Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI TINDAKAN KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kriminologi)

Dosen Pengampu :

I Gede Widhiana, S.SH., M.Hum, Ph.D

Disusun Oleh :

Alfonsa Anugrah Dwi Cahyaningtyas


NIM. 190710101410

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya
penulis diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah
Kriminologi ini dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Tinjauan Kriminologi dalam Tindakan Kekerasan dalam
Rumah Tangga” ini merupakan aplikasi dari penulis selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang aspek penyebab dan keterkaitan
antara ilmu kriminologi dengan tindak kejahatan kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karena
itu, besar harapan penulis supaya makalah ini berguna bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari
pembaca dengan tujuan menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.

Lumajang, 19 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Kajian Kriminologi tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga ....................................... 3
2.2 Sebab-Sebab Kejahatan pada Tindakan KDRT ............................................................... 5
2.3 Upaya-upaya Preventif dalam Mencegah Tindakan KDRT ............................................ 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkawinan menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 merupakan ikatan lahir batin antara
pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan. Perkawinan ini dinyatakan sah jika dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu dan tiap-tiap perkawinan
dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya perkawinan ini
otomatis ada keterikatan dan dalam berumah tangga harus saling menciptakan hubungan
harmonis. Hal ini penting dilakukan dalam rangka membangun keutuhan rumah tangga
terutama berkaitan dengan aspek kemanusiaan. Adanya rumah tangga yang harmonis berarti
hak-hak antar anggota keluarga dapat terpenuhi dan tindakan yang memicu kerusakan
hubungan berumah tangga karena disebabkan perilaku menyimpang yang dilakukan anggota
keluarga dapat terhindarkan
Pada kenyataannya, banyak juga keluarga di luar sana yang memiliki permasalahan
pada rumah tangganya. Keutuhan rumah tangga dapat terganggu jika sikap, perilaku dan
pengendalian diri tidak dapat dikontrol. Adanya perilaku tersebut dapat menimbulkan
perilaku kekerasan yang dilakukan antar anggota keluarga. Tentunya adanya kekerasan ini
bertentangan dengan aspek kemanusiaan, tidak hanya luka fisik namun juga harus luka batin
yang diterima oleh korban. Peraturan mengenai tindakan KDRT ini diatur dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Undang-Undang P-KDRT ini sebenarnya memberikan jaminan perlindungan terhadap korban
KDRT dan dapat meminimalisir adanya tindakan KDRT dikarenakan aspek hukum yang
mengatur dan mengikat seharusnya pelaku tindakan akan merasa takut dan menghindari
perilaku kekerasan tersebut.
Jika dikaji dari aspek kriminologi, kita bisa mengkaji mengenai aspek penyebab
seseorang itu melakukan perilaku kejahatan yaitu analisi tentang latar belakang pelaku KDRT
melakukan tindakan kejahatan tersebut. Semakin meningkatnya kasus KDRT di Indonesia
disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor budaya, kehidupan sosial dan ekonomi dan
kondisi bangsa dan negara saat ini memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak
pada meningkatnya angka kekerasan tadi. Jika perilaku ini tetap dilakukan dan dibiarkan
maka bisa membuat luka pada korban hingga berujung cacat maupun kematian. Oleh karena
1
itu pada makalah ini, saya akan membahas mengenai aspek kriminologi tentang penyebab
adanya kekerasan dalam rumah tangga hingga ditemukan langkah preventif untuk
menghindari adanya tindakan yang telah mencederai hukum tentang perkawinan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah mengenai isu pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana kaitan antara kekerasan dalam rumah tangga dengan aspek kriminologi?
2. Bagaimana langkah-langkah atau upaya preventif untuk terhindar dari perilaku
KDRT?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan kepenulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami kaitan antara kekerasan dalam rumah tangga
dengan aspek kriminologi
2. Untuk mengetahui dan memahami upaya yang dilakukan supaya terhindari dari
KDRT

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Kriminologi tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga


Kekerasan merupakan salah satu bagian dari tindak kejahatan yang di dalamnya sudah
membentuk indikasi ciri tertentu dalam kajian mengenai kejahatan. Hal ini berarti makin
melebarnya cangkupan mengenai kekerasan, membuktikan bahwa pentingnya perlu
diperhatikan mengenai gejala kekerasan. Sementara itu, kriminologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kejahatan. Kejahatan dalam konteks ini bukan untuk dipelajari
kemudian diterapkan dalam kehidupan, namun kejahatan dipelajari untuk mencegah kejadian
itu terulang kembali. Kekerasan sebagai bagian dari kejahatan dipelajari supaya mencegah
kejadian ini terjadi
Lebih lanjut selain kegunaan ilmu kriminologi untuk mempelajari sebab-sebab terjadinya
suatu kejahatan maka menurut E.H. Sutherland, kriminologi merupakan pengetahuan yang
mempelajari kejahatan sebagai fenomena sosial, termasuk di dalamnya proses pembuatan
Undang-Undang, pelanggaran Undang-Undang, dan reaksi terhadap pelanggaran Undang-
Undang. Studi mengenai kejahatan ini sebenarnya sudah, namun baru mendapat pengakuan
pada abad 19 dengan ditandai lahirnya statistik kriminal di Perancis pada tahun 1826
Kekerasan merupakan salah satu bentuk kejahatan yang bertujuan melukai seseorang
yang bisa menimbulkan luka fisik dan batin yang dialami korban. Menurut Douglas dan
Waksler istilah kekerasan sebenarnya digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang
terbuka (overt) atau tertutup (covert), baik yang bersifat menyerang (offensive) atau yang
bertahan (defensive), yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain. Lebih lanjut,
secara umum ada empat jenis kekerasan yaitu : 1) Kekerasan terbuka yaitu kekerasan yang
dilihat, seperti perkelahian, 2) Kekerasan tertutup yaitu kekerasan yang tersembunyi atau
tidak dilakukan, seperti mengancam, 3) Kekerasan agresif yaitu kekerasan yang dilakukan
tidak untuk perlindungan, tetapi untuk mendapatkan sesuatu, seperti penjabalan, 4)
Kekerasan defensive yaitu kekerasan yang dilakukan untuk perlindungan diri.
Kekerasan yang terjadi pada rumah tangga merupakan contoh kekerasan yang patut
dikaji bersama, mengingat menurut data pada tahun 2020 angka kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak di Jawa Timur masih relatif tinggi. Dinas Pemberdayaan Perempuan,

3
Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur mencatat sampai
dengan 16 Juli 2020, tercatat hampir 700 kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak. Sementara pada 2019 lalu, tercatat lebih dari 900 kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak di Jawa Timur.Kasus kekerasan seksual, fisik maupun psikologis, 59 persen
terjadinya di rumah. Sebagian besar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak baik itu
kekerasan seksual, fisik dan psikis, mayoritas terjadi dalam rumah tangga. Sejalan dengan
data tersebut,menurut Sally E. Merry, pelaku melakukan kekerasan demi menunjukan
kekuatan dan kekuasaan di hadapan isteri dan anak-anak
Pengertian mengenai kekerasan dalam rumah tangga jika dikaitkan dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
merupakan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Oleh karena
itu konsep ini sesuai dengan konsep kekerasan yang dinyatakan para ahli. Munculnya UU
PKDRT juga dilatarbelakangi penelitian yang dilakukan ahli kriminologi dalam menganalisis
sebab-sebab adanya kejahatan hingga munculnya produk ini menjadi jaminan hukum
perlindungan korban kekerasan. Pada praktiknya, masih banyak yang menlai bahwa KDRT
merupakan kasus privat karena ini menyangkut masalah internal keluarga. Penegak hukum
menganggap laporan mengenai KDRT sebagai delik aduan, mereka kurang memperhatikan
aspek penganiayaan yang terjadi.
Kekerasan dalam rumah tangga juga memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau
perbuatan pidana yang ada pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Namun,
dengan adanya perkembangan zaman dan pola perilaku masyarakat , maka munculnya delik-
delik baru yang kemudian dibentuklah peraturan yang lebih spesifik walaupun secara umum
dalam kitab undang-undang, pengaturan tentang hal tersebut sudah ada. Dalam Hukum
Pidana (KUHP) telah diatur mengenai penganiayaan dan kesusilaan serta penelantaran orang
yang perlu diberi nafkah. Undang-Undang nomor 23 Tahun 2004 mempunyai hubungan yang
erat dengan Kitab undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal yang berkaitan antara Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
adalah Pasal 10 KUHP yang masih berkaitan dengan kasus KDRT. Pidana yang dijatuhkan
pada pelaku KDRT adalah pidana penjara atau denda, kecuali pidana tambahan yang berbeda.

