Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AGAMA DAN ABORSI

DI SUSUN OLEH
KELAS : D/1
ANGGOTA KELOMPOK
1. MARIANI DES NANI
2. VISENTA DA SILVA
3. SULASTRI SAMSUDIN
4. ROVLIN A. BANI
5. AFRETAL Y. SISA
6.

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang maha Esa atas segala anugerah-Nya yang
telah diberikan kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
yang berjudul “AGAMA DAN ABORSI”.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makala ini, banyak sekali kekurangan yang
kami miliki untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan sekalian sangat
kami harapakan untuk proses penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga dengan adanya makalah ini wawasan belajar kami semakin bertambah dan lebih
memahami tentang aborsi dan agama khusunya dalam proses perkuliahan yang akan datang.
Terima kasih.

Kupang, Januari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II: PEMBAHASAN
A. Definisi Aborsi
B . Alasan Aborsi
C. Pelaku Aborsi
D. Tindakan Aborsi
F. Contoh Aborsi
G. Resiko Aborsi
       
II  A. Agama dan Aborsi
1. Aborsi Menurut Islam
2. Aborsi Menurut Kritiani
3. Aborsi Menurut Buddha
4. Aborsi Menurut Hindu
B . Solusi
    
 BAB III: PENUTUP
Kesimpulan   
Saran              
  
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
     Sebagai manusia kita sangat membutuhkan Agama dalam kehidupan kita, baik sebagai
aturan maupun pandangan hidup oleh karna itu makalah ini kami buat selain untuk memenuhi
tugas Agama, juga untuk menambah wawasan kita mengenai Agama dan nilai-nilai di dalam
nya.
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka
aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin
per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat
kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yang mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang
melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup
sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan
dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan
adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul
dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan
komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai
perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah
kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama
sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di
masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di
masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat
untuk mereka yang terlambat datang bulan.
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, WHO
memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi (tergantung kondisi masing-masing
negara). Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000
wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi
tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya,
di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak
aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka
tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan aborsi?


2. Mengapa banyak perempuan melakukan aborsi?
3. Bagaimana pandangan agama terhadap tindak aborsi?

C, Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang Aborsi ini, khususnya adalah untuk Menambah
wawasan  kami yang menulis dan umumnya bagi semua orang yang membaca makalah tentang
aborsi ini bisa mengetahui apa akibat dari aborsi itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

I.          A.  Definisi Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah “abortus”.Berarti
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan
untuk bertumbuh.
Dalam dunia medis dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1.   Aborsi Spontan / Alamiah
2.   Aborsi Buatan / Sengaja
3.   Aborsi Terapeutik / Medis

 Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun.  Kebanyakan


disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan 
 Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28
minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu
maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). 
 Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan
atas indikasi medik.  Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai
penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua
atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.  
B.  Alasan Aborsi
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang
belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-
alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang
hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang
menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu
akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan
anak dalam kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba
meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam kandungannya adalah boleh dan
benar .Semua alasan-alasan ini tidak berdasar.
Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita,
 
C.  Pelaku Aborsi
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi
gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam
buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes, Phd:1
Para wanita pelaku aborsi adalah:
Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia dibawah 25
tahun.Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun.    
Usia Jumlah %
Dibawah 15 tahun 14.200 0.9%
15-17 tahun 154.500 9.9%
18-19 tahun 224.000 14.4%
20-24 tahun 527.700 33.9%
25-29 tahun 334.900 21.5%
30-34 tahun 188.500 12.1%

1
Brian Clowes (2006), Facs of Life, SInTA-Unit Perpustakaan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).
Yogyakarta: Dina Kurnia Restanti dan Budiyanto
35-39 tahun 90.400 5.8%
40 tahun keatas 23.800 1.5%

Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi. Jadi,
para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih membunuh
anaknya sendiri.
Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur, kehamilan
diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat tidak bisa diterima
masyarakat maupun lingkungan keluarga.

