Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN

DI SUSUN OLEH :

1. M Ilham Muzakki 19030007


2. Sari Wahyu Utami 19030011
3. Dwi Wahyu Sri Rejeki 19030050

TAHUN AJARAN 2022/2023

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari bank dan lembaga keuangan bukan bank bukanlah
sesautu yang asing lagi bagi rakyat indonesia, bahkan bank sudah menjadi salah satu
kebutuhan hidup manusia, terutama dalam menyimpan uang dan lain sebagimya.
Begitu juga dengan lembaga keuangan bukan bank yang memiliki jasa yang tidak
dimiliki oleh bank, seperti pegadaian asuransi lembaga pengawas dan lain sebagainya.
Tidak cuma menyimpan dan mengelola simpanan, banbk juga meimliki peran dalam
membangun ekonomi negara, mulai dari menjaga dan mengatur keseimbangan
peredaran uang, menjaga kualitas nilai rupiah, dan masih banyak lagi. Sedangkan
lembaga keuangan non bank sebagian masih mengelola simpanan, auransi, ada juga
yang bertugas sebagai pengawas dalam pengelolaan keuangan, ada yang  bertugas
dalam mengatur banyaknya uang yang beredar, mengatur tingkat suku bunga, menjual
dan membeli obligasi dan masih banyak lagi bank lembaga keuangan bukan bank
beserta tugasnya yang perlu kita ketahui  bersama. Oleh karena itu, penulis akan
mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan bank dan lembaga keuangan bukan bank
beserta jenis, tugas dan fungsinya. Penulis juga akan menyertakan bagaimana sejarah
perkembangan  bank dan lembaga keuangan bukan bank di Indonesia dan bagaimana
sistem keuangan di Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan bank dan bukan bank ?
2. Apa saja fungsi dan peranan lembaga keungan bank dan bukan bank ?
3. Apa saja jenis – jenis lembaga keuangan bank dan bukan bank ?
4. Bagaimana sejarah perkembangan lembaga keuangan bank dan bukan bank
diindonesia ?
5. Bagaimana sistem keuangan di Indonesia ?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan bank dan bukan
bank
2. Mengetahui apa saja fungsi dan peranan lembaga keuangan bank dan bukan
bank
3. Mengetahui apa saja jenis – jenis lembaga keuangan bank dan bukan bank
4. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan lembaga keuangan bank dan
bukan bank di indonesia
5. Mengetahui bagaiamana sistem keuangan di indonesia

 
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lembaga Keuangan
1.1 Pengertian

Lembaga keuangan merupakan badan usaha atau institusi di bidang jasa


keuangan yang bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya untuk pendanaan serta dengan mendapatkan keuntungan dalam
bentuk bunga atau persentase. Meski demikian, kegiatan usaha lembaga ini dapat
berupa penghimpunan dana saja, menyalurkan dana saja, atau keduanya sekaligus. 
Adapun fungsi utama dari lembaga keuangan adalah sebagai perantara keuangan
antara surplus unit (ultimate lenders) dengan defisit unit (ultimate borrower). Pada
umumnya lembaga keuangan ini berbentuk perbankan, pialang saham, asset
manajemen, modal ventura, koperasi, dana pension, asuransi, pasar modal, dan bisnis
yang sejenisnya.

1.2 Peran dan Manfaat Lembaga Keuangan

Setiap lembaga yang bergerak di bidang keuangan memiliki peranan penting


dan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian. Beberapa peran dan manfaat
lembaga keuangan tersebut :

1. Likuiditas

Manfaat pertama ini berhubungan dengan likuiditas, yaitu kemampuan


mendapatkan uang tunai saat diperlukan. Sehingga tidak akan ada
kekhawatiran akan kurangnya ketersediaan uang tunai yang beredar di
masyarakat.

2. Pengalihan aset

Salah satu peran pentingnya adalah sebagai wadah untuk melakukan kegiatan


pengalihan aset. Di sini, lembaga tersebut akan mengalihkan aset dengan cara
meminjamkan dana kepada pihak lain untuk dikelola dalam masa waktu
tertentu. Dana yang dialihkan ini berasal dari simpanan masyarakat yang
menabung di lembaga tersebut.

3. Realokasi pendapatan

Manfaat selanjutnya adalah sebagai wadah untuk melakukan realokasi


pendapatan. Dengan demikian pendapatan yang masuk dan tersimpan di
lembaga tersebut dapat digunakan di masa depan dengan mudah.

4. Kemudahan transaksi

Terakhir, juga memiliki manfaat besar dan peranan yang penting dalam
penyediaan jasa yang mempermudah transaksi keuangan. Dengan adanya
lembaga ini, masyarakat bisa menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan keuangan.

