Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya
penulis diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah
Kriminologi ini dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Tinjauan Kriminologi dalam Tindakan Kekerasan dalam
Rumah Tangga” ini merupakan aplikasi dari penulis selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang aspek penyebab dan keterkaitan
antara ilmu kriminologi dengan tindak kejahatan kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karena
itu, besar harapan penulis supaya makalah ini berguna bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari
pembaca dengan tujuan menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Kajian Kriminologi tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga ....................................... 3
2.2 Sebab-Sebab Kejahatan pada Tindakan KDRT ............................................................... 5
2.3 Upaya-upaya Preventif dalam Mencegah Tindakan KDRT ............................................ 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan kepenulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami kaitan antara kekerasan dalam rumah tangga
dengan aspek kriminologi
2. Untuk mengetahui dan memahami upaya yang dilakukan supaya terhindari dari
KDRT
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur mencatat sampai
dengan 16 Juli 2020, tercatat hampir 700 kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak. Sementara pada 2019 lalu, tercatat lebih dari 900 kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak di Jawa Timur.Kasus kekerasan seksual, fisik maupun psikologis, 59 persen
terjadinya di rumah. Sebagian besar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak baik itu
kekerasan seksual, fisik dan psikis, mayoritas terjadi dalam rumah tangga. Sejalan dengan
data tersebut,menurut Sally E. Merry, pelaku melakukan kekerasan demi menunjukan
kekuatan dan kekuasaan di hadapan isteri dan anak-anak
Pengertian mengenai kekerasan dalam rumah tangga jika dikaitkan dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
merupakan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Oleh karena
itu konsep ini sesuai dengan konsep kekerasan yang dinyatakan para ahli. Munculnya UU
PKDRT juga dilatarbelakangi penelitian yang dilakukan ahli kriminologi dalam menganalisis
sebab-sebab adanya kejahatan hingga munculnya produk ini menjadi jaminan hukum
perlindungan korban kekerasan. Pada praktiknya, masih banyak yang menlai bahwa KDRT
merupakan kasus privat karena ini menyangkut masalah internal keluarga. Penegak hukum
menganggap laporan mengenai KDRT sebagai delik aduan, mereka kurang memperhatikan
aspek penganiayaan yang terjadi.
Kekerasan dalam rumah tangga juga memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau
perbuatan pidana yang ada pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Namun,
dengan adanya perkembangan zaman dan pola perilaku masyarakat , maka munculnya delik-
delik baru yang kemudian dibentuklah peraturan yang lebih spesifik walaupun secara umum
dalam kitab undang-undang, pengaturan tentang hal tersebut sudah ada. Dalam Hukum
Pidana (KUHP) telah diatur mengenai penganiayaan dan kesusilaan serta penelantaran orang
yang perlu diberi nafkah. Undang-Undang nomor 23 Tahun 2004 mempunyai hubungan yang
erat dengan Kitab undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal yang berkaitan antara Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
adalah Pasal 10 KUHP yang masih berkaitan dengan kasus KDRT. Pidana yang dijatuhkan
pada pelaku KDRT adalah pidana penjara atau denda, kecuali pidana tambahan yang berbeda.
4
Mengenai bentuk kekerasan pada UU yang sama pasal 5 membaginya menjadi : 1)
Kekerasan fisik, yaitu kekerasan yang menimbulkan luka fisik akibat perasaan emosional dari
pelaku, 2) Kekerasan psikis, yaitu bentuk kekerasan yang berdampak pada kondisi
kejiwaan/psikis korban sepeti mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis berat
pada seseoranh, 3) Kekerasan seksual yaitu tindakan pemaksaan dan ancaman untuk
melakukan hubungan seksual atau tanpa persetujuan para pihak, 4) Penelantaran rumah
tangga yaitu pelalaian kewajiban dan tanggung jawab seseorang dalam rumah tangga yang
menurut hukum seseorang itu telah ditetapkan sebagai pemegang tanggung jawab terhadap
kehidupan orang yang berada dalam lingkungan keluarganya. Adapun Kekerasan ekonomi
dalam rumah tangga tercantum dalam UU PKDRT yang menyebutkan bahwa :
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda
paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah), setiap orang
yang:
1. Menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1);
2. Menelantarkan orang lain sebagaimana dimaksud pasal 9 ayat (2)
5
keluarga dan saling menyalahkan satu sama lain. Jika salah satu tidak ada yang
mengalah, maka pihak yang dalam posisi lebih dominan akan melakukan kekerasan
pada anggota keluarga yang lain. Keadaan ini jika dibiarkan, di hari-hari selanjutnya
anggota keluarga yang merasa lebih dominan akan meningkatkan kekerasan yang
dilakukan hingga menimbulkan luka-luka penganiayaan.
2. Teori Kontrol Sosial
Teori kontrol sosial pada kriminologi memfokuskan diri pada teknik-teknik dan
strategi strategi yang mengatur tingkah laku manusia dan membawanya kepada
penyesuaian atau ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat. Ada kelompok sosial
yang secara umum menerima perilaku kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah
atau pelampiasan yang tepat. Jika dikaitkan antara teori ini dengan masalah KDRT
maka budaya patriarki yaitu dominasinya laki-laki dalam hal ini suami yang paling
berkuasa di keluarga maka , peran anggota yang di bawahnya harus mematuhi dan
memahami kehendak yang dilakukan suami di lingkup keluarga itu.
