Anda di halaman 1dari 64

S T U D I O

PERANCANGAN KOTA
PERMUKIMAN RAMAH LINGKUNGAN(ECO LIVING SETTLEMENT)

KELOMPOK 1 4. YOSUA YUSUF KAAT -1606090079


1. JORGI G. TANGGUMARA -1806090063 5. FULGENTIUS N CHARLES -1806090043
2. FRANSISKUS A. T. NAIKOFI -1806090005 6. SERVILINUS NADAL -1706090133
3. DESNI LEFANI LOLOLAU -1806090051
STUDI TEORI
DAN STUDI KASUS
ELEMEN RANCANG KOTA HAMID SHIRVANI

• Dalam teori urban design


menurut Shirvani (1985),
terdapat elemen-elemen yang
meliputi tata guna lahan (land
use), bentuk dan massa
bangunan (building formand
massing), sirkulasi dan parkir
(sirculation and parking), ruang
terbuka (open space), jalur
pedestrian (pedestrian way), aktivitas pendukung
(activity support),rambu-rambu (signage) dan preservasi
(preservation).
ELEMEN RANCANG KOTA HAMID SHIRVANI

TATA GUNA LAHAN (LAND USE) BENTUK DAN MASSA BANGUNAN


• Pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan (BUILDING FORM AND MASSING)
pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi • Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh
tertentu. ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan
• Secara umum dapat memberikan gambaran bentuk maupun konfigurasi dari massa bangunannya
keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan • Bentuk dan massa bangunan ditentukan juga oleh
tersebut seharusnya berfungsi. besaran selubung bangunan (building envelope), BCR
(buillding covered rasio ) “KDB” dan FAR (Floor Area
• Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus Ratio) “KLB”, ketinggian bangunan, sempadan
pengendalian investasi pembangunan. bangunan, ragam arsitektur, skala, material, warna dan
sebagainya.
ELEMEN RANCANG KOTA HAMID SHIRVANI

SIRKULASI DAN PARKIR RUANG TERBUKA (OPEN SPACE)


(CIRCULATION AND PARKING) • Ruang-ruang antar bangunan di perkotaan untuk
• Sirkulasi dapat membentuk, mengarahkan, dan pergerakan aktifitas dengan zona-zona publik, semi
mengendalikan pola kegiatan (dan juga publik dan privat.
pembangunan) kota • Ruang terbuka (open space) berkaitan dengan lansekap.
• Masalah sirkulasi kota diperlukan pemikiran yang • Elemen lansekap terdiri dari : elemen keras (hardscape
mendasar; antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk seperti : jalan, trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya)
struktur kota, fasilitas pelayanan umum dan jumlah serta elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan air.
kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Ruang terbuka :lapangan, jalan, sempadan sungai, green
belt, taman dan sebagainya.
• Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda
transport juga membutuhkan tempat untuk berhenti
(parkir).
ELEMEN RANCANG KOTA HAMID SHIRVANI

JALUR PEDESTRIAN (PEDESTRIAN AKTIVITAS PENDUKUNG (ACTIVITY


WAYS) SUPPORT)
• Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan
• Area di tujukan untuk pejalan kaki yang bebas
dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik
hambatan
suatu kawasan kota.
• Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi • Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki
keterikatan terhadap kendaraan di kawasan pusat kota, ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi,
mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya.
• Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas
kesinambungan antara menyediakan jalan, pedestrian
atau plaza, dengan fungsi utama (bangunan dan isinya)
dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat
menggerakkan aktivitas, misalnya: pusat perbelanjaan,
taman rekreasi, pusat perkantoran, perpustakaan dan
sebagainya
ELEMEN RANCANG KOTA HAMID SHIRVANI

