Anda di halaman 1dari 129

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.S DAN Ny.

M
PADA TAHAP PERKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN
DENGAN BERAT BADAN YANG BERLEBIH DI
KELURAHAN GONDANGREJO

Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan

DISUSUN OLEH:
MARIANA DWI CAHYANI
NIM.P.14089

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017

i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Mariana Dwi Cahyani
NIM : P14089
Program Studi : D3 Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.S Dan Ny.M
Tahap Perkembangan Usia Pertengahan Dengan
Berat Badan Yang Berlebih Di Kelurahan
Gondangrejo.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta,
Yang Membuat pernyataan

ii
MOTTO

“”Miracle will come on who believes that it will happen”


(Keajaiban akan datang pada yang percaya bahwa hal itu akan terjadi)

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA Ny.S DAN Ny.M PADA TAHAP PERKEMBANGAN USIA
PERTENGAHAN DENGAN BERAT BADAN YANG BERLEBIH
DI KELURAHAN GONDANGREJO

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar


Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep.)

Oleh :
MARIANA DWI CAHYANI
P14089

Surakarta, 7 Agustus 2017

Menyetujui,
Pembimbing

bc. YETI NURHAYATI M.Kes


NIK. 201378115

iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI

Telah Di Uji Pada Tanggal :


7 Agustus 2017

Dewan Penguji :

1. Ketua : Ns. Nurul Devi A, S.Kep,M.kep ( )


NIK. 201186080

2. Anggota : bc. Yeti Nurhayati M.Kes ( )


NIK. 201378115

v
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : Mariana Dwi Cahyani
Nim : P14089
Program Studi : D3 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.S Dan Ny.M Tahap
Perkembangan Usia Pertengahan Dengan Berat Badan Yang
Berlebih Di Kelurahan Gondangrejo.

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Senin, 7 Agustus 2017

DEWAN PENGUJI

Ketua : Ns. Nurul Devi A, S.Kep., M.kep ( )


NIK. 201186080

Anggota : bc. Yeti Nurhayati M.Kes ( )


NIK. 201378115

Mengetahui
Ketua Program Studi D3 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta

Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M. Kep


NIK. 200981037

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.S Dan Ny.M Tahap
Perkembangan Usia Pertengahan Dengan Berat Badan Yang Berlebih Di Kelurahan
Gondangrejo.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Ns. Erlina Windyastuti M.Kep, selaku sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. bc Yeti Nurhayati M.Kes, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Ns. Nurul Devi A, S.kep, M.kep Selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi penulis demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
5. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
6. Kepada Ayah dan Ibu tercinta dengan penuh kasih sayang dan kesabaran
telah membesarkan dan mendidik hingga dapat menempuh pendidikan yang
layak dan membantu baik moril maupun materil selama penulis menempuh
pendidikan di perguruan tinggi.

vii
7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
8. Akhirnya kepada Allah SWT jugalah senantiasa penulis berharap semoga
pengorbanan dan segala sesuatunya yang dengan tulus dan ikhlas telah
diberikan dan penulis dapatkan akan selalu mendapat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, Amin.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan


ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 7 Agustus 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYTAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii
MOTTO ........................................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI ......................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 6
1.4 Tujuan ..................................................................................... 6
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................... 6
1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................. 6
1.5 Manfaat ................................................................................... 7
1.5.1 Teoritis .......................................................................... 7
1.5.2 Praktis ........................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas .................................................................................. 9
2.1.1 Definisi Obesitas .......................................................... 9
2.1.2 Penyebab Obesitas ......................................................... 10
2.1.3 Faktor Terjadinya Obesitas............................................ 13
2.1.4 Dampak Obesitas .......................................................... 15
2.1.5 Penanggulangan Obesitas ............................................. 17
2.2 Tahap Perkembangan Usia Pertengahan ............................... 19
2.2.1 Tugas Perkembangan Keluarga ..................................... 19

ix
2.2.2 Mempertahankan Hubungan Yang Memuaskan ...... .. 20
2.2.3 Memperkokoh Hubungan Perkawinan ....................... 21
2.3 Senam Aerobik ....................................................................... 23
2.3.1 Definisi ..................................................................... .. 23
2.3.2 Cara Melakukan Senam Aerobik ................................ 25
2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga .............................................. 27
2.4.1 Pengkajian ................................................................... 27
2.4.2 Fungsi Keluarga ........................................................... 30
2.4.3 Pemeriksaan Fisik ........................................................ 31
2.4.4 Diagnosa Keperawatan ................................................ 33
2.4.5 Intervensi ..................................................................... 35
2.4.6 Evaluasi ....................................................................... 35
2.5 Jurnal Referensi ...................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................... 46
3.2 Batasan Istilah ........................................................................ 46
3.3 Partisipan ................................................................................ 46
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 46
3.5 Pengumpulan Data.................................................................. 47
3.5.1 Wawancara ................................................................... 47
3.5.2 Observasi Dan Pemeriksaan Fisik ................................ 47
3.5.3 Studi Dokumentasi ........................................................ 47
3.6 Uji Keabsahan Data ................................................................ 47
3.7 Analisa Data ........................................................................... 48
3.7.1 Pengumpulan Data......................................................... 48
3.7.2 Mereduksi Data ............................................................. 48
3.7.3 Penyajian Data ............................................................... 48
3.7.4 Kesimpulan .................................................................... 49
BAB IV HASIL
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Data ................................................... 50
4.1.2 Pengkajian ...................................................................... 50

x
I. Identitas Klien ....................................................... 50
II. Riwayat Dan Perkembangan Keluarga .................. 50
III. Lingkungan ............................................................ 52
IV. Struktur Komunikasi Keluarga .............................. 53
V. Fungsi Keluarga ..................................................... 54
VI. Stress Dan Koping Keluarga ................................. 56
VII. Harapan Keluarag .................................................. 57
4.1.3 Analisa Data ................................................................... 58
4.1.4 Diagnosa Keperawatan Keluarg ..................................... 61
4.1.5 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Skoring ........ 61
4.1.6 Skoring Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan ........... 62
4.1.7 Intervensi Keperawatan ................................................. 62
4.1.8 Implementasi Keperawatan ............................................ 64
4.1.9 Evaluasi Keperawatan .................................................... 67
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian ............................................................................... 70
5.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................ 71
5.3 Intervensi Keperawatan ........................................................... 72
5.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 74
5.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................. 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 78
6.1.1 Pengkajian Keperawatan ...................................... 78
6.1.2 Diagnosa Keperawatan ......................................... 79
6.1.3 Intervensi Keperawatan ........................................ 79
6.1.4 Implementasi Keperawatan .................................. 79
6.1.5 Evaluasi Keperawatan .......................................... 80
6.2 Saran ........................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1 IMT ........................................................ 22
2. Tabel 2.2 IMT ........................................................ 23
3. Tabel 2.5 jurnal referensi ....................................... 36
4. Tabel 4.1.2 Pengkajian .............................................. 50
5. Tabel I Identitas Klien ........................................ 50
6. Tabel II Riwayat Dan Tahap Perkembangan Klien .. 50
7. Tabel III Lingkungan ............................................ 52
8. Tabel IV Struktur Komunikasi Keluarga .............. 53
9. Tabel V Fungsi Keluarga ..................................... 54
10. Tabel VI Stress Dan Koping Keluarga .................. 56
11. Tabel VII Harapan Keluarga ................................... 57
12. Tabel 4.1.3 Analisa Data .......................................... 58
13. Tabel 4.1.4 Diagnosa Keperawatan Keluarga ........... 61
14. Tabel 4.1.5 Penentuan Prioritas Masalah .................. 61
15. Tabel 4.1.6 Skoring ................................................... 62
16. Tabel 4.1.7 Intervensi Keperawatan .......................... 62
17. Tabel 4.1.8 Implementasi Keperawatan .................... 64
18. Tabel 4.1.9 Evaluasi Keperawatan ............................ 67

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Asuhan Keperawatan Keluarga


Lampiran 2. Naskah Publik
Lampiran 3. Lembar Konsultasi
Lampiran 4. Lembar Audience
Lampiran 5. Gerakan Senam Aerobik
Lampiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap keluarga pasti menginginkan kehidupannya bahagia dan

sejahtera untuk seluruh anggotanya. Ukuran seperti ini memengaruhi cara

keluarga untuk mencapainya melalui mengkonsumsi kebutuhan kehidupan

sehari-hari, memilih pendidikan untuk anggota keluarganya sampai pada

pemilikan barang-barang maupun jasa yang dibutuhkannya. Di era globalisasi

dan era persaingan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini,

informasi, komunikasi, dan transaksi ekonomi dari tingkat lokal hingga

internasional terjadi tanpa batas dan sepanjang waktu. Menjamurnya

supermarket, shopping center dan belanja secara on line pada hampir semua

kota serta didukung oleh gencarnya iklan promosi hanyalah salah satu bentuk

modernisasi akibat kemajuan tersebut. Disadari atau tidak, perubahan

perekonomian yang tidak lagi mengenal batas ini dapat memicu terjadinya

perilaku membeli yang berlebihan yang menjerumuskan orang dalam budaya

konsumerisme (Sujana, 2015).

Johnson's menguraikan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih

yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam

kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai

ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya

(Jhonson & Lenny, 2010).

1
2

Keluarga usia pertengahan dimulai pada saat anak yang terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan

menikah, masalah kesehatan utama yang muncul adalah masalah hubungan

perkawinan, komunikasi dan hubungan degan anak cucu, masalah dengan

perawatan orang tua yang sudah lanjut usia atau tidak mampu merawat diri

(Yohanes & Yasinta, 2013).

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan risiko terbesar kelima

untuk kematian global. Ada 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun

sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau obesitas. Kegemukan dan

obesitas terkait dengan faktor penyebab kematian terbesar yang terjadi di

seluruh dunia (WHO, 2013).

Terdapat 1,6 miliar orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih

(overweight) dan 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Sebanyak 12 juta

(16,3%) anak di Amerika yang berumur 2-19 tahun sebagai penyandang

obesitas dan sekitar satu pertiga (32,9%) atau 72 juta orang dewasa warga

negara Amerika Serikat adalah obesitas (AHA,2011). Prevalensi obesitas

sentral di Indonesia sebesar 7,2% pada laki-laki dan 46,3% pada perempuan.

Riskesdas tahun 2007 di Jawa Tengah melaporkan prevalensi obesitas sentral

pada penduduk umur 15 tahun keatas sebesar 18,4%. Prevalensi obesitas

sentral di Kota Semarang sebesar 21,1%. Obesitas sentral tertinggi pada

kelompok umur 45-54 tahun (25,1%), umur 35-44 tahun (22,8%), umur 25-

34 (16,7%), dan terendah pada kelompok umur 15-24 tahun (8,1%), seperti

halnya dengan obesitas umum, prevalensi obesitas sentral tertinggi terjadi

pada perempuan (28,4%) dibandingkan lakilaki (7,2%) (Farida et al, 2010).


3

Obesitas sentral terjadi jika selama periode tertentu, energi yang masuk

melalui makanan lebih banyak daripada energi yang digunakan untuk

menunjang kebutuhan energi tubuh, yang kemudian disimpan menjadi lemak.

Kelebihan lemak disimpan dalam bentuk trigliserid di jaringan lemak, selain

itu, modernisasi gaya hidup, tingginya asupan-asupan kalori, rendahnya

aktivitas fisik juga merupakan akibat dari meningkatnya obesitas sentral

(Andriani, 2012).

Etiologi obesitas bersifat kompleks dan dapat berasal dari faktor

genetik, metabolik dan lingkungan. Perubahan gaya hidup, termasuk

makanan diluar rumah yang semakin mudah diperoleh, ukuran porsi serta

ketersediaan makanan tinggi energi dan rendah gizi yang semakin meningkat,

dapat menyebabkan peningkatan asupan energi. Beberapa bentuk pola makan

yang dapat meningkatkan asupan energi telah menjadi fokus penelitian,

seperti diet tinggi lemak, densitas energi tinggi, indeks glikemik tinggi dan

rendah serat. Diet tinggi lemak memang banyak ditargetkan menjadi

penyebab kelebihan asupan energi dan palabilitas yang tinggi pada lemak

(Bandini,2015).

Pada orang yang mengalami obesitas, terdapat kelebihan kalori akibat

pola makan berlebih yang menimbulkan penimbunan lemak di jaringan kulit.

Resistensi insulin akan timbul pada daerah yang mengalami penimbunan

lemak, sehingga akan menghambat kerja insulin di jaringan tubuh dan otot

yang menyebabkan glukosa tidak dapat diangkat ke dalam sel dan menimbun

di dalam pembuluh darah. Penumpukan glukosa ini akan meningkatkan

glukosa dalam darah (Kulie, et al., 2011).


4

Orang yang mempunyai berat badan lebih seringkali mempunyai kadar

kolesterol darah yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang berat

badannya normal. Peningkatan kolesterol darah juga dapat disebabkan oleh

kenaikkan kolesterol yang terdapat pada verylow- density lipoprotein dan

low–density lipoprotein sekunder karena peningkatan trigliserida yang besar

dalam sirkulasi apabila terjadi penumpukan lemak berlebihan di dalam tubuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolestrol dalam darah meliputi,

peningkatan jumlah kolestrol yang dicerna, diet lemak yang sangat jenuh, diet

tinggi asam lemak tak jenuh, kekurangan insulin atau hormon tiroid dan

kelainan genetik (Guyton and Hall,2010).

Konsumsi serat yang cukup dapat menurunkan risiko obesitas dan

kadar kolestrol darah orang dewasa. Makanan tinggi serat umumnya

memerlukan waktu lebih banyak untuk mengunyah dan mencerna. Makanan

yang mengandung serat tidak larut tidak dicerna dan menambah volume

makanan, sehingga mengurangi risiko konsumsi yang berlebih. Sedangkan

serat larut air akan berubah menjadi substansi menyerupai gel selama proses

pencernaan dan memperlambat makanan melewati usus sehingga membuat

tubuh kenyang lebih lama. Disamping itu serat jenis ini juga berkhasiat

memperlambat pengosongan lambung serta penyerapan glukosa

(Arisman, 2010).

Hasil dari penelitian pada tahun 2012, ada dua jenis pengukuran

antropometri yang digunakan, yaitu: lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar

pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran ini dikorelasikan dengan rasio

lipid yang mencakup LDL/HDL, dan kolesterol total/HDL. Beberapa


5

penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa LP dan RLPP dapat dijadikan

prediktor risiko terkena penyakit kronis. Menurut Klein, Allison, Heymsfield,

Kelley, Leibel, Nonas, et al (2007), LP berkorelasi positif dengan lemak

abdominal (subkutan dan intrabdominal). Peningkatan kadar lemak

menyebabkan risiko tinggi terkena penyakit kardiometabolik. RLPP memiliki

korelasi yang kuat dengan obesitas. RLPP merupakan prediktor coronary

heart disease (CHD) dan cardiovascular disease (CVD) (Welborn, 2012).

Menurut data dari puskesmas Gondangrejo melaporkan prevelensi

obesitas tertinggi pada kelompok usia pertengahan 45-54 tahun sebanyak

(25,1%), dari data yang didapatkan obesitas dialami lebih banyak pada

perempuan dibandingkan laki-laki, berdasarkan hal tersebut penulis tertarik

membahas tentang keperawatan keluarga dengan usia pertengahan yang

mempunyai masalah obesitas khususnya pada wanita dan dapat

mengaplikasikanya dalam memberikan Asuhan keperawatan keluarga

dengan obesitas khususnya di kelurahan Gondangrejo.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan

Keluarga pada Ny.S dan Ny.M tahap perkembangan usia pertengahan dengan

berat badan yang berlebih di kelurahan Gondangrejo.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.S dan Ny.M tahap

perkembangan usia pertengahan dengan berat badan yang berlebih di

kelurahan Gondangrejo.
6

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuannya adalah untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan

Keluarga pada Ny.S dan Ny.M tahap perkembangan usia pertengahan

dengan berat badan yang berlebih di kelurahan Gondangrejo.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada tahap perkembangan

usia pertengahan dengan berat badan yang berlebih di kelurahan

Gondangrejo.

2. Menetapkan diagnosa keperawatan pada tahap perkembangan

usia pertengahan dengan berat badan yang berlebih di kelurahan

Gondangrejo.

3. Menyusun perencanaan keperawatan pada tahap perkembangan

usia pertengahan dengan berat badan yang berlebih di kelurahan

Gondangrejo.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada tahap perkembangan

usia pertengahan dengan berat badan yang berlebih di kelurahan

Godangrejo.

5. Melakukan evaluasi pada usia pertengahan dengan berat badan

yang berlebih di kelurahan Godangrejo.

1.5 Manfaat
7

1.5.1 Teoritis

1. Sebagai pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan

pencegahan untuk diri sendiri dan orang di sekitarnya agar tidak

terkena gangguan masalah obesitas.

2. Penulisan karya tulis ini juga bermanfaat untuk mengetahui

perbedaan antara teori dan kasus nyata yang terjadi di lapangan,

karena dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus

yang terjadi.

3. Mendiskripsikan pengertian Obesitas secara umum yaitu suatu

kondisi tidak seimbangan antara tinggi badan dan berat badan

akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang berlebih, umumnya

ditimbun dalam jaringan subkutan.

1.5.2 Praktis

1. Bagi pasien dan keluarga

Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga

yaitu supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran

umum tentang masalah obesitas beserta perawatan yang benar

bagi klien agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam

keluarganya.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Sebagai acuan dalam upaya meningkatkan mutu dan pelayanan

dalam memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif

terutama pada tahap perkembangan usia pertengahan dengan

berat badan yang berlebih di kelurahan Godangrejo.


