Skenario 1 BBDM Modul 6.3
Skenario 1 BBDM Modul 6.3
Disusun oleh:
Azzah Ulima Rahma
22010218110026
Kelompok 3
“Aplikasi Plasma Ozon untuk Asepsis Ruang Klinik di Era Pandemi Covid-19”
PDGI dalam penanganan bioaerosol adalah penggunaan suction saliva, high volume
evacuator (HVE) dan atau plasma ozon.
Terminologi
1. Bioaerosol: partikel biologis dalam bentuk aerosol (dari organisme yang tersebar ke udara
melalui mekanisme biotik dan abiotik); partikel debu yang berasal dari mikoroorganisme
atau sisa mahluk hidup (luar/dalam ruangan); ukuran sangat kecil, dapat berupa bakteri,
virus, fungi, dan alergen seperti parasit.
2. High Volume Evacuator (HVE): alat suction yang dapat menghisap udara dalam jumlah
besar dan dalam periode waktu tertentu; berfungsi untuk mencegahnya aerosol sehingga
mencegah infeksi silang melalui aerosol; bisa mereduksi hingga >90%, dipasang pada
sistem evakuasi yang dapat menghilangkan volume udara yang lebih besar.
3. Suction saliva: untuk menghisap cairan dalam rongga mulut pasien selama perawatan gigi;
ada 2 (high dan low).
4. Plasma ozon: ozon yang diproduksi melalui teknologi plasma dan dapat dimanfaatkan
sebagai pembunuh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur)
Rumusan Masalah
1. Apa manfaat plasma ozon dalam kesehatan?
2. Mekanisme ozon dalam membunuh mikroorganisme?
3. Perbedaan ukuran partikel aerosol, airbone dan droplet?
4. Kelebihan dan kekurangan pemakaian ozon?
5. Apakah HVE perlu dibersihkan, bagaimana caranya?
Hipotesis
1. Membunuh mikroorganisme patogen, di kedokteran gigi masih baru untuk disinfeksi
ruang praktik dan alat. Perawatan luka diabetes, tumor dan kanker dll. Pengembangan di
kedokteran gigi : perawatan endodontik dll untuk membunuh mikroorganisme (ketepatan
masih diperdebatkan).
Kedokteran gigi : disinfeksi saluran air dental unit, mengurangi infeksi nosokomial, karies,
endodontik, penyembuhan luka, bidang prostodontik.
Endodontik untuk disinfeksi saluran akar dan bakteri pada tubulus dentinalis dan bau
anaerobik yang khas pada gigi yang terinfeksi.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP
Merawat luka : mempercepat penyembuhan luka jaringan lunak di sekitar mulut ulkus
aftosa, herpes labialis, ANUG, infeksi gingiva. Mendorong penyembuhan fisiologis dan
mengendalikan infeksi.
2. Ozon berinteraksi dengan ikatan rangkap asam lemak dari dinding dan membran sel
bakteri, kemudian dioksidasi dan menghancurkan dinding sel yang mengakibatkan
kegagalan integrasi unsur sel (asam nukleat).
Ozon merupakan senyawa yang reaktif, kondisi stabil dengan oksigen sehingga ozon akan
bereaksi dengan sekitarnya agar menjadi stabil dan zat yang bereaksi dengannya akan
teroksidasi.
Merupakan oksidator kuat, akan mengoksidasi (menghancurkan) dinding atau membran
sel bakteri sehingga mengganggu kerja enzim, karena kerja enzim terhenti maka membran
sel akan lisis
3. Aerosol (kurang dari sama dengan 5 mikro meter/ 0,3-), droplet (lebih dari 5 sampai 10
mikro meter), droplet (partikel berat)
Aerosol (asap dan debu), airborne (tetesan cukup kecil yang dapat mengapung di udara),
droplet (partikel lendir atau air liur yang berukuran lebih besar dari airborne dan aerosol)
4. Kelebihan
Proses ozonisasi cukup singkat (10-30 menit)
Tidak ada residu berbahaya yang perlu dihilangkan (terdekomposisi dengan cepat)
Lebih efektif dibandingkan dengan klorin dalam menghancurkan bakteri dan virus
Bersifat sinergi ketika ozon direaksikan dengan hidrogen peroksida dengan
bantuan sedikit air
Tidak berbau dan berasa
Di dalam air dapat menghilangkan rasa dan bau yang disebabkan komponen
organik dan anorganik.