Waktu Aborsi
Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut data statistik yang ada di
Amerika, aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada berbagai usia janin.
Usia Janin Kasus Aborsi
13-15 minggu 90.000 kasus
16-20 minggu 60.000 kasus
21-26 minggu 15.000 kasus
Setelah 26 minggu 600 kasus
D.   Tindakan Aborsi
Ada 2 macam tindakan aborsi, yaitu:
1.   Aborsi dilakukan sendiri
2.   Aborsi dilakukan orang lain
 Aborsi dilakukan sendiri
Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara memakan obat-obatan yang
membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin
menggugurkan janin.
 Aborsi dilakukan orang lain
Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan
juga beragam.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalam 5
tahapan, yaitu:

1.   Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan
2.   Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan
3.   Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan
4.   Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa
5.   Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah / sungai, dikubur di  tanah
kosong, atau dibakar di tungku 

Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melaksanakan aborsi dengan cara memberi
ramuan obat pada calon ibu dan mengurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa
janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu
membuahkan hasil yang diinginkan dan kemungkinan malah membawa cacat bagi janin dan
trauma hebat bagi calon ibu.
E.  Contoh Aborsi (Presentasi)
Berikut ini adalah gambaran mengenai apa yang terjadi didalam suatu proses aborsi:
 Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan)
Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan dengan cara
menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut langsung terhisap
dan hancur berantakan.Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa gumpalan-gumpalan
darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.
 Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan)
Pada tahap ini, dimana janin baru  berusia sekitar beberapa minggu, bagian-bagian
tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara menusuk anak tersebut kemudian
bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan menggunakan semacam tang khusus untuk
aborsi (cunam abortus).
Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut, dengan cara
menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau
leher.Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya.  Tulang-tulangnya di
remukkan dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar mudah
dikeluarkan dari kandungan.
Dalam klinik aborsi, bisa dilihat potongan-potongan bayi yang dihancurkan ini. Ada
potongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagian tubuh lain yang mungil.
Anak tak berdosa yang masih sedemikian kecil telah dibunuh dengan cara yang paling
mengerikan.
 Aborsi pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah terlihat
jelas.Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa menggenggam.Tubuhnya sudah bisa
merasakan sakit, karena jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik.
Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum
dikeluarkan.Pertama, diberikan suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam
ketuban bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan
pernafasannya dan akhirnya – setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari – bayi itu
akhirnya meninggal.
Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak, mencoba berteriak dan jantungnya
berdetak keras. Aborsi bukan saja merupakan pembunuhan, tetapi pembunuhan secara amat
keji.Setiap wanita harus sadar mengenai hal ini.
 Aborsi pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk.Wajahnya sudah kelihatan, termasuk
mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil.Jari-jarinya juga sudah menjadi lebih jelas dan
otaknya sudah berfungsi baik.
Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebut
hidup-hidup, kemudian dibunuh.
Cara membunuhnya mudah saja, biasanya langsung dilemparkan ke tempat sampah,
ditenggelamkan kedalam air atau dipukul kepalanya hingga pecah.Sehingga tangisannya berhenti
dan pekerjaan aborsi itu selesai. Selesai dengan tuntas – hanya saja darah bayi itu yang akan
mengingatkan orang-orang yang terlibat didalam aborsi ini – bahwa pembunuhan keji telah
terjadi.
Semua proses ini seringkali tidak disadari oleh para wanita calon ibu yang melakukan
aborsi. Mereka merasa bahwa aborsi itu cepat dan tidak sakit, mereka tidak sadar karena dibawah
pengaruh obat bius.Mereka bisa segera pulang tidak lama setelah aborsi dilakukan.
Benar, bagi sang wanita, proses aborsi cepat dan tidak sakit. Tapi bagi bayi, itu adalah
proses yang sangat mengerikan, menyakitkan, dan benar-benar tidak manusiawi.
Kematian bayi yang tidak berdosa itu tidak disaksikan oleh sang calon ibu. Seorang wanita
yang kelak menjadi ibu yang seharusnya memeluk dan menggendong bayinya, telah menjadi
algojo bagi anaknya sendiri
F.   Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap
wanita, terutama mereka  yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang
sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1.   Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2.   Resiko gangguan psikologis
 Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi  dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:

 1.   Kematian mendadak karena pendarahan hebat


 2.   Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
 3.   Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
 4.   Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
 5.   Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkancacat pada anak
berikutnya
 6.   Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
 7.   Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
 8.   Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
 9.   Kanker hati (Liver Cancer)
10.  Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11.  Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12.  Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13.  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
 Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported
After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti
berikut ini:
1.    Kehilangan harga diri (82%)
2.    Berteriak-teriak histeris (51%)
3.    Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4.    Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5.    Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6.    Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

