MAKALAH Mat 1 Rawaisa
MAKALAH Mat 1 Rawaisa
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
RAWAISA_H0220512
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang berkat rahmat-Nyalah sehingga
makalah “Lingkaran” ini dapat terselesaikan. Makalah ini ditulis dan disusun berdasarkan
kebutuhan perkuliah yaitu sebagai tugas matakuliah “Mat Sekolah 1 dan Pembelajarannya”.
Dalam pembuatan makalah ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya alami,
namun berkat dukungan dan dorongan dari orang terdekat sehingga saya mampu
menyelesaikan makalah ini meskipun masih banyak sekali kekurangan.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun akan saya terima dengan baik. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
RAWAISA
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Pengertian Lingkaran..................................................................
D. Sudut Pusat,Sudut Keliling, Panjang Busur, Luas Juring, dan Luas Tembereng...................
A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran......................................................................................................
A. Latar Belakang
Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting sebagai
ilmu dasar dan sudah dikenal anak-anak sejak kecil. Geometri telah dipelajari pada
jenjang pendidikan dasar, pendidikan sekolah menengah, sampai pendidikan tinggi.
Geometri berasal dari kata latin “ Geometria”, Geo yang berarti tanah dan metria berarti
pengukuran. Menurut sejarahnya geometri tumbuh pada zaman jauh sebelum Masehi
karena keperluan pengukuran tanah setiap kali sesudah sungai Nil banjir. Dalam bahasa
Indonesia Geometri dapat pula diterjemakan sebagai Ilmu Ukur. Banyak konsep geometri
yang lebih mudah dipahami jika pengenalannya disajikan melalui benda-benda di sekitar
lingkungannya yang memuat bentuk dan konsep geometri. Pada bagian lain geometri
masih dianggap momok bagi kebanyakan peserta didik untuk setiap jenjang pendidikan.
Sebagai ilmu dasar, maupun sebagai ilmu bantu dalam pelajaran lain dan begitu
banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, oleh sebab itu pengembangan
geometri sangat diperlukan. Untuk hal tersebut penguasaan terhadap aplikasi geometri
perlu diungkapkan. Selanjutnya agar dapat belajar geometri dengan baik dan benar,
peserta didik dituntut untuk menguasai kemampuan dasar geometri, ketrampilan dalam
pembuktian, ketrampilan membuat lukisan dasar geometri, dan mempunyai wawasan
pandang ruang yang memadai. Konsep awal peserta didik sangat berpengaruh terhadap
pembentukan konsep lainnya dan pemahaman terhadap materi yang menggunakan
konsep tersebut, seperti pemahaman konsep bangun-bangun datar seperti segiempat,
segitiga, dan lingkaran. Berdasarkan uraian tersebut di atas selanjutnya akan di
kemukakan tentang materi matematika (geometri) khususnya materi Lingkaran. Pada
jenjang pendidikan dasar (sekolah dasar) materi tentang lingkaran hanya sebatas
pengenalan bentuk dan unsur-unsurnya, contohnya mudah ditemukan dalam kehidupan
sehari-sehari. Selanjutnya meteri lingkaran di tingkat SMP sudah berada pada tingkatan
yang lebih tinggi misalnya definisi lingkaran, garis singgung, bagian-bagian lingkaran
dan sebagainya. Dengan demikian materi geometri tentang bangun datar yaitu lingkaran
terdapat disetiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah
sampai pada pendidikan tinggi dan merupakan dasar untuk setiap jenjang yang lebih
tinggi baik pemahaman konsep lingkaran maupun penggunaan lingkaran dalam
pemecahan masalah matematika.
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Makalah ini dibuat agar kita lebih mengerti tentang materi Lingkaran
2. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Mat Sekolah 1 dan
Pembelajarannya
A. PENGERTIAN LINGKARAN
Perhatikan gambar di bawah ini.
Siapa yang tidak tahu ban mobil dan uang logam? Itu merupakan barang-barang
yang mudah Anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ban mobil dan uang logam
merupakan contoh benda-benda yang memiliki bentuk dasar lingkaran. Secara geometris,
benda-benda tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar (a),
C
O
B
(a) (b)
B. UNSUR-UNSUR LINGKARAN
Setiap bangun datar memiliki unsur-unsur yang membangunnya, termasuk bangun
datar yang berbentuk lingkaran. Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam
unsur-unsur sebuah lingkaran di antaranya titik pusat, jari-jari, diameter, busur, tali busur,
tembereng, juring, apotema, sudut pusat, dan sudut lingkaran. Perhatikan gambar berikut
ini.
b. Jari-Jari (r)
Jari-jari lingkaran adalah garis dari titik pusat lingkaran ke
r
lengkungan lingkaran (keliling lingkaran). Pada Gambar di atas, jari- O
jari lingkaran ditunjukkan oleh garis OA, OB, OC, dan OD.
