Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN INDIVIDU BBDM SKENARIO 1 MODUL 6.

“Aplikasi Plasma Ozon untuk Asepsis Ruang Klinik


di Era Pandemi Covid-19”

Disusun oleh:
Azzah Ulima Rahma
22010218110026
Kelompok 3

Dosen pembimbing: drg. Avina Anin Nasia, M.Sc.

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021

“Aplikasi Plasma Ozon untuk Asepsis Ruang Klinik di Era Pandemi Covid-19”

Kejadian pandemi covid-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali


terhadap pelayanan di klinik gigi. Penyebaran covid yang diketahui melalui aerosol dan
droplet, menyebabkan banyak klinik gigi tutup atau pasien takut datang ke klinik gigi.
Beberapa tindakan medik gigi menghasilkan bioaerosol, sehingga PDGI perlu membuat
panduan klinik demi keamanan dan keselamatan pasien dan dokter. Salah satu rekomendasi
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

PDGI dalam penanganan bioaerosol adalah penggunaan suction saliva, high volume
evacuator (HVE) dan atau plasma ozon.

Terminologi
1. Bioaerosol: partikel biologis dalam bentuk aerosol (dari organisme yang tersebar ke udara
melalui mekanisme biotik dan abiotik); partikel debu yang berasal dari mikoroorganisme
atau sisa mahluk hidup (luar/dalam ruangan); ukuran sangat kecil, dapat berupa bakteri,
virus, fungi, dan alergen seperti parasit.
2. High Volume Evacuator (HVE): alat suction yang dapat menghisap udara dalam jumlah
besar dan dalam periode waktu tertentu; berfungsi untuk mencegahnya aerosol sehingga
mencegah infeksi silang melalui aerosol; bisa mereduksi hingga >90%, dipasang pada
sistem evakuasi yang dapat menghilangkan volume udara yang lebih besar.
3. Suction saliva: untuk menghisap cairan dalam rongga mulut pasien selama perawatan gigi;
ada 2 (high dan low).
4. Plasma ozon: ozon yang diproduksi melalui teknologi plasma dan dapat dimanfaatkan
sebagai pembunuh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur)

Rumusan Masalah
1. Apa manfaat plasma ozon dalam kesehatan?
2. Mekanisme ozon dalam membunuh mikroorganisme?
3. Perbedaan ukuran partikel aerosol, airbone dan droplet?
4. Kelebihan dan kekurangan pemakaian ozon?
5. Apakah HVE perlu dibersihkan, bagaimana caranya?

Hipotesis
1. Membunuh mikroorganisme patogen, di kedokteran gigi masih baru untuk disinfeksi
ruang praktik dan alat. Perawatan luka diabetes, tumor dan kanker dll. Pengembangan di
kedokteran gigi : perawatan endodontik dll untuk membunuh mikroorganisme (ketepatan
masih diperdebatkan).
Kedokteran gigi : disinfeksi saluran air dental unit, mengurangi infeksi nosokomial, karies,
endodontik, penyembuhan luka, bidang prostodontik.
Endodontik untuk disinfeksi saluran akar dan bakteri pada tubulus dentinalis dan bau
anaerobik yang khas pada gigi yang terinfeksi.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