4
Mengenai bentuk kekerasan pada UU yang sama pasal 5 membaginya menjadi : 1)
Kekerasan fisik, yaitu kekerasan yang menimbulkan luka fisik akibat perasaan emosional dari
pelaku, 2) Kekerasan psikis, yaitu bentuk kekerasan yang berdampak pada kondisi
kejiwaan/psikis korban sepeti mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis berat
pada seseoranh, 3) Kekerasan seksual yaitu tindakan pemaksaan dan ancaman untuk
melakukan hubungan seksual atau tanpa persetujuan para pihak, 4) Penelantaran rumah
tangga yaitu pelalaian kewajiban dan tanggung jawab seseorang dalam rumah tangga yang
menurut hukum seseorang itu telah ditetapkan sebagai pemegang tanggung jawab terhadap
kehidupan orang yang berada dalam lingkungan keluarganya. Adapun Kekerasan ekonomi
dalam rumah tangga tercantum dalam UU PKDRT yang menyebutkan bahwa :
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda
paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah), setiap orang
yang:
1. Menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1);
2. Menelantarkan orang lain sebagaimana dimaksud pasal 9 ayat (2)

2.2 Sebab-Sebab Kejahatan pada Tindakan KDRT


Sebab- sebab kejahatan menjadi hal yang dikaji bersama dalam kekerasan dalam rumah
tangga. Mengenai teori tentang sebab-sebab terjadinya kejahatan, para sarjana
mengemukakan teori-teori yang berbeda menurut sudut pandang masing-masing. Adapun
teori mengenai sebab terjadinya kejahatan adalah sebagai berikut :
1. Teori lingkungan
Jika ditinjau dari banyaknya kasus KDRT, faktor utama yaitu faktor lingkungan yang
meliputi faktor ekonomi. Faktor ekonomi disebabkan karena penghasilan suami yang
tidak bisa mencukupi kebutuhan anak dan istri. Faktor ekonomi memang menjadi
salah satu faktor utama dalam hampir semua jenis tindak kejahatan. Jika faktor
ekonomi ini dikaitkan dengan kondisi pandemi saat ini, seperti yang diketahui bahwa
dampak dari adanya pandemi ini ekonomi di Indonesia menurun dan banyak pekerja
yang terpaksa dipecat dari pekerjaannya. Keadaan ini tidak sejalan dengan
banyaknya kebutuhan dalam keluarga termasuk membiayai anak dalam sekolah.
Kurangnya finansial dalam keluarga akan memicu percekcokan antar anggota