1.3 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan

Berdasarkan jenisnya, lembaga keuangan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis,


yaitu lembaga keuangan Bank dan non-Bank. 

1. Lembaga Keuangan Bank

Merupakan lembaga perantara keuangan yang didirikan dengan wewenang


untuk menerima dan menghimpun simpanan uang, meminjamkan uang, serta
menerbitkan promes atau banknote.  Bank ini terbagi lagi menjadi tiga jenis,
yaitu Bank Sentral yang berfungsi untuk menjaga kestabilan perekonomian
masyarakat dan dikendalikan oleh Bank Indonesia, Bank Umum yang
memberikan layanan jasa keuangan serta transaksi, dan Bank Perkreditan
Rakyat yang menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka.

2. Lembaga Keuangan Nonbank


Sementara itu, lembaga non-Bank memberikan berbagai jasa keuangan dan
menarik dana dari masyarakat secara depository atau tidak langsung. Beberapa
contoh lembaga keuangan yang bukan bank antara lain adalah perusahaan
leasing, perusahaan asuransi, perusahaan dana pensiun, bursa efek, pegadaian,
reksadana, dan lain-lain.

1.4 Fungsi dan Tujuan Lembaga Keuangan

Setelah memahami definisi dan manfaat lembaga keuangan, maka dapat ditarik
kesimpulan beberapa fungsi dan tujuan lembaga tersebut. Meski demikian, fungsinya
juga cukup berbeda tergantung dari jenis lembaganya. Berikut ini beberapa fungsinya
baik yang merupakan Bank maupun non-Bank.
1. Bank berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dengan
cara mengeluarkan dokumen berharga. Dengan cara ini, dana masyarakat akan
lebih aman dan tersimpan dengan baik.
2. Selanjutnya, bank akan menyalurkan kembali dana yang sudah terhimpun
tersebut dan menggunakannya untuk pembiayaan, baik di bidang ekonomi
maupun pembangunan dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, dana
yang terhimpun tidak akan diam di tempat melainkan dikelola dan berpotensi
menjadi berkembang.
3. Selain itu, bank juga berfungsi untuk memberikan bantuan modal usaha
kepada masyarakat atau perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
Bantuan modal ini biasanya diberikan dalam bentuk kredit.
4. Ada pula pegadaian, yang merupakan lembaga keuangan non-Bank. Pegadaian
didirikan dengan tujuan agar dapat memberikan pinjaman kepada nasabah
namun dengan jaminan berupa barang atau surat berharga. 
5. Selanjutnya, ada pula koperasi yang memiliki fungsi dan tujuan yang mirip
dengan bank. Koperasi memberikan jasa simpan-pinjam kepada anggotanya
dengan bunga yang relatif rendah sehingga membebaskan masyarakat dari
rentenir dan dapat mengelola uang secara lebih produktif.
Lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank memiliki peranan
penting dalam lalu lintas dan perkembangan perekonomian masyarakat serta
negara. Karena itulah, perkembangan perekonomian tidak akan terlepas dari
keberadaan lembaga ini.
1.5 Peranan Lembaga KeuanganBukan Bank/Non-Bank

Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-38/MK/IV/1972, lembaga


keuangan bukan bank atau yang disingkat menjadi LKBB adalah sebuah badan yang
melakukan kegiatan dalam hal keuangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, menghimpun dana dari masyarakat dengan mengeluarkan surat-surat
berharga, selanjutnya menyalurkannya untuk pembiayaan investasi perusahaan yang
membutuhkan pinjaman. Jadi lembaga keuangan non bank ini memiliki fungsi utama
sebagai berikut
1. Pemberi bantuan modal

LKBB memberi bantuan modal dalam bentuk kredit, baik jangka panjang
maupun jangka pendek agar Anda tidak terjerat utang dengan bunga yang
sangat tinggi dari pihak renternir
2. Mengumpulkan dana

LKBB mengumpulkan dana dari masyarakat dengan mengeluarkan dokumen


berharga dan menyalurkannya kembali untuk pembiayaan investasi kepada
perseorangan maupun perusahaan yang membutuhkan.
3. Mendorong pengembangan perekonomian pasar uang dan pasar modal.

LKBB juga berfungsi sebagai penggerak penanggung, dan perantara dalam


setiap pengeluaran dan penukaran saham-saham, surat utang, obligasi, dan
surat-surat berharga lainnya.

1.6 Jenis Lembaga KeuanganBukan Bank/Non-Bank di Indonesia

1. Asuransi

Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kini sudah sangat banyak.