8

3. Bagi institusi pendidikan

Sebagai referensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang keperawatan pada tahap perkembangan

usia pertengahan dengan persiapan masalah obesitas di masa

yang akan datang dan acuan bagi pengembangan laporan khusus

sejenis.

4. Bagi penulis selanjutnya

Memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang konsep

penyakit serta penatalaksanaanya dalam aplikasi langsung

melalui proses keperawatan dengan basis ilmu keperawatan

dalam memberi Asuhan keperawatan keluarga pada tahap

perkembangan usia pertengahan dengan berat badan yang

berlebih di kelurahan Godangrejo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

2.1.1 Definisi

Istilah obesitas mengacu pada suatu keadaan dimana kelebihan

lemak disimpan dalam jaringan adiposa (Seidell, JC ; Visscher, T,

2009). Obesitas juga didefinisikan sebagai penimbunan lemak tubuh

berlebih yang tidak normal dan dapat menimbulkan dampak negatif

bagi kesehatan (WHO, 2011). Metode yang paling umum digunakan

dalam mengidentifikasi obesitas dalam praktik klinis adalah Indeks

Massa Tubuh (IMT), ketebalan lipatan kulit dan impedans bioelektrik

(Bandini, 2015). IMT memang bukan indikator terbaik untuk obesitas

tetapi dapat digunakan sebagai alat screening internasional yang

direkomendasikan untuk penilaian obesitas yang dapat

mengakibatkan masalah kesehatan (CDC, 2011). IMT didefinisikan

sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam

meter kuadrat (Bandini, 2015). Seseorang dikatakan mengalami

obesitas jika Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 25 kg/m2 (Effendi,

2013).

Obesitas merupakan suatu kondisi tidakseimbangan antara

tinggi badan dan berat badan akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang

berlebihan, umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan, sekitar

organ tubuh dan kadang terjadi infiltrasi ke dalam organ tubuh.

9
10

Obesitas terdiri dari 2 macam yaitu obesitas umum dan obesitas

sentral/abdominal (Arisman, 2010).

2.1.2 Penyebab Terjadinya Obesitas

Obesitas terjadi akibat dari ketidakseimbangan energi jangka

panjang, yaitu asupan energi lebih besar daripada pengeluaran energi.

Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus

melalui 3 proses fisiologis, yaitu pengendalian rasa lapar dan kenyang,

pengaturan pengeluaran energi dan pengaturan penyimpanan energi

yang melibatkan regulasi sekresi hormon (Hidayat, 2008).

Penyebab kejadian obesitas bukan disebabkan oleh faktor

tunggal, melainkan akibat dari beberapa faktor penyebab yang saling

berkolaborasi, mulai dari faktor diri sendiri, faktor lingkungan, dan

adanya penyakit. Mengonsumsi makanan berlemak dan gula berlebih

akan membiarkan mulut terus mengunyah, lambung terus

menampung, dan usus terus bekerja sehingga proses metabolisme di

dalam hati menyimpan lemak dalam jumlah cukup banyak (Utami,

2013).

Makanan penyebab penyimpanan lemak tersebut bisa

didapatkan dari makanan siap saji, seperti fried chicken, hamburger,

atau pizza. Kebiasaan “mengemil” juga berpengaruh terhadap

menumpuknya lemak di dalam tubuh. Makanan kecil yang

dikonsumsi di luar waktu makan biasanya tinggi kalori, berasa gurih,

manis, dan proses pembuatannya dengan cara digoreng, jika tidak

terkontrol bisa menyebabkan kegemukan (Utami, 2013).


11

Obesitas terjadi karena tidakseimbangan antara asupan energi

dengan keluaran energi (energi expenditures) sehingga terjadi

kelebihan energi selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Kelebihan energi tersebut dapat disebabkan oleh asupan energi yang

tinggi atau keluaran energi yang rendah. Penyebab terjadinya

ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih

belum jelas, namun terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor

seperti genetic, lingkungan (gaya hidup) dan psikis. Dampak adanya

retensi insulin dan gangguan toleransi glukosa pada penderita obesitas

tentunya akan berpengaruh pada kadar gula darah. Gula darah

merupakan istilah kesehatan yang menunjuk kepada kandungan gula

dalam aliran darah di tubuh, sehingga beresiko terjadinya pradiabetes.

Sementara itu pradiebetes merupakan kondisi dimana kadar gula

darah lebih tinggi dari batas normal, namun belum cukup untuk

mendiagnosa sebagai diabetes. Bila tidak ditangani dengan baik,

kondisi pradiabetes bisa berkembang menjadi diabetes. Perubahan

status dari pradiabetes menjadi diabetes meliitus tipe II bisa

berlangsung dalam waktu 10 tahun (Arisma, 2011).

Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga

dapat menyebabkan obesitas. Menurut Mestuti dan Fitranti (2014)

kelebihan asupan dalam tubuh termasuk asupan protein akan disimpan

berupa lemak. Tingginya konsumsi protein hewani pada responden

dengan obesitas berkorelasi dengan rendahnya zat gizi hewan pada

umumnya yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi.


12

Bila kondisi ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka risiko

untuk terjadinya obesitas makin meningkat (Kartika, S; Siti, R., 2012).

Kelebihan lemak akan disimpan di jaringan adiposit dan bila

berlangsung terus menerus penumpukan lemak ini akan menimbulkan

obesitas (Berdanier, 2008). Selain itu, penyebab utama terjadinya

obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan energi dengan

pengeluaran energi. Untuk setiap kelebihan energi sebanyak 9,3 kalori

yang masuk ke tubuh, kira-kira 1 gram lemak akan disimpan. Lemak

juga menghasilkan lebih banyak energi jika dibandingkan karbohidrat

atau protein. Setelah makan, lemak dikirim ke jaringan adiposa untuk

disimpan sampai dibutuhkan sebagai energi. Lemak disimpan

terutama pada jaringan subkutan dan rongga intraperitoneal,

walaupun hati dan jaringan tubuh lainnya seringkali menimbun cukup

lemak pada orang obesitas. Perkembangan obesitas pada orang

dewasa juga terjadi akibat penambahan jumlah adiposit dan

peningkatan ukurannya. Seseorang dengan obesitas yang ekstrim

dapat memiliki adiposit sebanyak empat kali normal, dan setiap

adiposit memiliki lipid dua kali lebih banyak dari orang yang kurus.

Oleh karena itu kelebihan asupan lemak dari makanan dapat dengan

mudah menambah berat badan (Guyton and Hall, 2010).

2.1.3 Faktor Terjadinya Obesitas

Mekanisme patofisiologis obesitas menempat kan sel lemak

sebagai pusat kelainan berasal, tetapi tidak seluruhnya dapat

dijelaskan. Meskipun begitu, telah ada bukti yang mengaitkan


13

patogenesis obesitas dengan mekanisme sinyal di usus, jaringan

lemak, otak dan mungkin jaringan lain tempat masuknya, penyebaran

serta penyimpanan zat-zat gizi (Arisman, 2010).

Sejak beberapa tahun lalu, faktor psikologis diduga menjadi

penyebab utama terjadinya obesitas. Menurut teori yang cukup

populer, orang-orang yang kelebihan bobot badan adalah mereka yang

tidak sensitif terhadap sinyal-sinyal internal untuk merasakan

kelaparan dan kekenyangan, pada waktu yang bersamaan, mereka

juga sangat sensitif terhadap rangsangan luar (penglihatan,

penciuman, dan pencicipan) yang dapat meningkatkan nafsu makan.

Sebuah studi telah dilakukan untuk mengkaji pengaruh menonton

televisi terhadap obesitas. Studi yang dilakukan terhadap 4.771 wanita

dewasa ini menunjukkan bahwa mereka yang mengaku menonton

televisi selama tiga jam atau lebih dalam sehari akan mengalami

obesitas dua kali lebih besar dibandingkan mereka yang hanya

menonton televisi selama kurang dari dua jam sehari. Hasil dari studi

tersebut menunjukkan bahwa menonton televisi merupakan saat

infeksi terjadi, virus lemak menyebar ke dalam darah dan sel-sel

lemak, kemudian virus memicu sel-sel lemak untuk mengambil

kolesterol dan trigliserida dari dalam darah sehingga terjadi

penumpukan pada sel-sel lemak. Itulah sebabnya pada orang yang

terinfeksi virus lemak memiliki kadar kolesterol dalam darah lebih

rendah daripada orang normal. Penemuan ini telah dipublikasi di

international journal of Obesity tahun 2000 (Utami, 2013).


14

Faktor keturunan dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan.

Dari hasil penelitian gizi di Amerika Serikat, dilaporkan bahwa anak-

anak dari orang tua normal mempunyai 10% peluang menjadi gemuk.

Peluang itu akan bertambah menjadi 40-50% bila salah satu orang tua

obesitas. Oleh karena itu, bayi yang lahir dari orang tua yang obesitas

akan mempunyai kecenderungan menjadi gemuk. Gemuk di saat bayi

atau anak-anak mempunyai kemungkinan sulit menjadi kurus pada

waktu dewasa, disebabkan pada anak-anak sudah membentuk sel yang

jumlahnya lebih dari normal (Admin,2008).

Faktor predisposisi merupakan penyebab timbulnya

peningkatan kadar gula darah, hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu,

sel – sel beta pulau Langerhans menjadi kurang peka terhadap

rangsangan atau akibat naiknya kadar gula dan kegemukan juga akan

menekan jumlah reseptor insulin pada sel – sel seluruh tubuh. Dengan

melihat hasil diatas bahwa obesitas mempengaruhi kadar gula darah.

Hal ini dipengaruhi faktor herediter, aktivitas fisik, asupan diet,

keluaran energi, metabolisme dan hormonal. Metabolisme lemak

tergantung pada kebutuhan energi dan diatur oleh makanan serta

sinyal – sinyal saraf dan hormonal. Misalnya, penurunan kadar

glukosa pada keadaan sebagai energi oleh jaringan misalnya otot, hati,

dan ginjal (Efendi, 2011).

2.1.4 Dampak Obesitas

Obesitas umum (generalized obesity) mengakibatkan perubahan

volume darah total serta fungsi jantung sedangkan obesitas sentral


15

yang ditandai dengan penambahan ukuran lingkar pinggang, akan

menimbulkan risiko sindroma metabolik yang meliputi hipertensi,

peningkatan insulin plasma, sindroma resistensi insulin,

hipertrigliseridemia dan dislipidemia (Arisman, 2010).

Peningkatan jumlah lemak disekitar pinggang meningkatkan

risiko terserang penyakit jantung dan diabetes melitus (United States

of Preventive2 Service Task Force, 2012). Kelebihan lemak di dalam

abdomen yang tidak proporsional dengan total lemak tubuh dapat

dijadikan prediktor faktor risiko dan morbiditas. Adanya timbunan

lemak, terutama pada bagian intraabdominal menyebabkan

peningkatan kadar kolesterol. Timbunan lemak ini biasanya disebut

obesitas sentral. Pada kondisi obesitas sentral terjadi peningkatan

asam lemak bebas di dalam sirkulasi darah. Asam lemak ini

dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol darah, yaitu: HDL dan

LDL. Tingginya kadar kolesterol darah merupakan salah satu faktor

risiko CVD. Rasio lipid yang bisa dipakai sebagai prediktor CVD

adalah kolesterol total/HDL dan LDL/HDL. Kolesterol total/HDL dan

LDL/HDL merupakan agen aterogenik yang dapat menyebabkan

terjadinya atherosklerosis (Ebbert and Jensen, 2013).

Obesitas memiliki dampak negatif terhadap berbagai masalah

kesehatan yang dialami wanita. Kelebihan berat badan atau obesitas

dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes pada wanita,

sehingga obesitas menjadi masalah umum di masyarakat dan juga


16

memiliki dampak yang besar pada berbagai masalah kesehatan wanita

(Kulie, 2011).

Dampak psikologi penderita Obesitas dilihat secara fisik yaitu

perubahan bentuk tubuh, tubuh gemuk pada Obesitas dipandang tidak

menarik. Dilihat dari berbagai sudut pandang mungkin merasa malu

dan tidak percaya diri berjalan di depan umum dengan badan yang

gemuk baik itu diri sendiri ataupun pasangan. Jika dibandingkan

dengan Negara Barat, obesitas Indonesia tidak terlalu berlebihan

bahkan untuk berjalan dan berdiri itu susah membawa bebannya.

Selain itu mode pakaian juga berperan, kebanyakan konveksi

membuat baju sesuai ukuran tubuh yang ideal. Selanjutnya untuk

menunjang karir di dunia kerja, beberapa perusahaan merasa

keberatan dengan merekrut pegawai yang mempunyai berat tubuh

berlebihan, dianggap tidak luwes, tidak menarik secara fisik, dan

dianggap tidak fleksibel. Kesalahan berfikir ini masih terdapat pada

perusahaan-perusahaan yang melakukan proses rekruetment dengan

meminta biodata tinggi dan berat badan. Praktek diskriminasi di

Negara Indonesia masih banyak terjadi di lingkungan kerja

(Wahyunita, 2014).

2.1.5 Penanggulangan Obesitas

Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur

atau memodifikasi pola makan dan aktifitas fisik pada individu

dengan overweight atau obesitas. Dengan demikian diharapkan upaya

ini dapat mengatasi hambatan-hambatan terhadap kepatuhan individu


17

pada pola makan sehat dan olahraga. Menurut dr. Ruri diah Pamela

(2011) strategi yang dapat dilakukan adalah pengawasan sendiri

terhadap berat badan, asupan makanan; mengontrol keinginan untuk

makan (motivasi keluarga dan lingkungan seringkali diperlukan

dalam hal ini); mengubah perilaku makan dengan mengontrol porsi

dan jenis makanan yang dikonsumsi; dan dukungan sosial dari

keluarga dan lingkungan. Pembatasan kalori saja ternyata hanya dapat

menurunkan berat badan dan kurang berdampak baik pada lemak

darah sehingga perlu aktifitas fisik atau berolahraga. Olahraga dan

aktivitas fisik memberi manfaat yang sangat besar dalam

penatalaksanaan overweight atau obesitas. Olahraga yang dilakukan

secara konsisten dan teratur tidak hanya dapat membakar kalori,

namun juga mengurangi lemak serta meningkatkan massa otot tubuh.

Aktivitas jalan kaki yang dianjurkan bagi obesitas adalah regular easy

walking (30 menit jalan kaki dengan intensitas 5-6 kali per minggu).

Penggunaan obat-obatan juga bukan pilihan utama sebab tanpa

mengubah pola hidup, obat tidak bermanfaat karena berat badan akan

kembali ke semula jika obat dihentikan (Sugondo, 2011).

Makanan tinggi serat umumnya memerlukan waktu lebih

banyak untuk mengunyah dan mencerna. Makanan yang mengandung

serat tidak larut tidak dicerna dan menambah volume makanan,

sehingga mengurangi risiko konsumsi yang berlebih. Sedangkan serat

larut air akan berubah menjadi substansi menyerupai gel selama

proses pencernaan dan memperlambat makanan melewati usus


18

sehingga membuat tubuh kenyang lebih lama. Disamping itu serat

jenis ini juga berkhasiat memperlambat pengosongan lambung serta

penyerapan glukosa (Arisman, 2010).

Berdasarkan Yayasan Jantung Indonesia manfaat dari

berolahraga salah satunya menurunkan kadar lemak dalam tubuh

sehingga membantu mengurangi berat badan yang berlebih dan

terhindar dari obesitas. Menurut Soetjiningsih (2004), latihan fisik

dilakukan bersamaan program diet guna meningkatkan pambakaran

lemak dan kebutuhan zat gizi. Latihan fisik sangat membantu di dalam

mempertahankan berat badan agar tidak naik. Yang dianjurkan adalah

olah raga dengan intensitas waktu selama minimal kurang lebih 20

menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Perhatian tidak hanya

ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada

lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada

pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun

lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran

seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di

sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.

Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang

pada beberapa pria tampak seperti buah pirdan beberapa wanita

tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause. Menurut

Notoatmodjo (2002) dalam waktu yang pendek (immediate impact)

pendidikan dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan masyarakat. Begitu pula yang dikemukakan oleh


19

Kuncoroningrat (2001), sebagaimana yang dikutip oleh Nursalam dan

Siti Pariani (2001), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin mudah ia memberikan informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan (Santos, 2014).

2.2 Tahap perkembangan usia pertengahan

Tahap perkembangan usia pertengahan (middle Age Families) Tahap ke

tujuh dari siklus kehidupan keluarga adalah tahap usia pertengahan yang

dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat

pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai usia

45-55 tahun dan berakhir saat seorang pensiun, biasanya 16-18 tahun

kemudian (Sustyo Andarmoyo, 2012).

2.2.1 Tugas perkembangan keluarga pada masa ini adalah penentuan

lingkungan yang sehat, meliputi :

Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan. Dalam

masa ini, upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih

menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataannya mungkin mereka

telah melakukan kebiasaan yang sifatnya merusak kesehatan.

Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya

hidup mereka adalah adanya perasaan rentan terhadap penyakit akibat

adanya teman atau anggota keluarga, mengalami serangan jantung

stroke atau kanker. Keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan

kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara efektif untuk


20

mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan

kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kardiovaskuler dan

kanker merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara

usia 46 hingga 64 tahun, dan sebagai penyebab kematian urutan ke

empat.