Merawat luka : mempercepat penyembuhan luka jaringan lunak di sekitar mulut ulkus
aftosa, herpes labialis, ANUG, infeksi gingiva. Mendorong penyembuhan fisiologis dan
mengendalikan infeksi.
2. Ozon berinteraksi dengan ikatan rangkap asam lemak dari dinding dan membran sel
bakteri, kemudian dioksidasi dan menghancurkan dinding sel yang mengakibatkan
kegagalan integrasi unsur sel (asam nukleat).
Ozon merupakan senyawa yang reaktif, kondisi stabil dengan oksigen sehingga ozon akan
bereaksi dengan sekitarnya agar menjadi stabil dan zat yang bereaksi dengannya akan
teroksidasi.
Merupakan oksidator kuat, akan mengoksidasi (menghancurkan) dinding atau membran
sel bakteri sehingga mengganggu kerja enzim, karena kerja enzim terhenti maka membran
sel akan lisis
3. Aerosol (kurang dari sama dengan 5 mikro meter/ 0,3-), droplet (lebih dari 5 sampai 10
mikro meter), droplet (partikel berat)
Aerosol (asap dan debu), airborne (tetesan cukup kecil yang dapat mengapung di udara),
droplet (partikel lendir atau air liur yang berukuran lebih besar dari airborne dan aerosol)
4. Kelebihan
 Proses ozonisasi cukup singkat (10-30 menit)
 Tidak ada residu berbahaya yang perlu dihilangkan (terdekomposisi dengan cepat)
 Lebih efektif dibandingkan dengan klorin dalam menghancurkan bakteri dan virus
 Bersifat sinergi ketika ozon direaksikan dengan hidrogen peroksida dengan
bantuan sedikit air
 Tidak berbau dan berasa
 Di dalam air dapat menghilangkan rasa dan bau yang disebabkan komponen
organik dan anorganik.
Kekurangan
 Sangat reaktif dan korosif
 Dosis rendah kurang efektif terhadap inaktivasi beberapa virus dan jamur
 Biaya pengelolaan relatif mahal: perlu alat khusus (ozonisator, energi besar)
 O3 tidak stabil, dapat lenyap dalam beberapa menit (40 menit-beberapa jam),
penggunaan lebih sering
 Bersifat toksik >0,3 ppm
 Iritasi saluran nafas dan okular jika berinteraksi dengan saluran nafas dan okular
dengan konsentrasi 1 ppm selama 24 jam.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

5. HVE dapat dibersihkan dengan air yang mengalir dari sistem HVE sendiri, tidak boleh
menggunakan natrium hipoklorit karena dapat merusak sistem.
Dapat dibersihkan setelah pemakaian dengan mengisapkan bahan disinfektan mengandung
deterjen, membersihkan bagian kepala HVE secara periodik atau memakai yang sekali
pakai.

Peta Konsep

Plasma Ozon

Mekanisme kerja Kelebihan dan kekurangan Pengaplikasian di


klinik gigi

Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan
1. Panduan klinik asepsis klinis PDGI di masa pandemi
2. Pengelolaan prosedur asepsis aerosol di klinik sesuai panduan
3. Mekanisme kerja plasma ozon
4. Kelebihan dan kekurangan plasma ozon
5. Pengaplikasian plasma ozon di klinik gigi

Belajar Mandiri
1. Panduan klinik asepsis klinis PDGI di masa pandemic
Prosedur asepsis atau sterilisasi klinik selama masa pandemi tidak berbeda jauh
untuk patogen respiratorius. Panduan asepsis klinik menurut PDGI dan the Guidelines
for Infection Control in Dental Health Care Settings tahun 2003 adalah1,2:
a. Bahan aktif
Pada masa pandemi sekarang sudah banyak bahan disinfektan yang
mempunyai kemampuan untuk mengatasi penyebaran virus SARS-CoV 2 secara
efektif, diantaranya adalah:
No Bahan Aktif Lama Pemakaian
Berkontak Health Institutional Residential
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

(menit) care
1. Quaternary ammonium 10 X X X
2. Quaternary ammonium; 0,5 (30 detik) X X X
Isopropanol
(Isopropyl
alcohol)
3. Sodium hypochlorite 5 X X X
4. L-Lactic Acid 5 X X X
5. Peroxyacetic acid 1
(Peracetic acid)
6. Phenolic 10 X X X
7. Ethanol (Ethyl alcohol) 0,5 (30 detik) X X
8. Iodine solution 1

b. Metode disinfeksi
Terdapat beberapa metode disinfeksi, diantaranya pencucian barang
menggunakan air detergen, uap panas, sinar (matahari, UV-C), swab atau semprot
menggunkan bahan berbasis disinfektan, serta fogging (mist/kabut)
 Disinfeksi alat yang sudah dipakai
Instrumen:
Instrumen perawatan gigi dikategorikan sebagai kritis, semikritis, atau
nonkritis, tergantung potensi resiko infeksi yang terkait dengan penggunaan alat
tersebut. Instrumen kritis yaitu instrumen yang menembus jaringan lunak atau
tulang memiliki resiko terbesar menularkan infeksi dan harus di sterilkan dengan
panas. Instrumen semi kritis yaitu instumen yang menyentuh rongga mulut dan
memiliki resiko penularan yang lebih rendah, karena sebagian besar instrumen
semi kritis dalam kedokteran gigi tahan panas, maka instrumen tersebut juga harus
disterilkan dengan menggunakan panas. Jika intrumen semi kritis sensitif panas,
maka minimal harus diproses dengan disinfektan tingkat tinggi.
Handpiece:
Khusus untuk handpiece yang tahan panas, dapat disinfeksi menggunakan
uap tekanan tinggi (autoklaf), uap kimia (formaldehida), dan panas kering (contoh
320˚F atau 160˚C selama 2 jam). Untuk handpiece yang tidak tahan panas, dapat
didisinfeksi alkohol 70% atau hidrogem peroksida 1%.
Cetakan gigi atau rahang:
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