Asuransi menghimpun dana masyarakat dengan cara menarik premi dengan
jumlah yang telah disepakati pada awal kontrak. Jumlah premi dan polis
asuransi bisa saja berbeda, tergantung dari kesepakatan awal antara pihak
asuransi dan nasabah.
2. Perusahaan Dana Pensiun

Perusahaan-perusahaan tertentu serta lembaga-lembaga, bekerja sama dengan


LKBB ini untuk menyisihkan dan menyimpan sebagian dari gaji karyawan
tiap bulan. Nantinya pada masa pensiun, uang ini akan dikembalikan tiap
bulan. Bisa disimpulkan, perusahaan dana pensiun menyediakan layanan
tabungan jangka panjang. Contoh dari perusahaan dana pensiun yang paling
terkenal adalah PT Taspen. Namun selain itu sebenarnya ada juga BPJS
Ketenagakerjaan, PT Asabri, DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dan
DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja.

3. Pegadaian
Pegadaian adalah salah satu perusahaanr BUMN yang bergerak dalam bidang
penyaluran kredit dengan hukum gadai. Harapan dari LKBB ini adalah
masyarakat tidak akan lagi terjebak rentenir. Proses yang dibutuhkan untuk
pengajuan kredit ini juga tidak lama. Namun sesuai hukum gadai, ada barang
yang harus dijadikan jaminan.
4. Perusahaan Investasi
Perusahaan Investasi adalah lembaga keuangan non-bank yang bergerak dalam
bisnis jual beli sekuritas. Sederhananya, sebuah perusahaan yang
mengumpulkan sumber daya investor untuk menginvestasikannya kembali
dalam sekuritas yang dapat dipasarkan mulai dari saham hingga surat utang
hingga instrumen pasar uang disebut perusahaan investasi.

B. Lembaga Keuangan Bank


1.1 Peranan lembaga keuangan bank
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal
dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada
perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Lembaga keuangan melancarkan
pertukaran produk (barang dan jasa) dengan menggunakan uang dan instrument
kredit, menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
ke masyarakat dalam bentuk pinjaman. Dengan kata lain, lembaga keuangan
menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan menyalurkan ke pihak yang
kekurangan dana. Lembaha keuangan mampu memberikan jaminan hukum dan moral
mengenai keamanan dana masyarakat yang dipercayakan kepada lembaga keuangan
tersebut. Selain itu juga mampu memberikan keyakinan kepada nasabahnya bahwa
dana yang disimpan akan dikembalikan pada waktu jatuh tempo.

1.2 Manfaat perbankan


Adapun beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan, antara lain
1. Sebagai model investasi yang berarti transaksi derivative dapat dijadikan
sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan
jenis investasi jangka pendek (yield enhancement)
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti transaksi derivative dapat berfungsi
sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindungi nilai
(hedging) atau disebut juga sebagai risk management.
3. Informasi Harga, yang berarti transaksi derivative dapat berfungsi sebagai
sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditas
tertentu dikemudian hari (price discovery)
4. Fungsi spekulatif, yang berarti transaksi derivative dapat memberikan
kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari
transaksi derivative itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efesien, yang berarti
transaksi derivative dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi
sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada
masa mendatang.

Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau tururannya, maka
yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan ialah tujuan secara filosofis dari
eksistensi bank di Indonesia.

1.3 Laporan keuangan bank

Semua lembaga keuangan diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dan


diwajibkan untuk melaorkannya kepada regulator secara berkala. Bahkan bank dan
perusahaan asuransi wajib mengumumkan naracanya di surat kabar supaya dapat
dikontrol oleh masyarakat.
Laporan keuangan (financial report) adalah bentuk laporan yang menyajikan
informasi seputar keuangan seperti arus kas, laba rugi, naraca untuk suatu lembaga
keuangan atau perusahaan lainnya. Pada umumnya laporan keuangan untuk bank
berbeda dengan perusahaan lain, karena bank diatur secara khusus oleh pemerintah,
sehingga format naraca dana kun-akun yang dimuat dalam naraca harus mengikuti
ketentuan regulator.

1. Naraca bank
Naraca bank adalah ikhtisar/informasi yang menunjukkan posisi harta, modal,
dan kewajiban sebuah badan usaha pada periode wakt tertentu. Definisi naraca
bank lainnya adalah yang digambarkan dengan sistematis untuk menunjukkan
posisi keuangan suatu perusahaan yang di dalamnya memuat harta, utang, dan
modal. Berikut ini adalah elemen naraca bank,
a. Kelompok Aset
1) Investasi jangka panjang
2) Aset tetap dan asset tidak berwujud
3) Aset lancer, dan
4) Aset lainnya.
b. Kelompok Kewajiban
1) Kewajiban lancer
2) Kewajiban jangka panjang
3) Kewajiban lainnya.
c. Kelompok Ekuitas
1) Modal saham
2) Disagio/agio saham
3) Cadangan saldo saham.
2. Laporan Laba Rugi Bank
Laporan laba rugi bank adalah laporan akuntansi yang utama di mana dalam
laporan ini ditunjukkan hasil dari setiap unsur pendapatan dan beban bank
dalam periode akuntansi tertentu, sehingga dapat ditentukan bank tersebut
untung atau rugi.
3. Laporan Kualitas Aktiva Produktif Bank
Aktiva bisa dikatakan adalah jasa yang akan datang berupa jasa / uang yang
dapat diuangkan kecuali jasa-jasa kontrak antara dua belah pihak yang belum
terlaksana dan didalamnya terdapat kekuatan hukum bagi kelompo tertentu.