2.2.2 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang tua dan

anak-anak

Menerima cucu ke dalam keluarga, dan meningkatkan

hubungan antar generasi, merupakan tugas perkembangan yang dapat

mendatangkan penghargaan yang tinggi. Tugas perkembangan ini

memungkinkan pasangan usia pertengahan merasa seperti sebuah

keluarga dan mendatangkan kebahagiaan akibat perannya sebagai

kakek-nenek. Kakek-nenek berperan memberikan dukungan anak dan

cucu terutama pada saat kritis. Peran lain yang sering terjadi adalah

membantu orang tua (lansia) yang kadang menjadi anggota keluarga

mereka. Tanggung jawab perawatan bagi orang tua lansia yang lemah

dan sakit-sakitan merupakan hal yang harus dilakukan pada keluarga

ini. Serta mempertahankan hubungan harmonis antara anak sehingga

sesama anggota keluarga merasakan keharmonisan yang sifatnya

berlangsung terus menerus bukan hanya sementara.

2.2.3 Memperkokoh hubungan perkawinan

Pada saat ini, pasangan benar-benar sendirian setelah bertahun-

tahun dikelilingi oleh anggota keluarga yang lain. Pada kebanyakan

pasangan, masa ini disambut dengan kelegaan, meskipun beberapa


21

pasangan menganggap sebagai masa yang menyulitkan untuk

berhubungan satu sama lain. Peningkatan pola komunikasi terbuka

antar pasangan merupakan kunci keberhasilan dalam memperkokoh

perkawinan.

Untuk mengetahui adanya obesitas atau tidak perlu dilakukan

pengukuran status gizi. Berikut metode yang dapat digunakan untuk

mengukur status gizi seseorang.

IMT bisa juga digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang

dapat terkena risiko penyakit tertentu yang disebabkan oleh bobot

badannya, seseorang dikatakan obesitas dan membutuhkan

pengobatan jika memiliki nilai IMT di atas 3. Dengan kata lain orang

tersebut memiliki kelebihan bobot badan sebanyak 20%.

Para ahli sedang memikirkan untuk membuat klasifikasi IMT

tersendiri bagi penduduk Asia. Hasil studi di singapura memperlihatkan

bahwa orang singapura yang memiliki nilai IMT 27 sampai dengan 28

mempunyai lemak tubuh yang sama dengan prang-orang kulit putih dengan

IMT 30. Pada orang di india, penigkatan IMT dari 22 menjadi 24 dapat

meningkatkan pravalensi terjadinya penyakit diabetes militus sebanya dua

kali lipat. Prevalensi akan naik menjadi tiga kali lipat saat nilai IMT

mencapai 28.

Tabel 2.1 Klasifikasi bobot badan berdasarkan IMT penduduk Asia

Kategori IMT (kg/m² Risiko komorbiditas

Underweight <18.5 kg/m² Rendah (tetapi risiko terhadap

masalah-masalah klinis lain

meningkat)
22

Batas normal 18,5-22,9 kg/m² Rata-rata

Overweight ≥ 23 kg/m²

Pre-oese 23-24,9 kg/m² Mengingat

Obese I 25-29,9 kg/m² Sedang

Obese II ≥30 kg/m² Berbahaya

(Utami, 2013).

Menilai berat badan seseorang dalam bidang kedokteran biasa digunakan

Indeks Massa Tubuh (IMT).

Cara menghitung IMT adalah:

Berat badan (kg) dibagi tinggi badan (meter kuadrat)

Misalnya:

Tinggi Badan = 162 cm atau 1,62 m

Berat Badan = 59 kg

IMT = 59 : (1,62) 2 = 23,05

Lalu periksa tabel IMT di bawah ini

Tabel 2.2 Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT Kategori Berat Badan

<18,5 Kurang

18,5-24,9 Normal

25,0-29,9 Lebih

30,0-34,9 Obesitas 1

35,0-39,9 Obesitas 2

>39,9 Sangat obes

(Misnadiarly, 2007).
23

2.3 Senam Aerobik.

2.3.1 Definisi

Latihan fisik adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah obesitas

yang terjadi pada pada setiap orang. Latihan fisik dapat berupa aerobik

maupun anaerobik. Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi

aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan sistem kerja dengan

menggunakan oksigen sebagai kerja utama (Ashadi, 2008).

Latihan dengan intensitas tinggi, dalam jangka waktu yang sama akan

membutuhkan energi yang lebih jauh lebih besar daripada latihan dengan

intensitas ringan atau sedang (McArdle et al, 2009).

Latihan aerobik sebaiknya dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali

perminggu dengan durasi latihan 20-30 menit setiap kali latihan. Ahli lain,

Giam & Teh, dalam Sari, 2009 mengatakan bahwa durasi latihan 15-30

menit sudah dinilai cukup apabila latihan dilakukan secara terus menerus

dan didahului 3-5 menit pemanasan dan diakhiri 3-5 menit pendinginan. Abe

et al., dalam Sari 2009 melaporkan bahwa latihan aerobik 3-5 kali perminggu

seperti yang direkomendasikan American College of Sport Medicine dapat

menurunkan massa lemak subkutan dan lemak viseral (Wilmore & Costill,

2009).

a. Sasaran

Sesuai dengan program pembangunan Indonesia, sasaran

pendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum dengan

berorientasi pada masyarakat pedesaan, kelompok tertentu

(misalnya, wanita, pemuda, remaja, termasuk lembaga


24

pendidikan), dan individu dengan teknik pendidikan kesehatan

individual (Heri D.J, 2009).

b. Metode

Menurut Subana (2009), metode berasal dari bahasa Yunani

methodos yang artinya jalan atau cara. Dalam filsafat dan ilmu

pengetahuan, metode diartikan cara memikirkan dan memeriksa

suatu hal menurut rencana tertentu. Dalam dunia pengkajian,

metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan

urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu. Jadi,

metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan sedangkan

approach bersifat filosofis atau aksioma. Karena itu, dari suatu

approach, dapat tumbuh beberapa metode (Mliyawati, 2016).

c. Media

Media adalah alat yang berfungsi menyampaikan pesan, media

pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan

pesan pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses

komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan secara

penyampaian pesan atau media (Mliyawati, 2016).

2.3.2 Cara melakukan senam Aerobik

A. Fase Orientasi

1. Memberi salam/ menyapa klien

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan tindakan

4. Menjelaskan langkah prosedur


25

B. Fase Kerja

1. Pemanasan

Pemanasan wajib dilakukan untuk menghindari cidera saat

melakukan senam aerobik. Pemanasan bertujuan untuk

meningkatkan suhu tubuh, menaikkan denyut jantung, dan

mempersiapkan otot-otot dan persendian.

Beberapa gerakan pemanasan yang bisa Anda lakukan adalah

jalan di tempat, melangkah dari sisi ke sisi dan

menggerakkan lengan pada tingkat pinggang atau lebih

tinggi. Lakukan kurang lebih selama 5-10 menit hingga

tubuh Anda siap melakukan latihan inti dengan intensitas

yang lebih tinggi.

2. Latihan Inti

Setelah tubuh Anda siap, maka dapat melakukan latihan inti

dengan intensitas yang lebih tinggi. Anda dapat melakukan

latihan inti kurang lebih selama 25-55 menit. Berikut ini

berapa jenis gerakan dalam senam aerobik.

a. Marching. Gerakan jalan di tempat dengan mengangkat

kaki kira-kira setinggi betis, lutut di tekuk 90 derajat.

b. Jogging. Menggerakkan atau menekukkan kaki ke arah

belakang, dengan lutut mengarah ke lantai atau tegak

lurus ke bawah menggunakan persendian engkel dan

lutut.
26

c. Kicking. Gerakan mengayunkan tungkai ke depan atau

ke samping dalam keadaan lurus setinggi pingggang atau

lebih.

d. Single Step. Gerakan kaki melangkah satu langkah ke

kanan atau ke kiri, dengan gerakan terakhir

menyentuhkan bola, lutut tumpu agak ditekuk, kedua

lutut merapat dan menghadap ke depan.

e. Bouble Step. Gerakan dengan melangkah dua langkah ke

kanan atau ke kiri dengan gerakan terakhir merapatkan

kaki dengan menyentuhkan bola kaki, posisi lutut

menghadap ke depan, lutut kaki tumpu agak ditekuk.

f. Gripevire. Gerakan dengan melangkah dua langkah ke

kanan dan ke kiri seperti double step tetapi dengan

menyilangkan kaki ke belakang.

g. Leg Curl. Gerakan menekuk kaki ke arah belakang.

h. Heel Touch. Gerakan menyentuhkan tumit kaki ke

kanan, ke kiri atau ke depan dengan sedikit menekuk

lutut tumpu, berat badan berada pada kaki tumpu.

C. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Menyampaikan rencana tindakan lanjut

3. Berpamitan
27

D. Penampilan

1. Melakukan komunikasi teraupetik selama tindakan.

2. Dapat mencotohkan gerakan dengan baik.

3. Membangun kepercayaan dengan para peserta senam.

4. Keamanan selama tindakan senam.

2.4 Asuhan keperawatan keluarga

2.4.1 Pengkajian

Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan

informasi yang terus menerus dan keputusan profesional yang

mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan dengan kata

lain data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian

keluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk

menginterprestasikan artinya (Friedman, 2010).

1. Pengkajian keluarga meliputi

Pengkajian data umum

a. Nama KK

b. Umur

c. Alamat

d. Pekerjaan KK

e. Pendidikan KK

f. Komposisi keluarga

g. Genogram

h. Tipe keluarga
28

i. Suku bangsa

j. Agama

k. Status sosial ekonomi keluarga

l. Aktivitas rekreasi keluarga

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia

anak tertua dari keluarga inti.

b. Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi

Menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi

dan kendala yang dialami keluarga.

c. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat

kesehatan anggota keluarga, upaya dalam pencegahan suat

penyakit.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari

penyakit menular dan keturunan.

e. Data lingkungan

1) Karakteristik rumah

a) Ukuran rumah

b) Kondisi dalam rumah dan luar rumah

c) Kebersihan rumah

d) Ventilasi rumah
29

e) Saluran pembuangan air limbah

f) Pengolahan sampah

g) Kepemilikan rumah

h) Kamar mandi

i) Denah rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas

Menjelaskan tentang karakteristik dari tentang dan

komunikasi setempat dan meliputi kebiasaan, nilai dan

norma serta budaya penduduk setempat.

3) Mobilisasi geografis keluarga

Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota keluarga

Lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat

4) Nilai dan norma budaya

Menjelaskan mengenai sistem norma yang dianut

keluarga dan berhubungan dengan kesehatan.

2.4.2 Fungsi keluarga

1. Fungsi efektif

Mengkaji gambaran siri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki

keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainya,

dan sikap saling menghargai dalam keluarga.

2. Fungsi rasional

Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh

mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan

perilaku.
30

3. Fungsi perawatan kesehatan

Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian dan

perlindungan terhadap anggota keluarga yang sakit.

4. Fungsi reproduksi

Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan

reproduksi yang sehat baik bagi anggota keluarga maupun

anggota keluarga sekitarnya, mengembangkan kehidupan

reproduksi sehat sebagai modal yang konduksif menuju keluarga

kecil bahagia dan sejahtera.

5. Fungsi ekonomi Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi

kebutuhan sandang, pangan, papan dan memanfaatkan sumber

yang ada dimasyarakat dalam upaya

6. Koping keluarga

a. Stressor keluarga jangka pendek dan jangka panjang

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi

c. Strategi koping yang digunakan.

7. Harapan keluarga

a. Persepsi keluarga terhadap perawat.

b. Harapan keluarga terhadap perawat.

2.4.3 Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum: Baik atau buruknya yang di catat adalah tanda-

tanda, seperti: Kesadaran, keadaan, tanda-tanda vital.

2. Sistem integumen: Terdapat eritema, oedema, nyeri tekan.


31

3. Kepala : Tidak ada gangguan yaitu, simetris, tidak ada

penonjolan, tidak ada nyeri kepala.

4. Leher: Tidak ada gangguan yaitu, simetris, tidak ada penonjolan,

reflek menelan ada.

5. Muka: Tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk, tidak ada lesi,

simetris, tidak oedema.

6. Mata: Tidak ada gangguan seperti konjungtiva anemis, tidak

ikterik, reflek terhadap cahaya +.

7. Telinga: Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal, tidak

ada kesi atau nyeri tekan.

8. Hidung: Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping

hidung.

9. Mulut dan faring: Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi

perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.

10. Thorak: Tidakada prgerakn otot intercosta, gerakan dada simetris.

11. Paru

a. Inspeksi: Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya

tergantung pada riwayat penyakit klien yang berhubungan

dengan paru.

b. Palpasi: Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.

c. Perkusi: Suara ketuk sonor, tidak ada redup atau suara

tambahan lain.

d. Auskultasi: Suara nafas normal, tidak ada wheezing, atau

suara tambahan lainya seperti stridor dan ronchi.


32

12. Jantung

a. Inspeksi: Tidak tampak iktus jantung

b. Palpasi: Nadi meningkat, iktus tidak teraba.

c. Perkusi: Suara pekak

d. Auskultasi: Suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-mur

13. Abdomen

a. Inspeksi: Bentuk data, simetris, tidak ada hernia.

b. Palpasi: Turgor baik, tidak ada lebam atau jejas.

c. Perkusi: Suara timpani, ada pantulan gelombang cairan.

d. Auskultasi: Peristaltik usus normal ±15 kali/ menit.

14. Iguinal- Genetalia –Anus

Tak ada hernia, tak ada pembesaran limfe, tak ada hemoroid.

(Kholid Rosyidi, 2013).

2.4.4 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai

individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu

proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan

dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat

bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

Setelah data dianalisis , kemungkinan perawat menemukan

lebih dari satu masalah. Oleh karena itu perawat dapat menyusun

prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses

scoring.
33

Tabel Skala Penyusunan Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Prioritas


Bobot
Kriteria
1 Sifat masalah 1
Skala:
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala:
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala:
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring

1. Tentukan skor setiap kriteia

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot

Skor

X Bobot

Angka tertinggi

3. Jumlah skor untuk semua kriteria, dengan skor tertinggi adalah 5, sema

dengan seluruh bobot.

( Ali, 2010)

2.4.5 Intervensi (perencanaan keperawatan)

Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan

yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam

menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan masalah/ masalah

keperawatan yang telah diidentifikasi, rencana keperawatan yang


34

berkualitas akan meminjam keberhasilan dalam mencapai tujuan

serta penyelesaian maslah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam mengembangkan keperawatan keluarga diantaranya.

1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis yang

menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.

2. Rencana yang baik harus realitas, artinya dapat dilaksanakan dan

dapat menghasilkan apa yang diharapkan.

3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah

instansi kesehatan.

4. Rencana asuhan keperawatan dibuat bersama dengan keluarga.

5. Rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis.

2.4.6 Evaluasi keperawatan

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap

penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum

berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua

tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali

kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu kunjungan dapat dilaksanakan

secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.


35

2.5 Jurnal referensi

NO PENULISAN JUDUL METODE HASIL

1. Ahmad Major Dietary Peserta. Penelitian Dengan


Esmaillzadeh Patterns in Relation cross-sectional ini menggunakan
and Leila to General Obesity dilakukan di analisis faktor, 3
Azadbakht and Central Adiposity antara sampel pola diet utama
among Iranian yang representatif diekstraksi. Kami
Women1-3. dari guru diberi label
(Pola diet utama perempuan faktor-faktor ini
dalam Kaitannya Tehrani berusia sebagai berikut:
dengan General 40-60 y dipilih pola sehat diet
Obesitas dan dengan metode (tinggi buah-
Adipositas antara multistage buahan, sayuran,
wanita di iran random sampling tomat, unggas,
tengah). cluster. Sebanyak kacang-kacangan,
583 wanita cruciferous dan
diundang untuk sayuran berdaun
berpartisipasi hijau, teh, jus
dalam penelitian buah, dan biji-
dan 521 wanita bijian), pola diet
setuju untuk Barat (tinggi di re
melakukannya. fined biji-bijian ,
Setelah tidak daging merah,
termasuk peserta mentega, daging
dengan riwayat olahan, produk
penyakit jantung, susu tinggi lemak,
diabetes, kanker, permen dan
atau stroke (n ¼ makanan penutup,
9); mereka pizza, kentang,
dengan 0,70 item telur, lemak
kosong pada FFQ terhidrogenasi,
(n¼11); mereka dan minuman
yang melaporkan ringan dan rendah
total asupan dalam sayuran
energi harian di lain dan produk
luar jangkauan susu rendah
800-4200 kkal lemak), dan pola
(3344-17,556 kJ) diet Iran (tinggi re
(n ¼ 10); dan fi ned biji-bijian,
mereka kentang, teh, biji-
mengambil obat bijian, lemak
(n¼5), 486 wanita terhidrogenasi,
tetap untuk kacang-kacangan,
analisis saat ini. dan kaldu).
Proyek ini Faktor-loading
disetujui oleh matriks untuk ini
etika komite dan pola diet dapat
penelitian dewan ditemukan pada
Gizi Nasional dan Tabel Tambahan
Teknologi Pangan 2. Benar-benar,
Research faktor-faktor ini
Institute, Shaheed menjelaskan 24%
Beheshti dari seluruh
University of varian.
Medical Sciences,
36

dan persetujuan
tertulis
diinformasikan
diperoleh dari
masing-masing
peserta

2. Theresa A Snacking patterns, Studi garis besar , Karakteristik


nicklas, carol diet quality, and penduduk , dan demografik yang
E O’neil and cardiovasculear analitik sampel sampel dari 12
victor L Risk factors in adults. data dari orang snacking untuk
Fulgoni (pola ngemil kualitas dewasa 19 + setiap pola
diet dan risiko tahun ) ( y ( n = disajikan dalam
kardiovaskuler faktor 18,988 ) partici- tabel 1 .Jumlah
pada orang dewasa). pating di sampel ( n =
kesehatan 18,988 ) adalah
nasional dan yang berusia 19
nutrisi survei tahun y dan lebih
pemeriksaan ( tua ( 50 % laki-
nhanes ) 2001- laki; 11 % afrika-
2008 digabungkan amerika; 72 %
itu analisis untuk putih; 12 %
meningkatkan hispanic-american
responden sampel lain ) dengan dan
40 .Ini adalah 5 % berarti
sebuah sec- kemiskinan rasio
ondary analisis dari 3.02; 37 %
data dengan dari total
kurangnya penduduk
pengidentifikasi; melaporkan
maka pribadi , lakukan
studi ini moderate-
dibebaskan oleh vigorous aktivitas
baylor college of fisik .Tiga belas
medicine persen
kelembagaan melaporkan
review board . ~ mengkonsumsi
tidak makanan
ringan.

3. A Romero- Accuracy of body Usia ± yang


Corral1, VK mass index in berbobot berarti
Somers1, J diagnosing obesity in standar error dari
Sierra- the adult general para partisipan
Johnson1,2, population Kesehatan penelitian adalah
RJ Thomas1, nasional dan 42 ±.5 sebesar
ML Collazo- nutrisi survei 0,19 tahun untuk
Clavell3, J pemeriksaan ( manusia dan 44.4
Korinek1, TG nhanes ) sebesar ± 0,19
Allison1, JA dilakukan dalam tahun untuk
Batsis4, FH sampel yang perempuan .Mata
Sert- mewakili as pelajaran , 49 % (
Kuniyoshi1 noninstitutionaliz 6580 ) adalah
and F Lopez- ed penduduk sipil orang-orang .Dari
Jimenez1 dari 1988 untuk total ( tertimbang
37

1994 .Terdiri dari sampel prevalensi


sebuah survei ) 5411
periodik nonhispanic ( 76,4
menggunakan % ) adalah putih ,
sebuah berlapis 3840 10,5 % )
multistage adalah ( non-
kemungkinan hispanic orang
rancangan kulit hitam , ( 4,9
penetapan sampel % ) adalah 3770
untuk meksiko orang
menghasilkan amerika dan 580 (
generalizable 7,9 % ) berasal
kesehatan dari ras yang
memperkirakan as berbeda /
penduduk kelompok etnis .
.Rincian desain yang ± berbobot
dan konduksi berarti ± standar
survei tersedia di: error bmi adalah
http / / 26,5 ± 0.05kgm 2
www.cdc.gov / pada pria dan 26.4
nchs / nhanes.htm ± 0,07 pada
.Sebentar , dari wanita .Bf %
sampel 39695 adalah 23,9 ± 0,07
orang yang dipilih pada pria dan 35.0
untuk nhanes iii , ± 0,09 pada
33994 wanita
diwawancarai dan .Menggunakan
30818 diserahkan bmi ( x30kgm 2 )
kepada sebagai pengganti
pemeriksaan oleh untuk obesitas ,
seorang dokter di kami menemukan
mobil bahwa 19,1 %
pemeriksaan pusat dari laki-laki dan
yang termasuk 24.7 %
anthropometric perempuan
luas , fisiologis tergolong
dan laboratorium mengalami
pengujian .Dalam obesitas
studi ini , kami .Organisasi
gunakan hanya kesehatan dunia
pelajaran dengan saat menggunakan
analisis standar emas
bioelectrical definisi orang
impedansi ( yang kegemukan ,
15864 ) untuk 43.9 % dari laki-
memungkinkan laki dan 52.3 %
perkiraan perempuan
komposisi tubuh tergolong
.Rinci informasi mengalami
mengenai analisis obesitas .Tabel 1
bioelectrical menyajikan data
impedansi dasar ini
prosedur karakteristik
elsewhere.20,21 keluarga
disajikan untuk anthropometric
studi ini dibatasi oleh langkah-
oleh mata langkah oleh seks
pelajaran analisis
38

hingga dewasa ( dan kelompok


x20 79.9 tahun) , usia .
menghasilkan
4. Lisa Kadar HbA1c dan Jenis penelitian Responden dalam
Sudaryanto, rasio lipid pada ini adalah penelitian ini
Laurensius wanita dewasa penelitian adalah 52 orang
Imus Ventora, dengan obesitas observasional wanita dewasa
Fenty sentral. analitik dengan sehat dengan
rancangan secara gambaran
potong lintang karakteristik
(cross sectional). seperti pada Tabel
Responden 1. Pada uji
penelitian yaitu komparatif,
staf administratif responden
dan edukatif dikelompokkan
wanita dewasa menjadi 2, yaitu
sehat di Kampus kelompok
I, II, dan III responden dengan
Universitas LP < 80 cm dan
Sanata Dharma kelompok
Yogyakarta yang responden dengan
masih aktif, serta LP ≥ 80 cm. Pada
memenuhi kriteria Tabel II, hasil
inklusi dan statistik
eksklusi dari menunjukan
penelitian. terdapat
Kriteria inklusi perbedaan kadar
adalah responden HbA1c yang tidak
wanita dengan bermakna antara
rentang usia kelompok
antara 40-50 responden dengan
tahun, sehat LP < 80 cm dan
(berdasarkan kelompok dengan
wawancara LP ≥ 80 cm.
responden tidak Profil lipid pada
pernah mengalami responden
penyakit kelompok LP <
degeneratif 80 cm
(diabetes melitus, menunjukan nilai
hipertensi, rerata yang lebih
dislipidemia, dan tinggi
kardiovaskular), dibandingkan
tidak responden
mengkonsumsi kelompok LP ≥
obat-obatan rutin, 80 cm kecuali
belum parameter HDL,
menopouse, tidak meskipun secara
menggunakan alat statistik tidak
kontrasepsi berbeda
(kecuali IUD), bermakna.
tidak dalam Berdasarkan
keadaan hamil, klasifikasi
dan bersedia Millian, et al.,
menandatangani (2009). Suatu
informed consent. rasio total
Kriteria eksklusi kolesterol/HDL
yang ditetapkan dapat dikatakan
adalah responden optimal jika
39

tidak hadir saat nilainya kurang


pengambilan data. dari 3,5. Dari
Teknik sampling hasil rata-rata
penelitian ini rasio diatas, maka
dilakukan secara dapat dikatakan
non random bahwa kedua
dengan jenis kelompok sama-
purposive sama memiliki
sampling. rasio lipid yang di
Instrumen yang atas normal
digunakan pada
penelitian ini
adalah pita
pengukur merk
Butterfly® untuk
mengukur lingkar
pinggang dan
lingkar
Sudaryanto,
ventora, fenty
Jurnal Farmasi
Sains dan
Komunitas 63
panggul
responden.
Pemeriksaan
kadar HbA1c dan
profil lipid dalam
darah responden
dilakukan oleh
laboratorium
klinik RS
Bethesda
Yogyakarta
dengan alat
Cobas C 501®.
Data yang
diperoleh diolah
secara statistik
dengan
komputerisasi.
Data diolah secara
statistik dengan
taraf keperayaan
sebesar 95 %.
5. Aulia Dewi Obesitas sentral dan Jenis penelitian Hasil dari
Listiyana , kadar kolestrol darah ini adalah penelitian pada
Mardiana, total. observasional wanita usia 4554
Galuh Nita analitik, dengan tahun di
Prameswari rancangan cross Kelurahan
sectional. Plalangan
Populasi dalam Kecamatan
penelitian ini Gunungpati Kota
adalah seluruh Semarang
wanita usia 45-54 menunjukan
tahun di bahwa 61,7% (50
Kelurahan orang) mengalami
Plalangan obesitas sentral.
40

Kecamatan Responden yang


Gunungpati Kota tidak mengalami
Semarang yang obesitas sentral
berjumlah 276 sebanyak 38,3%
orang. (31 orang).
Pengambilan Obesitas sentral
sampel dalam terjadi jika selama
penelitian ini periode tertentu,
menggunakan energi yang
teknik stratifi ed masuk melalui
random sampling. makanan lebih
Sampel penelitian banyak daripada
berjumlah 81 energi yang
wanita usia 45-54 digunakan untuk
tahun yang sehat, menunjang
tidak dalam kebutuhan energi
keadaan sakit. tubuh, yang
Pengumpulan data kemudian
dengan mengukur disimpan menjadi
lingkar pinggang lemak. Kelebihan
dan lingkar lemak disimpan
panggul, kadar dalam bentuk
kolerasi darah, trigliserid di
dan pola makan. jaringan lemak,
Analisis data selain itu,
dilakukan dengan modernisasi gaya
analisis univariat hidup, tingginya
dan abivariat asupanasupan
menggunakan kalori, rendahnya
program SPSS 17. aktivitas fi sik
Analisis bivariat juga merupakan
untuk mengetahui akibat dari
hubungan antara meningkatnya
obesitas sentral obesitas sentral
dengan kadar (Andriani, 2012).
kolesterol darah
total
menggunakan uji
Chi-Square
6. IdaTrisna, Faktor-faktor yang Jenis penelitian Hasil penelitian
SudihatiHami berhubungan dengan ini Deskriktif menunjukkan
d obesitas sentral pada Analitik dengan kejadian obesitas
wanita dewasa (30- rancangan potong sentral cukup
50)tahun di lintang tinggi yaitu
kecamatan lubuk (crosectional) 49,7%. Hasil
sikaping tahun 2008. dimana variabel analisis bivariat
independen dan secara statistik
Variabel menunjukkan
dependen diukur adanya hubungan
pada waktu yang bermakna
bersamaan. antara asupan
Penelitiandilakuk energi (p =
an di Kota Lubuk 0,000), asupan
Sikaping karbohidrat(p
Kabupaten =0,000,asupan
Pasaman Propinsi lemak(p=0,03 1
Sumatera Barat ),aktifitas fisik
pada bulan April (p=0,000 ), tidak
41

s/d Mei2008. ada


Populasi study hubunganyang
adalah wanita bermaknaantara
dewasa umur 30- riwayat keturunan
50tahun orang tua yang
yangtinggal obesitas (p =
diNagari Pauhdan 0,056), umur (p =
Durian tinggi. 0,081) dengan
Pemelihan2 kejadian obesitas
Nagariinidilakuka sentral. Hasil
n secaraacak dari analisis
6 nagari yang ada multivariat
di Kec. Lubuk menunjukkan
Sikaping. Dengan variabel yang
menggunakan paling dominan
rumus proporsi berhubungan
didapatkan jumlah dengan kejadian
ampel sebasar 173 obesitas sentral
orang.Pengumpul adalah variabel
an data dilakukan asupan
lansung oleh karbohidrat
penelitidengan (p=0,000)dengan
metodewawancar OR 10,9. Dari
a denganalat hasil penelitian ini
bantu diharapkan bagi
kuesioner.Untuk Dinas Kesehatan
pengukurankonsu Kabupaten
msidilakukanmeto Pasaman agar
de Foodrecall2 X meningkatkan
24jam penyuluhan dan
sedangkanuntukm pemasyarakatan
engukuraktifitas Pedoman Umum
fifik Gizi Seimbang
menggunakan (PUGS) dalam
kuesioner rangka
Baecke.Analisis penanggulangan
data dan
dilakukandenganu pencegahanmasal
jiChisquare. ahgizi lebih tanpa
BilaP<0,05beartis mengabaikanmasa
ecara statistik lah gizi kurang.
terdapat hubungan
bermakna antara
variabel
independendenga
nvariabel
dependen.Analisis
multivariat
dilakukan dengan
uji regresu
logistik untuk
mengetahui
7. Arinda Asupan makan dan variabel Penelitian ini
Lironika profil lipid pegawai independen yang melibatkan 36
Suryana, Zora dengan status gizi paling orang responden
Olivia normal dan obesitas. berhubungan yang terdiri dari
dengan kejadian 18 orang
obesitas sentral. termasuk dalam
42

kelompok status
Penelitian ini gizi normal dan
merupakan jenis 18 orang
penelitian termasuk dalam
observasional kelompok
analitik dengan obesitas. Dari
desain studi cross pengukuran status
sectional. gizi dengan
Tujuannya untuk metode
mengetahui antropometri
perbedaan asupan menggunakan
makan dan profil indikator IMT
lipid pegawai didapatkan rata-
dengan status gizi rata IMT pada
normal dan kelompok dengan
obesitas. status gizi normal
Penelitian yaitu 20,62 ± 1,62
dilakukan di kg/m2.
Politeknik Negeri Sedangkan pada
Jember pada kelompok
bulan Agustus obesitas,
sampai Oktober didapatkan rata-
tahun 2016. rata IMT yaitu
Pemeriksaan 29,02 ± 4,54
laboratorium kg/m2. Status gizi
dilakukan di dalam kategori
Laboratorium normal jika IMT
prosenda. 18,5-25,0 kg/m2
Populasi dalam dan obesitas jika
penelitian ini IMT > 25 kg/m2
adalah seluruh (Heryudarini,
Pegawai Negeri 2005; Kemenkes
Sipil yang bekerja RI, 2013).
di Politeknik
Negeri Jember.
Sampel yang
diambil sejumlah
36 orang dengan
metode purposive
sampling. Kriteria
inklusinya
berumur ≥ 30
tahun, memiliki
IMT >25 kg/m2
untuk kelompok
obesitas dan IMT
≥18,5- 25kg/m2
untuk kelompok
normal.
Responden
kemudian dibagi
masing-masing 18
orang kelompok
obesitas dan 18
orang status gizi
normal. Data
penelitian
dikumpulkan
43

dengan teknik
wawancara,
kuesioner,
antropometri,
food recall 1x24
jam dan
pemeriksaan
laboratorium.
Teknik
wawancara
dilakukan untuk
mendapatkan data
tentang
karakteristik
responden
meliputi umur dan
jenis kelamin.
Data status gizi
diperoleh dengan
melakukan
pengukuran
antropometri
(berat badan dan
tinggi badan)
kemudian
dihitung IMT
(Indeks Massa
Tubuh).
Sedangkan data
asupan makan
didapatkan
melalui metode
wawancara dan
food recall 1x24
jam yang
dilakukan
sebanyak 2 kali
(Gibson, 2005).
Selanjutnya,
masing-masing
kelompok akan
diambil sampel
darahnya
sebanyak 5 ml
untuk kemudian
diukur profil lipid.
Pengukuran profil
lipid meliputi
pemeriksaan
kolesterol total,
LDL, HDL
dalam darah
dengan metode
CHOD-PAP.
Pengukuran profil
lipid darah ini
dilakukan dalam
keadaan puasa
44

kurang lebih 8
jam. Pengambilan
sampel darah
dilakukan oleh
petugas khusus
dari laboratorium
PROSENDA
Jember. Data
diolah dengan
SPSS versi 16.00
dan dianalisis
menggunakan
Independen T-test
dan Mann
Whitney.
Sebelumnya,
terlebih dahulu
dilakukan
pengujian
normalitas data
dengan Shapiro-
Wilks sebagai
salah satu
persyaratan
menetukan uji.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeskplorasi masalah asuhan

keperawatan keluarga pada Ny.S dan Ny.M tahap perkembangan usia

pertengahan dengan berat badan yang berlebih di kelurahan Gondangrejo.

3.2 Batasan Istilah

Studi kasus ini menjabarkan tentang masalah obesitas. Istilah obesitas

mengacu pada suatu keadaan dimana kelebihan lemak disimpan dalam

jaringan. Obesitas juga didefinisikan sebagai penimbunan lemak tubuh

berlebih yang tidak normal dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi

kesehatan. Pada orang yang mengalami obesitas, terdapat kelebihan kalori

akibat pola makan berlebih yang menimbulkan penimbunan lemak di jaringan

kulit.

3.3 Partisipan

Unit analisis atau partisipan dalam asuhan keperawatan ini mengambil

dari dua klien dari keluarga dengan masalah Obesitas dan dengan diagnosa

keperawatan yang sama yaitu berat badan yang berlebih di kelurahan

Gondangrejo.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berada pada kelurahan Gondangrejo, sasarannya

adalah klien dan keluarga. Dengan waktu pengambilan kasus asuhan

keperawatan di mulai sejak tanggal 26 Mei 2017 sampai dengan 5 juli 2017.

45
46

3.5 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang di gunakan dengan tiga metode yaitu:

3.5.1 Wawancara

Metode ini di lakukan dengan mewawancarai sumber data seperti

klien, keluarga maupun perawat lainnya. Hasil anamnesis berisi

tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan lain-lain.

3.5.2 Observasi dan pemeriksaan fisik

Di lakukan observasi menyeluruh terhadap sistem tubuh klien dan

pemeriksaan IMT, TTV, serta pola makan sehari-hari.

3.5.3 Studi dokumentasi

Pengumpulan data dapat di ambil dari hasil pemeriksaan diagnostik

dan data lain yang relevan, contohnya seperti data yang didapat dari

kartu kontrol RS dan yang lain yang berhubungan dengan

pemeriksaan rekan medis di RS.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksud dengan mengambil data baru (here and

now) dengan menggunakan instrumen pengkajian yang sesuai sehingga

menghasilkan data dengan validasi tinggi. Pengkajian menggunakan klien,

perawat, keluarga klien sebagai sumber informasi dan sumber dokumentasi.

Menegakkan dengan NIC NOC, penatalaksanaan dengan menggunakan SOP

tentang pelaksanaan secara verbal, evaluasi dengan menggunakan evaluasi

formatif dan evaluasi sumatif.


