Bab I-5
Bab I-5
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan timbulnya
hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, dan atau peningkatan resistensi insulin seluler
terhadap insulin. Hiperglikemia kronik dan gangguan metabolik diabetik melitus lainnya
akan menyebabkan kerusakan jaringan dan organ, seperti mata, ginjal, syaraf, dan sistem
vaskular. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus pada sistem
integumen, di awali dengan adanya rasa baal atau kesemutan. Kebiasaan maupun perilaku
masyarakat seperti kurang menjaga kebersihan kaki dan tidak menggunakan alas kaki saat
beraktivitas akan beresiko terjadi perlukaan pada daerah kaki. Keadaan kaki diabetik lanjut
yang tidak ditangani secara tepat dapat berkembang menjadi suatu tindakan pemotongan
amputasi kaki. Adanya luka dan masalah lain pada kaki merupakan penyebab utama
yang menderita diabetes mellitus Neuropati diabetika sama banyak mengenai wanita dan
pria, dan dapat muncul pada segala usia, tetapi akan lebih sering dengan pertambahan usia
dan derajat keparahan serta durasi dari diabetes mellitus.(Priyanto et al., 2017) Prevalensi
DM di Indonesia mencapai 8,5 juta orang, menduduki urutan ke-7 terbanyak di dunia dan
diperkirakan jumlah ini akan naik pada tahun 2035 dengan estimasi prevalensi DM mencapai
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2016. Gula darah yang lebih tinggi
dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta
kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh
diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di Negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah dari pada di negara-negara berpenghasilan tinggi. Data yang diperoleh
dari Persadia Jawa Timur menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus di Jawa
Timur diperkirakan mencapai 6% dari total jumlah penduduk Jawa Timur (Arif, 2020)
Peningkatan gula darah yang terus menerus dapat menimbulkan komplikasi pada pasien
DM, Lebih dari 50% amputasi yang dialami oleh penderita DM dianggap dapat dicegah
dengan mengajarkan perawatan kaki dan melakukan latihan fisik serta mempraktekan nya
setiap hari juga menyarankan untuk melakukan program senam di rumah yang berfokus pada
Rusmono, 2016) Oleh karena di perlukan pengelolan diabetes mellitus untuk mencegah
komplikasi yang bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
Penderita lebih banyak melakukan terapi obat- obatan dan diet yang tidak menguras waktu.
Sedangkan seperti yang kita ketahui obat-obatan memiliki efek samping jika digunakan terus
menerus. Maka pemberian aktivitas senam kaki merupakan salah satu cara yang efektif
dalam mengelola diabetes melitus. Senam kaki diabetes melitus merupakan kegiatan atau
latihan yang di lakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki diabetes dapat membantu
memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga
Perawatan kaki dan senam kaki merupakan tindakan preventif. Perawatan kaki dan senam
kaki ialah latihan yang dapat dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk
membantu melancarkan peredaran darah pada bagian kaki dan mencegah terjadinya luka.
Kesadaran dan kepatuhan pasien untuk melakukan gerakan-gerakan senam kaki akan dapat
memperlancar peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki
Literatur jurnal ini merangkum beberapa jurnal yang terkait dengan senam kaki terhadap
Menjelaskan perbedaan sebelum dan sesudah di lakukan senam kaki terhadap penderita
Diabetes milletus