Anda di halaman 1dari 29

Askep pada

agregat dalam
Komunitas :
Kesehatan lansia
Ayip Syarifudin Nur, S.Kep.,Ners
Seiring semakin membaiknya fasilitas
dan layanan kesehatan, terkendalinya
tingkat kelahiran, meningkatnya angka
harapan hidup, serta menurunnya
tingkat
kematian, maka jumlah dan proporsi
penduduk lanjut usia (lansia) terus
mengalami peningkatan
Secara global, terdapat 727 juta orang
Fenomena penuaan penduduk (ageing
yang berusia 65 tahun atau lebih pada
population) ini bisa dimanfaatkan
tahun 2020 (UN, 2020). Jumlah tersebut
sebagai bonus demografi kedua bagi
diproyeksikan akan berlipat ganda menjadi
dunia. Ketika suatu negara mengalami
1,5 miliar pada tahun 2050. Selama
peningkatan populasi lansia yang masih
lima puluh tahun terakhir, persentase
produktif dan dapat memberikan
penduduk lanjut usia di Indonesia
sumbangan bagi perekonomian, maka
meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971
negara tersebut tengah mengalami bonus
menjadi sekitar 10,7 persen pada
demografi kedua (Heryanah, 2015).
tahun 2020.

Kesejahteraan lansia dapat dicerminkan


melalui kondisi kesehatannya.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
Akan tetapi, kondisi ini membutuhkan
secara fisik, mental, spiritual, maupun
prasyarat tersedianya lansia yang sejahtera
sosial
dan produktif dalam jumlah yang
yang memungkinkan setiap orang untuk
cukup.
hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (UU Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan)

Pada tahun 2021, Mengingat kondisi


sebanyak 42,22 persen lansia pernah kesehatan yang rentan terserang penyakit,
mengalami keluhan kesehatan dalam lansia perlu berperilaku sehat seperti
sebulan terakhir, separuh di antaranya rajin berolahraga dan menghindari rokok.
(22,48 persen) terganggu aktivitasnya Akan tetapi, hampir satu dari empat
sehari-hari atau sakit. Sekitar 81,08 persen (24,19 persen) lansia masih merokok
lansia mengobati sendiri keluhan dalam sebulan terakhir, di mana 22,10
kesehatan yang dialaminya dan 45,42 persen di antaranya merokok setiap hari
persen yang berobat jalan (BPS, 2021). (BPS, 2021)
Pada
tahun 2021, sekitar satu dari dua (49,46 persen) lansia masih aktif bekerja.
Lapangan usaha pertanian menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja lansia, yaitu sebesar 53,10 persen. Sekitar enam dari sepuluh lansia bekerja
sebagai pemilik usaha, baik yang berusaha sendiri (31,34 persen), berusaha
dibantu buruh tidak dibayar (30,76 persen), maupun dibantu buruh dibayar (4,23
persen)

Peraturan Menteri Sosial Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman


Pelayanan Sosial Lansia menyebutkan bahwa pelayanan sosial lansia adalah upaya yang ditujukan
untuk membantu lansia dalam memulihkan dan mengembangkan fungsi sosialnya

Secara garis besar, program pelayanan dan pemberdayaan lanjut


usia meliputi program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dan Sentral Layanan
Sosial (SERASI), program Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT), program
pendampingan sosial lansia melalui perawatan di rumah (home care), program
family support lansia, program rehabilitasi sosial lanjut usia (Progress LU),
pendamping sosial profesional lanjut usia, dukungan teknis lanjut usia, dan
bantuan sosial lanjut usia.
Pada umumnya, penyakit yang dialami lansia merupakan penyakit yang
tidak menular, bersifat degeneratif, atau disebabkan oleh faktor usia,
misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, stroke, rematik dan cidera
(Kemenkes, 2021).

Penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit kronis, berbiaya besar, dan


apabila tidak tersembuhkan akan menimbulkan ketidakmampuan atau
disabilitas sehingga lansia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
KONSEP DASAR LANSIA
Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan 1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
manusia. Proses menua merupakan proses 2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui
tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan
tua (Nugroho, 2006).
BATASAN LANSIA

WHO (1999) menjelaskan batasan lansia


adalah sebagai berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74
tahun,
2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90
tahun.
PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA

PENDEKATAN FISIK

Pendekatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat


dibagi 2 bagian:
1. Klien lansia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik
yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain
sehingga dalam kebutuhannya sehari-hari ia
masih mampu melakukannya sendiri.

2. Klien lansia yang pasif, keadaan fisiknya mengalami


kelumpuhan atau sakit. Perawat
harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini,
terutama yang berkaitan dengan
kebersihan perseorangan untuk mempertahankan
kesehatan
PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA

PENDEKATAN PSIKOLOGIS
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada
klien lansia.
Perawat harus selalu
memegang prinsip triple S yaitu sabar, simpatik dan
service. Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan
mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya
secara
perlahan dan bertahap