47

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak penelitian di lapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan

dengan teori yang ada dan dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik

analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diinterprestasikan dan dibandingkan

teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam

intervensi tersebut.

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil ditulis dalam bentuk Asuhan keperawatan keluarga.

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk Asuhan keperawatan keluarga dan

dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai

normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks

naratif. kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari klien.


48

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan

metode induksi sesuai dengan tujuan khusus.

Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan, evaluasi.


BAB IV

HASIL

4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data
Pengambilan data dari kasus perkembangan usia pertengahan dengan masalah
Obesitas pada keluarga Tn. D dan Tn. J berada di jetak rt 01 dan 02/rw 03,
wonorejo, kec. Gondangrejo, kab. Karanganyar.
4.1.2 Pengkajian
I. Identitas Klien
IDENTITAS
KELUARGA 1 KELUARGA 2
KLIEN
Nama Klien Tn. D Tn. J

Alamat Jetak Rt 2 Rw 3 Jetak Rt 1 Rw 3 Wonorejo


Wonorejo kec. kec. Gondangrejo
Gondangrejo
Umur 55 tahun 55 tahun
Agama Islam Islam
Status
Perkawinan Kawin Kawin
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Swasta Swasta

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


TAHAP
KELUARGA 1 KELUARGA 2
PERKEMBANGAN
Tahap Perkembangan Pada saat keluarga Tn. Keluarga Tn. J dalam
Keluarga saat ini D berada tahap tahap keluarga dengan
perkembangan usia usia pertengahan
pertengahan, istri dari dengan klien Ny. M
Tn. D, Ny. S yang mengalami
mengalami masalah masalah dengan
dengan obesitas obesitas (kegemukan).
(kegemukan), maka
Ny. S masuk pada
tahap perkembangan
usia pertengahan
Tahap Perkembangan Tugas perkembangan Saat ini keluarga sudah
Keluarga yang belum yang diawali oleh terpenuhi walaupun
terpenuhi keluarga saat ini terkadang ada masalah
keluarga sudah yang muncul tapi
merasa terpenuhi mereka hanya
walaupun banyak menganggap masalah
masalah yang timbul kecil asal mereka
kadang kurang melewatinya bersama
dirasakan oleh
keluarga, hanya saja
keluarga perlu

49
50

mempertahankan apa
yang sudah ada untuk
pengalaman keluarga
melangkah ke proses
berikutnya
Riwayat Keluarga inti Tn. D berteman Tn. J dan Ny. M
dengan Ny. S, karena bertemu ketika mereka
sudah berteman cukup berekreasi pada tempat
baik akhirnya kedua yang sama mereka
orang tua mereka berkenalan dan
menjodohkan mereka melanjutkan berpacaran
dan mereka resmi terlebih dahulu sampai
menikah pada saat akhirnya memutuskan
umur Tn. D 23 dan untuk menikah, saat
Ny. S 17 tahun menikah keduanya
sekarang sudah di berada pada usia yang
karunia 2 orang anak sudah matang yaitu Tn.
perempuan, keluarga J 30 tahun dan Yn. M 25
Tn. D sudah memiliki tahun. Keluarga
rumah sendiri di desa dikaruniai anak setelah
Jetak 1 tahun menikah yaitu
Tn. A Sampai sekarang
keluarga sudah
mempunyai 3 orang
anak laki-laki Tn. D dan
An. F yang masih
berstatus sebagai
pelajar
Riwayat keluarga Riwayat Keluarga Tn. Riwayat Keluarga Tn. J
sebelum suami istri D Keluarga dari Tn. J
Keluarga dari Tn. D tidak ada yang memiliki
tidak memiliki riwayat penyakit yang
riwayat penyakit yang akut dan kronik dan
akut dan kronik dan tidak memiliki penyakit
tidak memiliki keturunan / menular,
penyakit keturunan / ayah dari Tn. J telah
menular. Kedua orang meninggal 5 tahun yang
tua dari Tn. D telah lalu
meninggal dunia Tn.
D merupakan anak
tunggal.
Riwayat Keluarga Ny. Riwayat Keluarga Ny.
S M
Keluarga dari Ny. S Keluarga dari Ny. M
memiliki riwayat tidak ada yang memiliki
penyakit hipertensi riwayat penyakit yang
tetapi ayahnya saja, akut dan kronik dan
dan tidak memiliki tidak memiliki penyakit
riwayat penyakit keturunan / menular
menular

III. Lingkungan
DATA KELUARGA 1 KELUARGA 2
Karakter rumah Status rumah Status rumah merupakan
merupakan rumah rumah milik sendiri jenis
milik sendiri, jenis bangunan permanen
51

bangunan permanen, berukuran 20 x 25 m2


berukuran 25x30m2 yang terdiri dari ruang
yang terdiri dari : tamu, 3 kamar tidur,
ruang tamu, 2 kamar ruang TV, dapur, ruang
tidur, 1 kamar mandi, makan, 1 kamar mandi,
1 dapur dan ruang dan terdapat garasi,
makan, perabotan perabotan di dalam
rumah tangga terdapat rumah terdapat TV,
televise diruang tamu, kulkas mesin cuci,
meja kursi, didapur computer pribadi, meja
terdapat rice cooker, makan dan perlengkapan
kulkas, meja makan lainya, lantai sudah
dan peralatan makan dikeramik semua,
lainnya. Lantai rumah dihalaman rumah
bagian dalam sudah terdapat kolam ikan dan
kramik bagian teras terjajar hiasan rapi di
belum keramik, pinggirnya
dihalaman rumahnya
terdapat rumah
tetangga kanan, kiri
dan depan.
Karakteristik Keluarga mempunyai Lingkungan dimana
tetangga dan rasa saling tanggung keluarga Tn. J tinggal
komunikasi jawab dan saling merupakan tempat
mendorong sesame hunian yang padat jarak
warga. Selama ini antara
karakteristik tetangga
mempunyai kebiasaan
apabila ada salah satu
tetangganya yang
sakit mereka
menjenguk dan
apabila tetangga
mempunyai hajat
mereka saling
membantu
Mobilitas geografi Sejak menikah , Sejak menikah mereka
keluarga mereka sudah tinggala sudah tinggal di
dilingkungan yang lingkungan yang saat ini
saat ini mereka mereka tempati dan tidak
tempati dan tidak pernah pindah rumah
pernah pindah rumah.
Perkumpulan Hubungan keluarga Hubungan keluarga
keluarga dan dengan masyarakat dengan masyarakat
interakasi dengan sangat baik, Ny. S sangat baik, sesalu
masyarakat selalu mengikuti acara mengikuti kegiatan apa
arisan setiap 1 bulan saja di desanya
sekali
System Dukungan dari Dukungan dari keluarga
pendukung keluarga besar sangat besar sangat membantu
membantu keluarga keluarga Tn. J dan Ny. M.
Tn. D dan Ny. S apabila ada anggota
apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka
keluarga yang sakit, orang tua dari Ny. S akan
maka orang tua dari membantu
Ny.S akan membantu.
52

IV. Struktur Komunikasi Keluarga


STRUKTUR KELUARGA 1 KELUARGA 2
KOMUNIKASI
Pola Komunikasi Keluarga Tn. D Keluarga Tn. J dan Ny.
Keluarga termasuk orang yang M termasuk orang yang
terbuka dalam segala terbuka dalam segala
hal apapun selalu di hal apapun selalu di
musyawarahkan dengan musyawarahkan
anggota keluarganya , dengan anggota
dalam keseharianya keluarganya , dalam
keluarga menggunakan keseharianya keluarga
Bahasa jawa dan kadang menggunakan Bahasa
menggunakan Bahasa jawa dan kadang
Indonesia menggunakan Bahasa
Indonesia
Struktur Tn. D mempunyai Di keluarga Tn. J
Kekuatan pengaruh dan adil dalam kekuasaan di bagi
Keluarga perilaku kepada anggota menurut peran masing-
keluarganya, masing untuk masalah-
musyawarah antara masalah yang
anggota keluarga lebih berhubungan dengan
diutamakan apabila ada kepentingan rumah
masalah tangga , Tn. J
menyerahkan
sepenuhnya pada Ny. M
namun apabila tidak
dibatasi, Ny. M selalu
meminta bantuan serta
pertimbangan Tn. J.
apabila ada keputusan
penting dan mendesak,
Tn. J lah yang
bertanggung jawab
Struktur peran, setiap mengambil keputusan
anggota keluarga dan semua keluarga
mempunyai peran akan mematuhi.
masing-masing sesuai Struktur peran, setiap
dengan fungsinya. Tn. anggota keluarga
D berperan sebagai mempunyai peran
kepala keluarga bagi masing-masing sesuai
anak dan istrinya, Ny. S dengan fungsinya. Tn. J
berperan sebagai istri berperan sebagai kepala
dan ibu rumah tangga, keluarga bagi anak dan
anak-anak Tn. D dan istrinya, Ny. M
Ny. S menghormati berperan sebagai istri
mereka dan ibu rumah tangga,
anak-anak Tn. J dan Ny.
M menghormati mereka

Nilai dan Norma Seluruh anggota Nilai yang mereka anut


budaya keluarga beragama adalah nilai-nilai
islam dan menjalankan berdasarkan norma
ibadah serta berdoa, agama yang dianut
keluarga Tn. D yaitu sesuai agama
menganggap bahwa khatolik, apabila
salah satu anggota menurut agama tidak
keluarga terkena baik, maka mereka
53

penyakit itu merupakan tidak akan melakukan


cobaan dari Allah. hal tersebut. Keluarga
Keluarga Tn. D Tn. J selalu
mempercayakan menyempatkan untuk
kesehatan kepada rutin beribadah setiap
tenaga kesehatan, tetapi minggu
selain mengobati secara
medis keluarga juga
mencoba ke alternatif
yaitu pengobatan
melalui herbal.

V. Fungsi Keluarga
FUNGSI KELUARGA 1 KELUARGA 2
Fungsi Afektif Anggota keluarga Tn. D Tn. J dan Ny. M selalu
saling menyayangi, berusaha saling
mencintai dan saling memperlihatkan kasih
memiliki satu sama lain, sayang baik antara
jika ada persoalan di mereka berdua untuk
bicarakan bersama jalan anak-anaknya, tidak da
keluarnya keluarga perbedaan antara anak
berusaha saling pertama, kedua, dan
menghargai pendapat dan ketiga, mereka selalu
sikap masing-masing. berusaha menerapkan
komunikasi terbuka
dalam segala hal
sehingga jarang-jarang
terjadi perselisihan
antara Tn. J dan Ny. M
Fungsi Keluarga Tn. D Keluarga Tn. J
Sosialisasi mempunyai hubungan mempunyai hubungan
dengan masyarakat dengan masyarakat
terjaga baik, juga terjaga baik, juga
hubungan dengan sanak hubungan dengan sanak
saudara terjalin dengan saudara terjalin dengan
baik, sosialisasi baik, sosialisasi
dilakukan dengan dilakukan dengan
mengikuti kegiatan mengikuti kegiatan
seperti arisan dan seperti arisan dan
kebersihan lingkungan kebersihan lingkungan
Fungsi 1. Mengenal masalah 1. Mengenal masalah
Perawatan Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
Kesehatan bahwa belum terlalu bahwa belum terlalu
mengerti tentang mengerti tentang
pendidikan kesehatan dan merawat kesehatan
mengatasi masalah yang keluarga Ny. M
di alami oleh istrinya Ny. mengatakan sebelum
S menikah berat badanya
2. Mengambil Keputusan normal, setelah
Keputusan dalam melahirkan anak kedua
keluarga Tn. D diambil berat badanya mulai
oleh Tn. D selaku kepala naik dan susah untuk
keluarga tetapi juga menurunkanya
dimusyawarahkan 2. Mengambil
dengan anggota Keputusan
keluarganya
54

3. Merawat Anggota Keputusan dalam


Keluarga Yang Sakit keluarga Tn. J diambil
Keluarga mengatakan oleh Tn. J selaku
jika ada keluarga yang kepala keluarga tetapi
sakit maka akan juga dimusyawarahkan
membawa dan dengan anggota
memeriksakan ke tenaga keluarganya
kesehatan terdekat, 3. Merawat Anggota
mantri / bidan. Keluarga Yang Sakit
4. Memelihara / Keluarga mengatakan
Memodifikasi jika ada keluarga yang
Lingkungan sakit maka akan
Keluarga membersihkan membawa dan
rumahnya setiap hari, diperiksakan
sehingga rumah Tn. D dipuskesmas atau
tampak bersih dan dokter
terawatt 4. Memelihara /
5. Menggunakan Fasilitas Memodifikasi
Kesehatan yang ada Lingkungan
Istri Tn. D Ny. S Keluarga
menggunakan walker membersihkan
untuk menopang badanya rumahnya setiap hari,
ketika berjalan, jika sehingga rumah Tn. J
berobat menggunakan tampak bersih dan
BPJS terawatt
5. Menggunakan
Fasilitas Kesehatan
yang ada
Keluarga memiliki
BPJS, tapi mereka
gunakan ketika
biayanya besar saja.

Fungsi Keluarga Tn. D sudah Keluarga Tn. J sudah


Reproduksi memiliki 2 orang anak memiliki 3 orang anak
perempuan yang pertama laki-laki yang pertama
sudah bekerja dan anak sudah menikah dan
kedua baru kelas 2 SMP, memiliki rumah sendiri,
Tn. D dan Ny. S sudah anak kedua sudah
tidak ingin menambah bekerja di luar kota, lalu
anak mengingat umur anak ketiga masih
mereka yang sudah lagi berstatus pelajar SMK,
tidak muda Ny. M sudah lagi tidak
menstruasi. Tapi
menurutnya menjaga
organ reproduksi itu
perlu
Fungsi Ekonomi Keluarga Tn. D secara Keluarga Tn. J secara
ekonomi telah mampu ekonomi telah mampu
memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan
hidup keluarga sehari- hidup keluarga sehari-
hari, juga telah memiliki hari, juga telah
tabungan meskipun memiliki tabungan
jumlahnya tidak meskipun jumlahnya
seberapa. tidak seberapa.
55

VI. Stress dan Koping Keluarga


STRESS DAN KELUARGA 1 KELUARGA 2
KOPING
KELUARGA
Stressor Jangka 1. Stressor Jangka 1. Stressor Jangka
Pendek dan Pendek Pendek
jangka panjang Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
kalau menginginkan kalau menginginkan
seorang anak yang kelak anak-anaknya semua
bisa menjadi anak-anak bisa menjadi orang yang
yang sukses dalam sukses seperti mendapat
pekerjaan dan pekerjaan yang baik dan
sekolahnya dan menghasilkan uang
berharap adanya yang sendiri, dan
kesembuhan untuk Ny. berharap keluarganya
S agar bias kembali diberi kesehatan selalu
normal seperti sediakala oleh Tuhan.
2. Stressor Jangka 2. Stressor Jangka
Panjang Panjang
Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
kebutuhan ekonomi kebutuhan ekonomi
yang masih belum sekarang sudah lebih
sesuai dengan keinginan dari cukup untuk
keluarganya kehidupan keluarga dan
sebenarnya Tn. J dan
Ny. M ingin membuka
took dirumah saja, agar
mereka tidak perlu
keluar rumah dan bisa
menghabiskan waktu
bersama dirumah.
Kemampuan Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
keluarga berespon jika ada masalah akan jika ada masalah akan
terhadap stressor berusaha berusaha
dan situasi menghadapinya dengan menghadapinya dengan
tenang, keluarga akan tenang, Dan jika ada
membimbing anaknya keluarga yang
dan berkomunikasi kesehatanya sedang
dengan baik. Dan jika bermasalah ataupun
ada keluarga yang sakit akan segera
kesehatanya sedang diperiksakan di
bermasalah ataupun Puskesmas atau dokter
sakit akan segera terdekat
diperiksakan di
pelayanan kesehatan.
Strategi koping Koping yang digunakan Koping yang digunakan
yang digunakan keluarga Tn. D adalah keluarga Tn. J adalah
dengan memecahkan berdasarkan
masalah secara pengalaman masa lalu
bersama-sama dan berpusat pada Ny.
M untuk menangani
masalah kesehatan pada
keluarga. Keluarga juga
menggunakan sistem
dukungan sosialnya
yaitu dari keluarga besar
dalam membantu
56

mereka saat
membutuhkan
pertolongan.

