Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENURUNAN HIPERTENSI DENGAN HERBAREMEDIS PADA LANSIA DI DESA


REYAN RT.8 GERUNG SELATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :


1. Agus Hendrawan
2. Ditha Prayudha
3. Imam Shahrir
4. Iliyin Wahina
5. Nurfatanah
6. Wulan Sariti

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2022/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan nikmat kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan proposal ini dengan sebaik-baiknya dan tepat
waktunya. Adapun judul dari proposal ini ialah : PENURUNAN HIPERTENSI DENGAN
HERBAREMEDIS PADA LANSIA DI DESA REYAN RT.8 GERUNG SELATAN

Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini agar masyarakat reyan gerung selatan
lombok barat dapat mengetahui cara memanfaatkan bahan herbal sebagai bentuk terapi untuk
menurunkan hipertensi.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam proposal ini diharapkan permaklumannya


serta keritik dan sarannya untuk menyusun proposan kedepannya menjadi lebih baik kembali.

Reyan, 03 februari 2022

Kelompok 2
RINGKASAN PROPOSAL
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).
Hipertensi sudah menjadi diagnosa penyakit utama di desa reyan gerung selatan hampir rata-
rata lansia di setiap RT desa reyan gerung selatan mengalami hipertensi.

Gejala yang sering di keluhkan yaitu sakit kepala,pusing,lemas, mual,muntah dan


kesadaran menurun (Nurarif A.H &Kusuma H. 2016). Menurut WHO, sekitar 40% dari
orang yang berusia lebih dari 25 tahun memiliki hipertensi pada tahun 2008. Dalam World
Health Statistik tahun 2012, WHO melaporkan bahwa sekitar 51% dari kematian akibat
stroke dan 45% dari penyakit jantung koroner disebabkan oleh hipertensi.

Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan berbagai metode baik yang


bersifat farmakologi maupun nonfarmakologi. Pengelolaan hipertensi lansia secara
farmakologi dapat dilakukan menggunakan obat-obat modern yang bersifat kimiawi maupun
pengobatan secara herbalis. Perlu dilakukan berbagai macam intervensi pada terapi hipertensi
termasuk pula pendekatan non farmakologis. Pengobatan secara herbal tergolong pengobatan
komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara banyaknya
fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti pengobatan dengan
ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Pemanfaatan herbal merupakan salah satu
alternative pengobatan yang dipilih masyarakat selain pengobatan secara konvensional
(medis). (WHO, 2003).

Pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk
menanggulangi masalah kesehatan. Dengan maraknya gerakan kembali ke alam (back to
nature), kecenderungan penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin meningkat.
Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan
perkembangan pola penyakit. (Paulus, 2012). Masyarakat mulai banyak menggunakan obat
dari alam karena tanaman obat di nilai memiliki khasiat yang sangat besar serta merupakan
solusi yang baik karena bahan dari alam sangat ekonomis dan memiliki efek samping yang
sangat kecil. (Setiawan, 2009)