5
keluarga dan saling menyalahkan satu sama lain. Jika salah satu tidak ada yang
mengalah, maka pihak yang dalam posisi lebih dominan akan melakukan kekerasan
pada anggota keluarga yang lain. Keadaan ini jika dibiarkan, di hari-hari selanjutnya
anggota keluarga yang merasa lebih dominan akan meningkatkan kekerasan yang
dilakukan hingga menimbulkan luka-luka penganiayaan.
2. Teori Kontrol Sosial
Teori kontrol sosial pada kriminologi memfokuskan diri pada teknik-teknik dan
strategi strategi yang mengatur tingkah laku manusia dan membawanya kepada
penyesuaian atau ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat. Ada kelompok sosial
yang secara umum menerima perilaku kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah
atau pelampiasan yang tepat. Jika dikaitkan antara teori ini dengan masalah KDRT
maka budaya patriarki yaitu dominasinya laki-laki dalam hal ini suami yang paling
berkuasa di keluarga maka , peran anggota yang di bawahnya harus mematuhi dan
memahami kehendak yang dilakukan suami di lingkup keluarga itu.
3. Teori Spiritualitas
Teori ini melihat sebab terjadinya kejahatan dari sudut kerohanian dan keagamaan.
Menurut teori ini semakin jauh hubungan seseorang dengan agama yang dianutnya,
maka semakin besar kemungkinan seseorang untuk melakukan kejahatan dan
sebaliknya semakin dekat seseorang dengan agamanya maka semakin takut orang
tersebut untuk melakukan hal-hal yang menjurus kepada kejahatan. Jika dikaitkan
dengan permasalah kekerasan dalam rumah tangga maka kurangnya pendekatan diri
antara anggota keluarga dan Tuhan menjadi salah satu penyebabnya. Padahal dalam
UU perkawinan sudah ditegaskan bahwa tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan, artinya adalah jika iman dalam tiap
anggota keluarga itu kuat, maka ketika mengalami keadaan emosional akan
cenderung untuk mengalah dan menghindari adanya kekerasan karena tidak sesuai
dengan keagamaan.
4. Teori multifaktor
Teori ini sangat berbeda dengan teori-teori sebelumnya dalam memberi tanggapan
terhadap sebab terjadinya kejahatan. Jika teori sebelumnya mengatakan bahwa
timbulnya kejahatan disebabkan oleh satu atau dua faktor saja, maka teori ini
berpendapat berbeda. Teori ini mengatakan bahwa kejahatan adalah hasil dari faktor-

6
faktor yang beraneka ragam dan faktor-faktor dewasa ini atau bisa dikatakan lebih
kompleks dari teori sebelumnya

2.3 Upaya-upaya Preventif dalam Mencegah Tindakan KDRT


Kejahatan memberikan dampak pada korbannya .Penanggulangan kejahatan adalah suatu
upaya pencegahan suatu kejahatan dengan menggunakan berbagai sarana alternatif. Sebagai
manusia dengan segala permasalahannya, kita tidak bisa lari dari permasalahan yang
berujung melakukan tindakan kejahatan, maka haruslah mengatasinya dengan berpikir jernih.
Kejahatan merupakan gejala sosial yang senantiasa dihadapi oleh setiap masyarakat di dunia
ini. Kejahatan ini akan selalu ada dengan perkembangan-perkembangan barunya, namun
untuk menghindari diri dari kejadian kekerasaan saat menjalani rumah tangga maka perlunya
antisipasi dini membekali diri dengan cara-cara seperti berikut :
1. Upaya preventif
Penanggulangan dengan cara preventif yaitu upaya yang dilakukan sejak dini melalui
kegiatan edukatif dengan sasaran mempunyai faktor-faktor penyebab pendorong dan
faktor peluang dari kejahatan kekerasan dalam rumah tangga. Langkah yang dapat
dilakukan penegak hukum terkait dengan upaya preventif yaitu memberikan
sosialisasi mengenai tindakan kekerasan dalam rumah tangga dan memberitahukan
sanksi hukum yang diberikan terhadap pelaku kekerasan dalam rumah tangga sesuai
dengan pasal yang mengatur. Dengan sosialisasi ini diharapkan memberikan rasa
takut pada masyarakat untuk melanggar ketentuan UU PKDRT.
2. Upaya kuratif
penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga secara kuratif yaitu tindakan yang
dilakukan untuk menangani korban secara terpadu. Upaya ini dapat dilakukan dengan
pendampingan dari pemuka agama terkait keimanan supaya menghindari diri dari
perilaku kekerasan yang menyimpang dari nilai agama. Selanjutnya yaitu perlunya
komunikasi kembali antara pihak keluarga dan jika memiliki permasalahan
hendaknya dibicarakan baik-baik untuk menyelesaikannya. Peran pemerintah dan
masyarakat luas dapat dilakukan dengan pengembangan LSM, lembaga aktivis
perempuan dan hal yang sejenis. Fungsi polisi pada UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu
melindungi, mengayomi, dan memberi pelayanan pada masyarakat berarti harus bisa
menangani permasalahan kekerasan ini dan bekerja sama dengan aktivis perempuan.