VII. Harapan Keluarga


HARAPAN KELUARGA 1 KELUARGA 2
KELUARGA
Persepsi Keluarga Tn. D Keluarga Tn. J senang
Keluarga menyambut baik kedatangan mahasiswa
terhadap perawat terhadap mahasiswa keperawatan karena
keperawatan yang bisa bertanya dan
sedang praktek di desa berbincang-bincang
jetak ini karena akan mengenai kesehatan,
berdampak baik untuk dan bagaimana cara
lingkungan tempat agar mempertahankan
tinggal mereka. status kesehatan dalam
keluarga
Harapan Keluarga berharap Keluarga sangat
Keluarga dengan kunjungan berharap dengan
terhadap perawat mahasiswa dapat bantuan dari perawat
membantu masalah untuk membantu
kesehatan dilingkungan mengatasi masalah
jetak khususnya pada Ny. M dan ingin
keluarga Tn. D sekali Ny. M tidak
memiliki keluhan lagi

4.1.3 Analisa Data


Tanggal pengkajian, jumat 26 mei 2017
KELUARGA 1
Pemeriksaan Fisik Tn. D Ny. S Nn. P An. D
TD 130/90 140/80 110/80 -
mmHg mmHg mmHg
Nadi 77x/menit 80x/menit 81x/menit 75x/meni
t
RR 22x/menit 24x/menit 18x/menit 20x/meni
t
BB/TB 75kg/170cm 175kg/154 65kg/157 45kg/150
cm Cm cm
Hasil IMT
TB =154 cm
BB =175 kg
175 : 154²
= 73,78
57

Masuk dalam
kategori
Overweight
Rambut Agak kotor , Agak kotor , Bersih, Bersih,
beruban beruban hitam hitam
sedikit ikal sedikit
ikal
Konjungtiva Tidak Tidak anemis Tidak Tidak
anemis anemis anemis
Sklera Bersih Bersih Bersih Bersih
Hidung Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak
kelainan kelainan kelainan ada
kelainan
Mulut Bibir Bibir agak Lembab Lembab
berwarna kering berwarna berwarna
hitam merah merah
muda muda
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak
pembesaran pembesaran pembesara ada
kelenjar kelenjar n kelenjar pembesar
tiroid tiroid tiroid an
kelenjar
tiroid
Dada
Paru paru I : I : I : I :
Pengembang Pengembang Pengemba Pengemb
an dada an dada ngan dada angan
simetris simetris simetris dada
P: P: P: simetris
Tidak ada Tidak ada Tidak ada P:
nyeri tekan nyeri tekan nyeri Tidak
P: P: tekan ada nyeri
Terdengan Tidak terkaji P: tekan
sonor A: Terdengan P:
A: Tidak terkaji sonor Terdenga
Bunyi A: n sonor
vesikuler Bunyi A:
vesikuler Bunyi
vesikuler
Jantung I: I: I: I:
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris simetris simetris simetris
P: P: P: P:
Ictus cordis Tidak terkaji Ictus Ictus
teraba P : Tidak cordis cordis
P : bunyi terkaji teraba teraba
pekak A : Tidak P : bunyi P : bunyi
A : bunyi lup terkaji pekak pekak
A : bunyi A : bunyi
lup lup
Abdomen I : tidak ada I : tidak ada I : tidak I : tidak
jejas jejas ada jejas ada jejas
A: A: A: A:
Peristaltic Tidak terkaji Peristaltic Peristalti
usus 91 P: usus 91 c usus 91
menit menit menit
58

P: Tidak ada P: P:
Tidak ada nyeri tekan Tidak ada Tidak
nyeri tekan P: nyeri ada nyeri
P: Tidak terkaji tekan tekan
Timpani P: P:
timponi Timpani
Ekstrimitas 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 4 5 5 5 5
Kulit Bersih, sawo Bersih, sawo Bersih, Bersih,
matang matang sawo sawo
matang matang
Turgor Elastic Elastic Elastic Elastic
Kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak
ada

KELUARGA 2
Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan Fisik
Tn. J Ny. M An. D
TD 130/90 mmHg 130/80 mmHg 100/80 mmHg
Nadi 92x/menit 87x/menit 90x/menit
RR 22x/menit 20x/menit 18x/menit
BB/TB 80kg/172cm 75kg/150cm 60kg/157cm
Hasil IMT
TB =150
BB =75
75 : 150² = 33,33
Masuk dalam
kategori
Obesitas 1
Rambut Bersih, warna Bersih, warna Bersih, warna
hitam hitam hitam
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Bersih Bersih Bersih
Hidung Bersih Bersih Bersih
Telinga Tidak ada Tidak ada Tidak ada
serumen serumen serumen
Mulut Berwarna hitam Agak kering Lembab
berwarna
merah muda
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada
Paru paru I : I : Pengembangan I :
Pengembangan dada simetris Pengembangan
dada simetris P: dada simetris
P: Tidak ada nyeri P:
Tidak ada nyeri tekan Tidak ada
tekan P: nyeri tekan
P: Terdengan sonor P:
Terdengan sonor A: Terdengan
A: Bunyi vesikuler sonor
Bunyi vesikuler A:
Bunyi
vesikuler
59

Jantung I: I: I:
Bentuk simetris Bentuk simetris Bentuk
P: P: simetris
Ictus cordis Ictus cordis teraba P:
teraba P : bunyi pekak Ictus cordis
P : bunyi pekak A : bunyi lup teraba
A : bunyi lup P : bunyi pekak
A : bunyi lup
Abdomen I : tidak ada jejas I : tidak ada jejas I : tidak ada
A:Peristaltic A: jejas
usus 9x/menit Peristaltic usus A:
P: 9x/menit Peristaltic usus
Tidak ada nyeri P: 8x/menit
tekan Tidak ada nyeri P:
P:Timpani tekan Tidak ada
P: nyeri tekan
Timpani P:
Timpani
Ekstrimitas 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
Kulit Bersih, sawo Bersih, sawo Bersih, sawo
matang matang matang
Turgor Elastic Elastic Elastic
Kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

4.1.4 Diagnosa Keperawatan Keluarga


DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
KLIEN 1
DS : Berat badan yang berlebih
Pasien mengatakan terkadang merasa berhubungan dengan gangguan
kurang nyaman dengan berat badan yang dalam beraktivitas
dimilikinya
DO :
 Ny. S tampak kesusahan dalam
beraktivitas karena berat badannya.
 Ny. S sering kali kesusahan berdiri
sehabis duduk dari lantai.
 Hasil IMT
TB =154 cm
BB =175 kg
175 : 154² = 73,78
Masuk dalam kategori Overweigh
DS : Harga diri rendah berhubungan
Pasien mengatakan kurang percaya diri dengan gangguan bersosialisasi
jika berinteraksi atau bersosialisai dengan orang lain dan pandangan
dengan orang lain negative terhadap diri
DO :
Ny. S kelihatan minder saat
berkomunikasi dan bergaul dengan
temannya
KLIEN 2
DS: Berat badan yang berlebih
Ny. M mengatakan merasa kurang berhubungan dengan gangguan
nyaman dengan berat badannya. dalam beraktivitas
DO:
60

Pasien tampak terganggu dalam


melaksanakan aktivitas karena berat
badannya
Hasil IMT
TB =150
BB =75
75 : 150² = 33,33
Masuk dalam kategori Obesitas 1
DS : Harga diri rendah berhubungan
Ny. M mengatakan kurang percaya diri dengan gangguan bersosialisasi
jika menggunakan pakaian yang dengan orang lain dan pandangan
membentuk badan karena ada timbunan negative terhadap diri
lemak dibagian perut.
DO:
Ny. M kelihatan minder saat
berkomunikasi
Ny. M tampak tidak nyaman
mengenakan baju yang ketat

4.1.5 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Skoring


KLIEN 1 KLIEN 2
1. Berat badan yang berlebih 1. Berat badan yang berlebih
berhubungan dengan gangguan dalam berhubungan dengan
beraktivitas gangguan dalam beraktivitas

2. Harga diri rendah berhubungan 2. Harga diri rendah


dengan gangguan bersosialisasi berhubungan dengan
dengan orang lain dan pandangan gangguan bersosialisasi
negative terhadap diri dengan orang lain dan
pandangan negative terhadap
diri

4.1.6 Skoring Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

KLIEN 1
Berat badan yang berlebih berhubungan dengan gangguan
dalam beraktivitas
KRITERIA PERHITUNGAN PEMBENARAN
Sifat masalah : resiko 1 1 Ny. S kurang mengetahui
x1=
3 3
dampak dari berat badan
yang dimiliki terutama
saat beraktivitas
Kemungkinan masalah dapat 2 Diskusikan sehubungan
x2=1
2
diubah sebagian dengan masalah melalui
anjuran mau
menggerakan badan
dengan senam dan diet
Kemungkinan masalah dapat 2 2 Masalah pentingnya
x1=
3 3
dicegah cukup menghindari diet lemak
dan diskusikan tambahan
tujuan nyata untuk
penurunan BB
61

Menonjolnya masalah 2 2 Kurangnya Ny. S dalam


x1=
3 3
dirasakan dan harus segera minat untuk segera
ditangani menurunkan berat
badannya
Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
bersosialisasi dengan orang lain dan pandangan negative
terhadap diri
Sifat masalah resiko 1 1 Kurangnya pemahaman
x1=
3 3
bahwa pentingnya
berinteraksi dengan
orang lain
Kemungkinan masalah dapat 2 Jelaskan pentingnya
x2=1
2
diubah mudah berinteraksi dengan
banyak orang, dan
bagaimana pengaruh
terhadap diri kita
Kemungkinan masalah dapat 2 2 Ajarkan Ny. M untuk bisa
x1=
3 3
dicegah cukup memodifikasi dirinya dan
menghargai apa yang
sudah dimiliki
Menonjolnya masalah 2 2 Dorong dan ubah pola
x1=
3 3
dirasakan dan harus segera piker bahwa segala
ditangani sesudah bisa berubah
melalui diri kita sendiri

KLIEN 2
Berat badan yang berlebih berhubungan dengan gangguan
dalam beraktivitas
KRITERIA PERHITUNGAN PEMBENARAN
Sifat masalah : resiko 1 1 Kurangnya keyakinan
x1=
3 3
diri terhadap apa potensi
diri yang di miliki
Kemungkinan masalah dapat 2 Berikan motivasi diri
x2=1
2
diubah sebagian tentang pengaruh senam
aerobik urnuk penurunan
terhadap berat badan
Kemungkinan masalah dapat 2 2 Ajarkan untuk latihan
x1=
3 3
dicegah cukup senam aerobik sampai
klien bisa melakukan
sendiri
Menonjolnya masalah 2 2 Kurangnya keyakinan
x1=
3 3
dirasakan dan harus segera bahwa berat badannya
ditangani bisa menurun dengan
hanya melakukan senam
Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
bersosialisasi dengan orang lain dan pandangan negative
terhadap diri
Sifat masalah resiko 1 1 Kurangnya pemahaman
x1=
3 3
bahwa pentingnya
berinteraksi dengan
orang lain
Kemungkinan masalah dapat 2 Jelaskan pentingnya
x2=1
2
diubah mudah bersosialisasi dengan
banyak orang, dan
62

bagaimana pengaruh
terhadap diri kita
Kemungkinan masalah dapat 2 2 Ajarkan untuk bisa
x1=
3 3
dicegah cukup memotivasi dirinya dan
menghargai apa yang
sudah di miliki
Menonjolnya masalah 2 2 Dorong dan ubah pola
x1=
3 3
dirasakan dan harus segera pikir bahwa segala
ditangani sesuatu bisa berubah
melalui diri kita sendiri

4.1.7 Intervensi Keperawatan


Tujuan
Diagnosa Intervensi
Umum Khusus
KLIEN 1
Berat badan Setelah Setelah dilakukan  Memotivasi dan
yang berlebih dilakukan perawatan dan beri dukungan
berhubungan perawatan dan penyuluhan 2 minggu Ny. S dalam
dengan penyuluhan 2 kunjungan rumah melakukan
gangguan minggu selama 2x24 jam latihan senam
dalam diharapkan diharapkan :  Diskusikan
beraktivitas mampu - mampu emosi atau
melaksanakan menunjukkan kejadian
gerakan senam semangat untuk mau sehubungan
secara individu melakukan latihan dengan makan
dan mampu senam dan buat rencana
melaksanakan - makan dengan
diet menunjukka Ny. S
n perubahan pola  Tekankan
makan dan ketertiban pentingnya
individu dalam menghindari
program diet berlemak
dan diskusikan
tambahan tujuan
nyata untuk
penurunan berat
badan
 Konsultasika ke
ahli gizi (diet
ketat dan harus
control)
Harga diri Setelah Setelah dilakukan  Diskusikan
rendah dilakukan perawatan dan dengan Ny. S
berhubungan perawatan dan penyuluhan 2 minggu pandangan
dengan penyuluhan 2 kunjungan rumah menjadi gemuk
gangguan minggu selama 2x24 jam dana pa artinya
bersosialisasi diharapkan diharapkan : bagi individu
dengan orang mampu - mampu  Dorong Ny. S
lain dan bersosialisasi menyatakan untuk
pandang dengan baik gambaran diri lebih mengekpresikan
negative nyata menunjukkan perasaan dan
terhadap diri beberapa persepsi
penerimaan diri masalah
dari pada  Bantu dalam
pandangan mengidentifikasi
idealisme.
63

 Mengakui diri tanggung jawab


sebagai individu sendiri dan
yang mampu dan kontrol pada
mempunyai situasi
tanggung jawab
sendiri
KLIEN 2
Berat badan Setelah Setelah dilakukan  Memotivasi dan
yang berlebih dilakukan perawatan dan beri dukungan
berhubungan perawatan dan penyuluhan 2 minggu Ny. M dalam
dengan penyuluhan 2 kunjungan rumah melakukan
gangguan minggu selama 2x24 jam latihan senam
dalam diharapkan diharapkan :  Diskusikan
beraktivitas mampu - mampu emosi atau
melaksanakan menunjukkan kejadian
gerakan senam semangat untuk mau sehubungan
secara individu melakukan latihan dengan makan
dan mampu senam dan buat rencana
melaksanakan - makan dengan
diet menunjukka Ny. M
n perubahan pola  Tekankan
makan dan ketertiban pentingnya
individu dalam menghindari
program diet berlemak
dan diskusikan
tambahan tujuan
nyata untuk
penurunan berat
badan
 Konsultasika ke
ahli gizi (diet
ketat dan harus
control)
Harga diri Setelah Setelah dilakukan  Diskusikan
rendah dilakukan perawatan dan dengan Ny. M
berhubungan perawatan dan penyuluhan 2 minggu pandangan
dengan penyuluhan 2 kunjungan rumah menjadi gemuk
gangguan minggu selama 2x24 jam dana pa artinya
bersosialisasi diharapkan diharapkan : bagi individu
dengan orang mampu - mampu  Dorong Ny. M
lain dan bersosialisasi menyatakan untuk
pandang dengan baik gambaran diri lebih mengekpresikan
negative nyata menunjukkan perasaan dan
terhadap diri beberapa persepsi
penerimaan diri masalah
dari pada  Bantu dalam
pandangan mengidentifikasi
idealisme. tanggung jawab
 Mengakui diri sendiri dan
sebagai individu kontrol pada
yang mampu dan situasi
mempunyai
tanggung jawab
sendiri
64

4.1.8 Implementasi Keperawatan


Diagnosa Implementasi
KLIEN 1
26 juni 2017 / 13.00 wib - Memberikan latihan senam dan
Berat badan yang berlebih berhubungan mengajarkan gerakan senam yang
dengan gangguan dalam beraktivitas mudah untuk awal latihan
- Anjurkan diet : rendah kalori,
Tinggi serat ( didapat dari buah
buahan )
- Advis : Makan porsi kecil dan
teratur
- Menganjurkan kepada Ny. S
untuk berkonsultasi pada ahli diet
27 juni 2017 / 13.30 wib - Memberi semangat bahwa berat
Harga diri rendah berhubungan dengan badan pasien masih bila
gangguan bersosialisasi dengan orang diturunkan
lain dan pandangan negative terhadap - Membangun konsep diri yang
diri positif
- Memberikan pengertian kalua
hanya diri kitalah yang mampu
merubah keadaan yang ada pada
diri kita sendiri.
29 juni 2017 / 14.30 wib - Mendiskusikan kembali kapan
Berat badan yang berlebih berhubungan akan dilakukan senam kembali
dengan gangguan dalam dan Tanya apakah sudah hafal
Beraktivitas dengan gerakannya
- Menanyakan apa makanan yang
di konsumsi hari ini sudah sesuai
dengan anjuran diet: rendah
kalori, tinggi serat
- Advis makan porsi kecil dan
teratur
- Anjuran Ny. S agar mau
berkonsultasi pada ahli diet
31 juni 2017 / 15.00 wib - Memberi semangat bahwa berat
Harga diri rendah berhubungan dengan badan pasien masih bila
gangguan bersosialisasi dengan orang diturunkan
lain dan pandangan negative terhadap - Membangun konsep diri yang
diri positif
- Memberikan pengertian kalua
hanya diri kitalah yang mampu
merubah keadaan yang ada pada
diri kita sendiri.
2 juli 2017 / 10.00 wib - Ajarkan kembali Ny. S
Berat badan yang berlebih berhubungan melakukan senam dan bentu Ny.
dengan gangguan dalam beraktivitas S melakukan secara mandiri
- Memberikan anjurkan kepada Ny.
S agar tetap melaksanakan diet
rendah kalori, namun tinggi serat
- Advis makan porsi kecil dan
teratur
- Anjurkan untuk tetap selalu
melakukan diet sesuai anjuran
yang telah diberikan
3 juli 2017 / 13.00 wib - Memotivasi selalu Ny. S agar
tidak kehilangan keyakinan
bahwa berat badannya bisa turun
65

Harga diri rendah berhubungan dengan - Membangun konsep diri yang


gangguan bersosialisasi dengan orang positif
lain dan pandangan - Memberikan keyakinan kepada
negative terhadap diri Ny. S bahwa yang mampu
merubah hanyalah dirinya sendiri
5 juli 2017 / 14.00 wib - Melatih kembali senam yang
Berat badan yang berlebih berhubungan dilakukan secara individu dan
dengan gangguan dalam beraktivitas dibantu oleh perawat
- Menganjurkan kepada Ny. S
untuk tetap selalu melaksanakan
diet: rendah kalori, tinggi serat
- Memberi dukungan penuh bahwa
apa yang dilakukan selama ini
sudah cukup bagus
5 juli 2017 / 15.00 wib - Memotifasi selalu Ny. S agar
Harga diri rendah berhubungan dengan tidak kehilangan keyakinan
gangguan bersosialisasi dengan orang bahwa berat badannya bisa turun
lain dan pandangan negative terhadap - Membangun konsep diri yang
diri positif
- Memberikan keyakinan kepada
Ny. S bahwa yang mampu
merubah hanyalah dirinya sendiri
KLIEN 2
26 juni 2017 / 17.00 wib - Memberikan latihan senam dan
Berat badan yang berhubungan mengajarkan gerakan senam
berdasarkan dengan gangguan dalam sesuai kebutuhan klien
beraktivitas - Anjurkan diet: rendah kalori,
tinggi serat
- Advis: makan porsi kecil dan
teratur
- Menganjurkan kepada Ny. M
untuk berkonsultasi pada ahli diet
27 juni 2017 / 17.00 wib - Memberi semangat bahwa berat
Harga diri rendah berhubungan dengan badan pasien masih bila
gangguan bersosialisasi dengan orang diturunkan
lain dan pandangan negative terhadap - Membangun konsep diri yang
diri positif
- Memberikan pengertian kalua
hanya diri kitalah yang mampu
merubah keadaan yang ada pada
diri kita sendiri.
29 juni 2017 / 16.30 wib - Mendiskusikan kembali kapan
Berat badan yang berlebih berhubungan akan dilakukan senam kembali
dengan gangguan dalam beraktivitas dan Tanya apakah sudah hafal
dengan gerakannya
- Menanyakan apa sudah
melakukan anjuran untuk diet:
rendah kalori, tinggi serat
- Anjuran Ny. M agar mau
berkonsultasi pada ahli diet
66

31 juni 2017 / 17.15 wib - Memberi semangat bahwa berat


Harga diri rendah berhubungan dengan badan pasien masih bila
gangguan bersosialisasi dengan orang diturunkan
lain dan pandangan negative terhadap - Membangun konsep diri yang
diri positif
- Memberikan pengertian kalua
hanya diri kitalah yang mampu
merubah keadaan yang ada pada
diri kita sendiri.