PENDEKATAN SOSIAL

Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan


salah satu upaya perawat
dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama
dengan sesama klien lansia berarti menciptakan
sosialisasi.
FOKUS KEPERAWATAN GERONTIK
PERUBAHAN-PERUBAHAN LANSIA
Peningkatan kesehatan (health promotion)
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi Upaya yang dilakukan adalah memelihara kesehatan dan mengoptimalkan kondisi
proses penuaan secara degeneratif lansia dengan menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia, perilaku hidup bersih dan
yang akan berdampak pada perubahan- sehat serta manfaat olah raga
perubahan pada diri manusia, tidak hanya
perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, Pencegahan penyakit (preventif)
sosial dan sexual (Azizah dan Lilik M, 2011, Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan
melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya
2011). penyakit, contohnya adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol secara
berkala, menjaga pola makan, contohnya makan 3 kali sehari dengan jarak 6 jam,
jumlah porsi makanan tidak terlalu banyak mengandung karbohidrat (nasi, jagung, ubi)
KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK dan
mengatur aktifitas dan istirahat, misalnya tidur selama 6-8 jam/24 jam.
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk Mengoptimalkan fungsi mental.
pelayanan profesional yang didasarkan
Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan ceramah agama, sholat
pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otak) (GLO) dan melakukan terapi aktivitas
bersifat konprehensif terdiri dari bio-psiko- kelompok, misalnya mendengarkan musik bersama lansia lain dan menebak judul
lagunya
sosio-spritual dan kultural yang holistik,
ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat
maupun Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada penyakit yang
dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014). diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit, misalnya
pada saat kegiatan Posyandu Lansia
PENGKAJIAN LANSIA
MELIPUTI :

• Pengkajian Status Fungsional


• Pengkajian Status Kognitif / Afektif
• Pengkajian Fungsi Sosial
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL

• Pengukuran kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas


kehidupan sehari-hari
• Penentuan kemandirian mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan
klien dan menciptakan pemilihan intervensi yang tepat.
• Meliputi : Indeks Katz, Barthel Indeks, Sullivan
INDEKS KATZ

• Alat yg digunakan untuk menentukan hsil tindakan dan prognosis pada


lanjut usia dan penyakit kronis.
• Meliputi keadekuatan 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen dan makan
• Untuk mendeteksi tingkat fungsional klien (mandiri atau tergantung)
• Mandiri  dilakukan sendiri
INDEKS KATZ

A. Kemandiran dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,


berpakaian, dan mandi
B. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI SATU dari fungsi tersebut
C. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI dan SATU fungsi tambahan
D. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN dan SATU fungsi
tambahan
E. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN, KE KAMAR KECIL dan
SATU fungsi tambahan
F. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN, KE KAMAR KECIL,
BERPINDAH dan SATU fungsi tambahan
G. Ketergantungan pada ke ENAM fungsi tersebut
BARTHEL INDEKS

Penilaian :
0-20 : ketergantungan
21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
Pengkajian Status Kognitif / Afektif

• Pemeriksaan status mental  memberikan sampel perilaku dan


kemampuan mental dlm fungsi intelektual.
• Pemeriksaan status mental  pengkajian pd tingkat kesadaran, perhatian,
keterampilan berbahasa, ingatan interpretasi bahasa, keterampilan menghitung
dan menulis, kemampuan konstruksional
• Pengujian status mental bisa digunakan klien yg beresiko delirium
MELIPUTI :

• Short Portable Mental Status Questionnaire ( SPMSQ )


• Mini-Mental State Exam ( MMSE )
• Inventaris Depresi Beck ( IDB )
• Skala Depresi Geritrik Yesavage
Short Portable Mental Status Questionnaire ( SPMSQ )

• Untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual


• Terdiri dari 10 pertanyaan tentang : orientasi, riwayat pribadi, memori dlm
hubungannya dg kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemampuan
matematis.
• Rusak/salah nilai 1
• Tidak rusak/benar nilai 0
Short Portable Mental Status Questionnaire ( SPMSQ )
Mini-Mental State Exam ( MMSE )

• Menguji aspek kognitif dari fungsi mental : orientasi, registrasi, perhatian,


kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa
• Pemeriksaan bertujuan untuk melengkapi dan nilai, tetapi tdk dapat
digunakan untuk tujuan diagnostik.
• Berguna untuk mengkaji kemajuan klien
MMSE
Inventaris Depresi Beck ( IDB )

• Alat pengukur status efektif digunakan untuk membedakan jenis


depresi yg mempengaruhi suasana hati.
• Berisikan 21 karakteristik : alam perasaan, pesimisme, rasa kegagalan, kepuasan, rasa
bersalah, rasa terhukum, kekecewaan terhdp seseorang, kekerasan trhdp diri sendiri,
keinginan utk menghukum diri sendiri, keinginan utk menangis, mudah tersinggung,
menarik diri, ketidakmampuan membuat keputusan, gambaran tubuh, gangguan tidur,
kelelahan, gangguan selera makan, kehilangan berat badan.
• Berisikan 13 hal tentang gejala dan sikap yg berhubungan dg
depresi.
Skala Depresi Geritrik Yesavage (GDS)

• Instrumen yg disusun secara khusus untuk memeriksa depresi


• Terdiri atas 30 pertanyaan dengan jawaban YA atau TIDAK
• Beberapa nomor jawaban YA dicetak tebal, dan beberapa nomor yang lain
jawaban TIDAK dicetak tebal
• Yang dicetak tebal nilai 1  bila dipilih
• Skor 0-10 : not depressed Skor 11-20 : Mild
depression
Skor 21-30 : Severe depression
Pengkajian Fungsi Sosial

• Hub. Lansia dengan keluarga sebagai peran sentral


• Menghasilkan informasi tentang jaringan pendukung.
• Perawatan jangka panjang  butuh dukungan fisik dan emosional keluarga
• Meliputi :
APGAR Keluarga ( Adaptation, Partnership, Growth, Affection, Resolve)
Alat skrining singkat utk mengkaji fungsi sosial lanjut usia.
Instrumen APGAR
• Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya (adaptasi)
• Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan mengungapkan masalah dengan saya
(hubungan)
• Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas
(pertumbuhan)
• Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai (afek)
• Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama

Penilaian : Pertanyaan yg dijawab: Selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0 )
Bahasan selanjutnya :
1. Asuhan Keperawatan Lansia pada kasus penyakit di masyarakat
2. Posyandu Lansia
3. Puskesmas Santun Lansia

Anda mungkin juga menyukai