7
3. Upaya Penanganan secara Medis
Upaya penanganan secara medis berarti dapat diberikan suatu layanan tenaga
kesehatan untuk menjalani terapi pemulihan secara medis agar korban dapat
beraktivitas kembali dalam melakukan kegiatannya sehari-hari yang telah diatur
dalam UU RI No 23 Tahun 2004. upaya Penangan medis yang bisa dilakukan
terhadap korban kekerasan yaitu penyembuhan fisik dan psikologi korban lewat
bantuan medis dan pendampingan supaya korban bisa kembali dalam lingkungan
masyarakat.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Kriminologi merupakan kajian ilmu tentang kejahatan. Kekerasan merupakan salah satu
bentuk kejahatan yang bertujuan melukai seseorang yang bisa menimbulkan luka fisik dan
batin yang dialami korban. Kekerasan dalam rumah tangga jika dikaji dari segi kriminologi
merupakan termasuk kejahatan karena berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga. Oleh karena itu konsep ini sesuai dengan konsep
kekerasan yang dinyatakan para ahli, walaupun pada keadaan lapangan seringkali penegak
hukum menganggap KDRT merupakan urusan privat, namun mereka kurang memperhatikan
aspek penganiyaan yang dilakukan saat berbuat jahat yaitu melakukan kekerasan pada
anggota keluarga lain.
Disisi lain, kajian kriminologi juga ilmu yang berguna untuk mengetahui sebab-sebab
kejahatan. Dalam hal ini sebab-sebab kejahatan mengenai kekerasan dalam rumah tangga
ditinjau dari teori lingkungan, teori spiritual, teori kontrol sosial, dan teori multifaktor.
Setelah sebab-sebab ini diketahui, upaya pencegahan kejahatan mengenai KDRT bisa di
minimalisir dan harapannya angka kekerasan dalam rumah tangga dapat menurun. Upaya
yang dilakukan untuk menanggulanginya yaitu dengan cara preventif, kuratif, dan
penanganan medis yang tepat

3.2 Saran
Perlunya dukungan terhadap pencegahan adanya kekerasan dalam rumah tangga
melibatkan banyak pihak. Dari dalam diri sendiri misalnya perlunya pengendalian emosi dan
ego ketika memutuskan menjalani perkawinan selain itu juga perlunya komunikasi dan
pemecahan solusi bersama jika mengalami permasalah. Saran untuk penegak hukum,
sebaiknya dalam memutus perkara KDRT lebih ditinjau lagi delik nya karena selam ini
kebanyakan hanya dianggap delik aduan padahal dalam KDRT terdapat aspek penganiayaan
dan melanggar ketentuan KUHP. Saran untuk masyarakat, sebaiknya masyarakat turut
bekerjasama dengan aparat seperti polisi jika ditemukan ada kekerasan dalam rumah tangga
yang ada di sekitar lingkungannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Misa, Lamber. 2010. Studi Kriminologi Penyelesaian Kekerasan Dalam Rumah Tangga di
Wilayah Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Tesis Hukum. Universitas
Diponogero.
Nafisah Khairiah, Nursiti. 2018. “Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang
Dilakukan Oleh Suami Terhadap Istri (Suatu Penelitian Di Pengadilan Negeri Banda
Aceh”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Pidana. Vol. 2(3) Agustus 2018, pp. 586-
595. Universitas Syiah Kuala
Nuha, Ulin. 2013. “Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di
Wilayah Hukum Kabupaten Buleleng”. Artikel. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja.
Viviane Merung, Prisilla. 2016. “Kajian Kriminologi Terhadap Upaya Penanganan Kasus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Di Indonesia”. Jurnal Veritas et
Justitia 2(2):397. Universitas Katolik Parahyangan
Yani S Ahmad, Hamid. 2004. “Aspek Psikososial Pada Korban Tindak Kekerasan Dalam
Konteks Keperawatan Jiwa”. Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2004) . Universitas
Indonesia
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga (PKDRT)
Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

10

Anda mungkin juga menyukai