RAMBU-RAMBU PENANDAAN PEMELIHARAAN/ PELESTARIAN


(SIGNAGE) (PRESERVATION)
• Perpapanan yang digunakan untuk petunjuk jalan, arah • Preservasi harus diarahkan pada perlindungan bangunan
ke suatu kawasan tertentu pada jalan tol atau di jalan dan lingkungan yang ada dan upaya untuk
kawasan kota. mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu.
• Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan
• Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan
terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) dan
karakter pada fasad bangunan dan menghidupkan urban places (alun-alun, plaza, area perbelanjaan) yang ada
street space dan memberikan informasi bisnis. dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan
terhadap bangunan budaya dan bersejarah.
• Manfaat dari adanya preservasi antara lain:
• Peningkatan nilai lahan.
• Peningkatan nilai lingkungan.
• Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi
karena aspek komersial.
• Menjaga identitas Kawasan perkotaan.
• Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.
GREEN INFRASTRUCTURE
DEFENISI FUNGSI
• Green Infrastructure (Infrastruktur Hijau), adalah • “Infrastruktur hijau merupakan jaringan ruang
pendekatan pengelolaan air yang melindungi, terbuka hijau (RTH) kota untuk melindungi nilai
memulihkan, atau meniru siklus air alami. dan fungsi ekosistem alami yang dapat memberikan
• Green Infrastructure atau infrastruktur hijau merupakan dukungan kepada kehidupan manusia.”
konsep penataan ruang yang mengaplikasikan MANFAAT
infrastruktur ramah lingkungan. • Kehutanan kota di lingkungan perkotaan dapat
• Infrastruktur ramah lingkungan artinya infrastruktur yang melengkapi pengelolaan air hujan dan mengurangi
tidak mengganggu siklus alami lingkungan. biaya penggunaan energi dan limpasan.
• Infrastruktur hijau juga berfungsi untuk menyediakan • Sistem bioretensi dapat diterapkan pada penciptaan
kerangka ekologis untuk kesehatan sosial, ekonomi, dan sistem transportasi hijau.
lingkungan di sekitarnya.
• Green Infrastructure mencakup natural system dan
engineered solution.
JENIS GREEN INFRASTRUCTURE
6. Green Roof
1. Bioswale (Wet or Dry)
Vegetasi atap yang memberikan nilai
Sistem rembesan air hujan alami yang indah
ekologis, mengurangi limpasan air
dengan tanaman, bunga serta semak belukar.
hujan, dan meningkatkan kinerja
bangunan.

2. Constructed Wetland
5. Filter Strip Dibuat untuk mengolah air limbah dan
Dirancang untuk menyaring mengelola limpasan dengan
limpasan air hujan menghilangkan sedimen dan polutan.

4. Ecosystem Planning
Perencanaan pengembangan 3. Dry Pond
kawasan baru yang Kolam yang menahan air setelah hujan dan
mempertimbangkan keadaan alami memungkinkan sedimen untuk menetap
sekitar dan saluran drainase sebelum dibuang.
JENIS GREEN INFRASTRUCTURE
7. Green Wall
12. Rain Harvesting
Struktur vertical yang dirancang untuk
Penggunaan barrel atau tangki untuk
menyerap polusi udara dan berfungsi sebagai
mengumpulkan air hujan dan
penghalau suara serta menambah keindahan .
menambah pasokan air.

8. Hedgerow
11. Rain Garden and Bioretention
Deretan tanaman yang berfungsi
Batuan dan tanaman yang disusun
sebagai penyangga angin untuk
untuk mengumpulkan, menyerap, dan
mengurangi erosi tanah dan
menyaring limpasan air hujan.
menyediakan habitat satwa liar.

10. Permeable Pavement 9. Perforated Pipe


Permukaan pavement yang cocok untuk lalu Pipa bawah tanah dengan lubanglubang kecil
lintas kendaraan atau pejalan kaki yang yang memungkinkan masuk dan keluar dari
memungkinkan air menyerap ke dalam air hujan ke tanah.
tanah.
JENIS GREEN INFRASTRUCTURE
17. Xeriscaping 13. Riparian Buffer
Pengelompokan vegetasi dengan kebutuhan Vegetasi yang memperlambat aliran air ke
yang sama, khususnya spesies lokal, untuk sungai, serta mengurangi erosi, sedimentasi,
mengurangi kebutuhan penyiraman. dan polusi di saluran air.