c. Diameter (d)
Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada
lengkungan lingkaran (keliling lingkaran) dan melalui titik pusat. O
Garis AB dan CD pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran A B
tersebut. Perhatikan bahwa AB = AO + OB. Dengan kata lain, nilai
diameter lingkaran merupakan dua kali nilai jari-jari lingkaran, dapat
ditulis secara matematis: d = 2r.
d. Busur
Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada
A
lengkungan lingkaran (keliling lingkaran) dan menghubungkan dua
titik sebarang di lengkungan tersebut. Pada Gambar di atas, garis O
e. Tali Busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran dan tidak
A
melalui pusat lingkaran. Tali busur yang melalui pusat lingkaran
O
f. Tembereng
Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh
busur dan tali busur. Pada Gambar di atas, tembereng ditunjukkan
oleh daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AD dan tali busur
AD. Jadi tembereng terbentuk dari gabungan antara busur lingkaran
MAKALAH LINGKARAN | KELOMPOK 1
dengan tali busur lingkaran.
h. Apotema
Apotema lingkaran merupakan garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk
O
bersifat tegak lurus dengan tali busur. Coba perhatikan Gambar di atas
A B
secara seksama. Garis OF merupakan garis apotema pada lingkaran F
O.
Contoh soal
Hitunglah keliling lingkaran jika diameter lingkaran 14 cm!
Penyelesaian:
d = 14 cm, sehingga:
K = πd
= 22/7 x 14 cm
= 44 cm
Jadi, keliling lingkaran adalah 44 cm.
Hitunglah keliling lingkaran jika jari-jarinya 35cm!
Penyelesaian:
r = 35 cm, sehingga:
K = 2πr
= 2(22/7) 35 cm
= 220 cm
Jadi, keliling lingkaran = 220 cm.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa luas lingkaran L dengan jari-jari r atau
diameter d adalah:
Contoh soal:
Hitunglah luas lingkaran yang memiliki jari-jari 7cm!
Penyelesaian:
Jari-jari = 7 cm, maka r = 7
L = πr2
= 22/7 x 72
= 154
Jadi, luas lingkaran = 154 cm2.
Hitunglah luas lingkaran dengan diameter 20cm!
Penyelesaian:
Diameter = 20 cm, maka d = 20
L = ¼ π d2
= ¼ x 3,14 x 202
= 314
Jadi, luas lingkaran = 314 cm2.
2. Sudut Keliling
Coba perhatikan lagi gambar di bawah dengan seksama!
Sudut pusat merupakan sudut yang dibentuk oleh perpotongan
antara dua buah tali busur di suatu titik pada keliling lingkaran.
Pada gambar di atas garis AC dan BC merupakan tali busur yang
berpotongan di titik C membentuk sudut keliling ∠ACB.
3. Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling Jika Menghadap Busur yang Sama
Coba perhatikan lagi gambar di bawah dengan seksama!
Untuk mengetahui hubungan antara sudut pusat dengan sudut keliling lingkaran yang
menghadap busur yang sama, perhatikan terlebih dahulu gambar di bawah.
Lingkaran di atas berpusat di titik O dan mempunyai jari-jari OA= OB= OC= OD= r.
Misalkan ∠AOC = α dan ∠COB = β, maka ∠ AOB = α + β.
Perhatikan ΔBOD!
∠BOD pelurus bagi ∠BOC, sehingga ∠BOD = 180° – β .
ΔBOD segitiga sama kaki, karena OB = OD = r, sehingga
∠ODB = ∠OBD = ½ (180° - ∠BOD)
Karena ∠BOD = 180° – β , maka diperoleh
∠ODB = ∠OBD = ½ (180° - (180° – β))
∠ODB = ½ β
Dengan demikian mengunakan persamaan ∠ODB = ½β dan ∠ODA = ½α, maka besar
∠ADB dapat di cari:
∠ADB = ∠ODA + ∠ODB
∠ADB = ½β + ½α
∠ADB = ½ (β + α)
∠ADB = ½ ∠AOB atau
atau
Besar sudut keliling = ½ x besar sudut pusat
4. Panjang Busur
Busur adalah garis lengkung yang merupakan bagian dari keliling lingkaran, maka
untuk menentukan panjang busur lingkaran digunakan perbandingan dengan keliling
lingkarannya.