Berdasarkan hasil pengkajian di desa reyan gerung selatan rt. 8 dari data subyektif di
temukan rata-rata lansia mengalami hipertensi dalam jangka waktu lebih dari 2 tahun keatas
berdasarkan keterngan lansia di rt. 8. Sehingga muncul permasalah terkait lansia yang
mengalami hipertensi dan perlunya pemahaman lebih terkait hipertensi terutama dalam
bagaimana cara penurunan hipertensi itu sendiri, itulah sebabnya di adakan penyuluhan
kesehatan masyarakat terkait penurunan hipertensi menggunkan herbalremedis. Selain bahan
herbal yang mudah di temukan ada beberapa lansia yang menanam mentimun sehingga tidak
perlu membeli bisa langsung di olah untuk penurunan hipertensi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisa Situasi
Desa reyan merupakan salah satu desa di gerung selatan yang beradai di kecamatan
gerung selatan lombok barat berdasarkan data desa terdiri dari 10 rt yaitu
rt.1,rt.2,rt.3,rt.3,rt.4,rt.5,rt.6,rt.7,rt.8,rt.9,rt.10 dimana pengkajian yang di lakukan
terpokus pada lansia dalam setiap rt. Terutama kelompok 2 berfokus pada rt.8 yang
dimana lansia di rt.8 rata-rata mengalami hipertensi berdasarkan hasil pengkajian.
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg. Pengelolaan
hipertensi dapat dilakukan menggunakan berbagai metode baik yang bersifat
farmakologi maupun nonfarmakologi. Pengelolaan hipertensi lansia secara farmakologi
dapat dilakukan menggunakan obat-obat modern yang bersifat kimiawi maupun
pengobatan secara herbalis. Perlu dilakukan berbagai macam intervensi pada terapi
hipertensi termasuk pula pendekatan non farmakologis. Pengobatan secara herbal
tergolong pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini
diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti
pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Pemanfaatan
herbal merupakan salah satu alternative pengobatan yang dipilih masyarakat selain
pengobatan secara konvensional (medis). Pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis
merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah kesehatan. Dengan maraknya
gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan penggunaan bahan obat
alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan
lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Ada beberapa
herbalremedis yang di rekomendasikan untuk menurunkan hipertensi yaitu :
 Mentimun
 Seledri
 Belimbing wulu
 Bawang putih
 Alvokad
 Mengkudu
 Daun salam
Dalam beberapa herbalremedis ada mentimun yang juga di tanam beberapa lansia
sehingga tidak perlu mengeluarkan uang kembali untuk membeli, hanya perlu tahu
bagiaman cara mengolah mentimun dan bahan yang lainnya.
B. Permasalahan
Berdasarkan hasil pengkajian di rt.8 desa reyan gerung selatan lombok barat yang di
lakukan oleh mahasiswa stikes mataram kelompok 2 di dapatkan hasil rata-rata lansia
mengalami hipertensi menahun sehingga muncul masalah hipertensi.
C. Solusi Yang Di Tawarkan
Mengalakukan penyuluhan kesehatan terkait pengolahan herbal remedis untuk
penurunan hipertensi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin,
2003). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan
tekanan darah diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC) sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai
hipertensi maligna. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi dikategorikan ringan
apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya
115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena
dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik.
B. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg
membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat
tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata
(retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah). Tingginya tekanan darah bervariasi, yang
terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah Dibagi menjadi dua:
a. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat
antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam
kurun waktu menit/jam.
b. Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya
gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya
gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu
diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun
waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam
hitungan jam sampai hari).
C. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek
dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2) Hipertensi Sekunder
Dapatdiakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Penyebab hipertensi
pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
 Faktor keturunan
 Faktor Resiko
D. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis
BAB III

METODE PELAKSANAAN

Tahapan / waktu Kegiatan


Fasilitator Peserta
Pembukaan 5  Membuka dengan salam  Menjawab salam
menit  Memperkenalkan diri  Memperhatikan dan
 Menjelaskan maksud dan tujuan menyimak
dalam penyampaian penyuluhan  Menjawab
 Menggali penegetahuan audien
terkait materi yang akan di
sampaikan
Penyajian materi  Menyampaikan materi terkait  Menyimak dan
15 menit hipertensi menjawab
 Menyampaikan tanda gejala  Menyimak dan
hipertensi hingga komplikasi memahami
hipertensi  Mengikuti dengan
 Menjelaskan penatalaksanaan seksama
hipertensi
 Mensimulasikan/memperaktekkan
cara mengolah bahan herbal untuk
penurunan hipertensi
 Memberi kesempatan bertanya
kepada audiens
Penutupan 5  Merangkum materi yang telah di  Menyimak dan
menit berikan memahami
 Post tes terkait materi yang di  Menjawab
berikan  Menjawab salam
 Penutupan dengan salam
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
Dana yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat lintas sektoral ini akan
dibebankan pada rencana anggaran belanja mahasiswa STIKES Mataram. Adapun biaya
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Rincian Anggaran Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Penyuluhan:

No Nama Barang Jumlah Harga


1 Print 2x print Rp 22.000
2 SAP 9 lembar Rp 36.000
3 Print 13 lembar + jilid Rp 11.000
4 Banner + rangka 1 Rp 125.000
5 Jajan kotak 30 Rp 210.000
6 Bahan herbalremedis 20 Rp 39.000
TOTAL Rp 443.000

B. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilaksanakan
pada bulan 03 Februari 2022 dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Jadwal Pelaksanaan

No. Kegiatan
Hari I Hari II Hari III

1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford
University Press

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.

New Jersey: Upper Saddle River


LAPORAN PENANGGUNG JAWAB
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENURUNAN HIPERTENSI DENGAN
HERBALREMEDIS PADA LANSIA DI RT.8 DESA REYAN GERUNG SELATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Dosen pengampuh : Ns. IGA Mirah Adhi, M.kes

Nama kelompok :

1. Agus Hendrawan
2. Ditha Prayudha
3. Imam Shahrir
4. Iliyin Wahina
5. Nurfatanah
6. Wulan Sariti

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2022/2022
I. Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin,
2003).
Hipertensi sudah menjadi diagnosa penyakit utama di desa reyan gerung selatan hampir
rata-rata lansia di setiap RT desa reyan gerung selatan mengalami hipertensi.
Gejala yang sering di keluhkan yaitu sakit kepala,pusing,lemas, mual,muntah dan
kesadaran menurun (Nurarif A.H &Kusuma H. 2016). Menurut WHO, sekitar 40% dari
orang yang berusia lebih dari 25 tahun memiliki hipertensi pada tahun 2008. Dalam
World Health Statistik tahun 2012, WHO melaporkan bahwa sekitar 51% dari kematian
akibat stroke dan 45% dari penyakit jantung koroner disebabkan oleh hipertensi.
Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan berbagai metode baik yang
bersifat farmakologi maupun nonfarmakologi. Pengelolaan hipertensi lansia secara
farmakologi dapat dilakukan menggunakan obat-obat modern yang bersifat kimiawi
maupun pengobatan secara herbalis. Perlu dilakukan berbagai macam intervensi pada
terapi hipertensi termasuk pula pendekatan non farmakologis. Pengobatan secara herbal
tergolong pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini
diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti
pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Pemanfaatan
herbal merupakan salah satu alternative pengobatan yang dipilih masyarakat selain
pengobatan secara konvensional (medis). (WHO, 2003).
Pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk
menanggulangi masalah kesehatan. Dengan maraknya gerakan kembali ke alam (back to
nature), kecenderungan penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin
meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup
manusia, dan perkembangan pola penyakit. (Paulus, 2012). Masyarakat mulai banyak
menggunakan obat dari alam karena tanaman obat di nilai memiliki khasiat yang sangat
besar serta merupakan solusi yang baik karena bahan dari alam sangat ekonomis dan
memiliki efek samping yang sangat kecil. (Setiawan, 2009)
II. Nama Kegiatan
Pengambdian masyarakat terkait penurunan hipertensi menggunakan herbalremedis di
RT.8 desa reyan gerung selatan lombok barat
III. Maksud Dan Tujuan
setelah di berikan penyuluhan kesehatan penurunan hipertensi menggunakan
herbalremedis di harapkan :
 Mengetahui apa yang di maksud hipertensi
 Menegtahui penyebab hipertensi
 Mengetahui tanda gejala hipertensi
 Mengetahui komplikasi akibat hipertensi
 Mampu dan mengetahui cara menerapkan penggunaan bahan herbalremedis dalam
kehiupan sehari-hari dalam terapi penurunan hipertensi
IV. Bentuk acara
Penuluhan dan demostrasi cara pengolahan bahan herbal remedis
Lampiran I : gambaran acara
a. Acara penuluhan
Pokok pembahasan : Penurunan hipertensi menggunakan herbalremedis
Hari/tanggal : jum’at,04/02/2022
Waktu : 16.00 wita
Sasaran : Lansia Dan Keluarga Lansia
Tempat : Desa Reyan Rt. 8
Penyelenggara : mahasiswa stikes mataram
 Pembukaan
 Pre-Test
 Penyampaian Materi
 Diskusi Tanya jawab
 Demontrasi pengolahan sampah
 Post-Test
 Penutup
 Sesi Foto Bersama
Lampiran II : Pengorganisasian

Pelindung : Ketua Stikes Mataram

Penasehat :

 Wakil Ketua I
 Wakil Ketua II
 Wakil Ketua III
Penanggung Jawab : Ketua Prodi S1 Keperawatan Stikes Mataram
Lampiran III : Dana
No Nama Barang Jumlah Harga
1 Print 2x print Rp 22.000
2 SAP 9 lembar Rp 36.000
3 Print 13 lembar + jilid Rp 11.000
4 Banner + rangka 1 Rp 125.000
5 Jajan kotak 30 Rp 210.000
6 Bahan herbalremedis 20 Rp 39.000
TOTAL Rp 443.000

Lampiran Dokumentasi
Lampiran Bukti Nota

Anda mungkin juga menyukai