II.       A.   Agama dan Aborsi

1. Aborsi Menurut Islam


Kendati terdapat perbedaan pendapat di antara akademisi Islam mengenai kapan kehidupan dimulai
dan kapan aborsi diperbolehkan, sebagian besar setuju bahwa penghentian kehamilan tidak
diizinkan setelah 120 hari – suatu titik di mana, dalam
Islam, janin diperkirakan menjadi jiwa yang hidup.Sejumlah pemikir Islam berpendapat bahwa
dalam kasus sebelum empat bulan kehamilan, aborsi seharusnya hanya diizinkan dalam kasus
kehidupan sang ibu terancam bahaya atau dalam kasus
pemerkosaan.
Menurut BBC, beberapa mazhab hukum Muslim mengizinkan aborsi dalam periode enam belas
minggu pertama kehamilan,sementara yang lain hanya mengizinkannya dalam periode tujuh
minggu pertama kehamilan. Semakin jauh perkembangan janin
dalam kehamilan, semakin besar kesalahannya. Al-Qur'an tidak secara khusus membahas tentang
aborsi, tetapi melingkupi isu ini dengan mengutuk pembunuhan yang disengaja. BBC juga
menuliskan bahwa semua mazhab memperbolehkan aborsi sebagai sarana untuk menyelamatkan
kehidupan sang ibu.
2. Aborsi Menurut Kristiani
Terdapat perbedaan pendapat mengenai bagaimana pandangan kalangan Kristenawal mengenai
aborsi, dan tidak ada larangansecara eksplisit dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
Alkitab Kristen.Beberapa akademisimenyimpulkan bahwakalangan Kristen awal mengambil sikap
yang bervariasitentang isu yang sekarang disebut aborsi ini, serta bahwa pada saat-
saatberlainandan tempat-tempat terpisah kalangan Kristen awal mengambil sikap yang
berbeda.Akademisi lainnyamenyimpulkan bahwa kalangan Kristen awal memandangaborsi sebagai
dosa pada setiap tahapan kehamilan; meski terdapatperbedaan pendapat mengenai jenis dosanya
dan seberapa serius dosa tersebut,tetapi bobot minimal keseriusanatau beratnya sama dengan
amoralitas seksual.Dikatakan bahwa beberapa orang Kristen awal meyakini kalau embriobelum
memiliki jiwa pada saat konsepsi atau pembuahan,dan karenanya ketikaitu terdapat perbedaan
pendapatmengenai apakah aborsi pada tahap awalkehamilan merupakan pembunuhan atau secara
etika setara dengan pembunuhan.
Beberapa konsili awal Gereja menghukum wanita pelaku aborsi yang jugamelakukan kejahatan
seksual lainnya, dan parapembuat obat abortifasien tetapi, sebagaimana posisi para Bapa Gereja
awal seperti Basilius Agung, tidak membedakanantara janin yang "berbentuk" dan "belum
berbentuk". Gregorius dari Nyssa dan Maximus sang Pengaku Imanberkeyakinan bahwa
kehidupan manusia telah dimulai sejak saat pembuahan, sementara Agustinus dari Hippo
meyakinikonsep Aristoteles tentang pemerolehan jiwa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu
setelah pembuahan, yang setelah titiktersebut aborsi harus dipandang sebagai pembunuhan, meski
tetap mengutuk aborsi pada tahapan apapun sejakpembuahan. Thomas Aquinas mengulangi
kembali pandangan Aristoteles tentang tahapan perkembangan jiwa: vegetatif,sensitif/animalia,
dan rasional. Ini dikatakan menjadi posisi Gereja Katolik sampai tahun 1869, ketika ekskomunikasi
otomatistidak lagi terbatas hanya pada tindakan aborsi janin berbentuk, suatu perubahan yang
diinterpretasikan sebagai pernyataanimplisit bahwa pembuahan adalah momen pemerolehan jiwa.
Kebanyakan aturan penitensial awal mengenakan silih yangsetara atas tindakan aborsi fase-awal
maupun fase-akhir, tetapi penitensi-penitensi setelah itu pada Abad Pertengahan
biasanyamembedakan keduanya, memberlakukan silih yang lebih berat atas tindakan aborsi fase-
akhir dan silih yang lebih ringandiberlakukan atas dosa aborsi "sebelum memiliki hidup".

