Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRA NATAL CARE DI PUSKESMAS KEMBARAN II

DISUSUN

LAILI SITA FITRI

14401.19.025

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2022

1
A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian
Intranatal merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
atau pengeluaran bayi yang cukup bulan atau mendekati cukup bulan
yang dapat hidup diluar kandungan, dan disusul dengan pengeluaran
plasenta baik secara spontan maupun dengan bantuan (Fajrotus, 2019).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan
lahir atau jalan lain. (Fajrotus, 2019).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

2. Tanda dan gejala


a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir,
lendir bercampur darah).
c. Dapat disertai ketuban pecah.
d. Pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks (perlunakan,
pendataran, dan pembukaan serviks).

3. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan merupakan teori-teori yang
kompleks. Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur
uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi. Perubahan –
perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dan berlangsungnya persalinan yaitu :
a. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang dapat
mengakibatkan peregangan dari otot-otot uterus,
b. meningkatnya kadar prostagland
c. keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemika otot-otot uterus,
d. Berkurangnya nutrisi pada janin berkurang maka hasil
konsepsi akan segera dikeluarkan,

2
e. Tekanan pada ganglion servikale yang terletak di belakang
serviks yang tertekan yang merupakan penyebab peningkatan
kontraksi uterus (Angraini, 2009).

4. Patofisiologi
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan
serviks membuka dan mendorong janin ke bawah pada letak kepala,
bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke
dalam rongga panggul.
Kontraksi dimulai pada salah satu cornue (tanduk) uterus kiri
atau kelenjar ke seluruh miometrium sehingga menghasilkan kontraksi
yang simetris. Fundus uteri berkontraksi lebih kuat dan lebih lama dari
bagian-bagian lain dari uterus. Bagian tengah uterus berkontraksi pada
fundus uteri. Bagian bawah uterus-uterus serviks tetap pasif atau
kontraksi lemah. Setelah kontraksi terjadi relaksasi tonus otot diluar
his tidak seberapa jauh meningkat.Pada waktu his kemudian keluar
pada keadaan semula. Tahap persalinan:
1. Kala I yaitu pembukaan antara 4 cm dan kontraksi terjadi teratur
minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik
2. Kala II yaitu untuk memastikan apakah pembukaan sudah lengkap
atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6cm.
3. Kala III yaitu pengeluaran aktif plasenta
4. Kala IV yaitu sejak lamanya plasenta 1 sampai dengan 2-4 jam
setelah persalianan dan keadaan itu menjadi stabil kembali.

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi
maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II
dan III.
b. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c. Pemeriksaan darah
d. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.

3
e. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas
terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
f. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi
frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi
kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas yang
sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan
kontraksi uterus pada saat yang sama

6. Penatalaksanaan Medis
a. Kala I
1) Mengukur TTV dan PF
2) Auskultasi DJJ
3) Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan
presentasi terendah dan kemajuan persalinan, serta perineum.
b. Kala II
1) Mengajari ibu untuk mengejan
c. Kala III
1) Pengawasan terhadap pendarahan
2) Memperhatikan tanda plasenta lepas
d. Kala IV
1) Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan keadaan umum
2) Kontraksi Rahim
3) Letakan bayi yang telah dibersihkan sebelah ibu

7. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau
dari jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas

4
Yang terdiri dari nama, umum, alamat, status perkawinan.
Terdapat identitas penanggung, misal suami
b. Status kesehatan saat ini
Meliputi keluhan saat masuk rumah sakit dan keluhat utama
saat ini
c. Riwayat obstetri
Meliputi riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan,
nifas yang lalu
d. Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini, meliputi :
1) Tipe persalinan
2) Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)
3) Penggunaan analgesik dan anastesi
4) Apakah terdapat masalah dalam persalinan
5) Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti
breast care, perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui
e. Keadaan bayi
Meliputi berat badan, panjang badan. Apakah ada kelainan atau
tidak
f. Riwayat keluarga berencana
Apakah klien melakukan KB
1) Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan
2) Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi
3) Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi
g. Riwayat kesehatan
h. Penyakit yang pernah dialami klien
i. Pengobatan yang pernah didapat
j. Apakah ada riwayat keluarga seperti diabetes mellitus, penyakit
hipertensi, penyakit jantung

5
PATHWAY

6
3. Diagnosa Keperawatan
Kala I
1) Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan pembatasan intake cairan.
2) Cemas berhubungan dengan masih asing dengan proses persalinan.
3) Perubahan eliminasi berhubungan dengan bedrest.

Kriteria hasil :

- Ibu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit


- Kebutuhan cairan pasien tercukupi
- Cemas ringan/berkurang
Intervensi :
- Fetal distress
- Merubah posisi
- Meningkatkan kaki → mengurangi hipotensi
- Meningkatkan kenyaman

Kala II

Diagnosa keperawatan

1) Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan kelelahan ,


panic, dan amnesia
2) Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu meneran
dengan kuat
3) Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat

Kriteria hasil :

- Pasien mengatakan mau mengikuti saran dan arahan perawat


- Klien dapat mengejan dengan baik dan benar
- Pasien sudah mengerti posisi-posisi yang tepat untuk menghilangkan
rasa sakit dan resiko perlukaan
Intervensi
- Cara mengejan dan posisi
- Dorongan psikososial
- Persiapan pertolongan persalinan
- Asepsis dan anti asepsis

7
Kala III

Diagnosa

1) Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang kurang


adekuat
2) Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh
3) Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy

Kriteria hasil :

- Pasien sudah mengerti informasi yang diberikan tentang kala III


- Perdarahan bisa diatasi dengan baik
- Rasa nyeri dan sakit berkurang

Intervensi

- Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital


- Observasi bayi dan identifikasi
- Kaji TFU
- Identifikasi pengeluaran plasenta
- Upayakan kontak ibu dan bayi

Kalla IV
Diagnosa
1) Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan
perdarahan
2) Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi
regional
3) Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya
intake oral, atonia, uteri, laserasi
4) Nyeri sehubungan dengan trauma perineal

Kriteria hasil :

- Perdarahan dapat dicegah dan luka dapat teratasi


- Pasien dapar BAK dan BAB dengan baik
- Kebutuhan cairan ibu terpenuhi
- Kondisi ibu dan bayi baik

8
Intervensi

- Cegah perdarahan
- Identifikasi perdarahan karena perlukaan
- Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi

9
DAFTAR PUSTAKA

ANGGRAINI, R. A. S. (2009). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. K DENGAN


INTRANATAL PADA PRIMIGRAVIDA DIBANGSAL CEMPAKA RSUD
SRAGEN (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Fajrotus Sahbiyah, M. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. U G1p0a0 Dengan
Komplikasi Preeklampsia Berat (Peb) Di Ruang Kenari Rsd. Kalisat
Jember (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Jember).
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI

10

Anda mungkin juga menyukai