Perhatikan gambar. Jika sudut pusat busur AC adalah AOC, dan sudut pusat
keliling lingkaran adalah 360o , maka akan terdapat perbandingan senilai, yaitu :
5. Luas Juring
Sekarang coba perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar di atas terdapat juirng lingkaran AOB (luas yang diarsir) dengan sudut
pusat α (baca: alfa) dan jar-jari r. Apa yang akan terjadi jika sudut pusat α diperbesar
6. Luas Tembereng
Pemahaman dasar yang harus anda kuasai untuk bisa menghitung luas tembereng
suatu lingkaran yakni pengertian tembereng dan juring lingkaran (merupakan unsur
atau bagian lingkaran), cara menghitung luas segitiga, cara menghitung luaslingkaran,
dan hubungan antara sudut pusat dengan luas juring lingkaran. Tanpa konsep dasar
tersebut Anda tidak akan mampu menghitung luas tembereng suatu lingkaran. Jadi
pastikan diri Anda sudah menguasai konsep dasar tersebut.
Tembereng merupakan luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan
tali busur, seperti contoh gambar di bawah ini.
Jika garis k diputar dengan pusat perputaran titik A ke arah busur AB’ yang lebih
kecil dari busur AB maka kita peroleh ΔOAB’ sama kaki, karena ∠OAB = ∠OB’A
= ½ x (∠180 – AOB’)
Jika kita terus memutar garis k ke arah busur yang lebih kecil dan lebih kecil lagi
maka ∠OAB’ = ∠OB’A akan makin besar dan ∠AOB’ makin kecil. Pada suatu saat
Hal ini menunjukkan bahwa jari-jari OA tegak lurus dengan garis singgung K
dititik A.
“Jadi, garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong suatu lingkaran di satu
titik dan berpotongan tegak lurus dengan jari-jari di titik singgungnya.”
Pada Gambar di atas tampak bahwa garis k tegak lurus dengan jari-jari OA. Garis
k adalah garis singgung lingkaran di titik A, sedangkan A disebut titik singgung
lingkaran.
Karena garis k ⊥ OA, hal ini berarti sudut yang dibentuk kedua garis tersebut
besarnya 90°. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa setiap sudut yang
dibentuk oleh garis yang melalui titik pusat dan garis singgung lingkaran besarnya 90°.
2) Menentukan Panjang Garis Singgung Lingkaran dari Satu Titik di Luar Lingkaran
Untuk dapat menentukan panjang garis singgung lingkaran, Anda harus
menguasai teorema Pythagoras. Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.
2. L2 terletak di dalam L1 dan PQ < r < R. Dalam hal ini dikatakan L2 terletak di dalam
L1 dan tidak konsentris.
Pada beberapa kedudukan lingkaran seperti tersebut di atas, dapat dibuat garis
singgung persekutuan dua lingkaran. Garis singgung persekutuan adalah garis yang
menyinggung dua buah lingkaran sekaligus. Apakah untuk setiap dua lingkaran selalu
dapat dibuat garis singgung persekutuan? Perhatikan kemungkinan berikut.
1. Pada Gambar di bawah ini, kedua lingkaran tidak mempunyai garis singgung
persekutuan.
3. Pada Gambar di bawah ini, kedua lingkaran mempunyai dua garis singgung
persekutuan.
4. Pada Gambar di bawah ini, kedua lingkaran mempunyai tiga garis singgung
persekutuan.
5. Pada Gambar di bawah ini, kedua lingkaran mempunyai empat garis singgung
persekutuan.
Pada Gambar di atas, dua buah lingkaran L1 dan L2 berpusat di P dan Q, berjari-
jari R dan r. Dari gambar tersebut diperoleh:
1) jari-jari lingkaran P = R;
2) jari-jari lingkaran Q = r;
3) garis singgung persekutuan dalam = AB = d;
4) jarak titik pusat kedua lingkaran = PQ = p.
Jika garis AB digeser sejajar ke atas sejauh BQ maka diperoleh garis SQ. Garis
SQ sejajar AB, sehingga ∠PSQ = ∠PAB = 90° (sehadap).
Perhatikan segi empat ABQS. Garis AB//SQ, AS//BQ, dan ∠PSQ = ∠PAB = 90°.
Jadi, segi empat ABQS merupakan persegi panjang dengan panjang AB = d dan lebar
BQ = r. Perhatikan bahwa ∠PQS siku-siku di titik S. Dengan menggunakan teorema
Pythagoras diperoleh:
QS2 = PQ2 - PS2
QS = √(PQ2 - PS2)
QS = √(PQ2 – (R + r)2)
Karena panjang QS = AB, maka rumus panjang garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran (d) dengan jarak kedua titik pusat p, jari-jari lingkaran besar R, dan jari-
jari lingkaran kecil r adalah
Jika garis AB kita geser sejajar ke bawah sejauh BQ maka diperoleh garis SQ.
Garis AB sejajar SQ, sehingga ∠ PSQ = ∠ PAB = 90° (sehadap).