Denominasi Kristen masa kini memiliki beragam posisi, pemikiran, dan ajaranmengenai aborsi,
terutama dalam keadaankeadaankhusus. Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Ortodoksi
Oriental, dan kebanyakan ProtestanInjili menentang aborsi yang disengaja sebagai perbuatan tak
bermoral, meski juga mengizinkan apa yang terkadang disebutaborsi tidak langsung, yaitu tindakan
yang tidak menghendaki kematian janin sebagai suatu tujuan ataupun sarana tetapi tindakanitu
mengakibatkan kematian janin sebagai efek samping. Beberapa denominasi Protestan garis utama
seperti Gereja Metodis,Gereja Kristus Bersatu, dan Gereja Evangelis Lutheran di Amerika lebih
bersikap liberal dalam hal aborsi.Secaralebih umum,sejumlah denominasi Kristen dapat dipandang
sebagai prokehidupan sementara yang lainnya mungkin dipandang sebagai propilihan.Selain itu,
dalam beberapa denominasi, terdapat kelompok minoritas yang tidak setuju dengan sikap
denominasi merekamengenai aborsi.

3. Aborsi menurut Buddha


Tidak terdapat satu pandangan Buddhis mengenai aborsi.Beberapa sumber dalam tradisinya,
termasuk sejumlah peraturanmonastik Buddhis, berpegang pada keyakinan bahwa kehidupan
dimulai sejak saat pembuahan dan bahwa aborsi, yangsesungguhnya melibatkan pemusnahan hidup
secara sengaja, harus ditolak. Yang menjadikan isu ini kompleks adalahkeyakinan Buddhis bahwa
"kehidupan merupakan suatu rangkaian kesatuan tanpa titik awal yang dapat
dipahami".Diantarakalangan Buddhis, tidak terdapat sudut pandang resmi atau yang
lebihdiutamakan berkenaan dengan aborsi.

Dalai Lama ke-14 mengatakan bahwa aborsi adalah "negatif", tetapi ada pengecualian-
pengecualian.Ia mengatakan, "Saya pikeraborsi seharusnya disetujui ataupun ditolak berdasarkan
keadaan masing-masing."
Menginduksi atau cara lain yang mengakibatkan aborsi dipandang sebagai suatu hal serius dalam
peraturan membiara (monastik)yang dianut oleh para rahib Theravāda maupun Wajrayana; para
rahib dan rubiah tidak diperkenankan untuk membantu seorangwanita dalam melakukan
aborsi.Sumber-sumber dalam tradisi Buddhis tidak mengenal perbedaan antara aborsi fase-awal
danfase-akhir, tetapi, di Sri Lanka dan Thailand, "stigma moral" terkait aborsi bertambah
seiringdengan perkembangan fetus ataujanin. Sementara sumber-sumber dalam tradisi tampaknya
tidak melihat kemungkinan keterkaitan aborsi dengan kesehatansang ibu, para guru Buddhis
modern dari banyak tradisi – dan hukum aborsi di banyaknegara Buddhis – mengakui
kalauancaman bagi kehidupan atau kesehatan fisiksang ibu dapat dijadikan suatu pembenaran yang
dapat diterima untuk melakukanaborsi sebagai suatu hal praktis, kendati hal itu dapat dipandang
sebagai suatuperbuatan dengan konsekuensi karma atau moralnegatif.
4. Aborsi menurut Hindu
Teks-teks Hindu klasik sangat mengutuk aborsi. BBC menuliskan, "Saatmempertimbangkan
aborsi, cara Hindu adalah memilihtindakan yang akan memberikan kerugian paling sedikit bagi
semua yang terlibat: sang ibu dan ayah, sang janin dan masyarakat."Lebih lanjut BBC
menyatakan, "Dalam praktiknya, bagaimanapun, aborsidipraktikkan dalam kultur Hindu di India,
karenalarangan keagamaan atas aborsi terkadang dikesampingkan oleh preferensikultural demi
anak laki-laki. Hal ini dapatmenyebabkan aborsi untuk menghindari kelahiran bayi perempuan,
yang disebut 'fetisida wanita'." Para akademisi Hindu danpembela hak-hak wanita telah
mendukung larangan atas aborsi selektif-seks. Beberapa umat Hindu mendukung aborsi
dalamkasus kehidupan sang ibu terancam bahaya atau ketika janinnya memiliki anomali
perkembangan yang mengancam nyawa.

Beberapa teolog Hindu dan Brahma Kumaris meyakini bahwa keberadaan pribadi manusia
dimulai dalam periode tiga bulankehamilan dan berkembang dalam periode lima bulan, yang
mungkin menyiratkan diizinkannya aborsi hingga bulan ketiga danmenganggap aborsi setelah
bulan ketiga sebagai penghancuran tubuh yang sedangmenjelma yang dimiliki sang jiwa.
C.  Solusi
 Solusi untuk seorang wanita
Jika anda sedang memikirkan untuk melakukan aborsi, tenangkan pikiran anda. Aborsi
bukanlah suatu solusi sama sekali. Aborsi akan membuahkan masalah-masalah baru yang bahkan
lebih besar lagi bagi anda – di dunia dan di akhirat.
Ada beberapa pihak yang dapat diminta bantuannya dalam hal menangani masalah aborsi
ini, yaitu:
1.   Keluarga dekat atau anggota keluarga lain.
2.   Saudara-saudara seiman
3.   Gereja-gereja, khususnya gereja Katolik
4.   Organisasi-organisasi pelayanan Gereja
5.   Orang-orang lain yang bersedia membantu secara pribadi
Pertama-tama, hubungi keluarga terlebih dahulu. Orang tua, kakak, om, tante atau saudara-
saudara dekat lainnya. Minta bantuan mereka untuk mendampingi di saat-saat yang sukar ini.
 Solusi untuk Bayi
Apapun alasan anda, aborsi bukanlah jalan keluar. Setiap bayi yang dilahirkan, selalu
dipersiapkan Tuhan segala sesuatunya untuk dia.Jangan lan kita sia-sia kan kepercayaan Tuhan
kepada kita.Bersyukurlah karena kita telah diberi kesempatan untuk bias memperoleh
keturunan,karena mubgkin orang lain tidak seberuntung kita. Jika memang saat ini anda tidak
sanggup membiayai kehidupan buah hati anda, berdoalah agar Tuhan memberikan jalan
keluar.Jika anda benar-benar tidak menginginkan anak tersebut, carilah orang-orang dekat yang
bersedia untuk menerimanya sebagai anak angka
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aborsi merupakan hal yang harus dihindari.Seseorang boleh melakukan aborsi jika memang
alasanyya jelas menurut agama dan kesehatan.Tidak diperbolehkan seorang ibu hamil
membuang janinnya sendiri,karena Tuhan telah memberikan kepercayaan kepada kita untuk bisa
memperoleh seorang keturunan.Bersyukurlah suatu saat nanti bila kita di beri kesempatan untuk
menjadi seoarang ibu berarti kita telah menjadi manusia yang beruntung,karena tidak semua
wanita bisa hamil.Banyak sekali wanita yang tidak bisa memeberikan keturunan kepada
suaminya karena faktor kesehatan.

B. Saran
Memang kasus aborsi tidak dapat kita hentikan. Tetapi kita dapat mencegah meningkatnya
kasus aborsi dengan cara kita sadar akan tindakan aborsi tersebut tidaklah baik. Solusi saya agar
kita sadar bahwa aborsi itu dosa ialah beriman yang diwujudkan dengan:
1. Sikap hormat terhadap kehidupan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang ”serupa dengan
citra Allah” (Berdasarkan Kej 1:26)
2. Taat kepada perintah Allah khususnya perintah cinta / esam cinta yaitu Cinta Kepada
Tuhan dan esame.
3. Taati perintah ke -5 : ”Jangan Membunuh”
4. Setia kepada ajaran Gereja yang melarang keras Aborsi (humanae Ultae).
5. Pembinaan kaum muda: Memberi Katekese (pelajaran) mengenai seks dan
seksualitas.Saya berharap, dengan solusi yang telah saya berikan berguna bagi kita
semua. Saya berharap agar kita semua menjadi sadar dan tidak melakukan tindakan
aborsi.
DAFTAR PUSTAKA

 http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-pandangan-agama-terhadap-
kasus.html
 https://www.academia.edu/9024380/
ANALISIS_HUKUM_ISLAM_TERHADAP_ABORSI_KTD
 ./:/https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_dan_aborsi

 Brian Clowes (2006), Facs of Life, SInTA-Unit Perpustakaan Universitas Kristen


Duta Wacana (UKDW). Yogyakarta: Dina Kurnia Restanti dan Budiyanto

Anda mungkin juga menyukai