Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMADATAN LABORATORIUM

Mata Kuliah : Metode Perbaikan Tanah

Nama : Anisa Ramadhani

NIM : 2021210173

Kelas/Grup : TS-SEM 2-MITRA (Sabtu 17.40)

Dosen : Novy Haryati, ST, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK

SIPIL S1 FAKULTAS TEKNIK

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul pemadatan
laboratorium.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
metode perbaikan tanah pada semester 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang sejarah pemadatan laboratorium bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novi Haryati, ST, MT selaku desen mata
kuliah metode perbaikan tanah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang Saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini

Pariaman, 23 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 1
BAB I ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1 Pemadatan Tanah ........................................................................................................ 4
2.2 Pengujian Pemadatan Tanah ....................................................................................... 4
2.3 Uji Laboratorium ......................................................................................................... 5
2.3.1 Peralatan Pengujian Laboratorium ............................................................................ 6
2.3.2 Prosedur Pengujian Laboratorium ............................................................................. 7
2.3.3 Analisa Uji Standart Proctor ...................................................................................... 8
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemadatan ............................................................ 9
2.4.1 Pengaruh Jenis Tanah ................................................................................................ 9
2.4.2 Pengaruh Usaha Pemadatan..................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan pemakaian energi
mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel. Energi pemadatan tanah dilapangan
dapat diperoleh dari mesin gilas, alat – alat pemadatan getaran, dan dari benda – benda berat
yang dijatuhkan. Dilaboratorium, contoh uji untuk mendapatkan pengendalian mutu
diperoleh dengan menggunakan daya tumbukan ( atau dinamik ), alat penekan, atau tekanan
static yang menggunakan piston dan mesin tekan.

Tanah dapat dikerjakan pada mulanya dengan pengeringan, penambahan air, agregat
(butir-butir), atau dengan bahan-bahan stabilitas seperti semen, gamping, abu batu bara, atau
bahan lainnya. Pengerjaan tambahan lain dapat dilakukan dengan menggaru, membajak,
atau menggunakan mesin pencampur, yang kesemuanya dapat dilakukan tergantung pada
keadaan tanah yang bersangkutan.

Beberapa keuntungan yang didapat dengan adanya pemadatan dengan berkurangnya


penurunan permukaan tanah (subsidence), yaitu gerakan vertikal di dalam masa tanah itu
sendiri akibat berkurangnya angka pori dan bertambahnya kekuatan tanah, serta
berkurangnya penyusutan karena berkurangnya volume akibat berkurangnya kadar air dari
nilai patokan pada saat pengeringan.

Kerugian utamanya adalah bahwa pemuaian (bertambahnya kadar air dari nilai
patokannya) dan kemungkinan pembekuan tanah itu akan besar. Spesifikasi pengendalian
untuk pemadatan tanah kohesif telah dikembangkan oleh R.R. Proctor ketika sedang
membangun bendungan-bendungan untuk Los Angles Water District pada akhir tahun1920-
an. Metoda yang orisinil dilaporkan melalui serangkaian artikel dalam Engineering New
Record (Proctor, 1933). Untuk alasan ini, prosedur dinamik laboratorium yang standar
biasanya disebut uji “Proctor”

2
1.2 Rumusan Masalah

a. Mengedintifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemadatan


b. Apa saja peralatan dan tahapan dalam pengujian pemadatan tanah di laboratorium

1.3 Tujuan

a. Mengetahui dan memahami prosedur pengujian pemadatan (Compaction Test).


b. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam pengujian pemadatan (Compaction
Test ) dengan baik dan benar.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemadatan Tanah

Pemadatan tanah adalah suatu proses memadatkan partikel tanah sehingga terjadi
pengurangan volume udara dan volume air dengan memakai cara mekanis. Pemadatan
dilakukan bila tanah dilapangan membutuhkan perbaikan untuk mendukung konstruksi
diatasnya, atau tanah akan digunakan sebagai bahan timbunan. Maksud dari pemadatan
tanah adalah sebagai berikut;

1. menambahkan nilai kuat geser tanah,


2. mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas),
3. mengurangi sifat permeabilitas, dan
4. mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan lainnya.