14. Soakaways, Infiltration Trenches and


Chambers
Sistem penyimpanan aliran air di bawah
tanah .
16. Wet Pond
Kolam permanen besar yang
memungkinkan sedimen untuk
mengendap serta biofiltrasi untuk
memperlambat dan menyaring air.
15. Tree Canopy Expansion
Penanaman pohon, pemeliharaan meningkatkan jumlah
pohon, yang membantu membersihkan udara,
menyaring air dan memberi naungan.
ECO LIVING SETTLEMENT
DEFENISI ECO LIVING KONSEP ECO-SETTLEMENT DALAM
SETTLEMEN UNDANG-UNDANG PERKIM
Pemikiran tentang eco-settlement bermula dari lingkup Kriteria eco-settlements menurut Puslitbangkim Kementrian
yang lebih kecil berupa single building yang secara Pekerjaan Umum meliputi empat aspek yaitu ekologi, sosial,
mikro membahas secara lebih detail aspek-aspek ekonomi dan kelembagaan.
teknologi atau rekayasa bangunan seperti penggunaan Harmonisasi dari keempat aspek itu diharapkan dapat
material lokal, atau teknologi-teknologi yang berkaitan mewujudkan kelestarian lingkungan menuju keberlanjutan
dengan konservasi energi bangunan (Pusat Penelitian ekosistem yang didukung oleh sistem kelembagaan yang
dan Pengembangan Permukiman, 2006). kapabel. Jika dikaitkan dengan Undang-Undang Perkim,
berbagai kriteria tersebut telah diakomodir dalam berbagai
Definisi eco-settlements adalah suatu konsep penataan pasal yang tertuang dalam UU Perkim.
permukiman dengan mengharmonisasikan aspek sosial,
ekonomi, dan ekologi menuju keberlanjutan ekosistem
dengan didukung oleh sistem kelembagaan yang
kapabel.
ASPEK ECO LIVING SETTLEMENT
ASPEK EKOLOGI ASPEK EKONOMI
Dalam aspek ekologi, kriteria yang terkait langsung dengan Salah satu hal yang menjadi bahan pertimbangan
UU Perkim adalah kualitas udara, kualitas air, rumah sehat,
guna lahan dan teknologi berwawasan lingkungan. UU ditetapkannya UU Perkim ini adalah bahwa setiap orang
Perkim sarat akan muatan ekologis. Perumahan dan berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
kawasan permukiman diselenggarakan agar masyarakat dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang
layak dan terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, yang merupakan kebutuhan dasar manusia.
harmonis, dan berkelanjutan serta mampu menjamin
kelestarian lingkungan hidup. KELEMBAGAAN
Kapasitas institusi, kerja sama antar institusi dan dukungan
ASPEK EKOLOGI
Aspek sosial meliputi kapasitas masyarakat (pendidikan,
kebijakan merupakan kriteria penting dalam aspek
partisipasi, dan kebiasaan) dan juga pemberdayaan kelembagaan. UU Perkim merupakan penegasan politik
masyarakat. UU Perkim mengamanatkan bahwa hukum nasional di bidang perumahan dan kawasan
masyarakatlah yang ditempatkan sebagai pelaku utama permukiman. Dalam hal ini wewenang Kementerian
dengan strategi pemberdayaan karena hakekatnya
keberadaan rumah akan sangat menentukan kualitas Perumahan Rakyat ke depan akan diperkuat sehingga dapat
masyarakat dan lingkungannya di masa depan, serta prinsip mengurangi kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan.
pemenuhan kebutuhan akan perumahan adalah merupakan Pemerintah bertugas melaksanakan pembinaan dalam hal
tanggung jawab masyarakat sendiri.
penyelenggaraan rumah dan perumahan.
Ekologis Sosial
• Biodivercity • Kapasitas masyarakat (pendidikan, partisipasi,
• Kualitas udara kebiasaan)
• Kualitas dan kuantitas air • Pemeberdayaan masyarakat
• Rumah sehat
• Guna lahan Ekonomi
• Perubahan iklim • Inovasi teknologi
• Energi (siklus kalor, siklus hidrologi) • Local economic development (kesempatan
• Teknologi berwawasan lingkungan kerja, peningkatan kesejahteraan/pendapatan)
• Aksesibilitas (transportasi)