3 juli 2017 / 16. 30 wib - Melakukan kembali senam secara


Berat badan yang berlebih berhubungan individu dan pandu oleh perawat
dengan gangguan dalam beraktivitas - Menganjurkan kepada Ny. M
untuk tetap selalu melaksanakan
diet: rendah kalori, tinggi serat
- Advis: Makan porsi kecildan
teratur
- Memberi dukungan penuh bahwa
apa yang dilakukan selama ini
sudah cukup bagus
5 juli 2017 / 17.00 wib - Memotivasi selalu Ny. M agar
Harga diri rendah berhubungan dengan tidak kehilangan keyakinan
gangguan bersosialisasi dengan orang bahwa berat badannya bisa turun
lain dan pandangan negative terhadap - Membangun konsep diri yang
diri positif
- Memberikan keyakinan kepada
Ny. M bahwa yang mampu
merubah hanyalah dirinya sendiri

4.1.9 Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Evaluasi
KLIEN 1
26 juni 2017 / 14.00 wib S : Ny. S bersedia diajarkan senam
Berat badan yang berlebih O : Ny. S mampu melaksanakan diet: rendah
berhubungan dengan kalori, tinggi serat (didapat dari buah-buahan)
gangguan dalam A : Ny. S mampu memotivasi diri
beraktivitas P : menganjurkan kepada Ny. M untuk
berkomunikasi pada ahli diet
27 juni 2017 / 15.00 wib S : Ny. S mengatakan tidak percaya diri
Harga diri rendah dengan berat badannya, susah mencari ukuran
berhubungan dengan baju yang pas, dan tidak percaya diri ketika
gangguan bersosialisasi berkumpul dengan banyak orang.
dengan orang lain dan O : Ny. S mampu menerima dan menyadari
pandangan negative bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat
terhadap diri penting
A : Ny. S mampu membangun konsep diri
yang positif
P : menganjurkan kepada Ny. S untuk supaya
tidak putus harapan dan selalu berkeinginan
untuk diit mengurangi porsi makan dan latihan
senam secara beraturan
29 juni 2017 / 15.00 wib S : Ny. S mengatakan senang melakukan
Berat badan yang berlebih senam
berhubungan dengan
67

gangguan dalam O : Ny. S sudah mampu melakukan diet:


beraktivitas rendah kalori, tinggi serat dan mengurangi porsi
makanannya
A : Ny. S mampu memotivasi diri bahwa berat
badannya bisa turun
P : Menganjurkan kepada Ny. S untuk
berkomunikasi pada ahli diet
31 juni 2017 / 15.00 wib S : Ny. S mengatakan sekarang sudah lebih
Harga diri rendah senang bergaul dengan orang lain dan tidak
berhubungan dengan mempermasalahkan ukuran bajunya.
gangguan bersosialisasi O : Ny. S mampu menerima dan menyadari
dengan orang lain dan bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat
pandangan negative penting
terhadap diri A : Ny. S mampu membangun konsep diri
yang positif
P : menganjurkan kepada Ny. M untuk selalu
taat dalam diet dan rutin melakukan senam
3 juni 2017 / 14.00 wib S : Ny. S mengatakan sekarang badannya
Berat badan yang berlebih lebih terasa bugar setelah melakukan senam
berhubungan dengan O : Ny. S sudah bisa mengatur dietnya
gangguan dalam A : Ny. S sudah mampu menggali hal positif
beraktivitas yang ada pada diri
P : Anjurkan kepada Ny. S berkonsultasi pada
Ahli gizi
5 juni 2017 / 13.30 wib S : Ny. S mengatakan sekarang sudah tidak
Harga diri rendah malu bergaul dengan orang banyak.
berhubungan dengan O : Ny. S mampu menerima dan menyadari
gangguan bersosialisasi bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat
dengan orang lain dan penting
pandangan negative A : Ny. S mampu membangun konsep diri
terhadap diri yang positif
P : menganjurkan kepada Ny. S untuk selalu
taat dalam diet dan mau latihan senam untuk
mengurangi berat badannya
KLIEN 2
26 juni 2017 / 18.00 wib S : Ny. M bersedia diajarkan senam
Berat badan yang berlebih O : Ny. M mampu melakukan ajuran diet:
berhubungan dengan rendah kalori, tinggi serat
gangguan dalam A : Ny. M mampu memotifasi diri
beraktivitas P : menganjurkan kepada Ny. M untuk
berkomunikasi pada ahli diet
27 juni 2017 / 18.30 wib S : Ny. M mengatakan terkadang merasa
Harga diri rendah kurang nyaman dengan berat badan yang
berhubungan dengan dimilikinya
gangguan bersosialisasi O : Ny. M mampu menerima dan menyadari
dengan orang lain dan bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat
pandangan negative penting
terhadap diri A : Ny. M mampu membangun konsep diri
yang positif
P : menganjurkan kepada Ny. M untuk supaya
tidak putus harapan dan selalu berkeinginan
untuk diit mengurangi porsi makan dan latihan
senam secara beraturan
29 juni 2017 / 17.30 wib S : Ny. M mengatakan bersemangat untuk
Berat badan yang berlebih melakukan senam
berhubungan dengan O : Ny. M sudah mampu melakukan diet:
gangguan dalam rendah kalori, tinggi serat dan makan porsi kecil
beraktivitas dan teratur
68

A : Ny. M mampu menggali kemampuan diri


yang dimiliki
P : Menganjurkan kepada Ny. M untuk
berkomunikasi pada ahli diet
31 juni 2017 / 17.30 wib S : Ny. M mengatakan sekarang sudah berlatih
Harga diri rendah untuk bersosialisasi dengan orang lain
berhubungan dengan O : Ny. M mampu menerima dan menyadari
gangguan bersosialisasi bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat
dengan orang lain dan penting
pandangan negative A : Ny. M mampu membangun konsep diri
terhadap diri yang positif
P : menganjurkan kepada Ny. M untuk selalu
taat dalam diet dan rutin melakukan senam
3 juli 2017 / 17.00 wib S : Ny. M mengatakan sekarang badannya
Berat badan yang berlebih lebih terasa bugar setelah melakukan senam
berhubungan dengan O : Ny. M sudah bisa mengatur pola makannya
gangguan dalam A : Ny. M mampu menggali potensi diri yang
beraktivitas dimiliki
P : Anjurkan kepada Ny. M berkonsultasi pada
Ahli gizi
5 juli 2017 / 18.00 wib S : Ny. M mengatakan sekarang sudah tidak
Harga diri rendah malu bergaul dengan orang banyak.
berhubungan dengan O : Ny. M mampu menerima dan menyadari
gangguan bersosialisasi bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat
dengan orang lain dan penting
pandangan negative A : Ny. M mampu membangun konsep diri
terhadap diri yang positif
P : menganjurkan kepada Ny. M untuk selalu
taat dalam diet dan mau latihan senam untuk
mengurangi berat badannya
BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan

Keluarga pada keluarga 1 (Tn. D) dan keluarga 2 (Tn. J) dengan tahap

perkembangan usia pertengahan Di Wilayah Gondangrejo. Pembahasan pada bab

ini berisi perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang

disajikan. Asuhan Keperawatan memfokuskan pada pemenuhan dasar manusia

melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan

evaluasi.

5.1 PENGKAJIAN

Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang

berkesinambungan, di analisa dan di interprestasikan serta diidentifikasi secara

mendalam. Sumber data pengkajian diperoleh dari ananmnesa (wawancara),

pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik anggota keluarga dan data

dokumentasi (Yohanes & Yasinta, 2013).

Penulis melakukan pengkajian terhadap 2 keluarga dari 2 klien yang

berbeda dengan diagnosa yang sama. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan

penulis pada tanggal 26 Mei 2017 didapatkan data: data subyektif dari keluarga

1 (Tn. D) dengan klien (NY. S) mengatakan terkadang merasa kurang nyaman

dengan berat badan yang dimilikinya. Data objektif (NY.S) tampak kesusahan

dalam beraktivitas karena berat badannya, (NY. S) sering kali kesusahan berdiri

sehabis duduk dari lantai. Hasil IMT TB =154 cm, BB =175 kg 175 : 154² = 73,78

Masuk dalam kategori Overweight. Pada keluarga 2 (Tn. J) didapatkan data (NY.

69
70

M) mengatakan merasa kurang nyaman dengan berat badannya. Data objektif (

NY. M) tampak terganggu dalam melakukan aktivitas karena berat badannya

Hasil IMT TB =150, BB =75 75 : 150² = 33,33 Masuk dalam kategori Obesitas 1.

Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dengan baik dapat

mempengaruhi komposisi tubuh menjadi lebih baik dan seimbang. Komposisi

tubuh terdiri dari otot, lemak, tulang, air dan berbagai organ-organ lainnya yang

mempunyai peran dan fungsi masing-masing. Hal ini membuat tubuh menjadi

lebih sehat dan bugar sehingga seseorang menjadi lebih produktif (Kuswari,

2015).

5.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,

keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data

dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-

tindakan diamana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakanya. Cara

analisa data adalah: validasi data, memengelompokkan data berdasarkan

kebutuhan biopsikososial dan spiritual, membandingkan dengan standart,

membuat kesenjangan yang ditemukan, data dibagi dalam data Subyektif

(ungkapan) dan Obyektif (data yang dapat diuji kebenarannya melalui observasi,

dll) (Yohanes & Yasinta, 2013).

Berdasarkan data yang didapatkan penulis dari pengkajian pada keluarga

1 (Tn. D) dan keluarga 2 (Tn. J) bahwa keluarga mempunyai masalah Berat badan

yang berlebih berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas.

Data yang diperoleh dari pengkajian didapatkan data fokus mencakup data

subyektif dan obyektif. data subyektif dari keluarga 1 (Tn. D) dengan klien (NY.
71

S) didapat bahwa klien mengatakan terkadang merasa kurang nyaman dengan

berat badan yang dimilikinya. Data obyektif klien mengalami kesusahan bergerak

dan aktivitas sehari-hari menggunakan alat bantu walker, Hasil IMT TB =154 cm,

BB =175 kg 175 : 154² = 73,78 Masuk dalam kategori Overweight . Dan dari

keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY. M) didapatkan Data subyektif klien merasa

kurang nyaman dengan berat badannya ketika mengenakan pakaian yang terlalu

ketat dan badannya mudah sekali capek saat melakukan banyak aktivitas. Data

obyektif Hasil IMT TB =150, BB =75 75 : 150² = 33,33 Masuk dalam kategori

Obesitas 1.

Olahraga merupakan salah satu bagian program penurunan berat badan.

Olahraga yang dilakukan dengan tepat, teratur, dan terstruktur dapat memberikan

peningkatan pengeluaran energi yang cukup besar untuk menjaga atau

menurunkan berat badan secara berkala. Selain itu kebugaran jasmani dan

menghindarkan atau meminimalisasi dari berbagai penyakit (Akmadi, 2010).

5.3 Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulsn tindakan yang

direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyekesaikan atau

mengatasi masalah kesehatan masalah/ masalah keperawatan yang telah

diidentifiksi, rencana keperawatan yang berkualitas akan meminjam keberhasilan

dalam mencapai tujuan serta penyelesaian masalah (Yohanes & Yasinta, 2013).

Tujuan dirumuskan secara SMART yaitu berfokus pada

klien(Spesific),dapat diukur (Measurable), dapat dicapai (Achivable), tujuan yang

harus dapat dipertanggungjawabkan(Reasonable), dan menunjukkan waktu

(Time) (Dermawan, 2012).


72

Perencanaan tindakan pada kasus ini didasarkan pada tujuan intervensi

pada masalah keperawatan dengan prioritas. Berat badan yang berlebih

berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas, yaitu jika individu tersebut

mempunya berat badan yang berlebih atau Obesitas lebih dari batas normal akan

sulit dalam melakukan aktivitas bahkan untuk memenuhi kebutuhan

individualnya sendiri dikarenakan lemak di simpan dalam tubuh tidak bisa diolah

menjadi energi (Kinanti 2010).

Didasarkan diagnosa Berat badan yang berlebih berhubungan dengan

gangguan dalam beraktivitas. Diharapkan klien (NY. S) dan (NY. M) akan

diberikan latihan senam aerobik untuk menurunkan berat badannya serta melatih

kekuatan otot. Dengan hasil yang di harapkan dari kedua klien mampu

menunjukkan semangat untuk mau melaksanakan latihan senam, menunjukkan

perubahan pola makan dan ketertiban individu dalam program latihan dan diet.

Latihan fisik adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah obesitas yang

terjadi pada pada setiap orang. Latihan fisik dapat berupa aerobik maupun

anaerobik. Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik

sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan aerobik

adalah latihan yang menggunakan sistem kerja dengan menggunakan oksigen

sebagai kerja utama (Ashadi, 2008).

5.4 Implementasi keperawatan

Secara sederhana implementasi adalah melaksanakan tindakan

keperawatan yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam melaksanakan tindakan

keperawatan seperti ini, perawat seharusnya tidak boleh bekerja sendiri dan

melibatkan keluarga serta disiplin ilmu lain (Yohanes & Yasinta, 2013).
73

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 26 Mei

2017 pada keluarga 1 (Tn. D) dengan klien (NY. S) pada diagnosa Berat badan

yang berlebih berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas tindakan yang

akan diberikan menanyakan apakah klien tahu yang sedang terjadi pada dirinya

apa sebab dari obesitas menjelaskan pengertian obesitas dan cara bagaimana

menagani obesitas kemudian mengajarkan latihan senam aerobik, memberikan

penyuluhan kepada klien agar melakukan diet teratur dan optimal diet rendah

kalori, tinggi serat, anjurkan makan porsi kecil dan teratur , menganjurkan kepada

klien untuk berkonsultasi pada ahli diet. Tindakan yang dilakukan pada tanggal

27 Mei 2017 menanyakan kembali apakah sudah hafal gerakan senam yang

diajarkan, menanyakan apa sudah mengikuti anjuran untuk diet: rendah kalori,

tinggi serat, dan bagaimana porsi makan hari ini, anjurkan agar mau berkonsultasi

pada ahli diet.

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 26 Mei

2017 pada keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY. M) pada diagnosa Berat badan

yang berlebih berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas tindakan yang

akan diberikan menanyakan apakah klien tahu yang sedang terjadi pada dirinya

apa sebab dari obesitas menjelaskan pengertian obesitas dan cara bagaimana

menagani obesitas kemudian mengajarkan latihan senam aerobik, memberikan

penyuluhan kepada klien agar melakukan diet teratur dan optimal diet rendah

kalori, tinggi serat, Advis makan porsi kecil dan teratur , menganjurkan kepada

klien untuk berkonsultasi pada ahli diet. Tindakan yang dilakukan pada tanggal

27 Mei 2017 menanyakan kembali apakah sudah hafal gerakan senam yang

diajarkan, menanyakan apa sudah mengikuti anjuran untuk diet: rendah kalori,
74

tinggi serat, dan bagaimana porsi makan hari ini, anjurkan agar mau berkonsultasi

pada ahli diet

Aktivitas fisik merupakan gerak tubuh terdiri dari semua hal yang

membuat kita bergerak dan dapat membakar kalori tubuh. Aktivitas fisik

membantu meningkatkan kelenturan otot dan kekuatan otot (Gibney et al, 2010).

Senam aerobik merupakan salah satu latihan kardio yang sangat efektif

untuk membakar lemak tubuh. Selain dapat membantu menurunkan berat badan,

senam aerobik sangat baik untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh, senam

aerobik cukup efektif untuk menurunkan berat badan secara bertahap. Tentu saja

harus dengan diimbangi dengan pola makan yang baik sehingga proses

pembakaran lemak tidak sia-sia (Hartini, 2012).

Implementasi yang dilakukan pada klien dengan masalah keperawatan

Berat badan yang berlebih berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas pada

keluarga 1 (Tn. D) dengan klien (NY. S) dan keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY.