Kepadatan tanah tergantung pada nilai kadar air, saat air ditambahkan pada pemadatan, air
ini melunakan partikel-partikel tanah. Partikel-partikel tanah menggelincir satu sama lain
dan bergerak pada posisi yang lebih rapat. Jika kadar air tanah sedikit maka tanah akan keras
begitu pula sebaliknya, bila kadar air banyak maka tanah akan menjadi lunak atau cair.
Pemadatan yang dilakukan pada saat kadar air lebih tinggi daripada kadar air optimumnya
akan memberikan pengaruh terhadap sifat tanah. Uji pemadatan tanah atau Proctor Standard
adalah metode laboratorium untuk menentukan eksperimental kadar air yang optimal
dimana suatu jenis tanah tertentu akan menjadi paling padat dan mencapai kepadatan kering
maksimum.

2.2 Pengujian Pemadatan Tanah

Uji pemadatan di laboratorium menghasilkan berat volume kering maksimum yang dicapai
pada kadar air optimum tertentu, nilai ini digunakan sebagai acuan dalam proses pemadatan
di lapangan. Di laboratorium pemadatan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
pemadatan dengan Modiefied Proctor Test (Uji kepadatan Berat) dan Standard Proctor Test
(Uji Kepadatan Ringan).

4
2.3 Uji Laboratorium

Proctor (1933) telah mengamati bahwa ada hubungan antara kadar air dan berat volume
kering tanah padat. Dimana pada berbagai jenis tanah , terdapat satu nilai kadar air optimum
tertentu untuk mencapai berat volume kering maksimum.

Hubungan Berat Volume Kering ( 𝛾𝑑 ) Dengan Berat Volume Basah (𝛾𝑏 ) Dan Kadar Air
(W) Dinyatakan :

𝛾𝑏
𝛾𝑑 =
1+𝑤
Berat volume kering setelah pemadatan bergantung dari jenis tanah, kadar air dan usaha
yang diberikan oleh alat penumbuknya .

Standard Proctor Test (Uji Kepadatan Ringan).

• Tanah dipadatkan dengan penumbuk yang beratnya 2,5 kg

• Tinggi jatuh 30,5 cm

• Terdiri dari 3 lapisan ditumbuk 25 kali

• Volume of mold : 945 cm

• Weight of hammer : 2.5 kg

• Height of drop : 304.8 mm

5
Modiefied Proctor Test (Uji kepadatan Berat)

• Tanah dipadatkan dengan penumbuk yang beratnya 4,54 kg

• Tinggi jatuh 45,72 cm

• Terdiri dari 5 lapisan ditumbuk 56 kali

2.3.1 Peralatan Pengujian Laboratorium

6
2.3.2 Prosedur Pengujian Laboratorium

7
2.3.3 Analisa Uji Standart Proctor

1. Sampel tanah ditimbang untuk menghitung masing-masing kadar air dari semua sampel
tanah (volume = volume mold)
2. Ambil sedikit tanah sebanyak 20-30 gram, untuk menghitung kadar airnya (w), lalu
hitung 𝛾𝑑
3. Lakukan untuk setiap sampel tanah ( 5 kali percobaan)
4. Plotkan nilai d (sumbu –y) dan kadar air (w) sb.x dari setiap sampel tanah
5. Tentukan kadar air maksimumnya (w opt)

𝑊
𝛾𝑏 =
𝑉
𝛾𝑏
𝛾𝑑 =
1+𝑤

Grafik Hubungan Berat Volume Kering dan Kadar Air

8
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemadatan

2.4.1 Pengaruh Jenis Tanah

Distribusi ukuran butir, bentuk butiran, berat jenis, dan macam mineral lempung yang
terdapat dalam tanah sangat berpengaruh pada berat volume maksimum dan kadar air
optimumnya.

a. Tanah granuler dipandang paling mudah penanganannya untuk pekerjaan lapangan.