Kelembagaan
• Kapasitas intuisi (kerja sama dan dukungan
kebijakan)
STUDI
OBJEK RANCANG
Kelurahan Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan masuk ke dalam bagian BWK I dan Blok 5.2 dalam
Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang (RDTRK Kota Semarang BWK I) dengan luas sekitar 54, 375
Ha. Fungsi utama dari BWK 1 antara lain diperuntukkan sebagai kawasan permukiman, perdagangan &
jasa, perkantoran, campuran antara permukiman dan perdagagan dan jasa. Sedangkan pada kawasan
perancangan merupakan kawasan permukiman padat dan perdagangan dan jasa.
Kawasan perancangan berada pada wilayah RW 6 dan RW 7 pada Kelurahan Peterongan yang merupakan
kawasan permukiman padat pada RW 7 dan kawasan perdagangan & jasa padaRW 6.
Kawasan perancangan wilayah mikro merupakan
salah satu kawasan yang dilalui oleh anak sungai
Banjir Kanal Timur yaitu Sungai Manggis. Pada
kawasan perancangan terdapat beberapa masalah
diantaranya yaitu terdapat Pedagang Kaki Lima yang
berdagang di tepian sungai cenderung liar dan tidak
tertata, sementara kawasan permukiman sendiri yang
terdapat ditepian sungai bisa dikatakan kumuh.
Hasil dan
Analisis Tapak
Pembahasan
Seluruh wilayah perancangan cocok dijadikan lahan terbangun karena termasuk ke dalam
klasifikasi dengan topografi datar sehingga dalam pengembangannya tidak diperlukan
rekayasa lahan. Zona permukiman diletakan pada kawasan yang memiliki aksesibilitas
dan kebisingan yang rendah di wilayah perancangan. Zona perdagangan jasa merupakan
zona kegiatan yang membutuhkan ruang dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi.
Zoning Kawasan
Zoning kawasan perancangan terdiri dari zona permukiman, zona perdagangan jasa dan zona RTH.
Zona permukiman terdiri dari kawasan hunian beserta fasilitas penunjangnya. Zona perdagangan jasa
terletak pada Jalan Kompol Maksum berupa pertokoan, dan terletak di Jalan Sompok berupa food court.
Sedangkan zona RTH berupa taman linier pada kawasan sempadan sungai dan taman lingkungan yang juga
difungsikan berupa nodes.
Analisis Infrastruktur
Berdasakan kondisi eksisting pada lokasi perancangan, jalan kolektor sekunder memiliki lebar 16 meter, jalan local
sekunder memiliki lebar 7 meter dan jalan lingkungan memiliki lebar kurang dari 3 meter. Maka dari itu akan dilakukan
pelebaran badan jalan untuk jalan kolektor, jalan lokal maupun jalan lingkungan yang sesuai dengan standar masing-
masing sehingga mampu menampung kendaraan roda empat, roda tiga dan roda dua. Serta pada setiap ruas-ruas jalan
tersebut akan dibangun trotoar, drainase tertutup, dan gsb untuk menunjang kenyamanan pejalan kaki dan juga untuk
menunjang aliran air hujan melalui drainase sekunder dan drainase tersier yang akan dibangun mengikuti pola jalan.