M) didapatkan hasil klien bersedia diberikan dan diajarkan gerakan senam,

mampu mengikuti anjuran diet: rendah kalori, tinggi serat, dapat mengikuti advis

makan dengan porsi kecil tapi teratur, dapat mengikuti anjuran untuk

berkonsultasi dengan ahli diet.

5.5 Evaluasi Keperawatan

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian

dilakukan untuk melihat keberhasilanya. Bila tidak atau belum berhasil, maka

perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin

tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu
75

kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan

keluarga (Yohanes & Yasinta, 2013).

Evaluasi yang diterapkan dalam proses asuhan keperawatan yang

diberikan pada keluarga 1 (Tn. D) dan keluarga 2 (Tn. J) ini untuk penentuan

masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi. Evaluasi meliputi SOAP

(Subyektif, Obyektif, Analisa, Planning). S: hal-hal yang dikemukakan oleh

individu atau keluarga, O: hal-hal yang dikemukakan oleh perawat yang dapat

diukur, A: analisa hasil yang telah dicapai, P: perencanaan yang akan datang

setelah melihat respon klien (Padila, 2012).

Tindakan keperawatan yang dilakukan selama 4 X 45 menit sudah

dilakukan sesuai dengan pengelolaan asuhan keperawatan. Hasil evaluasi

keluarga 1 (Tn. D) dan keluarga 2 (Tn. J) yang sudah didapatkan pada diagnosa

Berat badan yang berlebih berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas.

Evaluasi yang digunakan menggunakan metode SOAP diperoleh dari sebagai

berikut: dari data subyektif (NY.S) dan (NY.M) mengatakan belum tahu cara

merawat dan menurunkan berat badan dengan aman, setelah diberikan latihan

senam aerobik dan di ajarkan diet aman serta memilih dalam makanan yang akan

dimakan klien sudah mengerti dan sekarang teratur dalam program latihan dan

diet.Objektif (NY.S) dan (NY.M) sudah mampu menghindari makanan yang

banyak mengandung lemak dan bisa mengurangi porsi makannya.

Hasil dari kedua keluarga dapat dibedakan dari hasil evaluasi didapatkan

bahwa keluarga 1 (Tn. D) dengan klien (NY. S) diberikan latihan senam aerobik

klien sulit melakukan gerakan senam dikarenakan berat badannya yang lebih dari

100 kg klien tidak yakin berat badanya bisa turun dengan hanya melakukan senam
76

yang diajarkan. Dibandingkan dengan keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY. M)

yang berat badannya 75 kg, klien ketikan diberikan latihan senam lebih

bersemangat dan mudah menangkap apa yang di ajarkan.

Dalam pengelolaan keluarga Berat badan yang berlebih berhubungan

dengan gangguan dalam beraktivitas penulis sudah melakukan pengkajian selama

dua 2 Minggu di Dusun Jetak Kelurahan Wonorejo Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar. Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam

memberikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga pada 1 (Tn. D) dengan

klien (NY. S) dan keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY. M), klien nampak mampu

menujukan perubahan dalam keinginan untuk menurunkan berat badan secara

perlahan dan mampu menunjukkan dapat mengatur pola diet yang telah di

anjurkan yaitu diet: rendah kalori, tinggi serat dan mengikuti anjuran untuk

mengurangi porsi makan dan menjaga porsi makan yang teratur.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan proses keperawatan dari

pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi

tentang asuhan keperawatan pada kelurga 1 (Tn. D) dengan klien (NY. S) dan

keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY. M) pada masalah Berat badan yang

berlebih berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas di Desa Jetak

Kelurahan Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar

dengan memberikan tindakan keperawatan yaitu mengajarkan senam aerobik

bertujuan untuk menurunkan berat badan secara teratur dan melatih kekuatan

otot.

6.1.1 Pengkajian keperawatan

Penulis melakukan pengkajian terhadap 2 keluarga dari 2 klien

yang berbeda dengan diagnosa yang sama. Dari hasil pengkajian yang

telah dilakukan penulis pada tanggal 26 Mei 2017 didapatkan Data

yang diperoleh dari pengkajian fokus mencakup data subyektif dan

obyektif. data subyektif dari keluarga 1 (Tn. D) dengan klien (NY. S)

didapat bahwa klien mengatakan terkadang merasa kurang nyaman

dengan berat badan yang dimilikinya. Data obyektif klien mengalami

kesusahan bergerak dan aktivitas sehari-hari menggunakan alat bantu

walker, Hasil IMT TB =154 cm, BB =175 kg 175 : 154² = 73,78

Masuk dalam kategori Overweight . Dan dari keluarga 2 (Tn. J)

77
78

dengan klien (NY. M) didapatkan Data subyektif klien merasa kurang

nyaman dengan berat badannya ketika mengenakan pakaian yang

terlalu ketat dan badannya mudah sekali capek saat melakukan banyak

aktivitas. Data obyektif Hasil IMT TB =150, BB =75 75 : 150² = 33,33

Masuk dalam kategori Obesitas 1.

6.1.2 Diagnosa Keperawatan

Hasil perumusan masalah berdasarkan prioritas yang penulis

angkat sesuai dengan pengkajian keperawatan yang telah penulis

lakukan yaitu dengan masalah Berat badan yang berlebih

berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas.

6.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang ditegakkan untuk masalah Berat badan yang

berlebih berhubungan dengan gangguan dalam beraktivitas adalah

memberikan latihan senam aerobik untuk menurunkan berat badannya

serta melatih kekuatan otot, bantu dalam diet makanan tinggi serat

rendah kalori serta ajarkan pengolahanan makanan dengan cara tidak

menggunakan minyak goreng, diskusikan tambahan nyata untuk

penurunan berat badan. Dengan hasil yang di harapkan dari kedua

klien mampu menunjukkan semangat untuk mau melaksanakan

latihan senam, menunjukkan perubahan pola makan dan ketertiban

individu dalam program latihan dan diet.


79

6.1.4 Implementasi Keperawatan

Asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga 1 (Tn. D)

dengan klien (NY. S) dan keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY. M)

yaitu: mengajarkan latihan senam aerobik, memberikan penyuluhan

kepada klien agar melakukan diet teratur dan optimal diet rendah

kalori, tinggi serat, anjurkan makan porsi kecil dan teratur ,

menganjurkan kepada klien untuk berkonsultasi pada ahli diet. Penulis

memberikan tindakan senam aerobik dengan tujuan untuk

menurunkan berat badan dan meningkatkan kekuatan otot.

6.1.5 Evaluasi keperawatan

Hasil evaluasi akhir setelah dilakukan tindakan senam aerobik

pada masalah Berat badan yang berlebih berhubungan dengan

gangguan dalam beraktivitas dari keluarga 1 (Tn. D) dengan klien

(NY. S) dengan hasil S: NY. S mengatakan sekarang badannya lebih

terasa bugar setelah melakukan senam O: NY. S sudah bisa mengatur

dietnya A: NY. S sudah mampu menggali hal positif yang ada pada

diri P: Anjurkan kepada NY. S berkonsultasi pada ahli gizi.

Dan keluarga 2 (Tn. J) dengan klien (NY. M) dengan hasil S:

NY. M mengatakan sekarang badannya lebih terasa bugar setelah

melakukan senam O: NY. M sudah bisa mengatur pola makannya A:

NY. M mampu menggali potensi diri yang dimiliki P: Ajurkan kepada

NY. M berkonsultasi pada ahli gizi.


80

6.2 SARAN

1. Bagi instansi pelayanan kesehatan (Puskesmas)

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien dengan lebih

optimal dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim

kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang

berkualitas dan profesional sehingga dapat menghasilkan perawat-

perawat yang trampil, inovatif dan profesional yang mampumemberikan

asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik perawat.

3. Bagi pasien dan keluarga

Diharapkan dapat memberi dukungan terhadap klien dan keluarga

sebagai pembelajaran untuk menambah pengetahuan tentang pencegahan

masalah obesitas serta perawatan yang benar pada pederitannya.

4. Bagi penulis

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan khususnya pada usia

pertengahan dengan masalah obesitas, baik individu, keluarga dan

masyarakat serta dapat menjadi pegangan atau manfaat bagi penulis

untuk meningkatkan pengetahuan dalam perawatan klien yang

mengalami obesitas.
DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2008). Faktor Penyebab Kegemukan, (22 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

AHA, 2011. Healty Weight, Overweight, and Obesity . CDC.

Akmadi, (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ali Zaidin H, 2010. Pengantar Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta: EGC.

Andarmoyo, S. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori Proses Dan Praktik


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andriani, E. & Sofwan, I. 2012. Determinan Status Gizi pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Kemas. 7 (2): 122-126.

Appleton, S.L. 2009. Central obesity is associated with nonatopic but not atopic
asthma in a representative population sample. Journal of Allergy and
Clinical Immunology, 118(6): 1284–1291.

Arisman, 2010. Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC, p :1-42.

Ashadi K, 2008.Kepelatihan Cabang Senam Aerobik, Universitas Negri Surabaya.

Bandini, Linda; Flynn, Albert; Scampini, Renee Scampini. 2015. Gizi Lebih.
Dalam Susan A. Lanham-New, Metabolisme Zat Gizi Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, p : 339-355.

Dermawan. 2012, Teori dalam Pengakjian SMART, Jakarta: Depdikbud,


Universitas Terbuka.

Ebbert, J.O., and Jensen, M.D., 2013. Fat Depots, Free Fatty Acids, and
Dyslipidemia. Nutrients, 5 : 498-508.

Effendi, H. Yekti. 2013. Patofisiologi Gizi: Regulasi Makan, Gangguan


Homeostasis Energi, Peran Zat Gizi Pada Pertumbuhan dan Perkembangan
Otak. Bogor : IPB Press.

Farida et al. 2010. Hubungan Diabetes Mellitus dengan Obesitas Berdasarkan


Indeks Masa Tubuh dan Lingkar Pinggang. Buletin Penelitian Kesehatan.
38 (1): 32-42.

Friedman. 2010. Peran Keluarga Dalam Lingkungan Masyarakat. Bandung:


Rosdakarya.
Gibney et al. 2010, Kebugaran dan Kesehatan, Jakarta: Ricardo.

Guyton, AC; Hall, JE. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 12. Jakarta:
EGG, p : 913928.

Guyton, Arthur, Hall 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
EGC.

Hartini. 2012, Kepelatihan Cabang Senam Aerobik, Universitas Negri Surabaya.

Hidayat, Burhan. 2008. Obesitas Pada Anak. Surabaya : Divisi Nutrisi dan Penyakit
Metabolik Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.

Indah, Y. 2013. Diet Aman Dan Sehat Dengan Herbal. Jakarta: FMedia ( Imprint
AgroMedia Pustaka).

Jhoson & Lenny. 2010. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kartika, Suryaputra; Siti, R. Nadhiroh. 2012. Perbedaan Pola Makan Dan Aktivitas
Fisik Antara Remaja Obesitas Dengan Non Obesitas. MAKARA,
KESEHATAN, VOL. 16, NO. 1, JUNI 2012: 45-50.

Kinanti. 2010, Rencana Tindakan Keperawatan. Dasar-Dasar ilmu keperawatan,


Yogyakarta: FIP-IKIP Yogyakarta.

Kulie, T., Slattengren, A., Redmer, J., Counts, H., Eglash, A., and Schrager, S.,
2011. Obesity and Women’s Health: An Evidence-Based Review, JABFM,
24(1), 75.

Kuswari M, Setiawan B. 2015 Rimbawan. Frekuensi Senam Aerobik intensitas


sedang Berpengaruh Terhadap Lemak Tubuh Pada Mahasiswa IPB jurnal
gizi pangan. Volume 10 nomor 1.

Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

McArdle, W.D., Katch, F.I. & Katch, V.L. 2010. Exercise Physiology : Energy,
Nutrition, and Human Performance.2nd. Ed. Lea & Febiger, Philadelph.

Meliyawati, M.Pd. 2016. Pembahasan Dasar Membaca. Yogyakarta: Deepublis.

Misnadiarly. 2010. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta:


Pustaka Obor

Munawar, F., Ammarah, Sara, Momina, Munawar, S., and Ahmed, M., 2012. Waist
Hip Ratio And Body Mass.
Riskesdas. 2009. Prevalensi obesitas, diabetes dan obesitas sentral menurut
kelompok umur ≥ 15 tahun di Jawa tengah. Balitbangkes Depkes 2008.

Santos, A.C. 2014. Central obesity as a major determinant of increased high-


sensitivity C-reactive protein in metabolic syndrome. International Journal
of Obesity, 29: 1452– 1456.

Seidell, J.C., Visscher, T.L. 2009. Aspek Kesehatan Masyarakat pada Gizi Lebih.
Dalam Gibney, M.J., Margetts, B.M.

Soegih, Rachmad; Wiramihardja, K. 2009. Obesitas Permasalahan dan Terapi


Praktis. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sugondo S. 2011. Obesitas. Dalam : Sudoyo Aru W, Setiyohadi B, Alwi I,


Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.4.
Jakarta: Interna Publishing

Sujana, 2015. Peranan Keluarga Dalam Lingkungan Masyarakat. Bandung:


Rosdakarya.

Th ais, C. 2011. A Systematic Review of the Literature and Collaborative Analysis


With Individual Subject Data. J Am Coll Cardiol., 57(19): 1877-1886.

United State of Preventive Services Task Force, 2012. Screening for and
Management of Obesity in Adult,
http://www.uspreventiveservicestaskforce.org/.../obe, diakses tanggal 24
Februari 2014.

Wahyunita sih, 2014, Obesity and Women’s Health: An Evidence-Based Review,


JABFM, 24(1).

World Health Organization (WHO). 2011. Obesity and Overweight. Available from
: [diakses 23 November 2016].

World Health Organization (WHO). 2013. Obesity and Overweight. Available from
: [diakses 25 November 2016].

Wilmore, J.H & Costill. D.I., 2009 Physiology of Sport and Exercise. Human
Kinetic Publisher Inc., Champaign.

Yohanes & Yasinta. 2013. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.


LAMPIRAN
TAHAP GERAKAN SENAM AEROBIK

A. Fase Orientasi

1. Memberi salam/ menyapa klien

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan tindakan

4. Menjelaskan langkah prosedur

B. Fase Kerja

1. Pemanasan

Pemanasan wajib dilakukan untuk menghindari cidera saat

melakukan senam aerobik. Pemanasan bertujuan untuk

meningkatkan suhu tubuh, menaikkan denyut jantung, dan

mempersiapkan otot-otot dan persendian.

Beberapa gerakan pemanasan yang bisa Anda lakukan adalah jalan

di tempat, melangkah dari sisi ke sisi dan menggerakkan lengan pada

tingkat pinggang atau lebih tinggi. Lakukan kurang lebih selama 5-

10 menit hingga tubuh Anda siap melakukan latihan inti dengan

intensitas yang lebih tinggi.

2. Latihan Inti

Setelah tubuh Anda siap, maka dapat melakukan latihan inti dengan

intensitas yang lebih tinggi. Anda dapat melakukan latihan inti

kurang lebih selama 25-55 menit. Berikut ini berapa jenis gerakan

dalam senam aerobik.

3. Marching. Gerakan jalan di tempat dengan mengangkat kaki kira-

kira setinggi betis, lutut di tekuk 90 derajat.


4. Jogging. Menggerakkan atau menekukkan kaki ke arah belakang,

dengan lutut mengarah ke lantai atau tegak lurus ke bawah

menggunakan persendian engkel dan lutut.

5. Kicking. Gerakan mengayunkan tungkai ke depan atau ke samping

dalam keadaan lurus setinggi pingggang atau lebih.


6. Single Step. Gerakan kaki melangkah satu langkah ke kanan atau ke

kiri, dengan gerakan terakhir menyentuhkan bola, lutut tumpu agak

ditekuk, kedua lutut merapat dan menghadap ke depan.

7. Bouble Step. Gerakan dengan melangkah dua langkah ke kanan atau

ke kiri dengan gerakan terakhir merapatkan kaki dengan

menyentuhkan bola kaki, posisi lutut menghadap ke depan, lutu kaki

tumpu agak ditekuk.


8. Gripevire. Gerakan dengan melangkah dua langkah ke kanan dan ke

kiri seperti double step tetapi dengan menyilangkan kaki ke

belakang.

9. Leg Curl. Gerakan menekuk kaki ke arah belakang.


10. Heel Touch. Gerakan menyentuhkan tumit kaki ke kanan, ke kiri

atau ke depan dengan sedikit menekuk lutut tumpu, berat badan

berada pada kaki tumpu.

C. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Menyampaikan rencana tindakan lanjut

3. Berpamitan
D. Penampilan

1. Melakukan komunikasi teraupetik selama tindakan.

2. Dapat mencotohkan gerakan dengan baik.

3. Membangun kepercayaan dengan para peserta senam.

4. Keamanan selama tindakan senam.


DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mariana Dwi Cahyani


Tempat, tanggal lahir : Sragen, 04 Maret 1997
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat rumah : Geneng Rw 03 RT 08 Karangpelem Kec, Kedawung
Kab, Sragen
Riwayat pendidikan : 1. TK Pertiwi 2 Temelo Maluku Utara Tahun 2007
2. SD Negeri 2 Karangpelem Tahun 2008
3. SMP Negeri 2 Kerjo Tahun 2011
4. SMA Negeri 1 Kerjo Tahun 2014
Riwayat pekerjaan :-
Riwayat organisasi : Pramuka Dan Saka Bakti Husada.
Publikasi :-

Anda mungkin juga menyukai