Anda di halaman 1dari 30

KONSEP DASAR DAN PRINSIP PENGEMBANGAN

KURIKULUM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Dosen Pengampu : Widodo Winarso, M.Pd.I
Mata Kuliah : Analisis Pengembangan Kurikulum

Disusun oleh:
M. Richo Syamsurya P. : (1414153129)
Syifa Putri Humaira : (1414153151)
Yuliyanti : (1414153159)

Tadris Matematika D/V

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Telepon (0231) 481264


Cirebon 45132
Faximile : (0231) 489926
2015/2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kami dan
senantiasa meridhoi amal ibadah kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KONSEP DASAR DAN
PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM”. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para
keluarga-Nya, para sahabat-Nya, para tabi’in dan tabi’at, serta
para pengikutnya yang senantiasa taat kepada ajaran-Nya. Amiin
ya rabbal‘alamin.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
matakuliah Analisis Pengembangan Kurikulum, Bapak Widodo
Winarso, M.Pd.I dan rekan-rekan mahasiswa Tadris Matematika
D/V serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami berharap, makalah ini dapat memberikan pemahaman
kepada kita semua mengenai konsep dan prinsip pengembangan
kurikulum. Untuk menyempurnakan makalah ini kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Cirebon, September 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.........................................................................................Lat
ar Belakang ..................................................................... 1
1.2.........................................................................................Ru
musan Masalah ............................................................... 2
1.3.........................................................................................Tuj
uan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.........................................................................................Ko
nsep Dasar Pengembangan Kurikulum............................. 3
2.1.1.................................................................................Ko
nsep Dasar ............................................................... 3
2.1.2.................................................................................Pe
ngertian Pengembangan Kurikulum ......................... 10
2.1.3.................................................................................Da
sar-dasar Pengembagan Kurikulum .......................... 12
2.2.........................................................................................Pri
nsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum............................ 13
2.2.1.................................................................................Pri
nsip Umum Pegembangan Kurikulum ...................... 13
2.2.2.................................................................................Pri
nsip Khusus Pengembangan Kurikulum ................... 19
BAB III PENUTUP
3.1.........................................................................................Kes
impulan ........................................................................... 24

2
3.2.........................................................................................Sar
an .................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan suatu kegiatan pasti akan memerlukan suatu
perencanaan dan organisai yang dilaksanakan secara sistematis dan
terstruktur agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan atau yang diharapkan.
Demikian pula halnya pendidikan, diperlukan adanya program yang terencana
dan dapat mengantarkan proses pembelajaran atau pendidikan sampai pada
tujuan yang diharapkan. Proses, pelaksanaan, samapi penilaian dalam
pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”.
Dalam dunia pendidikan, kurikulum mempunyai peranan yang penting
karena merupakan operasional tujuan yang hendak dicapai, bahkan tujuan
tidak akan tercapai tanpa melibatkan kurikulum pendidikan. Kurikulum
merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan. Sebagai alat
penting dalam upaya pencapaian pendidikan, kurikulum hendaknya berperan
dan bersifat anticipatory dan adaptif terhadap perubahan dan kemjuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, wajar jika kurikulum selalu
berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang
sedang terjadi. Pendapat sebagian masyarakat yang menyatakan “Ganti
Menteri, Ganti Kurikulum” hanyalah disebabkan karena mereka tidak
memahami alasan mendasar terjadinya pergantian tersebut. Kalau kita emua
ingin maju, kita harus menerima perubahan, karena pada dasarnya yang kekal
hanyalah perubahan.
Kurikulum sendiri juga merupakan suatu sistem yang mempunyai
komponen-komponen tertentu. Kurikulum merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan yang berisi tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan
kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana di dalamnya
mencakup beberapa hal diantaranya : perencanaan, penerapan, dan evaluasi.
dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait

1
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan
banyak orang, seperti : di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga
harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu,
sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah
tujuan seperti yang diharapkan. Dan mengenai konsep dasar dan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum akan kami jelaskan selengkapnya dalam
bab pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini mempunyai rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakan konsep dasar kurikulum?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memahami tentang konsep dasar dari pengembangan kurikulum
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dari pengembangan kurikulum
3. Untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Analisis
Pegembangan Kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum


2.1.1 Konsep Dasar
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan
teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau
teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, Robert S
dalam Sukmadinata, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata
pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa.
Anggapan ini telah ada sejak zaman Yunani Kuno, dalam lingkungan
atau hubungan tertentu pandangan ini masih dipakai sampai sekarang,
yaitu kurikulum sebagai “... a raccecourse of subject matter to be
mastered”.[CITATION Nan97 \l 1057 ]
Mendasar pada makna yang terkandung dari uraian diatas,
kurikulum sebagai program pendidikan harus mencakup: (1) sejumlah
mata pelajaran atau organisasi pengertahuan; (2) pengalaman belajar
atau kegiatan belajar; (3) program belajar (plan for learning) untuk
siswa; (4) hasil belajar yang diharapkan. Dari rumusan tersebut,
kurikulum diartikan sebagai program dan pengalaman belajar serta
hasil-hasil belajar yang diharapkan. Rumusan ini juga mengandaikan
bahwa kurikulum diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan
yang tersusun secara sistematis yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan pribadi dan kompetensi sosial siswa.[ CITATION
IMa10 \l 1057 ]
Pandangan lama, atau sering juga disebut pandangan tradisional,
merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian tadi
mempunyai implikasi sebagai berikut: (1) kurikulum terdiri atas
sejumlah mata pelajaran; (2) mata pelajaran adalah sejumlah
informasi atau pengetahuan, sehingga penyampaian mata pelajaran

3
pada siswa akan membentuk mereka menjadi manusia yang
mempunyai kecerdasan berpikir; (3) mata pelajaran menggambarkan
kebudayaan masa lalu; (4) tujuan mempelajari mata pelajaran adalah
untuk memperoleh ijazah; (5) adanya aspek keharusan bagi setiap
siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang sama; (3) sistem
penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penugasan
(imposisi). [ CITATION Jul \l 1057 ]
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan
pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah,
baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah mauun di luar
sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.[ CITATION Zai11 \l 1057 ]
Konsep kurikulum dalam arti luas atau modern tidak hanya
mencakup tentang rencana pembelajaran saja. Akan tetapi juga
mencakup tentang segala sesuatu yang nyata yang terjadi dalam
proses pendidikan di sekolah, baik di dalam ataupun di luar kelas.
Maka kurikulum bisa diartikan juga sebagai entitas pendidikan yang
mengatur tentang kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler.
[CITATION Cho09 \l 1057 ]
Pengertian-pengertian kurikulum dan gagasan-gagasan baru
tentang kurikulum akan selalu muncul seiring perkembangan zaman.
Teori-teori baru akan muncul karena manusia pemikir pendidikan
memang tidak akan pernah merasa puas pada satu hakikat saja. Para
ahli baru dalam bidang pendidikan akan muncul dan membawa serta
teori teori baru pendidikan.
Secara konseptual kurikulum secara garis besar mempunyai tiga
ranah, yaitu: kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem,
dan kurikulum sebagai bidang studi.[CITATION Tim07 \l 1057 ]
Pertama, kurikulum sebagai substansi, yaitu kurikulum
dipandang sebagai rencana pendidikan di sekolah atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum digambarkan
sebagai dokumen tertulis yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan

4
ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi yang telah
disepakati dan di setujui bersama oleh para penyusun kurikulum dan
pemangku kebijaksanaan dengan masyarakat.
Kedua, kurikulum sebagai sistem, yaitu kurikulum merupakan
bagian dari sistem sekolah, sistem pendidikan, dan sistem masyarakat.
Hasil dari siste kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai sistem mempuyai fungsi bagaimana cara
memelihara kurikulum agar tetap berjalan dinamis.
Ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi, kurikulum disini
berfungsi sebagai suatu disiplin yang dikaji di lembaga pendidikan
seperti perguruan tinggi. Tujuan kurikulum sebagai suatu bidang studi
adalah untuk mengembangkan ilmu kurikulum dan sistem kurikulum.
Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari tentang
konsep dasar kurikulum, mereka juga melakukan kegiatan penilitian
dan percobaan guna menemukan hal-hal baru yang dapat memperkuat
dan memperkaya bidang studi kurikulum. [ CITATION Zai11 \l 1057 ]
Dalam studi tentang kurikulum, dikenal beberapa konsep
kurikulum, seperti:
a. Kurikulum ideal dan kurikulum aktual
Sebagai suatu recana atau program tertulis, kurikulum
merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, setiap guru
seharusnya dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Inilah yang dinamakan kurikulum ideal, yaitu
kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi
sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan
mengajar. Oleh karena kurikulum ideal merupakan pedoman bagi
guru, maka kurikulum ini juga dinamakan kurikulum formal atau
kurikulum tertulis (written curriculum). Contoh dari kurikulum ni
adalah kurikulum sebagai suatu dokumen seperti kurikulum SMU
1989, kurikulum SD 1975 yang berlaku pada tahun itu, dan lain
sebagainya.[ CITATION Zai11 \l 1057 ]

5
Sebagai sebuah pedoman, kurikulum ideal memegang peran
yang sangat penting dalam merancang pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh guru dan siswa. Sebab, melalui pedoman tersebut
guru minimal dapat menentukan hal-hal sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh
siswa. Dapat kita bayangkan tanpa tujuan yang jelas sebagai
rambu-rambu, maka guru akan kesulitan menentukan dan
merencanakan program pembelajaran.
2) Menentukan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai
untuk mencapai tujuan atau penguasaan kompetensi.
3) Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa
sebagai upaya pencapaian tujuan.

