Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM OHM

EVIRA LISNAINA

C3401211043

ST07.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Dr. Sitti Yani S.Si, M.Si

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2021
Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan menjelaskan cara pengukuran arus dan tegangan secara
bersamaan serta menentukan nilai suatu hambatan listrik dengan pengukuran arus dan
tegangan secara bersamaan.

Teori Singkat

Kemampuan suatu benda untuk menghambat atau mencegah suatu aliran arus
listrik merupakan pengertian hambatan listrik. Hambatan listrik juga diartikan sebagai
pengahambat aliran elektron dalam suatu konduktor. Hal ini karena arus listrik atau
banyaknya muatan listrik yang mengalir pada rangkaian setiap satuan waktu yang dapat
terjadi karena adanya pergerakan elektron-elektron pada konduktor. Secara matematis
hambatan listrik dapat ditentukan melalui tegangan listrik (V) dibagi dengan kuat arus
(I) (Ritongga et al. 2021). Hukum ohm dinyatakan sebagai besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar dan selalu berbanding lurus dengan beda
potensialnya. Benda penghantar yang memiliki nilai resistansi tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dimasukkan terhadapnya, maka benda
tersebut dianggap mematuhi hukum ohm (Silvati et al.2017).
Rangkaian listrik pada umumnya tersusun dari berbagai komponen mudah
hingga rumit, untuk menyederhanakannya rangkaian dibagi dalam kelompok, salah
satunya kelompok hambatan secara seri dan paralel. Rangkaian seri yaitu rangkaian
antara dua titik bila dihubungkan berderet berurutan tanpa cabang sehingga arus yang
melalui setiap komponen tersebut sama besar. Besar arus pada rangkaian seri sama
besar dan rangkaian berperan sebagai pembagi tegangan (Ariska 2015). Rangkaian
paralel yaitu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel) dan merupakan
salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan arus.
Masing-masing cabang dalam rangkaian paralel adalah rangkaian individu dan arus
masing-masing cabang tergantung pada besar tahanan cabang (Rosma et al. 2020).
Amperemeter adalah alat listrik yang digunakan untuk mengukur besarnya arus
listrik dari suatu rangkaian. Tahanan dalam dari amperemeter sangat kecil sedangkan
idealnya mendekati nol. Voltmeter adalah suatu alat listrik yang dipergunakan untuk
mengukur besarnya tegangan listrik dari suatu rangkaian. Tahanan dalam dari sebuah
voltmeter sangat besar sedangkan idealnya mendekati tak terhingga (Siagian et al.
2021). Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz (gaya magnetis). Arus yang
mengalir pada kumparan yang menyelimuti medan magnet akan menimbulkan gaya
lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang
mengalir maka semakin besar pula simpangannya. Gaya magnetik pada voltmeter akan
timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan
mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik (Tamba
2021).
Data

Tabel 1 Tabel 1 Pengukuran resistor pada satuan Ohm (Rx1)


Pengukuran pada Rx1
No. Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V (V) I (A) V (V)
1. 0.417 1.00 0.417 0.92
2. 0.500 1.20 0.500 1.10
3. 0.583 1.40 0.583 1.28
4. 0.667 1.60 0.667 1.47
5. 0.750 1.80 0.750 1.64
6. 0.834 1.99 0.834 1.84
7. 0.917 2.21 0.917 2.02
8. 1.000 2.41 1.000 2.20
9. 1.080 2.60 1.080 2.39
10. 1.170 2.80 1.170 2.57
11. 1.250 2.99 1.250 2.74

Tabel 2 Pengukuran resistor pada puluhan Ohm (Rx2)


Pengukuran pada Rx2
No. Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V (V) I (A) V (V)
1. 0.0178 1.00 0.0179 1.00
2. 0.0214 1.20 0.0215 1.20
3. 0.0249 1.40 0.0251 1.40
4. 0.0285 1.59 0.0286 1.59
5. 0.0320 1.80 0.0322 1.80
6. 0.0356 2.00 0.0358 1.99
7. 0.0391 2.20 0.0394 2.20
8. 0.0427 2.40 0.0429 2.40
9. 0.0463 2.59 0.0465 2.59
10. 0.0498 2.79 0.0501 2.78
11. 0.0534 3.00 0.0537 3.00

Tabel 3 Pengukuran resistor pada ratusan Ohm (Rx3)


Pengukuran pada Rx3
No. Rangkaian (a) Rangkaian (b)
I (A) V (V) I (A) V (V)
1. 0.00110 1.00 0.0012 1.00
2. 0.00132 1.20 0.00144 1.20
3. 0.00154 1.40 0.00168 1.40
4. 0.00176 1.60 0.00192 1.60
5. 0.00198 1.79 0.00216 1.79
6. 0.00220 1.99 0.00240 1.99
7. 0.00242 2.19 0.00264 2.20
8. 0.00264 2.40 0.00288 2.40
9. 0.00286 2.61 0.00312 2.60
10. 0.00308 2.79 0.00336 2.80
11. 0.00330 3.00 0.00360 3.01