Hasil dan Analisis Elemen Perancangan
Pembahasan
Analisis elemen perancangan kota merupakan analisis yang mencakup tata guna
lahan, bentuk dan kelompok bangunan, ruang terbuka, parkir dan sirkulasi, signage,
jalur pejalan kaki, sistem pendukung kegiatan dan preservasi. Pada lokasi
perancangan, tata guna lahan yang akan dibuat adalah 70% ruang terbangun dan 30%
ruang terbuka hijau. Bentuk dan masa bangunan pada lokasi perancangan akan
diterapkan KDB, KLB dan GSB sesuai peraturan. Fungsi baru berupa cluster
perdagangan akan dibuat mengelompok. Untuk ruang terbuka pada lokasi
perancangan akan dibangun ruang terbuka hijau berupa taman lingkungan yang
berada pada bagian tengah lokasi perancangan.
Analisis Tak Terukur
Analisis kriteria tak ukur merupakan analisis yang mencakup acces, compatibility, view, identity, sense dan livability.
Pada lokasi perancangan akan dibuat jalan yang dibagi menjadi jalan motorized dan non motorized dengan tutupan
paving block dan disepanjang jalur tersebut akan ditanami pepohonan ataupun vegetasi peneduh sebagai jalur hijau.
Compatibility pada lokasi perancangan, peletakan setiap bangunan akan dibuat saling berhubungan satu sama lain
sehingga mempermudahmasyarakat dalam menjangkaunya. View pada lokasi perancangan dibagi menjadi 2 yaitu
View to site: adanya bangunan gereja setinggi 4 lantai yang dapat dilihat dari luar lokasi perancangan dan View from
site
Hasil dan Kesimpulan
Pembahasan
Lokasi perancangan terletak di Kelurahan Peterongan yang berada di
Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Kawasan lokasi perancangan
memiliki 2 RW dan 12 RT Luas wilayah lokasi perancangan adalah 10,5 Ha.
kondisi topografi di lokasi perancangan memiliki topografi datar dengan
Site Plan Kawasan kemiringan 0-8% dan wilayah rancang memiliki berbagai aktivitas di
dalamnya antara lain yaitu permukiman, peribadatan, perdagangan dan jasa,
dan pendidikan.
Adapun potensi yang terdapat pada lokasi perancangan, yaitu (1)
wilayah studi sesuai untuk kawasan permukiman dan perdagangan jasa. (2)
Dekat dengan Pasar Peterongan sehingga mudah mencari bahan baku untuk
dikembangkan sebagai kawasan cluster-cluster perdagangan dan jasa. (3)
Dilalui jalan arteri sekunder yaitu Jalan Kompol Maksum sehingga
berpotensi untuk dikembangkan sebagai perdagangan dan jasa karena mudah
diakses.
Adapun isu dan masalah yang dihadapi pada kawasan perancangan,
yaitu (1) Terdapat Slum Area. (2) Masih terdapat bangunan liar (Squaters)
di sepanjang tepi sungai (3) Terdapat sampah pada aliran sungai. (4)
Kurangnya daerah resapan air. (5) Pengangguran & masyarakat
berpenghasilan rendah.
Hasil dan
Pembahasan Kesimpulan