Perhatikan segi empat ABQS. Garis AB//SQ, AS//BQ, dan ∠PSQ = ∠PAB = 90°.
∠PQS siku-siku di S, sehingga berlaku
QS2 = PQ2 - PS2
QS = √(PQ2 - PS2)
QS = √(PQ2 – (R - r)2)
Lingkaran O adalah lingkaran dalam dari segitiga ABC. Sekarang perhatikan bahwa
EO = DO dan OA = OA, sehingga segitiga AEO dan segitiga ADO merupakan
segitiga-segitiga yang kongruen. Sehingga sudut-sudut yang bersesuaian, yaitu sudut
OAE dan sudut OAD sama besar. Oleh karena itu, garis AO merupakan garis bagi
sudut DAE.
Dari uraian di atas, titik pusat lingkaran dalam segitiga merupakan perpotongan dari
garis-garis bagi dari semua sudut segitiga tersebut. Berikut ini langkah-langkah
dalam melukis lingkaran dalam segitiga.
1. Lukislah garis bagi dari dua sudut dalam segitiga. Titik perpotongan garis-garis
bagi tersebut merupakan titik pusat dari lingkaran dalam segitiga tersebut.
2. Dari titik pusat tersebut, buatlah garis yang tegak lurus dengan salah satu sisi
segitiga.
3. Dan selanjutnya, lukislah lingkaran yang berpusat di titik yang diperoleh pada
langkah 1 dan melalui titik perpotongan antara garis yang diperoleh pada poin 2
dan sisi segitiga yang tegak lurus dengan garis tersebut.
Luas dari segitiga paling kanan dapat ditentukan dengan dua cara.
i. Cara pertama dengan menggunakan rumus L = √[s(s – a)(s – b)(s – c)] dengan
s adalah setengah keliling segitiga atau s = (a + b + c)/2.
ii. Cara kedua adalah dengan menjumlahkan daerah warna orange, hijau, dan biru.
Luas daerah warna orange adalah (a × r)/2,
Luas daerah warna hijau adalah (b × r)/2,
sedangkan luas daerah warna biru adalah (c × r)/2.
Sehingga,
c. Titik potong kedua garis sumbu merupakan titik pusat dari lingkaran luar
segitiga. Aturlah jangka sedemikian sehingga pusatnya ada di titik pusat
lingkaran luar dan bagian lainnya pada salah satu titik sudut segitiga. Kemudian
dengan pengaturan seperti itu buatlah lingkaran penuh.
Sudut-sudut ADB dan ACB merupakan sudut keliling yang menghadap busur
yang sama, sehingga kedua sudut tersebut kongruen. Sedangkan sudut BAD
menghadap diameter, sehingga sudut tersebut memiliki besar 90° atau merupakan
sudut siku-siku. Dengan menggunakan prinsip sudut, sudut (sd, sd), kita dapat
memperoleh bahwa segitiga BAD sebangun dengan segitiga BEC. Sehingga dengan
menggunakan aturan kesebangunan,
Perhatikan bahwa luas segitiga ABC dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
L = (b ∙ t)/2. Atau dengan kata lain, t = 2L/b. Sehingga,
Apabila segitiga diketahui panjang ketiga sisinya, maka kita dapat menentukan luas
segitiga tersebut dengan rumus, L = √[s ∙ (s – a)(s – b)(s – c)], dengan s adalah
setengah dari keliling segitiga, s = (a + b + c)/2. Sehingga,
A. Kesimpulan
Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik-
titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut disebut jari-
jari lingkaran dan titik tertentu disebut pusat lingkaran. Garis lengkung tersebut kedua
ujungnya saling bertemu membentuk keliling lingkaran dan daerah lingkaran (luas
lingkaran).
Lingkaran memiliki beberapa unsur, yaitu:
1. Titik Pusat Lingkaran
2. Jari-jari Lingkarang
3. Diameter Lingkaran
4. Busur Lingkaran
5. Tembereng
6. Juring Lingkaran
7. Apotema
Lingkaran memiliki garis singgung, yaitu garis yang memotong suatu lingkaran di
satu titik dan berpotongan tegak lurus dengan jari-jari di titik singgungnya.
Jika dihubungkan dengan suatu segitiga, akan ada dua macam lingkaran, yaitu:
Lingkaran dalam segitiga dan Lingkaran Luar segitiga.
B. Saran
Inilah makalah yang telah saya susun, meskipun penulisan makalah ini jauh dari
sempurna. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah saya ini, karna saya manusia
yang adalah tempat salah dan dosa, sehingga saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Saya juga
mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Mat Sekolah 1 dan
Pembelajarannya, Ibu Inayah Masrura, S.Pd, M.Pd. yang telah memberi saya tugas ini
demi kebaikan saya sendiri dan pembaca makalah ini.