Gambar 1. Rangakaian Seri

Gambar 2. Rangkaian Paralel

Pengolahan Data

Grafik Hubungan antara V (V) terhadap I


(A)
3
f(x) = 2.39713235199662 x + 0.00209914517227161
R² = 0.999876626915483
2
V (V)

0
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3
I (A)

Grafik 1 Rangkaian a (Seri) pada Pengukuran Rx1


 Persamaan garis :
V = a + bI
V = 0.0021 + 2.3971I
o a = 0.0021V
o b = 2.3971 Ω
 Nilai Hambatan

Grafik Hubungan antara V (V) terhadap I (A)


3
2.5 f(x) = 2.19755360455451 x + 0.00207532304038383
R² = 0.9998749839059
2
V (V)

1.5
1
0.5
0
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3
I (A)

Grafik 2 Rangkaian b (Paralel) pada Pengukuran Rx1

 Persamaan garis :
V = a + bI
V = 0.0021 + 2.1976I
o a = 0.0021 V
o b = 2.1976 Ω
 Nilai Hambatan

Grafik Hubungan antara V (V) terhadap I (A)


3.5
3
f(x) = 56.0944404460392 x + 0.000820596852333377
2.5 R² = 0.999938957060308
2
V (V)

1.5
1
0.5
0
0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0.055 0.06

I (A)

Grafik 3 Rangkaian a (Seri) pada Pengukuran Rx2


 Persamaan garis :
V = a + bI
V = 0.0008 + 56.094I
o a = 0.0008 V
o b = 56.094 Ω
 Nilai Hambatan

Grafik Hubungan antara V (V) terhadap I (A)


3.5
3
f(x) = 55.7700608150195 x + 0.000302459738803273
2.5 R² = 0.999903750042194
2
V (V)

1.5
1
0.5

0
0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0.055 0.06

I (A)

Grafik 4 Rangkaian b (Paralel) pada Pengukuran Rx2

 Persamaan garis :
V = a + bI
V = 0.0003 + 55.77I
o a = 0.0003 V
o b = 55.77 Ω
 Nilai Hambatan

Grafik Hubungan antara V (V) terhadap I (A)


3.5
3
f(x) = 908.677685950413 x − 0.00181818181818261
2.5 R² = 0.999905088026203
V (V)

2
1.5
1
0.5
0
0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

I (A)

Grafik 5 Rangkaian a (Seri) pada Pengukuran Rx3


 Persamaan garis :
V = a + bI
V = 0.0018 + 908.68I
o a = 0.0018 V
o b = 908.68 Ω
 Nilai Hambatan

Grafik Hubungan antara V (V) terhadap I (A)


3.5
3
f(x) = 835.606060606061 x − 0.00636363636363568
2.5 R² = 0.999941644475129
2
V (V)

1.5
1
0.5
0
0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004

I (A)

Grafik 6 Rangkaian b (Paralel) pada Pengukuran Rx3


 Persamaan garis :
V = a + bI
V = 0.0064 + 835.61I
o a = 0.0064 V
o b = 835.61 Ω
 Nilai Hambatan

Pembahasan

Percobaan ini dilakukan dengan data tegangan dan kuat arus yang telah diukur
menggunakan voltmeter dan amperemeter yang disusun secara pararel untuk voltmeter
dan seri untuk amperemeter terhadap resistor. Praktikum ini menggunakan tiga buah
resistor yang diperlakukan secara dua rangkaian (seri dan paralel) pada setiap resistor.
Data kuat arus dan tegangan yang telah diperoleh tersebut dapat digunakan untuk
mencari nilai resistor pada rangkaian dengan menggunakan rumus LINEST pada
Microsoft Excel dan merupakan grafik V terhadap I, dimana persamaan garis kurva nya
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square).

Percobaan pada resistor pertama (Rx1), resistor kedua (Rx2), dan resistor ketiga
(Rx3), dilakukan menggunakan dua rangkaian (seri dan paralel), masing-masing data
terdapat sebelas nilai dengan memvariasikan nilai tegangan. Berdasarkan data hasil
percobaan, akan memperoleh nilai R dan ∆ R serta, kemiringan garis lurus dari grafik
hubungan antara tegangan (V) terhadap kuat arus (I), dengan menggunakan rumus
LINEST pada Microsoft Excel. Analisi kurva rangkaian a dan b (seri dan paralel) pada
setiap resitor menunjukkan bahwa antara tegangan (V) terhadap kuat arus (I) terdapat
hubungan berbanding lurus. Hal ini berarti setiap ada kenaikan kuat arus (sumbu x),
maka akan meningkat juga tegangannya (sumbu y).