Konsep perancangan wilayah mikro yaitu “Eco Green Living”. Konsep ini terdiri dari
3 elemen sub konsep yang memiliki makna masing-masing yaitu Eco yang merupakan
Economy , Green yang berarti di lokasi perancangan kami akan menggunakan beberapa
indikator green untuk menciptakan permukiman yang berkelanjutan dan Living yang
merupakan tempat manusia tinggal dan hidup manusia yang livable. Konsep ini nantinya
diangkat berdasarkan potensi dan masala pada lokasi perancangan.
1. Economy→Lokasi perancangan terdiri atas kawasan permukiman dan kawasan
perdagangan dan jasa. Konsep Economy akan disesuaikan dengan pembangunan
cluster, ruko, dan foodcourt.
2. Green →Untuk menunjang kawasan permukiman yang nyaman maka konsep Green
diterpakan dalam bentuk taman aktif dan taman pasif.
3. Equity→Konsep Equity diterapkan pada konsep kawasan mikro melalu pembangunan
tiga jenis rumah perumahan yaitu rumah besar, rumah landed house, rumah vertical
house dan asrama yang diperuntukan bagi siswa-siswi pendatang.
INDENTIFIKASI LOKASI
GAMBARAN UMUM KOTA KUPANG

• KLIMATOLOGI
Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8 °C
sampai dengan 31,6 °C.
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen sampai
dengan 99 persen.
• BATAS WILAYAH
Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang, Timur
berbatasanndengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan
dengan Selat Semau dan KabupatennKupang, sedangkan
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang.
• TOPOGRAFI
Kota Kupang terletak di ketinggian 100-350 mdpl
dengan tingkat kemiringan sebesar 15%
•L E T A K G E O G R A F I S
Secara geografis wilayah Kota Kupang terletak diantara 10° 36’
14” - 10° 39’ 58” LS dan 123° 32’ 23” - 123° 37’ 01” BT.
GAMBARAN UMUM LOKASI • PETA BWK KOTA KUPANG
PERANCANGAN Sesuai dengan amanat UU No.26 Tahun 2007,
RTRW Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam
RTRW antara lain sebagai berikut :
Penetapan Kawasan Strategis
Arahan lokasi dan kebijakan pengembangan kawasan
strategis di Kota Kupang dan orientasi lokasi
pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang
dalam wilayah kotanya dapat dilihat pada tabel dan
gambar berikut :

LOKASI
GAMBARAN UMUM LOKASI
PERANCANGAN
Lokasi perancangan berada pada BWK III
kelurahan oesapa, di kecamatan Kelapa lima
Arahan tata ruang Kota Kupang( oesapa)
• Pembangunan/Revitalisasi Kawasan
Kumuh di BWK III Kelurahan Oesapa;
• Setiap rumah diwajibkan menanam
pohon pelindung (ruang terbuka individu)
minimal satu pohon pelindung;

LOKASI
GAMBARAN UMUM LOKASI
PERANCANGAN

Kampung nelayan

LUAS LOKASI = 4,5 Ha


FUNGSI KAWASAN = PERMUKIMAN

ALASAN PEMILIHAN SITE


• LOKASI PERMUKIMAN KUMUH YANG MULAI
MENJADI MASALAH PADA DAERAH PESISIR
OESAPA
BATAS LOKASI
BATAS UTARA
1 Pantai Oesapa
2
LAUT

1
BATAS TIMUR
2 Jalan Kusambi 1

BATAS SELATAN
4 3 Jalan Timor Raya

BATAS BARAT
3 4 Permukiman warga
DATA LOKASI
ELEMEN RANCANGKOTA
LAND-USE
LAND USE
ARAHAN TATA
RUANG
• Pada RTRW Kota Kupang,
lokasi Kampung nelayang
berada pada wilayah BWK III (
Oesapa) tepatnya pada
daerah pesisir di fungsikan
sebagai area permukiman

EKSISTING
• Kondisi dilapangan kampung
Nelayan di fungsikan sebagai
area permukiman, dengan
beberapa fasilitas publik
TATA GUNA LAHAN
namun terdapat permasalahan
KOTA KUPANG
yang mencolok yaitu adanya
Perkebunan
permukiman kumuh
Permukiman
Laut
• Pada zona berwarna biru, difungsikan sebagai area untuk
fasilitas public yaitu gereja

• Pada zona berwarna ungu, difungsikan sebagai area untuk


fasilitas yaitu sekolah

• Pada zona berwarna orange, difungsikan sebagai area


open space

PERMUKIMAN
OPEN SPACE
GEREJA
SEKOLAH
• Pada zona berwarna hijau, difungsikan sebagai area untuk
fasilitas public yaitu permukiman.

PERMUKIMAN
OPEN SPACE
GEREJA
SEKOLAH
BENTUK DAN MASSA
BANGUNAN
BENTUK DAN MASSA
BANGUNAN

EKSISTING
• GSB KLB,KDB dan KDH pada
lokasi tidak sesuai dengan arahan
RTRW Kota Kupang
• Material dan Warna Pada lokasi
material paling banyak digunakan
adalah dinding bata dan disusul
dengan material kayu pada
sebagian rumah serta warnanya
tidak beraturan
• Terdapat rumah 2 lantai dengan langgam bugis, dengan
ciri khasnya menggunakan material kayu sebagai struktur
utama, dan menggunakan warna cerah yaitu biru muda,
hijau muda. dan kuning

1 2
1
1 2

3 3

• Terdapat kos-kosan 2 lantai dengan langgam kontemporer


, dengan menggunakan material beton sebagai struktur
utama, dan menggunakan warna cerah yaitu biru dan
kuning

1
• Terdapat PPA dengan langgam kontemporer, dengan
menggunakan material struktur beton sebagai struktur
utama, dan menggunakan warna putihsebagai warna dasar

1
1
• Terdapat rumah tidak layak huni 2 lantai, dengan
menggunakan material beton sebagai struktur utama.
• Struktur dari bangunan tersebut tidak sesaui standar
keselamatan atau kekuatan bangunan sehingga berpotensi
membahayakan orang sekitar.

1
• Terdapat rumah dengan langgam Timor, dengan ciri
khasnya menggunakan material bebak sebagai dinding
dan kayu sebagai struktur utama, dan menggunakan
warna alami dari material.

1 2

3 3 4
5
4
2
5

5 6
1
• Terdapat bangunan yang dalam proses pengerjaan,
dengan menggunakan material struktur beton sebagai
struktur utama,

1 2

• Terdapat bangunan 1 lantai langgam kontemporer, dengan


3 menggunakan material struktur beton sebagai struktur
utama,
2
1 2
1
2

1
3
• Terdapat bangunan public berupa gereja GBOT, dengan
langgam Eropa dengan karakteristiknya yang memiliki
banyak ornament dan menggunakan warna putih sebagai
warna dasar, dan menggunakan material beton sebagai
struktur utama,

1 1

• Terdapat bangunan sekolah dasar, dengan menggunakan


material beton sebagai struktur utama, dengan atap pelana
1 yang cocok untuk daerah tropis dan berada pesisir

1
1
SIRKULASI DAN PARKIR
SIRKULASI DAN
PARKIR

ARAHAN TATA
RUANG
• Standar jalan arteri adalah >8m,jalan
local >5m,jalan lingkungan <2m
• Standar Speed bump : lebar = 15
cm, tinggi : +15 cm,dengan sudut
kelandaian 15%

EKSISTING
• Sirkulasi jalan yang ada pada lokasi
kampung nelayan adalah jl. Timor
Raya dan jl. Kampung nelayan
• Terdapat beberapa speed bump
yang ada pada lokasi guna
menunjang beberapa fasilitas public
seperti sekolah.Namun tidak sesuai
standar
• Pada lokasi terdapat jalan arteri yaitu jalan timor raya yang
merupakan akses utama masyarakat untuk tiap
kabupaten/kota

1 1

1
• Pada lokasi terdapat juga terdapat jalan local dan jalan
lingkungan yang menjadi akses utama dari masyarakat
kampung nelayan baik berorperasi didalam kampung
sendiri maupun menuju jalan utama yaitu jalan timor raya

1 2

1
• Pada jalan local didekat area pantai terdapat kerusakan
jalan yang cukup parah

1
1

1
• Pada lokasi terdapat speed bumb sederhana yang tidak
sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga membuat
pengendara tidak nyaman

1 2
• Pada lokasi terdapat area parkir yang terletak didepan
gereja BOT dan difungsikan sebagai tempat parkir untuk
masyarakat yang beribadah pada hari minggu
• Area parkir dikhususkan untuk kendaraaan bermotor
• Keadaan tempat parkir sangat terawat dan dapat
menampung sampai lebih dari 30 kendaraan bermotor

PARKIR
RUANG TERBUKA
RUANG TERBUKA

EKSISTING
• Pada lokasi terdapat tiga titik yang
berpotensi menjadi ruang terbuka
agar menunjang aktivitas di dalam
lokasi itu sendiri

AREA TERBUKA
• Pada lokasi terdapat area terbuka yang kurang penataan
sehingga area terbuka tersebut tidak dapat digunakan
oleh masyarakat.
• Permasalahan sampah juga menjadi kekurangan dari
tempat ini karena mengakibatkan bau yang tidak sedap,
sehingga dapat menggangu penciuman

AREA TERBUKA
JALUR PEDESTRIAN
JALUR
PEDESTARIAN
ARAHAN TATA RUANG
• Trotoar harus memiliki ruang bebas
yaitu area dimana tidak ada gangguan
atau benda yang menghalangi. Tinggi
bebas minimal 2,5 meter; kedalaman
bebas minimal 1 meter dan kebebasan
samping minimal 0,3 meter.

EKSISTING
• Pada lokasi terdapat jalur pedestrian
yang belum sesuai standar dan
keadaannya tidak terawat atau
memiliki kerusakan
• Adanya malafungsi jalur pedestrian
dimana di gunakan sebagai area
berdagang
• Kondisi pedestrian yang terdapat pada depan sekolah
sudah cukup baik, namun ada beberapa kerusakan pada
pedestrian tersebut
• Kondisi pedestrian yang terdapat pada depan gereja
mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga fungsi
trotoar tidak berfungsi dengan maksimal
• Fungsi trotoar dialihkan menjadi tempat parker oleh
masyarakat
• Kondisi pedestrian yang terdapat pada pesisir pantai
memiliki beberapa kerusakan namun tidak terlalu
berdampak pada pejalan kaki
AKTIVITAS PENUNJANG
AKTIFITAS
PENUNJANG
EKSISTING
• Pada lokasi terdapat beberapa aktifitas
penunjang seperti beribadah,
penginapan, sekolah, dan
permukiman
• Aktfitas pada lokasi cukup beragam diantaranya
bersekolah, beribadah, bedagang dan bermukim

1 2
4

3
2 3 4

1
RAMBU-RAMBU/
PENANDA
5
RAMBU-RAMBU /
PENANDA
EKSISTING
• Pada lokasi terdapat beberapa rambu
–rambu dan penanda yang
menunjang aktivitas pada lokasi dan 5
4 menjadi pembentuk karakter dari
kampung nelayan sendiri

4
3
3

2 1

1
• Pada lokasi sudah terdapat rambu-rambu yang sudah
cukup memenuhi standart tetapi masih adanya
penempatan rambu-yang tidak sesuai dan tidak adanya
perawatan

• Pada lokasi juga terdapat signage namun tidak adanya


perawatan atau pemeliharaan
UTILITAS
• Terdapat jalur air bersih apada lokasi namun ada yang
sudah tidak terawat dan beroperasi lagi

1 2

3
• Terdapat jalur air kotor pada lokasi dimana pada peta
digambarkan alurnya berwarna orange dimana jalur
pembuangan kahirnya di arahkan ke laut

1 2
• Jaringa listrik pada lokasi sudah cukup baik namun masih
ada nya fasilitas umum seperti lampu penerang jalan yang
tidak adanya pemeliharaan
TERIMA KASIH

S T U D I O P E R A N C A N G A N K O T A

Anda mungkin juga menyukai