Pada cetakan gigi atau rahang, dilakukan disinfeksi menggunakan sodium


hipoklorit 2,5% dengan cara disemprotkan ke atas permukaan cetakannya sebelum
dikirim ke laboratorium. Untuk disinfeksi pada protesa yang sedang dikerjakan di
pasien dapat menggunakan povidon iodin 1% atau hidrogen peroksida 1% atau
klorin dioksida 2,5%.
Baju:
Pakaian dan peralatan pelindung (misalnya gaun, jas lab, sarung tangan,
masker, dan kacamata pelindung atau pelindung wajah) harus dipakai untuk
mencrgah kontaminasi dan untuk melindungi kulit dari paparan darah dan zat
tubuh. Standar patogen yang ditularkan melalui darah mengharuskan lengan baju
yang cukup panjang untuk melindungi lengan bawah saat gaun pelindung
digunakan sebagai APD. Tenaga medis harus mengganti pakaian pelindung jika
terlihat kotor dan sesegera mungkin. Baju yang digunakan selama prosedur dan
dapat dipakai ulang seperti surgical scrub, baju hazmat, leg cover dan plastic shoe
cover dapat disinfeksi dengan cara dicuci menggunakan detergen dan air (direndam
30 menit).
Masker:
Prosedur masker N95/setara dengan menggunakan cahaya UV-C atau sinar
matahari atau menggunakan uap panas dengan suhu 70˚C. Alternatif lain yaitu
menggunaan alkohol 70% secara semprot kemudian didiamkan dahulu hingga
kering.
Ruangan:
Ruangan klinik juga harus dibersihkan untuk mencegah penularan.
Pembersihan lingkungan keja dan lingkungan lain meliputi ruang tunggu pasien,
pintu, jendela, kursi, dental unit, dan sebagainya dibersihkan dengan menggunakan
swab (kain lap) alkohol 70% atau benzalkonium klorida 2% (karbol).
Prosedur pembersihan dan disinfeksi area klinik gigi dilakukan setelah pasien,
baik tanpa, dicurigai atau terkonfirmasi COVID-19 keluar dari ruang klinik serta
jeda dengan pasien selanjutnya yaitu setelah 15 menit pembersihan. Dokter gigi
dan perawat baru dapat masuk ke ruang klinik setelah 15-30 menit pembersihan
untuk memastikan perubahan udara dalam menghilangkan partikel aerosol yang
berpotensi menular. Berdasarkan CDC tahun 2003, solusi untuk disinfeksi ruangan
akibat SARS-CoV-2 dapat dilakukan dengan metode disinfeksi berbasis teknologi
terbaru seperti iradiasi UV-C (ultra violet-C), kabut ozon (stabilized ozon mist),
hidrogen peroksida yang diuapkan untuk dekontaminasi ruang, walaupun metode
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Khusus untuk Ozon nanobubble
water dilaporkan bahwa di Universitas Jepang, efektif untuk eradikasi virus SARS-
CoV-2, oleh karena itu metode ini dapat menjadi salah satu pilihan untuk proses
disinfeksi ruangan dengan keamanan yang tinggi.
Jenis UV yang digunakan dapat dibagi menjadi UV-A, UV-B dan UV-C.
Sinar UV-C sangat efektif untuk membunuh berbagai virus dengan cara dimerisasi
molekul pyrimidine dari DNA atau RNA. Sedangkan sinar UV-C menyebabkan
inaktivasi parsial dalam waktu 1 menit paparan yang semakin meningkat
efektivitasnya dalam waktu 6 menit paparan, sehingga jumlah virus berkurang
hingga 400 kali lipat. Setelah 15 menit, virus menjadi mati seluruhnya. Kemudian
untuk paparan UV-A tidak berefek apapun terhadap virus selama lebih dari 15
menit. Penggunaan sinar UV-C perlu berhati-hati karena dapat menimbulkan
peningkatan suhu sekitar lampu UV-C tersebut sehingga menjadi lebih panas.
Karena sinar UV-C sangat berbahaya jika terpapar ke sel tubuh manusia, operator
wajib keluar selama paparan sinar dijalankan. Selain itu, penggunaan simulasi sinar
matahari secara in vitro juga efektif dalam membunuh virus SARS-CoV-2 dalam
waktu 6,8-14,3 menit dengan panjang gelombang UV-B sebesar 0,3-1,6 W/m2.

