Anda di halaman 1dari 3

Kampus :

Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari Kadipiro Surakarta 57136


Telp. (0271) 73495

UJIAN AKHIR SEMESTER


GENAP T.A. 2021/2020

ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Hari/ Senin, 13 Desember


Mata Uji Pendidikan Anti Korupsi
Tang 2021
gal
Semester I Jam TAKE HOME

Penguji MUNAAYA FITRIYYA


Waktu
SE,.SST,.M.Kes

NAMA : ANGGI RANdHA PUTRA


NIM : 02202104021
PROGRAM STUdI : -IV ALIH JENJANG ANESTESIOLOGI
1. Bagaimana anda mendefinisikan tentang korupsi
Korupsi menurut saya adalah menyalahgunakan kewenangan, jabatan atau
amanah secara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan atau manfaat
pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan kepentingan umum.
Korupsi tidak selalu terkait dengan uang, selain itu penggunaan fasilitas dan
jabatan untuk kepentingan pribadi juga termasuk korupsi.
2. Apakah korupsi selalu terkait uang? Bagaimana dengan korupsi waktu,
penggunaan fasilitas untuk kepentingan pribadi, dll?
Menurut saya, korupsi bukan hanya uang yang dikorupsikan tetapi waktu
kadang kita korupsikan. Jika dilihat dari Undang-Undang tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi hanya mengatur subjek hukum dalam
tindak pidana korupsi adalah Pegawai Negeri atau Pejabat Penyelenggara
Negara dan objeknya adalah keuangan negara. Secara Implisit, waktu dan
penggunaan fasilitas tidak diatur di dalam undang-undang tersebut. Namun
apabila diurutkan lebih jauh maka tindakan menggunakan waktu kerja dan
fasilitas milik negara dapat dikategorikan sebagai korupsi karena waktu kerja
dan fasilitas kerja merupakan beban keuangan negara. Tindakan menggunakan
waktu dan fasilitas kerja milik negara untuk kepentingan pribadi termasuk ke
dalam perilaku koruptif.
Menurut Undang-Undang Korupsi berupa pemberian suap dan gratifikasi
juga dapat terjadi dalam bentuk pemberian barang seperti: mobil, perangkat
elektronik. (Pasal 5 (1) huruf a dan 13 UU Tindak Pidana Korupsi) Bahkan,
berjanji memberikan sesuatu pun termasuk korupsi (Pasal 5 (1) huruf a UU
Tindak Pidana Korupsi) Selain itu, penggunaan fasilitas dan jabatannya untuk
kepentingan pribadi juga termasuk korupsi.

3. Suami saya Pejabat di Dinas Kesehatan. Anak saya sering menerima hadiah
mainan mahal dari rekanan suami saya supplier obat. Rekanan tersebut datang
ke rumah dan memberikan mainan kepada anak saya yang menerimanya dengan
senang hati. Saya dan suami tidak bisa berbuat apa-apa, karena anak saya sangat
bahagia.
a. Apakah suami, saya dan anak melakukan korupsi/menerima suap?
Menurut saya, jika supplier obat tersebut bermaksud memberikan
hadiah tersebut karena jabatan suami sebagai Pejabat di Dinas
Kesehatan, hadiah itu bisa di kategorikan sebagai gratifikasi yang
berpotensi besar menjadi korupsi/tindak pidana penyuapan karena
hadiah diberikan terkait dengan jabatan sesuai (Pasal 12 B dan 13 UU
Tindak Pidana Korupsi)
b. Apakah kami dapat dihukum? Jika iya hukuman apa yg akan kami
peroleh?
Jika terindikasi gratifikasi, dijatuhi pidana penjara atau denda dalam
jumlah yang besar. Ancaman hukuman yang akan diterima berdasarkan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang No. 31 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Pasal 12B ayat (2) adalah pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah)

c. Apa yang harus kami lakukan dengan kejadian tersebut


Menurut saya, sebaiknya pemberian tersebut ditolak dengan cara
yang baik dan sedapat mungkin tidak menyinggung. Jika pemberian
tersebut tidak dapat ditolak karena keadaan tertentu maka pemberian
tersebut sebaiknya dilaporkan dan dikonsultasikan ke KPK untuk
menghindari fitnah atau memberikan kepastian jawaban mengenai status
pemberian tersebut. Gratifikasi atau pemberian hadiah tersebut harus
dilaporkan kepada KPK paling lambat 30 hari setelah menerimanya

Anda mungkin juga menyukai