Kekurangan
Sangat reaktif dan korosif
Dosis rendah kurang efektif terhadap inaktivasi beberapa virus dan jamur
Biaya pengelolaan relatif mahal: perlu alat khusus (ozonisator, energi besar)
O3 tidak stabil, dapat lenyap dalam beberapa menit (40 menit-beberapa jam),
penggunaan lebih sering
Bersifat toksik >0,3 ppm
Iritasi saluran nafas dan okular jika berinteraksi dengan saluran nafas dan okular
dengan konsentrasi 1 ppm selama 24 jam.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP
5. HVE dapat dibersihkan dengan air yang mengalir dari sistem HVE sendiri, tidak boleh
menggunakan natrium hipoklorit karena dapat merusak sistem.
Dapat dibersihkan setelah pemakaian dengan mengisapkan bahan disinfektan mengandung
deterjen, membersihkan bagian kepala HVE secara periodik atau memakai yang sekali
pakai.
Peta Konsep
Plasma Ozon
Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan
1. Panduan klinik asepsis klinis PDGI di masa pandemi
2. Pengelolaan prosedur asepsis aerosol di klinik sesuai panduan
3. Mekanisme kerja plasma ozon
4. Kelebihan dan kekurangan plasma ozon
5. Pengaplikasian plasma ozon di klinik gigi
Belajar Mandiri
1. Panduan klinik asepsis klinis PDGI di masa pandemic
Prosedur asepsis atau sterilisasi klinik selama masa pandemi tidak berbeda jauh
untuk patogen respiratorius. Panduan asepsis klinik menurut PDGI dan the Guidelines
for Infection Control in Dental Health Care Settings tahun 2003 adalah1,2:
a. Bahan aktif
Pada masa pandemi sekarang sudah banyak bahan disinfektan yang
mempunyai kemampuan untuk mengatasi penyebaran virus SARS-CoV 2 secara
efektif, diantaranya adalah:
No Bahan Aktif Lama Pemakaian
Berkontak Health Institutional Residential
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP
(menit) care
1. Quaternary ammonium 10 X X X
2. Quaternary ammonium; 0,5 (30 detik) X X X
Isopropanol
(Isopropyl
alcohol)
3. Sodium hypochlorite 5 X X X
4. L-Lactic Acid 5 X X X
5. Peroxyacetic acid 1
(Peracetic acid)
6. Phenolic 10 X X X
7. Ethanol (Ethyl alcohol) 0,5 (30 detik) X X
8. Iodine solution 1
b. Metode disinfeksi
Terdapat beberapa metode disinfeksi, diantaranya pencucian barang
menggunakan air detergen, uap panas, sinar (matahari, UV-C), swab atau semprot
menggunkan bahan berbasis disinfektan, serta fogging (mist/kabut)
Disinfeksi alat yang sudah dipakai
Instrumen:
Instrumen perawatan gigi dikategorikan sebagai kritis, semikritis, atau
nonkritis, tergantung potensi resiko infeksi yang terkait dengan penggunaan alat
tersebut. Instrumen kritis yaitu instrumen yang menembus jaringan lunak atau
tulang memiliki resiko terbesar menularkan infeksi dan harus di sterilkan dengan
panas. Instrumen semi kritis yaitu instumen yang menyentuh rongga mulut dan
memiliki resiko penularan yang lebih rendah, karena sebagian besar instrumen
semi kritis dalam kedokteran gigi tahan panas, maka instrumen tersebut juga harus
disterilkan dengan menggunakan panas. Jika intrumen semi kritis sensitif panas,
maka minimal harus diproses dengan disinfektan tingkat tinggi.
Handpiece:
Khusus untuk handpiece yang tahan panas, dapat disinfeksi menggunakan
uap tekanan tinggi (autoklaf), uap kimia (formaldehida), dan panas kering (contoh
320˚F atau 160˚C selama 2 jam). Untuk handpiece yang tidak tahan panas, dapat
didisinfeksi alkohol 70% atau hidrogem peroksida 1%.
Cetakan gigi atau rahang:
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP
ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Khusus untuk Ozon nanobubble
water dilaporkan bahwa di Universitas Jepang, efektif untuk eradikasi virus SARS-
CoV-2, oleh karena itu metode ini dapat menjadi salah satu pilihan untuk proses
disinfeksi ruangan dengan keamanan yang tinggi.
Jenis UV yang digunakan dapat dibagi menjadi UV-A, UV-B dan UV-C.