2. Pengelolaan prosedur asepsis aerosol di klinik sesuai panduan


Berdasarkan panduan PDGI terdapat beberapa pengaturan ruang praktik dokter gigi
selama masa pandemi COVID-19, yaitu1:
a. Aliran udara
Aliran udara diperhatikan dengan melihat hubungan antar ruangan dan potensi
resiko infeksi. Idealnya udara mengalir satu arah dari bersih ke kotor. Ada tiga
metode yang dapat digunakan untuk ventilasi bangunan yaitu alami, mekanis, dan
ventilasi hybrid (mode campuran).
CDC merekomendasikan 12 Air changes hour/ACH untuk mencegah infeksi
pada ruang tindakan yang menimbulkan aerosol, dimana setara dengan
160L/dt/pasien di ruang 4x2x3 m3. Rekomedasi ini bermaksud untuk
melipatgandakan tingkat aliran ventilasi udara untuk pencegahan ruang tindakan
yang menimbulkan aerosol dengan menggunakan ventilasi alami. Sehingga hal ini
juga direkomendasikan untuk ruangan dengan volume sama (ruang praktik dokter
gigi 4x3 m), harus mempunyai tingkat aliran ventilasi udara rata-rata per jam 12
ACH: 160L/dt/pasien dan atau tingkat aliran ventilasi udara minimum 160L/dt/pasien
setiap saat.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

Perlu diperhatikan bahwa pengaturan aliran udara bersih dan kotor


(terkontaminasi) perlu dinilai dan dibuat alur baru sehingga udara bersih dapat
mengalir baik masuk ke dalam ruangan sampai keluar ke arah yang berbeda dengan
arah masuk udara bersih. Penggunaan tipe AC split wall, floor standing, atau cassete
sebaiknya tidak digunakan dalam tindakam praktik dokter gigi karena kemungkinan
mengambil udara bekas sebagai supply udara.
b. Tata kelola ruangan
Pedoman mengenai ventilasi udara dan manajemen kualitas udara di praktik
dokter gigi dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Pembagian zona menjadi zona kuning yaitu ruang resepsionis/depan, ruang
tunggu pasien, dan ruang staf. Zona merah adalah ruang untuk praktik
(menghasilkan aerosol), dan dekontaminasi (memakai-melepas APD)
 Alur pergerakan pasien haruslah jelas, dimulai dari masuk fasilitas pelayanan
kesehatan harus diatur agar selalu menjaga jarak dan kepadaan. Alur pergerakan
tenaga medis juga harus diperharhatikan, dimana tenaga medis yang beraktifitas
di dalam ruang praktik harus dibuat khusus dan tidak bertemu petugas atau
ruang tunggu pasien secara langsung.
 Sebaiknya hindari penggunaan kipas angin atau AC yang diletakkan di langit-
langit atau depan dental unit dimana arah angin mengarah ke pasien atau
operator saat prosedur.
 Sistem ventilasi yang baik yaitu memberikan pergerakan udara dari arah aliran
yang bersih (area kerja atau area tim tenaga kesehatan gigi) ke yang
terkontaminasi (area perawatan pasien klinis)
 AC ditempatkan di belakang operator dan biarkan aliran udara menuju pasien.
 AC yang digunakan harus dipastikan menggunakan aliran udara dari luar.
 Arah aliran udara sejajar dengan petugas dari bersih ke kotor dengan mengatur
letak posisi exhauster tempat udara masuk dan exhauster udara kotor keluar,
yang berfungsi mengarahkan atau menolak aerosol mengenai langsung ke
petugas.
 Posisi dental unit juga diatur dengan posisi kepala pasien berada pada arah
masuk aliran udara bersih, yang terletak di belakang dokter gigi ke arah pasien
dan dihisap dengan exhauster yang diletakkan 20 cm dari lantai sebagai
penghisap aliran udara kotor.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

 Penggunaan sistem pembersihan udara portabel dalam ruangan yang dilengkapi


dengan filter HEPA dan sinar UV, sangat dianjurkan untuk dapat digunakan
namun perlu diperhatikan bahwa pembiayaan yang diperlukan cukup mahal.
 Penggunaan high volume evacuator (HVE) yaitu mesin evacuator volume tinggi
dengan kemampuan hisap besar selama periode waktu tertentu dan dipasang
pada sistem evakuasi yang dapat menghilangkan volume udara lebih besar dari
100 kaki kubik per menit (cfm). HVE dapat mengatasi pengurangan aerosol
tetapi teknis dan spesifikasi harus dipertimbangkan oleh dokter gigi dalam
menggunakan HVE.
 Suction dental unit mempunyai saluran pembuangan menyatu dengan
pembuangan dental unit. Penggunaan suction dental unit sebagai HVE harus
digunakan saat praktik pada pasien yang menghasilkan aerosol. Kekuatan
vakum harus lebih dari 100 cfm menjadi syarat wajib yang harus terpenuhi dan
di tera ukur ulang sebulan sekali.
 Penggunaan HVE portable harus memastikan HEPA filter yang digunakan serta
proses pembuangan air keluar produk HVE tersebut. Pastikan udara yang keluar
sudah melalui tahap pemusnahan virus SARS-CoV-2 dan atau pastikan ada
saluran pembuangan langsung ke lingkungan luar yang terbuka sehingga terjadi
proses dilusi.
 Penggunaan unit-unit HEPA filter portabel juga akan mengurangi jumlah
partikel (termasuk droplet) di dalam ruangan dan akan mengurangi jumlah
waktu pertukaran udara, daripada hanya mengandalkan kapasitas aliran udara di
dalam gedung (sistem HVAC). Namun penggunaan unit HEPA filter
memerlukan pembiayaan yang cukup tinggi.
 Apabila menggunakan unit HEPA portable tempatkan di sekitar kursi pasien,
tetapi tidak di belakang tenaga kesehatan gigi yang sedang melakukan tindakan
kepada pasien. Pastikan dokter gigi dan asisten tidak berada di antara unit dan
mulut pasien. Posisikan unit HEPA portable tidak menarik udara ke dalam atau
melewati zona pernafasan tenaga kesehatan gigi.
 Jarak yang tepat harus dijaga oleh dokter gigi saat memegang perangkat HVE.
Perangkat harus dipegang dengan jarak sekitar 6-15 cm dari ujung aktif atau
polisher udaranya. Saat menggunakan HVE, dokter gigi perlu mencari posisi
saat mengakses mulut dengan nyaman. Sudut kemiringan (angulasi) dari
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

perangkat HVE ke mulut pasien harus dilakukan untuk menghindari kontak


dengan pipi/lidah pasien.
 Pertimbangkan penggunaan iradiasi ultraviolet (UV) pada ruang praktik sebagai
tambahan untuk pembersihan udara yang lebih tinggi.

3. Mekanisme kerja plasma ozon


Ozon umumnya terdapat di alam bebas dengan fungsi melindungi bumi dari bahaya
radiasi sinar UV. Gas ozon telah diketahui memiliki aktivitas antimikroba dan
disinfektan terhadap bakteri, virus, jamur dan protozoa. Terdapat tiga atom oksigen yang
membentuk ozon, oksigen yang terkena radiasi sinar UV akan terurai menjadi dua atom
oksigen, satu atom oksigen (O1) akan bergabung dengan oksigen (O2) lain yang akan
membentuk ozon. Sifat ozon tidak stabil dan dapat terurai dalam 20 menit, oleh karena
itu ozon harus digunakan dalam 5-10 menit pertama untuk tetap mendapatkan
manfaatnya.3
Atom O1 disebut sebagai singlet oxygen yang sangat reaktif pada substansi yang
seharusnya tidak ada dalam tubuh, seperti mikroorganisme yang patogen (virus, bakteri,
jamur) dan sisa metabolisme. Ozon akan menghancurkan dinding sel mikroorganisme
dengan mekanisme sebagai berikut, ozon akan bereaksi dengan ikatan rangkap pada
asam lemak dari dinding dan membran sek bakter atau bereaksi dengan selubung protein
virus. Kemudian ozon membunuh mikroorganisme dengan cara mengoksidasi dan
menghancurkan dinding sel sehingga mampu membunuh mikroorganisme yang resisten
seperti spora bakteri, kista, dan virus dalam konsentrasi rendah dan waktu yang singkat.
Keuntungan dari penggunaan ozon yaitu penggunaan ozon tidak meninggalkan produk
sisa yang berbahaya serta tidak karsinogenik.3
Mekanisme penggunaan ozon sebagai bahan disinfektan yaitu dengan cara
mengoksidasi langsung atau merusak dinding sel yang mengakibatkan kebocoran dari
unsur pokok sel, kerusakan unsur pokok dari asam nukleat yaitu pada cincin purin atau
cincin pirimidin, kemudian diikuti dengan putusnya ikatan utama antara karbon dan
nitrogen. Setelah proses oksidasi permeabilitas membran akan naik dan molekul ozon
akan mudah masuk dan merusak sel. Selain itu, oksidasi dari ozon mengakibatkan
kerusakan dinding sel dan membran sitoplasma mikroorganisme. Penggunaan ozon
sebagai disinfektan dapat menghancurkan virus dan bakteri lebih efektif daripada klorin,
hal ini ditunjukkan oleh proses ozonisasi yang memerlukan waktu kontak lebih pendek
(kira-kira 10-30 menit). Tetapi kekurangan ozon terletak pada dosis yang rendah, dimana
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

ozon menjadi kurang efektif dalam menghancurkan beberapa jenis virus, spora bakteri
dan kista.3

4. Kelebihan dan kekurangan plasma ozon


a. Kelebihan Plasma ozon
 Proses ozonisasi yang memerlukan waktu kontak lebih pendek (10-30 menit).3
 Ozon lebih efektif menghancurkan virus dan bakteri dibandingkan dengan
klorin.3
 Perawatan menggunakan ozon lebih sederhana4
 Tidak terlalu invasif4
 Tidak menimbulkan rasa sakit4
 Tidak berbahaya bagi lingkungan4
b. Kekurangan plasma ozon
 Pada dosis rendah ozon kurang efektif membunuh beberapa jenis mikroorganisme
patogen.3
 Bahan ozon cenderung reaktif dan korosif.3
 Efek samping berupa iritasi ringan yang disebabkan oleh penggunaan yang salah.4

5. Pengaplikasian plasma ozon di klinik gigi


Ozon dalam bidang kedokteran gigi dapat diaplikasikan sebagai berikut4:
a. Hipersensitiv dentin
b. Ozon dan dental material, aplikasi ozon pada dentin atau enamel tidak memiliki efek
merugikan pada kekuatan ikatan komposit resin pada enamel atau dentin. Protesa
gigi berkaitan proses penyerapan lapisan biofilm mikrooba pada permukaannya,
yang dapat menyebabkan infeksi jangka panjang.
c. Ozon pada ortodontik, alat orotodontik cekat adalah retensi khusus yang dapat
menjadi tempat bagi biofilm kariogenik. Oleh karena itu pasien yang menjalani
perawatan ortodontik aktif harus dianggap sebagai pasien dengan resiko karies
tinggi.
d. Ozon pada operasi implan periimplantitis, permukaan implan yang steril diperlukan
sebagai syarat untuk keberhasilan pengobatan periimplantitis. Ozon dapat dengan
mudah diaplikasikan dengan silikon cups yang tersedia, dimana penyangga abutment
yang panjang ditemukan, dua silikon cups dapat dipasang satu sama lain untuk
menghasilkan vakum.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

e. Minyak berozon (minyak olive, kelapa), minyak berozon juga diperkenalkan dalam
kedokteran gigi alternatif. Minyak berozon digunakan untuk menyembuhkan abses
pada gusi, poket periodontal, dan radang gusi. Penggunaan rutin juga dapat
mencegah pembentukan plak.
f. Penggunaan ozon pada kedokteran gigi pediatrik, ozon penyembuh digunakan dalam
pengobatan penghentian sementara perkembangan karies pada gigi sulung atau gigi
permanen.
g. Sikat gigi ozon
Aplikasi ozon berdasrkan cara produk ozon dengan plasma dingin dapat dijelaskan
sebagai berikut5:
Plasma dingin dapat diaplikasikan untuk sterilisasi bahan medis dan peralatan
dental. Pengaplikasian plasma dalam sterilisasi kedokteran gigi terbukti aman dan lebih
murah serta salah satu alternatif terbaik untuk metode konvensional. Akhir-akhir ini,
plasma juga digunakan untuk perawatan jaringan gigi dan perawatan stem sel, modifikasi
biomaterial gigi, serta bleaching gigi tanpa merusak sel, jaringan, dan biomaterial gigi.
Plasma dingin memiliki potensi besar seperti sterilisasi yang efektif, inaktivasi mikroba,
dan perawatan rongga gigi. Perawatan berbasis plasma ramah pasien (terutama untuk
anak-anak dan lansia) dan tidak menimbulkan rasa sakit dan pengeburan minimal.
Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan pemakaian plasma untuk mengobati
penyakit patogen gigi yang berkaitan dengan mikroba, seperti Streptococcus mutans dan
Staphylococcus aureus, Porphyromonas gingivalis, dan Enterococcus faecalis. Juga
dilaporkan bahwa efek antimikroba plasma lebih efektif ke bakteri gram negatif
dibandingkan pada bakteri gram positif.
Teknologi plasma nonthermal juga dapat digunakan dalam kasus perawatan jaringan
lunak di masa depan. Selain itu, plasma dingin juga dapat digunakan untuk aplikasi sel
stem gigi untuk pembentukan tulang yang lebih cepat dan penyemuhan jaringan gigi
dengan ekspresi molekuler yang terkait dengan faktor pertumbuhan. Kegunaan lain dari
plasma dingin yaitu selain menjadi terapi alternatif untuk perawatan gigi tetapi juga
dapat diaplikasikan untuk perawatan sinergis untuk inaktivasi mikroba dan
penghambatan biofilm. Aplikasi sinergis lain dari plasma nonthermal dapat dlihat pada
bleaching gigi dimana plasma nonthermal bersama dengan agen pemutih dengan
konsentrasi rendah dapat menghambat pembentukan bakteri dan biofilm. Plasma juga
banyak digunakan untuk perawatan biomaterial gigi. Paparan plasma dingin berpotensi
pada peningkatan adhesi dentin. Terapi plasma dingin selama 30 detik meningkatkan
kekerasan nano, lapisan hibrid modulus Young, dan hidrofilisitas bertanggung jawab
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

pada peningkatan bahan adhesif biomaterial. Terapi plasma pada implan zirkonia yang
dicetak dengan injeksi bubuk meningkatkan hidrofilisita permukaan dan osseointegrasi
implan yang mempengaruhi topografi.
SKENARIO 1 BBDM MODUL 6.3 PSKG FK UNDIP

DAFTAR PUSTAKA

1. PDGI P. Panduan dokter gigi dalam era new normal. 2020.


2. Bebermeyer RD, Dickinson SK, Thomas LP. Guidelines for Infection Control in
Dental Health Care Settings--a review. Tex Dent J. 2005;122(10):1022–6.
3. Yulita Kristanti & Desy. Pengaruh Ozonated Water sebagai Antiseptik dalam
Menghambat Pertumbuhan Staphilococcus Aureus (in vitro). Vol. 19, Medical
Laboratory Technology Journal. 2012. p. 25–8.
4. Ranjani Ms. Ozone in Clinical Dentistry. Int J Oral Heal Med Res [Internet].
2015;2(3):91–6. Available from: www.ijohmr.com
5. Choi EH, Uhm HS, Kaushik NK. Plasma bioscience and its application to medicine.
AAPPS Bull. 2021;31(1).

Anda mungkin juga menyukai