakukan
meningkat 2. Monitor frekuensi tekanan
- Kekuatan otot meningkat darah sebelum memulai
- Rentang gerak (ROM) mobilisasi – mengetahui
meningkat perkembangan klien
3. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi – agar
pasien serta keluarga dapat
memahami dan mengetahui
alasan pemberian latihan
4. Libatkan keluarga dalam
latihan pergerakan - untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
5. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan ( mis. Duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi) –
untuk meningkatkan atau
memulihkan pergerakan
tubuh terkendali
6. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy
obat – untuk membantu
mempercepat proses
penyembuhan pasien.

6. Implementasi Keperawatan
Klien Diagnose Keperawatan Hari/tanggal Jam Tindakan
1 Gangguan mobilitas fisik Senin, 10 08.00 Memonitor frekuensi tekanan
berhubungan dengan Januari 2022 darah sebelum memulai mobilisasi
penurunan kekuatan otot
08.30 Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
08.35 Mengidentifikasi intoleransi fisik
melakukan pergerakan
10.30 Melibatkan keluarga dalam latihan
pergerakan
10.45 Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (
mis. Duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
12.30 Mengkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy obat
Selasa, 11 09.00 Memonitor frekuensi tekanan
Januari 2022 darah sebelum memulai mobilisasi
09.30 Mengidentifikasi intoleransi fisik
melakukan pergerakan
10.30 Melibatkan keluarga dalam latihan
pergerakan
10.45 Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (
mis. Duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
12.30 Mengkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy obat
Rabu, 12 08.00 Memonitor frekuensi tekanan
Januari 2022 darah sebelum memulai mobilisasi
08.30 Mengidentifikasi intoleransi fisik
melakukan pergerakan
08.45 Melibatkan keluarga dalam latihan
pergerakan
09.00 Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (
mis. Duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
12.30 Mengkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy obat
2 Gangguan mobilitas fisik Kamis, 13 10.00 Memonitor frekuensi tekanan
berhubungan dengan Januari 2022 darah sebelum memulai mobilisasi
penurunan kekuatan otot
10.30 Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
10.35 Mengidentifikasi intoleransi fisik
melakukan pergerakan
12.30 Mengkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy obat
13.00 Melibatkan keluarga dalam latihan
pergerakan
13.15 Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (
mis. Duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
Jumat, 14 08.00 Memonitor frekuensi tekanan
Januari 2022 darah sebelum memulai mobilisasi
08.30 Mengidentifikasi intoleransi fisik
melakukan pergerakan
09.30 Melibatkan keluarga dalam latihan
pergerakan
09.45 Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (
mis. Duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
12.30 Mengkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy obat
Sabtu, 15 09.30 Memonitor frekuensi tekanan
Januari 2022 darah sebelum memulai mobilisasi
10.00 Mengidentifikasi intoleransi fisik
melakukan pergerakan
10.30 Melibatkan keluarga dalam latihan
pergerakan
10.45 Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (
mis. Duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
12.30 Mengkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy obat

7. Evaluasi Keperawatan
Klien Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Evaluasi
1 Gangguan mobilitas fisik Rabu, 12 S : pasien mengatakan lemas pada tangan
berhubungan dengan Januari 2022 dan kaki kiri berkurang
penurunan kekuatan otot O:
- TD : 142/92 mmHg
- N : 70 x/menit
- RR : 22 x/menit
- S : 36ºC
- Kekuatan otot :
5 4
5 4
- Pasien tampak bisa mengangkat
tangan dan kaki kirinya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor frekuensi tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan ( mis.
Duduk di tempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy obat
2 Gangguan mobilitas fisik Sabtu, 15 S : pasien mengatakan lemas pada tangan
berhubungan dengan Januari 2022 dan kaki kiri.
penurunan kekuatan otot O:
- TD : 150/90 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,5ºC
- Kekuatan otot :
5 1
5 1
- Pasien tampak tidak bisa mengangkat
tangan dan kaki kirinya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor frekuensi tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan ( mis.
Duduk di tempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy obat

B. Pembahasan
Penulis akan membahas satu masalah keperawatan yaitu gangguan
mobilitas fisik pada Tn.S dan Tn.A dengan stroke non hemoragik (SNH) di Ruang
Teratai di RSUD Dr. R Soetijono Blora mulai tahap pengkajian, penegakkan
diagnosis, implementasi, dan evaluasi serta akan dibahas pada kesenjangan
anatara kasus yang dikelola dirumah sakit dengan konsep teori.
1. Pengkajian
Ketika dilakukan pengkajian pada Tn.S dan Tn.A didapatkan bahwa
pasien mengalami kelemahan dan keterbatasan bergerak. Menurut Arifinato,
Serosa & Setyowati (2014) apabila terdapat penyumbatan pada pembuluh
darah otak, aliran darah ke otak akan berkurang dan menyebabkan
jaringan otak kekurangan oksigen dan hipoksia yang kemudian menjadi
iskemia dan berakhir pada infark. Terjadinya infark pada kedua pasien
dibuktikan dengan hasil CT scan yang menunjukkan kesan infark .
Menurut Musdalifah (2014) pada penderita stroke menyebabkan
gangguan aktifitas, salah satunya diakibatkan oleh menurunnya kekuatan
otot ekstremitas sebagai akibat adanya lesi di korteks motorik. Terdapat
juga penurunan kesadaran pada pasien.
Pada pengkajian aktivitas / istirahat didapatkan pada data Tn.S dan
Tn.A memerlukan bantuan dari orang lain pada semua aktivitasnya seperti
makan, minum, berpakaian, mandi, dan ambulasi dengan nilai ketergantungan
2 menurut klarifikasi dari Dongoes (2015)

2. Diagnosa Keperawatan
Dalam hal ini penulis membahas mengenai kesesuaian dan kesenjangan
antara teori dengan kasus serta alasan penulis dalam menegakkan diagnosa
keperawatan. Masalah yang muncul pada Tn.S dan Tn.A sama sesuai
dengan teori menurut SDKI (2016) yaitu gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan tanda
mayor subjektifnya mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas dan objektifnya
yaitu kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun. Sedangkan tanda
minor subjektifnya yaitu nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan,
merasa cemas saat bergerak dan objektifnya yaitu sendi kaku, gerakan tidak
terkoordinasi, gerakan terbatas, fisik lemah.

3. Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik disebabkan oleh
penurunan kekuatan otot, tujuan dari intervensi yang dilakukan adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
masalah pasien teratasi dengan kriteria hasil yaitu pergerakan ekstremitas
meningkat, kekuatan otot meningkat, rentang gerak (ROM) meningkat.
Adapun intervensi yang akan dilakukan penulis menurut Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) identifikasi intoleransi fisik
melakukan pergerakan, monitor frekuensi tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi, jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi, libatkan keluarga dalam
latihan pergerakan, ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan ( mis.
Duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi), kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy obat.

4. Implementasi Keperawatan
Dalam pelaksanaan implementasi ada beberapa implementasi yang harus
di lakukan kepada Tn.S dan Tn.A , diantaranya mengkaji tingkat kemampuan
pasien dalam mobilisasi implementasi ini terlaksana dan tercapai selama
pengkajian 3x24 jam respon pasien subjek masih sulit untuk menggerakkan
ekstremitas kirinya dan klien tampak terbaring lemah. Objek Monitor
frekuensi tekanan darah sebelum memulai mobilisasi implementasi ini juga
sudah terlaksana dan tercapai. Melakukan Latihan mobilisasi rom dalam
Latihan ini juga terlaksana dan tercapai pasien kooperatif dan mampu
mengikuti therapy yang diberikan oleh perawat. Mengajarkan mobilisasi
sederhana sudah terlaksana dan tercapai pasien serta keluarga membantu dalam
memberikan mobilisasi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
obat disini perawat sudah melaksanakan pemberian obat sesuai dosis yang
diberikan dokter.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang sesuai
dengan perencanaan dapat dilakukan dengan baik namun masih ada yang
perlu dikuatkan yaitu dalam pendokumentasian tindakan asuhan
keperawatan. Pada kasus Tn.S dan Tn.A penulis tidak mendokumentasikan
lengkap 24 jam melainkan hanya satu kali siklus shift saja setiap harinya.
Tetapi pada kasus ini penulis telah melakukan pendelegasian kepada perawat
dan teman sejawat agar asuhan keperawatan yang diberikan tetap
berkesimbungan.
Sehingga dalam hal ini penulis melakukan pembenaran seharusnya
tindakan keperawatan dilakukan 24 jam penuh dan secara berkelanjutan.

5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan pada masalah hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
menggunakan format SOAP pada klien, hasil evaluasi tindakan keperawatan
yang didapatkan pada tanggal 12 Januari 2022 dan 15 Januari 2022
menghasilkan data subyektif yaitu: Tn.S mengatakan tangan kirinya serta
kaki kirinya sudah bisa untuk digerakkan. Sedangkan, Tn.A mengatakan
tangan dan kaki kirinya masih lemas, meski belum teratasi perawat tetap
melakukan delegasi keperawatan sesuai sop yang sudah ditetapkan.
Data obyektif yang didapatkan dari Tn.S yaitu: hasil pengukuran vital
sign sebelum latihan hasilt ekanan darah klien 142/92 mmHg, denyut nadi
70x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu tubuh 36ºC. Skala kekuatan otot
yang didapatkan pada ekstremitas inferior sinistra adalah 4 dan ekstremitas
superior sinistra adalah 4. Sedangkan, Data obyektif yang didapatkan dari
Tn.A yaitu: hasil pengukuran vital sign sebelum latihan hasilt ekanan darah
klien 150/90 mmHg, denyut nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu
tubuh 36,5ºC. Skala kekuatan otot yang didapatkan pada ekstremitas inferior
sinistra adalah 1 dan ekstremitas superior sinistra adalah 1.
Analisa dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada klien
adalah masalah belum teratasi keseluruhan dikarenakan klien belum dapat
mencapai semua kriteria hasil yang direncanakan. Belum teratasinya masalah
ini dikarenakan kurangnya intensitas latihan dan juga waktu yang dilakukan
pada klien,selain itu belum teratasinya masalah pada pasien juga dikarenakan
faktor kondisi patologis pada pasien itu sendiri dimana pada masa
penyembuhan pada pasien dengan penyakit stroke membutuhkan waktu
penyembuhan yang lama.
Pelaksanaan latihan yang telah dilakukan pada klien yaitu 1x sehari selama
3 hari dalam kurun waktu sekitar 15 menit.Penelitian yang dilakukan oleh
Murtaqib (2015), latihan ROM aktif/pasif yang dilaksanakan pada bulan
Agustus 2014 selama 1-2 minggu dimana latihan dilakukan rutin 2 kali
dalam sehari selama 10-15 menit yaitu pagi dan sore hariserta dibutuhkannya
waktu yang cukup lama dalam pemulihan pasien stroke.
Berdasarkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, klien perlu
melanjutkan rencana yang telah dilakukan yaitu diantaranya monitor
frekuensi tekanan darah sebelum memulai mobilisasi, ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan ( mis. Duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi), kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy obat.

Anda mungkin juga menyukai