Tanah ini dapat memberikan kuat geser yang tinggi dengan sedikit perubahan volume
setelah dipadatkan. permeabilitas tanah granuler yang tinggi dapat menguntungkan
maupun merugikan
b. Tanah lanau yang dipadatkan umumnya akan stabil dan mampu memberikan kuat geser
yang cukup dan sedikit kecenderungan perubahan volumenya. Namun, lanau sangat sulit
untuk didapatkan bila keadaan basah, hal ini disebabkan oleh permeablitas yang rendah.
c. Tanah lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan dapat memberikan kuat
geser yang tinggi. Stabilitas terhadap sifat kembang susut tergantung dari jenis
kandungan mineralnya. Lempung padat mempunyai permeabilitas yang rendah dan
tanah ini sangat sulit dipadatkan dengan baik pada saat sangat basah. Tanah lempung
yang basah akan sulit untuk menngalirkan air keluar dari rongga pori tanah. Air yang
yang berada di pori tanah menyebabkan butiran sulit merapat satu sama lain saat
dipadatkan.

Gambar 1. Kurva hasil pemadatan pada berbagai jenis tanah

Berdasarkan gambar diatas pada tanah pasir, berat jenis kering (γd) cenderung berkurang
pada saat kadar air bertambah. Pengurangan γd ini aldah akibat dari pengaruh hilangnya
tekanan kapiler saat kadar air bertambah. Pada kadar air rendah, tekanan kapiler dalam tanah

9
yang berada dalam rongga pori menghalangi kecenderungan partikel tanah untuk bergerak,
sehingga butiran cenderung merapat.

2.4.2 Pengaruh Usaha Pemadatan

Usaha pemadatan adalah suatu pengukur energi mekanik yang diterapkan ke tanah.
Biasanya, bila energi pemadatan membesar, maka tanah menjadi semakin padat. Di
lapangan, usaha pemadatan ini dipengaruhi oleh jumlah lintasan mesin pemadat, tipe dan
berat tertentu pada suatu volume tanah tertentu pula.

Di laboratorium, usaha pemadatan diberikan dengan menjatuhkan pemukul beberapa kali


pada contoh tanah dalam mould. Kenaikan berat volume kering oleh pemadatan, bergantung
terutama pada kadar air tanah dan usaha pemadatan yang diterapkan. Dengan kadar air
tertentu, kenaikan usaha pemadatan menghasilkan susunan partikel yang lebih rapat,
sehingga menaikkan nilai berat volume kering. Bila pemadatan dilanjutkan, volume udara
yang tinggal di dalam rongga pori berkurang pada suatu nilai tertentu, dan pemadatan
selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah yang berarti.

Energi pemadatan per volume satuan (E) dinyatakan oleh persamaan:

Nb.N1.W.H
𝐸= V

dengan,
Nb= jumlah pukulan per lapisan

N1= jumlah lapisan

W= berat pemukul

H = tinggi jatuh pemukul

V = volume mould

Apabila usaha pemadatan pervolume satuan (E) berubah, maka bentuk kurva hubungan
kadar air terhadap berat volume kering juga berubah. Jika energi pemadatan ditambah,
maka berat volume kering tanah juga bertambah dan kadar air optimum berkurang.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengujian Pemadatan Laboratorium dapat memberikan gambaran kadar air optimum pada
sampel tanah yang di uji. Distribusi ukuran butir, bentuk butiran, berat jenis, dan macam
mineral lempung yang terdapat dalam tanah sangat berpengaruh pada berat volume
maksimum dan kadar air optimumnya Bila energi pemadatan membesar, maka tanah
menjadi semakin padat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mahardika, Andrew Ghea, 2020, Pengujian Pemadatan Tanah Metode Standard Proctor
dengan Alat Uji Pemadat Standard. Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung :
Bandung.
Tim KBK Geoteknik. Labor Mekanika Tanah. Universitas Sebelas Maret : Surakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai