Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

KOMUNIKASI YANG BAIK

OLEH :

NAMA –NAM KELOMPOK NIM

1. ROVLIN A. BANI 184202721


2. SONYA J.N OTEMUSU 184502721
3. SULASTRI SAMSUDIN 184702721
4. AFRETAL Y. SISA 184802721
5. KORNALIA TAOPAN 182502721
6. VISENTA DASILVA 184902721
7. RESIN R. NEOLAKA 184002721
8. WILHELMINA LURUK 185002721
9. YUNCE LIEM 185502721

KLS/SMSTR : D/II

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Tentang KOMUNIKASI
YANG BAIK. Terimakasi kami ucapkan juga kepada dosen yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti
dan memahami tentang makalah ini.

Maka begitu pula dengan makalah ini yang telah kami berusaha akan tetapi kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan dalam makalah ini dan kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Kupang ,Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan baik dengan
menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan tindakan. Pengertian
komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara
berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan maupun sinyal-
sinyal non verbal.

Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap manusia, baik itu manusia
sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun dalam kehidupan berorganisasi,
tidak ada satupun organisasi yang dapat terbentuk tanpa adanya komunikasi di antara para
anggotanya. Komunikasi yang tercipta di antara para anggota organisasi disebut dengan
komunikasi organisasi. Salah satu komunikasi yang kerap atau tidak mungkin tidak terjadi dalam
organisasi adalah komunikasi interpersonal.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya seseorang memerlukan


orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini adalah
sebuah hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial
dengan sesamanya. Di kehidupan ini manusia sering bertemu satu dengan yang lainnya dalam
suatu wadah baik formal maupun informal.

Komunikasi formal adalah proses komunikasi bersifat resmi yang biasanya dilakukan
dalam lembaga formal melalui garis perintah yang berorientasi pada produktifitas, berdasarkan
struktur organisasi berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status masing-masing yang
tujuannya menyampaikan pesan berkaitan dengan kepentingan dinas.

Pesan dalam komunikasi formal mengalir berdasarkan hierarki atau struktur resmi
organisasi yaitu mengalir dari atas ke bawah, dari bawah ke atas ataupun antar anggota secara
horizontal. Pesan tersebut berupa informasi yang berkaitan erat dengan organisasi seperti tugas,
perintah, kebijakan, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi ?
2. Apa itu komunikasi efektif ?
3. Apa tujuan dan fungsi komunikasi ?
4. Apa manfaat komunikasi ?
5. Apa itu komunikasi santun?
6. Apa itu komunikasi simpatik dan empatik ?

C. Tujuan
 Tujuan Umum
Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi , tujuan dan bagaimana
proses berkomunikasi yang baik dan efektif.
 Tujuan Khusus
1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi
2. Mampu mengetahui apa itu komunikasi efektif
3. Mampu mengetahui tujuan dan fungsi komunikasi efektif
4. Mampu mengetahui manfaat komunikasi efektif
5. Mampu mengetahui apa itu komunikasi santun
6. Mampu mengetahui apa itu komunikasi simpatik dan empatik
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti


'sama'. Communico,communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make
to common). Secara sederhana komunikasi dapatterjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yangmenerima pesan. Soedjono soekanto, (kamus
sosiologi) :communication adalah proses penyampaian pesan dri satu pihak ke pihak lain,
sehinggaterjadi pengertian bersama. Jika tidak terjadi kesamaan antara kedua aktorkomun
ikasi “communication actors” yaitu komunikator dan komunikan itu,dengan lain
perkataan komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya,maka komunikasi tidak
terjadi. Dalam rumusan lain situasi tidak komunikatif.

Dani Vardiansyah (2004) tentang catatan akhir, bagi sebuah awal,dalam bukuny
Pengantar Ilmu KomunikasiPendekatan Taksonomi Konseptual,“Komunikasi merupakan
sebuah proses interaksi pertukaran lambang. Lambang juga disebut tanda, kode atau
symbol. Manusia berbedadengan makhluk lainnya, selalu mrnggunakan symbol serta
memaknaisymbol-simbol yang digunakannya, membuat manusia disebut animal
Symbolicum.