3. Teori Spiritualitas
Teori ini melihat sebab terjadinya kejahatan dari sudut kerohanian dan keagamaan.
Menurut teori ini semakin jauh hubungan seseorang dengan agama yang dianutnya,
maka semakin besar kemungkinan seseorang untuk melakukan kejahatan dan
sebaliknya semakin dekat seseorang dengan agamanya maka semakin takut orang
tersebut untuk melakukan hal-hal yang menjurus kepada kejahatan. Jika dikaitkan
dengan permasalah kekerasan dalam rumah tangga maka kurangnya pendekatan diri
antara anggota keluarga dan Tuhan menjadi salah satu penyebabnya. Padahal dalam
UU perkawinan sudah ditegaskan bahwa tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan, artinya adalah jika iman dalam tiap
anggota keluarga itu kuat, maka ketika mengalami keadaan emosional akan
cenderung untuk mengalah dan menghindari adanya kekerasan karena tidak sesuai
dengan keagamaan.
4. Teori multifaktor
Teori ini sangat berbeda dengan teori-teori sebelumnya dalam memberi tanggapan
terhadap sebab terjadinya kejahatan. Jika teori sebelumnya mengatakan bahwa
timbulnya kejahatan disebabkan oleh satu atau dua faktor saja, maka teori ini
berpendapat berbeda. Teori ini mengatakan bahwa kejahatan adalah hasil dari faktor-
6
faktor yang beraneka ragam dan faktor-faktor dewasa ini atau bisa dikatakan lebih
kompleks dari teori sebelumnya
7
3. Upaya Penanganan secara Medis
Upaya penanganan secara medis berarti dapat diberikan suatu layanan tenaga
kesehatan untuk menjalani terapi pemulihan secara medis agar korban dapat
beraktivitas kembali dalam melakukan kegiatannya sehari-hari yang telah diatur
dalam UU RI No 23 Tahun 2004. upaya Penangan medis yang bisa dilakukan
terhadap korban kekerasan yaitu penyembuhan fisik dan psikologi korban lewat
bantuan medis dan pendampingan supaya korban bisa kembali dalam lingkungan
masyarakat.
8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kriminologi merupakan kajian ilmu tentang kejahatan. Kekerasan merupakan salah satu
bentuk kejahatan yang bertujuan melukai seseorang yang bisa menimbulkan luka fisik dan
batin yang dialami korban. Kekerasan dalam rumah tangga jika dikaji dari segi kriminologi
merupakan termasuk kejahatan karena berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga. Oleh karena itu konsep ini sesuai dengan konsep
kekerasan yang dinyatakan para ahli, walaupun pada keadaan lapangan seringkali penegak
hukum menganggap KDRT merupakan urusan privat, namun mereka kurang memperhatikan
aspek penganiyaan yang dilakukan saat berbuat jahat yaitu melakukan kekerasan pada
anggota keluarga lain.
Disisi lain, kajian kriminologi juga ilmu yang berguna untuk mengetahui sebab-sebab
kejahatan. Dalam hal ini sebab-sebab kejahatan mengenai kekerasan dalam rumah tangga
ditinjau dari teori lingkungan, teori spiritual, teori kontrol sosial, dan teori multifaktor.
Setelah sebab-sebab ini diketahui, upaya pencegahan kejahatan mengenai KDRT bisa di
minimalisir dan harapannya angka kekerasan dalam rumah tangga dapat menurun. Upaya
yang dilakukan untuk menanggulanginya yaitu dengan cara preventif, kuratif, dan
penanganan medis yang tepat
3.2 Saran
Perlunya dukungan terhadap pencegahan adanya kekerasan dalam rumah tangga
melibatkan banyak pihak. Dari dalam diri sendiri misalnya perlunya pengendalian emosi dan
ego ketika memutuskan menjalani perkawinan selain itu juga perlunya komunikasi dan
pemecahan solusi bersama jika mengalami permasalah. Saran untuk penegak hukum,
sebaiknya dalam memutus perkara KDRT lebih ditinjau lagi delik nya karena selam ini
kebanyakan hanya dianggap delik aduan padahal dalam KDRT terdapat aspek penganiayaan
dan melanggar ketentuan KUHP. Saran untuk masyarakat, sebaiknya masyarakat turut
bekerjasama dengan aparat seperti polisi jika ditemukan ada kekerasan dalam rumah tangga
yang ada di sekitar lingkungannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Misa, Lamber. 2010. Studi Kriminologi Penyelesaian Kekerasan Dalam Rumah Tangga di
Wilayah Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Tesis Hukum. Universitas
Diponogero.
Nafisah Khairiah, Nursiti. 2018. “Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang
Dilakukan Oleh Suami Terhadap Istri (Suatu Penelitian Di Pengadilan Negeri Banda
Aceh”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Pidana. Vol. 2(3) Agustus 2018, pp. 586-
595. Universitas Syiah Kuala
Nuha, Ulin. 2013. “Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di
Wilayah Hukum Kabupaten Buleleng”. Artikel. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja.
Viviane Merung, Prisilla. 2016. “Kajian Kriminologi Terhadap Upaya Penanganan Kasus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Di Indonesia”. Jurnal Veritas et
Justitia 2(2):397. Universitas Katolik Parahyangan
Yani S Ahmad, Hamid. 2004. “Aspek Psikososial Pada Korban Tindak Kekerasan Dalam
Konteks Keperawatan Jiwa”. Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2004) . Universitas
Indonesia
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga (PKDRT)
Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
10