4) Menentukan keberhasilan pencapaian tujuan atau


kompetensi.

Apakah setiap kurikulum ideal dapat dilaksanakan


sepenuhnya oleh guru? Tentunya tidak. Setiap sekolah tidak
mungkin dapat melaksanakannya dengan sempurna, karena
berbagai alasan. Pertama, bisa atau tidaknya kurikulum ideal
diterapkan oleh guru, dapat ditentukan oleh kelengkapan sarana
dan prasarana yang tersedia di sekolah. Kedua, bisa atau tidaknya
kurikulum ideal dilaksanakan, akan ditentukan oleh kemampuan
guru. Karena, sarana yang diberikan sekolah walaupun sudah
lengkap belum menjamin kurikulum ideal dapat dilaksnakan
manakala tidak didukung oleh kemampuan guru. Ketiga, bisa atau
tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan oleh setiap guru, juga
tergantung pada kebijakan setiap sekolah yang bersangkutan.

Ketiga hal tersebut, merupakan faktor yang dapat atau


tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan oleh setiap guru. Oleh
karena berbagai keterbatasan itu, maka guru hanya mungkin dapat
menerapkan kurikulum sesuai dengan kondisi yang ada. Inilah
yang kemudian dinakaman actual curriculum atau kurikulum

6
nyata, yakni kurikulum yang secara riil dapat dilaksanakan oleh
guru sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada.

Oleh karena kurikulum ideal merupakan pedoman bagi setiap


guru khususnya tentang tujuan dan kompetensi yang harus
dicapai; sedangkan kurikulum aktual adalah kurikulum nyata
yang dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang
ada, dengan demikian dapat dipastikan bahwa semakin jauh jarak
antara kurikulum ideal dengan kurikulum aktual, artinya apa yang
dikerjakan guru tidak sesuai atau jauh dari rambu-rambu
kurikulum ideal maka akan semakin rendah kualitas suatu
sekolah. Sebaliknya, semakin dekat jarak antara kurikulum ideal
dengan kurikulum aktual, artinya apa yang dilakukan guru dan
siswa sesuai dengan rambu-rambu bahkan melebihi kurikulum
ideal sebagai pedoman, maka akan semakin bagus kualitas suatu
sekolah atau kualitas proses belajar mengajar.

Suatu kurikulum di sekolah yang memiliki sarana yang


lengkap dan kreativitas gurunya bagus, tentu saja hasil belajar
siswa akan lebih baik. Sebaliknya, Suatu kurikulum di sekolah
yang tidak memiliki sarana yang lengkap dan kreativitas gurunya
kurang bagus, maka jelas hasil belajar siswa tidak akan optimal.
Itulah sebabnya jarak antara kurikulum ideal tidak boleh terlalu
jauh dengan kurikulum aktual. [ CITATION Zai11 \l 1057 ]

b. Kurikulum tersembunyi (Hidden Curriculum)


Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala
sesuatu yang memengaruhi peserta didik secara positif ketika
mempelajari sesuatu. Pengaruh itu mungkin dari pribadi guru,
peserta didik itu sendiri, karyawan sekolah, suasana pembelajaran
dan sebagainya. Kurikulum tersembunyi ini terjadi ketika
berlangsungnya kurikulum ideal atau dalam kurikulum nyata. C.
Wayne Gordon adalah orang pertama yang memperkenalkan

7
istilah hidden curriculum berpendapat bahwa sikap sebaiknya
diajarkan di lingkungan pendidikan informal (keluarga) melalui
hidden curriculum.1
Dalam bukunya The Hidden Curriculum an Overview:
Curriculum Perspectives, Seddon (1983) mengungkapkan: …The
hidden curriculum refers to outcomes of education and/or the
processes leading to those outcomes, which are not explicity
intenden by educators. These outcomes are generally not explicity
intended because they are not stated by teacher in their oral or
weitten list of objective, nor are they included in educational
statements of intent such as syllabuses, school policy documents
or curriculum projects. Kurikulum tersembunyi pada dasarnya
adalah hasil dari suatu proses pendidikan yang tidak
direncanakan. Artinya, perilaku yang muncul diluar tujuan yang
dideskripsikan oleh guru.
Kurikulum pada hakikatnya berisi idea tau gagasan. Ide atau
gagasan itu selanjutnya dituangkan dalam bentuk dokumen atau
tulisan secara sistematis dan logis yang memerhatikan unsure
scope dan sequence, selanjutnya dokumen tertulis itulah yang
dinamakan dengan kurikulum yang terencana (curriculum
document or writen curriculum). Salah satu isi yang terdapat
dalam dokumen kurikulum itu adalah sejumlah daftar tujuan yang
harus dicapai oleh peserta didik. Tujuan itulah yang selanjutnya
dijadikan pedoman oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai
tahapimplementasi kurikulum. Pada kenyataannya hasil dari
proses pembelajaran itu selain dengan tujuan yang dirumuskan.
Inilah hakikat dari kurikulum tersembunyi, yakni efek yang
muncul sebagai hasil belajar yang sama sekali diluar tujuan yang
dideskripsikan.
Kemudian faktor apa saja yang dapat memengaruhi hasil
yang tidak direncanakan itu? Ada dua aspek yang dapat