Hakikat komunikasi adalah suatu proses pernyataan antar manusia,yang dikatakan


itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang laindengan menggunakan
Bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan disebut
“message”. Orang yangmenyampaikan pesan “communicator ”, sedangkan orang yang
menerima pesan disebut “communicate”.

Untuk tegasnya komunkasi diproses oleh penyampaikan komunikator kepada


komunikan ,jika dianalisis pesan komunikasi terdiri atas 2 aspek, yaitu :

Isi pesan “the content of the message’’

Lambang “symbol”
B. TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI
 Tujuan Komunikasi
1. Mengubah sikap “ to change the behavior “
2. Mengubah opini/pendapat “ to change the opinion”
3. Menguabah perilaku “to change the behavior”
4. Mengubah masyarakat “ to change the society “.
 Fungsi Komunikasi
1. Menginformasikan “ to inform”
2. Mendidik” to educate”.
3. Menghibur “ to entertain”
4. Memperbaharui “ to influence”

GORDON I ZIMMERMAN mengkategorikan tujuan manusia berkomunikasi ada 2 hal


,yaitu :

 Berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas- tugas penting bagi kebutuhan


 Berkomunikasiuntuk menciptakan dan menumpuk hubungan kita dengan orang lain
Jadi komunikasi punya fungsi isi , yang melibatkan pertukaran informasi yang
kita perukan untuk menyelsaikan tugas dan fungsi hubungan, yang melibatkan pertukaran
informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.

C. KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi efektif berkaitan dengan kemampuan (ability) komunikator dan


komunikannya. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha
dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menurut Soelaiman (2007:112) kemampuan
adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat
menyelesaikan pekerjaannya, baiksecara mental ataupun fisik.
Aspek-aspek yang paling penting dalam kemampuan komunikasi secara efektif
terdiri dari komunikator, komunikan, media yaitu alat untuk menyampaikan danpesan
sesuatu yang disampaikan. Karena selain dari tiga aspek tersebut semuanya sudah mengacu
kepada kurikulum yang berlaku (kompetensi inti dan kompetensi dasar) baik yang berupa
pesan/materi pelajaranataupun efek komunikasi yang biasanya berupa nilai prestasi belajar
(Handayani, 2011).
Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks
(Mingay, 2005: 2; dan Soller, Lesgold, Linton dan Goodman, 1999: 1-8). Dianggap penting
karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya
menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan
untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.
Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk
menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan
sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan
bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan
kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari
diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca
sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang
dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat.
Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator
dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi
Komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung
dapat berkomunikasi lebih efektif.

Hal ini alasannya menurut Herbert W. Simons karena empat faktor, yaitu :

1) Kesamaan mempermudah proses penyandian (decoding), yakni menerjemahkan lambang-


lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan.
2) Kesamaan membantu membangun premis yang sama untuk mempermudah proses
deduktif. Dalam hal ini berarti bila kesamaan disposisional relevan dengan topik persuasi,
maka komunikan akan terpengaruh oleh komunikator.
3) Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator. Kebanyakan orang
cenderung menyukai orang-orang yang memiliki kesamaan disposisional dengan orang
tersebut tadi, Sehingga hal ini kalau dalam proses Komunikasi Interpersonal komunikan
akan tertarik pada komunikator dan komunikan tersebut cenderung menerima gagasan-
gagasan komunikator.
4) Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator.

D. Manfaat Komunikasi Efektif

Manfaat komunikasi adalah sebagai sarana pengendalian, motivasi, pengungkap


emosi, informasi, bahan diskusi, sosialisasi, hiburan, integrasi, pendidikan, dan kebudayaan.
Manfaat-manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Pengendalian. 
Komunikasi berfungsi sebagai pengendalian dalam pembelajaran, artinya bahwa
komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif. 
2) Motivasi. 
Komunikasi berfungsi sebagai motivasi. Komunikasi dapat memperkuat motivasi peserta
didik dalam pembelajaran dengan cara menjelaskan kepada peserta didik mengenai apa
yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, dan apa tujuan yang ingin dicapai
dari apa yang dipelajari tersebut.
3) Pengungkap Emosi. 
Komunikasi merupakan sarana untuk pengungkapan emosi dalam proses pembelajaran.
Seperti kita pahami bahwa proses pembelajaran di sekolah merupakan proses yang di
dalamnya terjadi interaksi antar berbagai karakter peserta didik, dimana dalam interaksi
tersebut terjadi proses pengungkapan emosi. Oleh karena itu, komunikasi merupakan
pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial bagi peserta didik. 
4) Informasi. 
Komunikasi berfungsi sebagai sarana penyedia informasi. Komunikasi dapat memberikan
informasi yang diperlukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Selain itu, guru memberikan
informasi kepada peserta didik melalui penyampaian materi pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
5) Bahan Diskusi. 
Komunikasi berfungsi sebagai bahan diskusi, yakni menyediakan informasi yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. 
6) Sosialisasi. 
Komunikasi berfungsi sebagai media sosialisasi, yakni sebagai sarana sosialisasi antara
guru dan peserta didik. Dalam hal ini, komunikasi menyediakan dan mengajarkan tentang
pengetahuan, bagaimana bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan sosial,
serta bertindak sebagai warga sekolah yang baik.
7) Hiburan. 
Komunikasi berfungsi sebagai hiburan. Bahwa komunikasi merupakan media hiburan
yang mudah dan murah. Melalui komunikasi sebagai hiburan, maka setiap guru dan
peserta didik akan terlibat dalam proses pembelajaran yang menyenangkan. 
8) Integrasi.
Komunikasi berfungsi sebagai alat integrasi. Melalui komunikasi, terjadi integrasi di
antara ragam perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam hal ini, komunikasi juga
berfungsi sebagai perekat diantara perbedaan yang ada. 
9) Pendidikan. 
Komunikasi berfungsi untuk pendidikan. Bahwa komunikasi mendidik dan memberikan
pengetahuan yang cukup kepada guru untuk mentransfer pengetahuan dan segala
kompetensi yang berhubungan dengannya, sebagai bagian dari proses pendidikan bagi
peserta didik. 
10) Kebudayaan. 
Komunikasi berfungsi untuk memajukan kebudayaan. Melalui pendidikan dan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik, maka sesungguhnya
kebudayaan sedang dibangun.
E. KOMUNIKASI SANTUN

Berdasarkan Kamus Besar bahasa Indonesia (1990:781), santun memiliki makna


halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sopan; sabar; dan tenang. Kesantunan
dalam konteks yang lebih luas, tidak merujuk kepada kesantunan berbahasa semata-mata
tetapi juga merujuk kepada aspek nonverbal seperti tingkah laku, mimik muka, dan nada
suara.

Sopan adalah suatu aturan atau tata cara yang berkembang secara turun temurun dalam
suatu budaya di masyarakat yang bisa bermanfaat dalam pergaulan antar sesama manusia
terjalin suatu hubungan yang akrab,saling pengertian serta saling hormat menghormati.
( Taryati dalam Suharti : 2004 )

Berdasarkan pengertian di atas, komunikasi santun dapat diartikan sebagai


komunikasi yang dilaksanakan dengan halus, baik dan sopan baik menyangkut budi bahasa
maupun tingkah laku. Ketika berkomunikasi dalam proses pembelajaran, guru harus
memerhatikan kesantunan baik dalam bentuk sikap maupun bahasa yang digunakan. Bahasa
yang digunakan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan norma-norma
budaya yang berlaku.

