Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah sistem informasi yang dapat
digunakan sebagai alat bagi pemerintah daerah untuk mengetahui situasi pangan dan gizi
masyarakat. SKPG merupakan sistem penyedia informasi situasi pangan dan gizi secara teratur
dan terus menerus untuk perumusan kebijakan, perencanaan, penentuan tindakan, dan evaluasi
program pangan dan gizi. Kewaspadaan Pangan dan Gizi diartikan sebagai kesiapan secara terus
menerus untuk mengamati, menemukan secara dini dan merespon kemungkinan timbulnya
masalah kerawanan pangan dan gizi. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) merupakan
suatu sistem pendeteksian dan pengolahan informasi tentang situasi pangan dan gizi yang
berjalan terus menerus. Informasi yang dihasilkan menjadi dasar perencanaan, penentuan
kebijakan.
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) diawali dengan pelaksanaan kegiatan
pengamatan situasi pangan, dengan teknik penyediaan data/ informasi terhadap penanganan
masalah gangguan pangan yang berpeluang muncul setiap saat. Perkembangan situasi pangan
dapat cenderung menjadi tidak menentu dan sulit dipastikan, baik sebagai akibat pengaruh alam
maupun oleh adanya gejala instabilitas seperti krisis ekonomi, sosial dan politik, maka penerapan
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi diharapkan dapat dijadikan acuan dalam mendeteksi
kondisi awal ketahanan ekonomi, sosial dan politik.
Selain sebagai pendeteksi awal, SKPG berguna dalam perencanaan program pangan dan
gizi yang mampu mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral antar embaga. Ketersediaan pangan
yang stabil disuatu tempat, artinya pangan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat dan dapat
dikonsumsi masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
Pengamatan situasi pangan dilaksanakan melalui kegiatan pemantauan secara langsung
atau melalui pengumpulan data/informasi yang berhubungan dengan ketersediaan pangan yang
selanjutnya akan diolah untuk menjadi bahan perumusan kebijakan dalam penanggulangan
masalah kerawanan pangan.
TUJUAN SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
1. Membangun/menyediakan data dan informasi situasi pangan yang mempengaruhi status gizi
pada skala rumah tangga, wilayah dan nasional.
2. Membangun/menyediakan isyarat dini kemungkinan terjadinya ganguan ketersediaan pangan
yang dapat mengakibatkan kerawanan pangan dan gizi.
3. Membangun/menyediakan kebijakan penyediaan kecukupan pangan
4. Membangun / menyediakan kebijakan tindakan penanggulangan kerawanan pangan.
5. Menfasilitasi institusi lintas sektoral maupun swasta dalam menyusun program-program yang
mendukung ketahanan pangan.
MANFAAT SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
1. Bagi Kepala Daerah :
Sebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan & gizi dalam :
a. Menentukan daerah prioritas.
b. Merumuskan tindakan pencegahan terhadap ancaman krisis pangan dan gizi.
c. Mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien.
d. Mengkoordinasikan program lintas sektor.
2. Bagi pengelola program :
a. Penetapan lokasi dan sasaran.
b. Menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sektor.
c. Proses pemantauan pelaksanaan.
d. Pelaksanakan kerjasama lintas sektor.
e. Mengevaluasi pelaksanaan program.
3. Bagi masyarakat :
a. Kemungkinan kejadian krisis pangan di masyarakat dapat dicegah.
b. Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga meningkat.
c. Melindungi golongan rawan dari keadaan yang dapat memperburuk status gizi.