Sinar UV-C sangat efektif untuk membunuh berbagai virus dengan cara dimerisasi
molekul pyrimidine dari DNA atau RNA. Sedangkan sinar UV-C menyebabkan
inaktivasi parsial dalam waktu 1 menit paparan yang semakin meningkat
efektivitasnya dalam waktu 6 menit paparan, sehingga jumlah virus berkurang
hingga 400 kali lipat. Setelah 15 menit, virus menjadi mati seluruhnya. Kemudian
untuk paparan UV-A tidak berefek apapun terhadap virus selama lebih dari 15
menit. Penggunaan sinar UV-C perlu berhati-hati karena dapat menimbulkan
peningkatan suhu sekitar lampu UV-C tersebut sehingga menjadi lebih panas.
Karena sinar UV-C sangat berbahaya jika terpapar ke sel tubuh manusia, operator
wajib keluar selama paparan sinar dijalankan. Selain itu, penggunaan simulasi sinar
matahari secara in vitro juga efektif dalam membunuh virus SARS-CoV-2 dalam
waktu 6,8-14,3 menit dengan panjang gelombang UV-B sebesar 0,3-1,6 W/m2.
ozon menjadi kurang efektif dalam menghancurkan beberapa jenis virus, spora bakteri
dan kista.3
e. Minyak berozon (minyak olive, kelapa), minyak berozon juga diperkenalkan dalam
kedokteran gigi alternatif. Minyak berozon digunakan untuk menyembuhkan abses
pada gusi, poket periodontal, dan radang gusi. Penggunaan rutin juga dapat
mencegah pembentukan plak.
f. Penggunaan ozon pada kedokteran gigi pediatrik, ozon penyembuh digunakan dalam
pengobatan penghentian sementara perkembangan karies pada gigi sulung atau gigi
permanen.
g. Sikat gigi ozon
Aplikasi ozon berdasrkan cara produk ozon dengan plasma dingin dapat dijelaskan
sebagai berikut5:
Plasma dingin dapat diaplikasikan untuk sterilisasi bahan medis dan peralatan
dental. Pengaplikasian plasma dalam sterilisasi kedokteran gigi terbukti aman dan lebih
murah serta salah satu alternatif terbaik untuk metode konvensional. Akhir-akhir ini,
plasma juga digunakan untuk perawatan jaringan gigi dan perawatan stem sel, modifikasi
biomaterial gigi, serta bleaching gigi tanpa merusak sel, jaringan, dan biomaterial gigi.
Plasma dingin memiliki potensi besar seperti sterilisasi yang efektif, inaktivasi mikroba,
dan perawatan rongga gigi. Perawatan berbasis plasma ramah pasien (terutama untuk
anak-anak dan lansia) dan tidak menimbulkan rasa sakit dan pengeburan minimal.
Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan pemakaian plasma untuk mengobati
penyakit patogen gigi yang berkaitan dengan mikroba, seperti Streptococcus mutans dan
Staphylococcus aureus, Porphyromonas gingivalis, dan Enterococcus faecalis. Juga
dilaporkan bahwa efek antimikroba plasma lebih efektif ke bakteri gram negatif
dibandingkan pada bakteri gram positif.
Teknologi plasma nonthermal juga dapat digunakan dalam kasus perawatan jaringan
lunak di masa depan. Selain itu, plasma dingin juga dapat digunakan untuk aplikasi sel
stem gigi untuk pembentukan tulang yang lebih cepat dan penyemuhan jaringan gigi
dengan ekspresi molekuler yang terkait dengan faktor pertumbuhan. Kegunaan lain dari
plasma dingin yaitu selain menjadi terapi alternatif untuk perawatan gigi tetapi juga
dapat diaplikasikan untuk perawatan sinergis untuk inaktivasi mikroba dan
penghambatan biofilm. Aplikasi sinergis lain dari plasma nonthermal dapat dlihat pada
bleaching gigi dimana plasma nonthermal bersama dengan agen pemutih dengan
konsentrasi rendah dapat menghambat pembentukan bakteri dan biofilm. Plasma juga
banyak digunakan untuk perawatan biomaterial gigi. Paparan plasma dingin berpotensi
pada peningkatan adhesi dentin. Terapi plasma dingin selama 30 detik meningkatkan
kekerasan nano, lapisan hibrid modulus Young, dan hidrofilisitas bertanggung jawab
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP
pada peningkatan bahan adhesif biomaterial. Terapi plasma pada implan zirkonia yang
dicetak dengan injeksi bubuk meningkatkan hidrofilisita permukaan dan osseointegrasi
implan yang mempengaruhi topografi.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP
DAFTAR PUSTAKA