Tatacara berbahasa sangat penting diperhatikan demi kelancaran komunikasi. Oleh


karena itu, masalah tatacara berbahasa ini harus mendapatkan perhatian. Dengan mengetahui
tatacara berbahasa diharapkan orang lebih bisa memahami pesan yang disampaikan dalam
komunikasi.
Selain unsur verbal, unsur-unsur nonverbal seperti paralinguistik dan kinetik pun
perlu diperhatikan dalam berkomunikasi secara santun. Unsur paralinguistik berkenaan
dengan ciri-ciri bunyi seperti suara berbisik, suara meninggi, suara rendah, suara sedang,
suara keras, atau pengubahan intonasi yang menyertai unsur verbal dalam berbahasa.
Penutur harus memahami kapan unsur-unsur ini diterapkan ketika berbicara dengan orang
lain kalau ingin dikatakan santun.
Gerak tangan, anggukan kepala, gelengan kepala, kedipan mata, dan ekspresi
wajah seperti murung dan senyum merupakan contoh unsur kinestetik yang juga perlu
diperhatikan ketika berkomunikasi. Apabila penggunaannya bersamaan dengan unsur verbal
dalam berkomunikasi, fungsinya untuk memperjelas unsur verbal.
Misalnya, seorang siswa disuruh guru mengerjakan soal di depan kelas karena tidak
menguasai, anak menjawab “Tidak, tidak bisa, Bu. Soalnya susah sekali” (verbal) sambil
menggelengkan kepala dan melambaikan tangan (kinestik). Seharusnya siswa dapat
menolak permintaan guru dengan cara yang santun, dengan menjawab, “Maaf ibu saya
belum memahami cara mengerjakan soal itu” (verbal).
F. KOMUNIKASI SIMPATIK DAN EMPATK
Istilah empati dan simpati amat terkait dengan kondisi psikologis seseorang.
Keduanya berhubungan dengan kondisi kejiwaan. Oleh sebab itu dalam beberapa bacaan
terkait, keduanya banyak disinggung dalam disiplin ilmu psikologi. Sementara dalam
komunikasi, keduanya banyak dibahas dalam hal komunikasi antar budaya, yaitu interaksi
sosial antara individu dengan individu lain yang berbeda dari sisi latar belakang budaya,
pendidikan dan sejenisnya.
Everett M. Rogers & Dilip K. Bhowmik mendefinisikan emphaty sebagai
kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain.
Menurut Sigmund Freud bahwa : “Empathy dianggap sebagai memahami orang
lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita”.
Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.
Dengan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang
lain merasakannya.”
Komunikasi empatik adalah komunikasi yang menunjukkan adanya saling pengertian
antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi ini menciptakan interaksi yang
membuat satu pihak memahami sudut pandang pihak lainnya.Komunikasi empatik bisa
dipahami dari kata empati. Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa
yang dialami orang lain pada saat tertentu, dari sudut pandang danperspektif orang lain
tersebut. Jadi, komunikasi empatik dapat menjadisarana untuk menjalin saling pengertian
antara dua pihak .
Pengertian Simpati Dan Pendapat Para Pakar Simpati adalah Sikap menaruh
perhatian, ikut merasakan dan memberi dukungan emosional kepada orang yang sedang
menderita.
Menurut Soerjono Soekanto: Proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain.
Agar dapat berlangsung, diperlukan adanya pengertian antara kedua belah pihak.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan baik dengan
menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan tindakan. Pengertian
komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-
cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan
maupun sinyal-sinyal non verbal.
Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap manusia, baik itu
manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun dalam kehidupan
berorganisasi, tidak ada satupun organisasi yang dapat terbentuk tanpa adanya
komunikasi di antara para anggotanya. Komunikasi yang tercipta di antara para anggota
organisasi disebut dengan komunikasi organisasi. Salah satu komunikasi yang kerap atau
tidak mungkin tidak terjadi dalam organisasi adalah komunikasi interpersonal.
Komunikasi formal adalah proses komunikasi bersifat resmi yang biasanya dilakukan
dalam lembaga formal melalui garis perintah yang berorientasi pada produktifitas,
berdasarkan struktur organisasi berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status
masing-masing yang tujuannya menyampaikan pesan berkaitan dengan kepentingan
dinas.
Pesan dalam komunikasi formal mengalir berdasarkan hierarki atau struktur resmi
organisasi yaitu mengalir dari atas ke bawah, dari bawah ke atas ataupun antar anggota
secara horizontal. Pesan tersebut berupa informasi yang berkaitan erat dengan organisasi
seperti tugas, perintah, kebijakan, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/1208/4/BAB%20I-V.pdf

http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/n/article/download/2039/1328

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/127/4/BAB%20II%20%28revisi%29.pdf

https://www.kompasiana.com/afiyahfarin/..f2/simpati-dan-empati-dalam-komunikas

Anda mungkin juga menyukai