Hasil analisis pengolahan data, pertama pada resistor (Rx1), rangkaian seri,
didapatkan hasil (R ¿ ¿ a ± ∆ R a)¿ sebesar (2.397±0.009) Ω dan persamaan garis V=
0.0021+¿ 2.3971I serta didapatkan juga titik potong kurva Ra dan ketidakpastiannya
sebesar (0.002 ± 0.008) V. Rangkaian paralelnya diperoleh nilai (R ¿ ¿ b ± ∆ Rb )¿ sebesar
(2.198 ± 0.008)Ω dan persamaan garis V= 0.0021+¿ 2.1976I serta titik potong kurva Rb
dan ketidakpastiannya sebesar (0.002 ± 0.007) V. Kedua pada resistor (Rx2), rangkaian
seri didapatkan hasil (R ¿ ¿ a ± ∆ R a) ¿ sebesar (56.094± 0.146) Ω dan persamaan garis
V= 0.0008+¿ 56.094I serta didapatkan juga titik potong kurva Ra dan ketidakpastiannya
sebesar (0.0008 ± 0.0055) V. Rangkaian paralelnya diperoleh nilai ( R ¿ ¿ b ± ∆ Rb )¿
sebesar (55.770 ± 0.182) Ω dan persamaan garis V= 0.0003+¿ 55.77I serta titik potong
kurva Rb dan ketidakpastiannya sebesar (0.0003 ± 0.007) V. Ketiga pada resistor (Rx3),
rangkaian seri didapatkan hasil ( R ¿ ¿ a ± ∆ R a)¿ sebesar (908.677 ± 2.951) Ω dan
persamaan garis V= 0.0018+¿ 908.68I serta didapatkan juga titik potong kurva Ra dan
ketidakpastiannya sebesar (-0.002 ± 0.007) V. Rangkaian paralelnya diperoleh nilai
(R ¿ ¿ b ± ∆ Rb ) ¿ sebesar (835.606± 2.127) Ω dan persamaan garis V= 0.0064 + 835.61I
serta titik potong kurva Rb dan ketidakpastiannya sebesar (-0.0064 ± 0.005) V.

Hasil analisis perhitungan pada ketiga resistor yaitu Rx1, Rx2, dan Rx3, bila
dibandingkan dengan literatur memiliki nilai ketepatan masing-masing, yaitu pada Rx1
rangkaian seri sebesar 91.05%, sedangkan pada rangkaian paralel sebesar 99.9%, maka
dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan pada rangkaian paralel lebih mendekati nilai
hambatan sebenarnya. Nilai ketepatan pada Rx2, rangkaian seri sebesar 99.82%,
sedangkan pada rangkaian paralel sebesar 99.64%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
hambatan pada rangkaian seri lebih mendekati nilai hambatan sebenarnya. Nilai
ketepatan pada Rx3, rangkaian seri sebesar 99.86%, sedangkan pada rangkaian paralel
sebesar 91.82%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan pada rangkaian seri
lebih mendekati nilai hambatan sebenarnya. Adanya selisih nilai, dapat terjadi karena
faktor kesalahan atau ketidaktelitian dalam pengukuran.

Pengaplikasian hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari adalah pada alat-alat


listrik seperti lampu. TV, kulkas, setrika dan sebagainya. Alat listrik memiliki bagian
yang mengalirkan arus listrik yang disebut elemen pemanas yang memiliki hambatan
(R). Misalnya, Ketika menyalakan lampu dengan tegangan kecil, maka nyala lampu
akan redup dan berlaku sebaliknya.

Simpulan

Pengukuran arus listrik dan tegangan dapat dilakukan bersaman, yaitu


menggunakan alat amperemeter dan voltmeter. Amperemeter dipasang secara seri
dengan resistor, sementara voltmeter dipasang secara paralel dengan resistor. Data
tegangan dan arus listrik yang telah diukur, dapat diperoleh hasil perhitungan resistor
pada tiga percobaan. Hasil perhitungan masing-masing percobaan memiliki
perbandingan nilai dengan hambatan resistor yang sebenarnya.
Daftar Pustaka

Ariska M. 2015. Studi pemahaman konsep siswa pada sub konsep rangkaian listrik arus
searah di kelas XI SMA Negeri 1 Palembang. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran
Fisika. 2(2): 147-154.

Ritonga WA, Ritonga SI, Rangkuti RK, Syafaruddin S, Albina M, Suryadi S. 2021.
Pemanfaatan adobe flash dengan pendekatan konstruktivis dalam meningkatkan
efektifitas pemahaman materi pelajaran fisika di SMK Siti Banun. U-NET
Jurnal Teknik Informatika. 5(2): 25-31. doi: 10.52332/u-net.v5i2.344

Rosman A, Risdayana R, Yuliani E, Vovi V. 2020. Karakteristik arus dan tegangan


pada rangkaian seri dan rangkaian paralel dengan menggunakan resistor. Jurnal
Ilmiah Information Technology. 9(2): 40-43.

Siagian, Marito S, and Chrisna HSS. 2021. Analisis karakteristik hasil pengukuran
terhadap arus dan tegangan pada suatu resistansi. Jurnal Vorteks. 2(1): 55-59.
doi: 10.54123/vorteks.v2i1.34.

Silvati LN, Al Hakim Y, Ashari A. 2017. Pengembangan alat peraga pengatur arus
beban berbasis triac pada materi listrik dinamis. Jurnal Berkala Pendidikan
Fisika. 10(1): 24-28.

Tamba FY. 2021. Komponen dan sistem kerja panel kontrol pompa intake [tesis].
Bengkalis (ID): Politeknik Negeri Bengkalis.

Anda mungkin juga menyukai