1 Ibid. Hal. 7

8
memengaruhi perilaku sebagai hidden curriculum itu, yaitu aspek
relatif tetap dan aspek yang dapat berubah.
Menurut Bellack dan Kiebard, hidden curriculum memiliki
tiga dimensi, yaitu:
1) Hidden curriculum dapat menunjukan suatu hubungan
sekolah, yang meliputi interaksi guru, peserta didik, struktur
kelas, keseluruhan pola organisasional peserta didik sebagai
mikrokosmos sistem nilai sosial.
2) Hidden curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses
pelaksanaan di dalam atau di luar sekolah yang meliputi hal-
hal yang memiliki nilai tambah, sosialisasi, pemeliharaan
struktur kelas.

3) Hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat kesenjangan


(intensionalitas) seperti halnya yang dihayati oleh para
peneliti, tingkat yang berhubungan dengan hasil yang bersifat
insidental.
Dalam dimensi pelaksanaan implementasi kurikulum di
dalam kelas atau pengembangan kurikulum dalam skala mikro,
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) memiliki makna:
pertama, kurikulum tersembunyi dapat dipandang sebagai tujuan
yang tidak tertulis (tersembunyi), akan tetapi pencapaiannya perlu
dipertimbangkan oleh setiap guru agar kualitas pembelajaran
lebih bermakna. Sebagai contoh, ketika guru hendak mengajar
tujuan tertentu melalui metode diskusi, sebenarnya ada tujuan lain
yang harus dicapai selain tujuan yang berhubungan dengan
penguasaan materi pembelajaran, misalnya kemampuan siswa
untuk mengeluarkan pendapat atau gagasan melalui bahasa yang
benar; atau sikap siswa untuk mau mendengarkan dan menghargai
pendapat orang lain dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, dalam
konteks ini semakin kaya guru menentukan kurikulum
tersembunyi, maka akan semakin bagus juga kualitas proses dan
hasil pembelajaran.

9
Kedua, kurikulum tersembunyi juga dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu
yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Misalnya, ketika guru akan mengajarkan tentang
serangga, tiba-tiba muncul seekor kupu-kupu masuk ke dalam
kelas. Nah, kemunculan kupu-kupu yang tidak direncanakan itu
merupakan hidden curriculum yang dapat dijadikan awal
pembahasan materi pembelajaran. Dengan demikian semakin
banyak hidden curriculum, maka akan semakin aktual proses
pembelajaran.[ CITATION Zai11 \l 1057 ]
2.1.2 Pengertian Pengembangan Kurikulum
Kurikulum (curriculum) Secara etimologis, berasal dari bahasa
Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curene yang berarti
“tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga,
terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.
Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier
yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis
finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus
tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang
yang terlibat didalamnya. Curriculum is the entire school program
and all the people involved in it. Program tersebut berisi mata
pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, secara
terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di
sekolah untuk memperoleh ijazah.[ CITATION Zai11 \l 1057 ]
Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat
rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pembalajaran serta cara
yang digunakannya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar.

10
Dalam dunia pendidikan modern, kurikulum diartikan lebih dari
sekedar sekumpulan materi pelajaran (subject matter) [CITATION
Sai13 \l 1057 ]. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis
yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang
harus dilaksnakn dari tahun ke tahun [CITATION Sir \l 1057 ]. UUP
No. 20/2003 menetapkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu[CITATION Tim13 \l
1057 ]. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat
pandunag interaksi antara guru dan peserta didik [CITATION
Muh12 \l 1057 ].
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
dalam arti sempit adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh peserta didik untuk menyelesaikan pendidikannya.
Sedangkan dalam arti luas kurikulum merupakan seperangkat
pedoman tertulis yang berisi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pengembangan kurikulum (Curriculum development) sebagai
tahap lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu untuk
menghasilkan suatu kurikulum baru. [CITATION Muh91 \l 1057 ]
atau sebuah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar
dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa pengembangan
kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi pada berbagai
tingkatan dalam membuat keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan
direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan
alat itu serasi dan efektif.

11
Pengembangan kurikulum juga merupakan suatu proses yang
merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan
didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak
berlaku. Sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar
mengajar yang lebih baik. [CITATION Sub96 \l 1057 ]
Pengertian kurikulum yang semakin luas membuat para pelaksana
kurikulum memberikan batasan sendiri terhadap kurikulum. Namun
perbedaan atau batasan tersebut tidak menjadi masalah yang besar
terhadap pencapaian tujuan pendidikan, apabila pengembangan
kurikulum didasarkan pada landasan dan prinsip-prinsip yang
mendasarinya. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan kurikulum
yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari
pendidikan nasional. Perwujudan prinsip, dan konsep kurikulum
terletak pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap
tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.
Oleh sebab itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui
dan melaksanakan beberapa landasan dan prinsip-prinsip menjadi
pedoman dalam pengembangan kurikulum .
2.1.3 Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum
a. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan nasional.

b. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan


pendekatan kemampuan.

c. Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan


masing-masing jenjang pendidikan.

d. Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan


atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan
jenjang pendidikan.

e. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara


berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat
peserta didik dan tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan
berkepentingan.

12
f. Kurikulum diperhatikan dengan memperhatikan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional, keanekaragaman potensi
daerah dan lingkungan serta kebutuhan pengembangan IPTEK
dan seni.

g. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara


berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya
setempat.

h. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencangkup aspek


spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri
keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup yang
berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika dan rasa
kebangsaan.

2.2 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip yaitu ketentuan yang harus ada atau dijalankan. Atau boleh juga
dan dapat berarti suatu aturan umum yang dijadikan sebagai penduan
(misalnya untuk dasar perilaku). Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman)
bertindak, bisa saja sebagai acuan proses dan dapat pula sebagai target
capaian.
Sebenarnya tidak terhitung banyaknya prinsip yang dapat digunakan
dalam pengembangan kurikulum. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dua
macam prinsip yang harus dimiliki kurikulum, yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus.
2.2.1 Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip Relevansi
Prinsip Relevansi yaitu pengembangan kurikulum yang
meliputi tujuan, isi, dan sistem penyampaiannya harus sesuai
(relevan) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa serta sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. [CITATION
Muh01 \l 1057 ]
Untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang memiliki nilai
relevansi tersebut diperlukan kurikulum yang dapat
mengantisipasi apa yang terjadi pada masa yang akan datang.

13
Apabila lulusan suatu lembaga pendidikan sesuai dengan tuntunan
masyarakat, maka lulusan atau hasil pendidikan tersebut memiliki
relevansi yang memadai. Dengan kata lain relevansi adalah
kesesuaian dan keserasian pendidikan dengan tuntutan
masyarakat.
Prinsip ini terdiri atas dua jenis, yaitu prinsip relevansi
eksternal dan relevansi internal. Relevansi eksternal menunjukan
relevansi antara kurikulum dengan lingkungan hidup peserta didik
dan masyarakat, perkembangan kehidupan masa sekarang dan
masa yang akan datang, serta tuntutan dan kebutuhan dunia
pekerjaan. B. Othaniel da kawan-kawan menjelaskan relevansi
kurikulum dapat membantu peserta didik “memilih dan mengikuti
suatu pekerjaan, melatih warga negara melaksanakan tugas,
mengeratkan hubungan pribadi dan mengambil bagian dalam
melaksanakan aktivitas kebudayaan.” Sekolah sering kali
menghadapi berbagai masalah perilaku peserta didik, berarti ada
indikasi bahwa kurikulum di sekolah tersebut tidak memiliki
relevansi eksternal (kebutuhan peserta didik). Jika relevansi
eksternal ini tidak terpenuhi, berarti kurikulum tersebut tidak ada
artinya bagi kehidupan masyarakat. Relevansi internal artinya
relevansi diantara komponen kurikulum itu sendiri. [ CITATION
Zai11 \l 1057 ]
Adapun masalah relevansi pendidikan dengan masyarakat
dalam hal ini adalah berkenaan dengan :
1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan peserta didik
Dengan pengembangan kurikulum atau dalam penerapan
bahan pengajaran, hendaknya disesuaikan dengan kehidupan
nyata peserta didik. Sebagai contoh sekolah yang berada di
kawasan perkotaan, anak didiknya hendaknya diperkenalkan
dengan kondisi perkotaan seperti keramaian lalu lintas kota,
polusi pabrik dan lain-lain. Atau sebaliknya sekolah yang
berada di kawasan pedesaan, anak didiknya hendaknya di
perkenalkan dengan hal-hal yang relevan, misalnya
memperkenalkan pertanian dan lain-lain.

14
2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan
kehidupan yang akan datang
Apa yang diajarkan kepada peserta didik pada saat ini
hendaknya bermanfaat baginya untuk kehidupannya di masa
yang akan datang. Dengan kata lain, urikulum hendaknya
disesuaikan dengan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Misalnya cara yang digunakan untuk menghitung
angka, jika dahulu masih menggunakan jari atau sapu lidi,
setelah dengan adanya kalkulator atau komputer maka segala
perhitungan yang rumit dapat dihitung dengan kalkulator atau
komputer tersebut.
3) Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja
Disamping relevansi dari isi pendidikan, hal yang juga
dipertimbangkan relevansinya adalah berkenaan dengan
relevansi segi kegiatan belajar. Kurangnya relevansi segi
kegiatan belajar ini sering mengakibatkan sukarnya lulusan
dalam menghadapi tuntutan dari dunia pekerjaan.
4) Relevansi Pendidikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang
dengan cepat oleh karena itu pendidikan harus dapat
menyesuaikan diri dan bahkan cepat memberikan sumbangan
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut. Yaitu dengan cara kurikulum (pendidikan) harus
dapat menyiapkan peserta didik untuk dapat menjadi
“produsen” ilmu pengetahuan bukan sebagai “konsumen”
ilmu pengetahuan dan teknologi. [ CITATION HMA98 \l
1057 ]
b. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan
kurikulum dmaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan
sedikit kelonggaran dalam melakuakn atau mengambil suatu
keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pelaksana kurikulum di lapangan. Kurikulum juga hendaknya
memiliki sifat lentur dan fleksibel. Kurikulum mempersiapkan

15
anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan
di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah
kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya mungkin terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar
belakang anak [ CITATION Nan97 \l 1057 ]. Para pengembang
kurikulum juga harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler
bersifat luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
lapangan serta ketersediaan waktu tanpa merombak standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
[ CITATION Zai11 \l 1057 ]
Di dalam kurikulum, fleksibilitas dibagi menjadi dua macam,
yaitu :
1) Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan
Fleksibilitas ini maksudnya adalah untuk pengadaan
program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan,
program spesialisasi ataupun program-program pendidikan
keterampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan
dan niatnya.
2) Felksibilitas dalam pengembangan program pengajaran
Fleksibilitas ini maksudnya adalah dalam bentuk
memberikan kesempatan pada para pendidik dalam
mengembangkan sendiri program-program pengajran dengan
berpatok pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam
kurikulum yang masih bersifat umum.
c. Prinsip Efektifitas
Prinsip efktifitas yang dimaksud adalah sejauh mana
perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan
yang telah ditentukan
Dalam proses pendidikan, efektifitasnya dapat dilihat dari
dua sisi yaitu :
1) Efektifitas mengajar pendidik berkaitan dengan sejauh mana
kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik.

16
2) Efektifitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana
tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui
kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama,


yaitu:
1) Tujuan-tujuan pendidikan
2) Isi pendidikan
3) Pengalaman belajar
4) Penilaian
Efisiensi belajar mengajar dalam dunia pendidikan
mempunyai keterkaitan erat antara pendidik dan anak didik.
Kepincangan salah satunya akan membuat terhambatnya
pencapaian tujuan pendidikan atau efektifitas proses belajar
mengajar tidak tercapai. [ CITATION Abd07 \l 1057 ]
d. Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan)
Kurikulum adalah wahana belajar dinamis yang perlu
dikembangakan terus-menerus dan berkesinambungan dalam
rangka pengembangan kurikulum yang menyangkut saling
hubungan dan saling menjalin antara berbagai tingkat sekolah dan
jenis program pendidikan atau bidang studi.
1) Kesinambungan diantara berbagai tingkat sekolah
a) Bahan pelajaran (subject matters) yang diperlukan untuk
belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan
sebelunya atau di bawahnya.
b) Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat
pendidikan yang lebih rendah tidak harus diajarkan lagi
pada jenjang yang leih tinggi, sehingga terhindar dari
ejenuhan dan tumpang tindih dalam pengaturan bahan
dalam proses belajar.
2) Kesinambungan diantara berbagai bidang studi

17
Kesinambungan diantara berbagai bidang studi
menunjukan bahwa dalam pengembangan kurikulum harus
memperhatikan hubungan antara bidang studi yang satu
dengan yang lainnya.
e. Prinsip Praktis
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan
alat-alat yang sederhana, dan biaya yang murah, dan efisien
[ CITATION Nan97 \l 1057 ]. Salah satu kriteria praktis itu adalah
efisien, maksudnya tidak mahal alias murah, tetapi bukan berarti
murahan. Hal ini mengigat sumber daya pendidikan, seperti
tenaga, dana, fasilitas, terutama di daerah sangat terbatas.
Kurikulum harus dikembangkan secara efisien, tidak boros,
sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Ini menunjukan,
bahwa terdapat keragaman tingkat kemampuan di berbagai daerah
dan sekolah penyelenggara pendidikan serta pencapaian hasil
belajar peserta didik[ CITATION Zai11 \l 1057 ]. Kurikulum dan
pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan.
Baik keterbatasan waktu, biaya, maupun personalia. Kurikulum
bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis. [ CITATION Nan97 \l
1057 ]
f. Prinsip Integritas
Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu
keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan berstuktur.
Bermakna maksudnya adalah suatu keseluruhan itu memiliki arti,
nilai, manfaat atau faedah tertentu. Keseluruhan bukan merupakan
penjumlahan dari bagian-bagian melainkan suatu totalitas yang
memiliki maknanya sendiri. Prinsip ini berasumsi bahwa setiap
bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi
dalam struktur tertentu. Pendidikan anak adalah pendidikan yang
seutuhnya, pendidikan yang menyeluruh, pendidikan yang
terpadu. Implikasinya adalah para pengembangan kurikulum harus
memperhatikan dan mengusahakan agar pendidikan dapat

18
menghasilkan pribadi-pribadi yang unggul dan manusia
seutuhnya. Peserta didik memiliki potensi yang dapat tumbuh dan
berkembang. Peserta didik adalah organisme yang hidup dalam
masyarakat dan mempunyai kebutuhan serta harapan masa depan
yang lebih baik.[ CITATION Zai11 \l 1057 ]
2.2.2 Prinsip-Prinsip Khusus Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip-prinsip tujuan kurikulum
Prinsip ini ditinjau dari tujuan sebagi salah satu komponen
pokok dalam pengembangan kurikulum. Menurut Hilda Taba
(1962) ada tiga sumber tujuan, yaitu kebudayaan masyarakat,
individu, dan mata pelajaran disiplin ilmu. Sementara itu, Nana
Sy. Sukmadinata (2005) mengemukakan sumber tujuan adalah (a)
ketentuan dan kebijakan pemerintah yang dapat ditemukan dalam
dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan dan strategi
pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan, (b) survei
mengenai kebutuhan-kebutuhan murid dengan angket,
wawancara, observasi, (c) survei mengenai persepsi orang
tua/masyarakat tentang kebutuhannya yang dijaring melalui
angket, wawancara, observasi, (d) surevi tantang pandangan para
ahli dalam bidang-bidang tertentu yang dihimpun melalui angket,
wawancara, observasi, dan dari berbagai media masa. (e) survei
tentang manpower, (f) pengalaman negara-negara lain dalam
masalah yang sama, dan (g) penelitian lain. [ CITATION Zai11 \l
1057 ]
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan
pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum
hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka
menegah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
b. Prinsip isi kurikulum
Prinsip ini menunjukan :
1) Isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar suatu
negara.
2) Isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan
character building.

19
3) Isi kurikulum harus mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan
karya agar peserta didik memiliki mental, moral, budi pekerti
luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta
memiliki fisik yang sehat dan kuat.
4) Isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta
didik untuk dapat mendiri dan bertanggung jawab dalam
masyarakat.
5) Isi kurikulum harus memadukan teori dan praktik
6) Isi kurikulum harus memadukan pengetahuan, keterampilan
dan sikap dari nilai-nilai.
7) I.si kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
8) Isi kurikulum harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat.
9) Isi kurikulum harus dapat mengintegrasikan kegiatan intra,
ekstra, dan kokurikuler.
10) Isi kurikulum harus memungkinkan adanya kontinuitas antara
satu lembaga dengan lembaga pendidikan lainnya

11) Isi kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi


setempat.

Lebih lanjut Nana Sy. Sukmadinata (2005) memerinci


prinsip-prinsip isi kurikulum yang meliputi : 1) perlu penjabaran
tujuan pendidikan, kurikulum, dan pembelajaran ke dalam
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum
suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit
menciptakan pengalaman belajar, 2) isi bahan pelajaran harus
meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, 3) unit-unit
kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

c. Prinsip didaktik-metodik
Prinsip ini meliputi :
1) Semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus
fungsional dan praktis
2) Pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf
pemahaman dan perkembangan peserta didik

20
3) Guru harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian,
dan kemampuan peserta didik
4) Penyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan
praktik
5) Dalam pembelajaran, guru harus dapat membentuk
perpaduan antara kegiatan belajar individual dengan kegiatan
belajar kelompok
6) Guru harus dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai
peserta didik
7) Penyajian bahan pelajaran harus dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan peserta didik terhadap tuhan yme
8) Penyajian bahan hendaknya menggunakan multimetode,
media, sumber belajar dan variasi teknik penilaian
9) Dalam hal tertentu guru perlu memberikan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik.
d. Prinsip yang berkenaan dengan media dan sumber belajar
Prinsip ini menunjukan kesesuaian media dan sumber belajar
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi
pelajaran, karakteristik media pembelajaran, tingkat
perkembangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis-
ekonomis. Untuk itu, pengembang kurikulum harus
memperhatikan faktor-faktor, antara lain objektivitas, program
pembelajaran, sasaran program, situasi dan kondisi (sekolah dan
peserta didik), kualitas media, keefektifan, dan efisiensi
penggunaan.[ CITATION Zai11 \l 1057 ]
Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh media
danalat-alat bantu pengajaran yang tepat.
1) Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah
semunya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa
penggantinya?
2) Jika ada alat yang harus dibuat, hendaknay memperhatikan:
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuatnya,
pembiayaannya, dan waktu pembuatannya?
3) Bagaimana pengorganisasian aat dalam bahan pelajaran,
apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
4) Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan kegiatan
belajar?

21
5) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakn
multimedia.
e. Prinsip Evaluasi
Prinsip ini meliputi : prinsip mendidik, prinsip keseluruhan,
prinsip kontinuitas, prinsip objektivitas, prinsip kooperatif,
prinsip praktis, dan prinsip akuntabilitas. Dilihat dari teknik
pengembangan instrumen, perlu diperhatikan: prosedur
penyusunan instrumen, jenis dan teknik penilaian, kesesuaian
instrumen dengan kompetensi, jenjang kemampuan yang diukur,
tingkat perkembangan peserta didik, waktu yang diperlukan,
teknik pengolahan dan analisis item, administrasi penilaian dan
pemanfaatan hasil penilaian.[ CITATION Zai11 \l 1057 ]
Penilaian merupakan bagian internal dari pengajaran:
1) Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
b) Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapayt
diamati
c) Hubungkan dengan abahn pelajaran
d) Tuliskan butir-butir tes.
2) Merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan
beberapa hal:
a) Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok
yang akan di tes?
b) Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan tes?
c) Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau objektif?
d) Berapa banyak butir tes perlu disusun?
e) Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau
murid.
3) Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Skor standar apa yang digunakan?
b) Untuk apakah hasil-hasil yang digunakan?
Manfaat yang bisa diambil dari prinsip umum dan khusus pengembangan
kurikulum tersebut adalah kita bisa menggunakannya secara bersamaan,
karena akan saling melengkapi. Semakin lengkap dan komprehensif,
kesempurnaan suatu prinsip akan semakin baik, karena akan semakin

22
memperjelas dalam mengarahkan kerja para pengembang kurikulum dan
kesempurnaan kurikulum yang dihasilkannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Pengembangan kurikulum (Curriculum development) sebagai tahap
lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan
suatu kurikulum baru.
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip
dasar yang harus diperhatikan, adapun prinsip-prinsip didalam pengembangan
kurikulum menjadi dua kelompok yaitu; prinsip-prinsip umum: a. Relevansi,
b. Fleksibilitas, c. Kontinuitas, d. Praktis, e. Efektivitas, f. Integritas. Kedua,
yaitu prinsip-prinsip khusus; a. prinsip yang berkenaan dengan tujuan
pendidikan, b. prinsip yang berkenaan dengan isi kurikulum, c. prinsip
didaktik-metodik, d. prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pembelajaran, e. Prinsip berkaitan dengan evaluasi atau penilaian.

23
3.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya pembuatan makalah
ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik
dan saran baik dari dosen pengampu maupun dari para pembaca. Atas kritik
dan saran nantinya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. (1998). Pengembangan Kurikulum Untuk IAIN dan PTAIS. Bandung:


CV Pustaka Setia.

Anam, C. (2009). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Sidoarjo:


Qitshoh Digital Press.

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya offset.

FIP-UPI, T. P. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti


Utama.

Idi, A. (2007). Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Ar Ruzz


Media.

Idris, S. (2013). Kurikulum dan Perubahan Sosial: Analisis-Sintesis Konseptual


atas Pemikiran Ibnu Khaldun dan John Dewey. Banda Aceh: Lembaga
Naskah Aceh dan Ar-Raniry Press.

24
Islam., D. J. (2006). Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama RI.

Kartikasari, I. M. (2010). Pengertian Perann dan Fungsi Kurikulum.

Muhaimin. (2012). Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.


Jakarta: Rajawali Press.

Simanjuntak, J. (n.d.). Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum.

Siregar, E. d. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Subandjiah. (1996). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Sukmadinata, N. S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susilo, M. J. (2001). Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Zein, M. (1991). Asas dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Sumbangsih


offfset.

25

Anda mungkin juga menyukai