PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan itu kesiapan jiwa manusia dalam menerima dan tunduk
terhadap kebenaran itu berbeda – beda, jiwa yang bersih yang fitrahnya tidak
ternoda kejahatan akan lebih mudah menerima dan menyambut petunjuk,
sedangkan jiwa yang tertutup oleh kegelapan dan kebhatilan akan sult untuk
menerima kebenaran dan petunjuk.
Dengan sebab dan akibat akan lebih mudah dan menarik kepada
pendengar, apabila dalam peristiwa itu terdapat pesan – pesan dan pelajaran
mengenai berita orang – orang terdahulu, rasa ingin tahu merupakan faktor yang
paling kuat yang dapat menambah kesan terhadap peristiwa dalam hati.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk kata
(qara’a – yaqro’u – Qur’anan) yang berarti bacaan. Sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an bukanlah musytak dari qara’amelainkan isim
alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia, sebagaimana hanya nama Taurat dan
Injil. Penamaan ini dikhususkan menjadi nama bagi kitab suci yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw.
.
Artinya: sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila telah selesai membacakannya
maka ikutilah bacaannya itu”.
Artinya: dan apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah baik – baik, dan
perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
3
Adapun defenisi al-Qur’an yang dikemukakan para Ulama, antara lain:
4
B. Pengertian Studi Al-Qur’an (‘Ulumul Qur’an)
2
Kadar M, Yusuf, studi Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah , 2009), hal. 2
Rosihon Anwar, Ulumul Al-Qur’an, (Bandung: pustaka setia, 2008), hal.13
5
Dari definisi yang ada tersebut ada perbedaan redaksi antara para ulama
yang satu dengan ulama yang lain. Walaupun ada perbedaan, penulis melihat ada
maksud yang sama, baik antara Ash-Shabuni maupun Az-Zarqani, yakni bahwa
‘ulum Al-Qur’an adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
6
C. Isi dan Pesan – Pesan Al-Qur’an
7
D. Fungsi – Fungsi Al-Qur’an
Kitab suci al-Qur’an telah menjelaskan tentang dirinya antara lain melalui
sejumlah nama atau sebutan yang diberikan Allah swt untuknya. Al-Qur’an
memiliki banyak nama. Banyaknya nama ini menunjukkan kedudukannya yang
tinggi dan kemuliaannya.
Selain dilihat dari nama-namanya, fungsi al-Qur’an juga bisa dilihat dari
kedudukannya dalam konteks kesejarahan kitab suci. Sebagaimana diketahui, al-
Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah swt kepada Nabi dan
Rasul-Nya. Ia diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang merupakan
penutup para nabi dan rasul. Tidak ada kitab suci lain sesudahnya.
3
Muhaimin, Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, kawasan dan wawasan studi Islam, (Jakarta: Kencana,
2007), hal. 84-85
8
1. petunjuk bagi manusia
Artinya: dan Allah tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
4
Sahid, Ulumul Qur’an (Surabaya: Pustaka Idea, 2016), hal. 36
Suma, Studi Ilmu-Ilmu, hal.26
9
2. Penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya
Sebagaimana diketahu sumber pokok agama Islam itu ada tiga, yakni: al-
Qur’an, Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad. Sunnah adalah sabda, tindakan dan ketetapan
Rasulullah. Sedangkan Ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan
oleh ulama mujtahid untuk menyimpulkan hukum agama dengan tetap mengacu
kepada al-Qur’an dan Sunnah. Ada dua bentuk Ijtihad yang di sepakati oleh
ulama, yaitu Ijma’ (kesepakatan umat pasca wafatnya Rasulullah) dan Qiyas
(analogi).
10
prinsip-prinsip hukum serta syariat. Secara garis besar, al-Qur’an sebagai sumber
ajaran Islam. 5
a. Pengertian Tafsir
Tafisr berakar dari kata fassara. Muhammad Hin al-Dahabi dalam “Tafsir
wa al-mufassirun” menerangkan arti etimologi tafsir dengan “al-idhah”
(penjelasan) dan “al-bayan” (keterangan , makna tersebut digambarkan dalam Q.S
al-Furqan ayat 33:
5
Yusuf Qardlawi, Kaifa Nata’amal ma’a al-Qur’an al-‘adhim (Kairo: Dar al-Syuruq, 2000), hal. 49
11
penafsiran. Misalnya, Ilmu Qira’ah, Ilmu Tashrif, Ilmu I’rob, Ilmu Bayan, Ilmu
Badi’, ilmu Ma’ani, ilmu Ushul, dan sebagainya.
6
Muhaimin, Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, kawasan dan wawasan studi Islam, (Jakarta: Kencana,
2007), hal. 106
12
BAB III
KESIMPULAN
Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk kata
(qara’a – yaqro’u – Qur’anan) yang berarti bacaan. Sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an bukanlah musytak dari qara’amelainkan isim
alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia, sebagaimana hanya nama Taurat dan
Injil. Penamaan ini dikhususkan menjadi nama bagi kitab suci yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw.
13
Jadi, ‘ulumul Qur’an secara istilah bermakna “Segala ilmu yang membahas
tentang kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berkaitan
dengan turun, bacaan, kemukjizatan, dan lain sebagainya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15