C. Perusahaan Asuransi
1.1 Risk Based Capital

Tujuan utama dari adanya asuransi adalah memberikan perlindungan agar


keuangan masyarakat tidak akan terganggu ketika terjadi suatu risiko yang
menimbulkan kerugian. Risiko itu bisa berasal dari kehilangan pendapatan dari
meninggalnya seseorang yang menjadi tumpuan suatu keluarga, risiko kerugian
dari terbakarnya atau terkena gempa di suatu pabrik, dan sebagainya. Jenis
asuransi yang ada di Indonesia adalah asuransi kesehatan, asuransi perjalanan,
asuransi kendaraan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kebakaran, dan
asuransi bangunan. Polis asuransi sebaiknya dibeli di perusahaan asuransi yang
sehat secara finansial. Sistem kesehatan keuangan perusahaan asuransi disebut
sebagai Risk Based Capital.

Risk Based Capital (RBC) itu disusun sesuai dengan lampiran III SEOJK Nomor
2/SEOJK.05/2013 Tanggal 27 Agustus 2013. Laporan solvabilitas tersebut
mempunyai ciri sebagai berikut

1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan


pengawasan usaha perasuransian. Oleh karena itu, bentuk, isi, dan susunan
laporan keuangan dibuat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di bidang usaha perasuransian (Statutory Accounting Practices / SAP)
sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Keuangan Nomor 53 Tahun 2012
dan peraturan pelaksanaannya.
2. Isi dan susunan laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan
produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi, maka isi dan susunan
laporan keuangan sebagai berikut,

a. Laporan keuangan Utama


1) Laporan posisi keuangan perusahaan asuransi jiwa
2) Laporan laba/rugi komprehensif perusahaan asuransi jiwa
3) Laporan arus kas perusahaan asuransi jiwa
4) Laporan perubahan ekuitan perusahaan asuransi jiwa
5) Laporan tingkat solvabilitas perusahaan asuransi jiwa
6) Perhitungan asset dan liabilitas SAP perusahaan asuransi jiwa
7) Rincian laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa
b. Laporan Keuangan Produk Asuransi
1) Laporan posisi keuangan produk asuransi yang dikaitkan dengan
investasi
2) Laporan laba/rugi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi
3) Laporan tingkat solvabilitas
4) Sub D – Penempatan investasi di luar negeri
5) Rincian laporan keuangan produk asuransi yang dikaitkan dengan
investasi
c. Laporan Gabungan
1) Laporan posisi keuangan perusahaan asuransi jiwa dengan produk
asuransi yang dikaitkan dengan investasi
2) Laporan laba/rugi perusahaan asuransi jiwa dan produk asuransi
yang dikaitkan dengan investasi
3) Sub D – Penempatan investasi di luar negeri
4) Laporan tingkat solvabilitas
d. Laporan Keuangan Tambahan
1) Laporan dana jaminan perusahaan asuransi jiwa
2) Rasio tingkat kesehatan keuangan selain MMBR
3) Rasio biaya pendidikan dan pelatihan
4) Aset dan liabilitas matching
5) Rincian pendapatan premi dan beban klaim berdasarkan distribution
channel
3. Bentuk isi, dan susunan laporan keuangan tersebut digunakan, baik untuk
laporan keuangan tahunan maupun laporan keuangan triwulan
4. Bagi perusahaan asuransi jiwa yang tidak memenuhi ketentuan solvabilitas,
maka bentuk, isi, dan susunan laporan keuangan sama dengan bentuk, isi, dan
susunan laporan keuangan triwulanan
5. Perusahaan yang tidak memenuhi tingkat solvabilitas, selain menyampaikan
laporan penyehatan keuangan, juga wajib melampirkan rencana dan langkah
penyehatan keuangan
6. Laporan keuangan utama disajikan secara berurutan untuk dua periode, yaitu
periode tahun berjalan dan periode sebelumnya.

Namun laporan solvabilitas ini yang merupakan laporan triwulan hanya dikirimkan ke
OJK untuk pembinaan kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Sedangkang laporan
keuangan yang bisa diakses oleh masyarakat hanya berupa naraca yang harus
dipublikasikan di harian nasional guna pengawasan oleh masyarakat terutama
masyarakat pemegang polis asuransi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai